Seperti biasanya, Sara baru saja menyelesaikan semua pekerjaan nya. Dia merasa lelah dan mulai merenggangkan tubuh.
Namun tiba-tiba. . .
"Akhh"
Sara teriak kesakitan, tiba-tiba saja seseorang menjambak rambutnya.
"Mengapa Kau muncul di hadapan ku?" Rava membentak.
Dia semakin menarik kuat rambut Sara, sehingga membuat gadis itu semakin meringis kesakitan.
"Ampun Alpha, aku hanya lewat"
"Lewat? " tanya Rava dan di jawab dengan anggukan kepala oleh Sara.
Plak~
Sara tersungkur di tanah, pipi nya memerah memperlihatkan jejak telapak tangan Rava.
Ini bukan yang pertama kalinya, ini sudah yang kesekian kalinya. Sara bahkan tidak ingat sudah berapa kali dia mendapatkan perlakuan seperti ini.
"Apa salah ku Alpha, mengapa kau selalu menyiksa ku? " tanya Sara memberanikan diri.
"Salah kau bilang? "
"Akhh..sakit Alpha. " Rintih Sara ketika Rava kembali menjambak rambutnya.
Bukan hanya itu, Rava kini mulai menyeret paksa Sara dengan menarik rambutnya.
"Salah mu adalah hidup di pack ini" Teriak Rava penuh emosi. Dengan kekuatan yang dia miliki, sara di banting ke tanah yang sanga keras.
Kruk
Suara tulang belulang Sara terdengar rapuh. Beruntung dia adalah keturunan Serigala. Jika dia keturunan manusia, mungkin dia sudah sekarat.
Perlakuan Rava yang tidak berdasar ini, membuat Sara begitu pilu. Dia masih ingat, dulu Rava sangat menyayangi dirinya.
Sara menatap punggung Rava yang perlahan menjauh.
"Bunuh saja aku jika kehadiran ku membuat mu tak suka" lirih Sara, matanya sudah mulai berkaca-kaca.
Rava berbalik,dia kembali mendekati Sara. Membuat gadis itu terkesiap, dia tidak menyangka Rava mendengar lirih hatinya
"Kau ingin aku membunuh mu? " tanya Rava menyeringai. Dan itu sangat menakutkan bagi Sara.
Plak~
Rava kembali menampar Sara dan mencengkram kuat dagu nya.
"Tidak akan pernah Aku Membiarkan kau mati dengan mudah." Ucap Rava dan berlalu pergi. Menghempaskan tubuh Sara ke tanah.
Sara meringkuk di atas tanah memeluk tubuhnya sendiri. Mereka yang berlalu lalang hanya tersenyum kecut menyaksikan penderitaan Sara. Tidak akan ada yang memiliki niat baik itu membantunya.
"Kau kembali menyiksanya? " tanya Malvin.
"Akan selalu menyiksanya" balas Rava duduk di bangku kerjanya.
"Jangan sampai hal itu membuatmu lupa untuk mencari Mate mu Alpha" Peringat Malvin.
Rava hanya diam dan mulai berkutat dengan dokumen dokumen yang berisikan tentang laporan pack.
Sejujurnya Rava juga sangat ingin menemukan Mate nya, namun apalah daya moongodes belum menunjukkan pada nya siapa Luna dari Blue Moon pack.
Hari sudah sore tapi Sara masih memiliki banyak pekerjaan, semenjak Luna Melani pergi semua orang kembali menyiksanya.
"Cepat kerjakan, ini dan itu" bentak Sunah menunjuk semua pekerjaan, mulai dari mencuci piring, mengepel dan mencuci pakaian. Semua ini sudah memiliki petugasnya masing masing, namun mereka dengan seenaknya memerintah Sara untuk melakukan semuanya.
"Aku sangat lelah" batin Sara memijat betisnya yang sudah terlalu lama berdiri.
Bug!
Sebuah apel melayang tepat di kepala Sara. Janet, salah satu omega dengan sengaja melempar apel itu pada Sara.
"Kerjalah yang benar" bentak Janet melotot.
"I-iya" balas Sara kembali melanjutkan pekerjaannya.
Sudah pukul 01.30 akhirnya Sara menyelesaikan semua pekerjaannya.
"Ahhh, akhirnya selesai juga." Ujar Sara merenggangkan otot tubuhnya, kemudian dia pun bergegas menuju ke kamarnya untuk beristirahat.
Bayangkan saja, sejak siang hingga larut malam dia baru saja berhenti bekerja. Belum lagi penyiksaan yang Rava berikan kepadanya tadi.
Brak!! Brak!!
Baru saja Sara menutup mata, sudah terdengar lagi suara gebrakan keras pada pintu kamar nya.
Dengan tubuh yang sangat lelah dan mengantuk, Sara bangkit dari tidurnya dan langsung membuka kan pintu kamar.
"Heh ayo bangun, dan siapkan Sarapan" Bentak Sunah menatap tajam Sara.
"I-iy-iya" jawab Sara patuh.
Gadis itu kembali ke dapur. Baru beberapa menit rasnya dia dari dapur itu. Kini dalam keadaan mengantuk dia kembali ke sana.
Sara tak bisa fokus memasak, matanya yang berat sulit untuk ia buka.
Jam masih menunjukkan pukul 2.30 Sara sudah kembali di bangunkan. Sementara para omega lainnya masih tertidur pulas.
Prang!!!
Sara terkejut, mata nya terbuka lebar setelah tanpa sengaja menubruk sesuatu. Dia melihat siapa yang baru saja ia tubruk. Secara spontan Sara langsung menunduk takut.
"Maafkan saya Alpha" ucap
Sara dengan nada suara bergetar.
Cepat cepat Dia memungut serpihan kaca gelas yang tak sengaja ia pecahkan.
"Akhh sakit Alpha" pekik Sara sembari merintih kesakitan.
Tangannya dengan sengaja di injak Rava saat Sara memegang pecahan kaca.
Tanpa berbicara Rava langsung pergi meninggalkan Sara yang masih merintih kesakitan, tangannya berlumuran darah.
Sara membereskan semua pecahan kaca itu dan membalut lukanya dengan kain. Jika biasanya werewolf tak menunggu waktu lama untuk menyembuhkan lukanya, namun berbeda dengan Sara. Dia membutuhkan waktu 2 hari untuk menyembuhkan diri sendiri.
Seluruh anggota pack terlihat sangat sibuk, menyiapkan acara penyambutan para Hewolf dan Shewolf yang nanti malam akan memenuhi umur 17 tahun.
Sara tersenyum kecut ia merasa sedih, dia iri pada mereka yang bisa merasakan keberadaan World di dalam diri mereka di usia mereka yang ke 17 tahun. Sedangkan dirinya, jangankan berubah bentuk, merasakan adanya Wolf di dalam dirinya saja dia tidak bisa.
Sara merasa, Mood goddess memang menakdirkan dirinya untuk hidup sendirian.
"Oh moon goddess, apa yang sedang engkau rencanakan untuk ku" lirih Sara di dalam hati nya.
...----------------...
Malam pun tiba, bulan bersinar sangat terang. Para Shewolf ataupun Hewolf sudah berkumpul menantikan waktunya untuk berganti sift.
Mereka sudah tidak sabar ingin melihat seperti apa wolfnya dan sekuat apa.
Di ujung sana, Rava terlihat tegas memberikan arahan pada Anggota nya. Agar ritual dan pergantian shift mereka berjalan sesuai aturan pack.
Sara menatap lekat sang Alpha yang terlihat begitu mempesona, Sara tidak pernah bisa menolak pesona Rava. Sejahat apapun pri itu kepadanya, Sara tetap mengagumi pemimpin nya itu.
Rava menoleh ke arah Sara berdiri. Cepat cepat gadis itu langsung bersembunyi di balik pohon agar Rava tidak melihat kehadirannya.
Bukan tidak menyadari kehadirannya, Rava bahkan dapat merasakan kehadiran Sara. Karena dia merupakan Alpha King.
Rava ingin menghampiri Sara dan menyiksanya namun, niatnya harus dia lupakan karena bulan purnama semakin bersinar terang.
"Aauuuuuuu"
"Aauuuuuuu"
Para Shewolf dan Hewolf mulai melolong panjang, beberapa dari mereka telah merasakan regenerasi dalam tubuh mereka.
"Auuuuuu" Rava melolong panjang menyambut anggota nya yang sudah sebagian berganti sift dan berlari sekencang mungkin ke dalam hutan.
"Ggrrrrr"
"Grrrrr"
Sara berjalan mundur dan berlari memasuki rumahnya, ia menyadari jika situasi seperti ini sangat tidak aman untuk dirinya berada di luar. Bisa bisa ia menjadi bahan percobaan untuk mereka.
Bug!
Sara jatuh tersungkur ketika seekor serigala berwarna hitam menghantam tubuhnya.
"Grrrr" geram serigala itu menyeringai seolah pamer pada Sara.
Takut takut Sara ngesot mundur kebelakang saat serigala itu mendekat kearahnya.
"Jangan ganggu aku"
"Grrr"
"Aku tak akan mengganggu" lirih Sara ketakutan.
"Akhh!!! "
Sara menutup mata dengan kedua tangan nya. Menunggu serigala itu melompat kearahnya.
Beberapa menit kemudian kebingungan, dia tidak merasakan apapun, Sara membuka matanya, dia merasa penasaran dengan serigala tadi akan menyerangnya.
"Kemana serigala itu" ujarnya celingak celinguk. Namun serigala hitam itu tidak terlihat lagi.
"Sebaiknya aku pergi!" gumam Sara segera bangkit dan berlalu masuk ke dalam kamar kecil nya.
"Kau menakuti nya" Teriak Arvie di dalam diri Rava.
"Memangnya jika di takut kenapa? " balas Rava kesal. Serigalanya selalu saja membela gadis pengkhianat itu.
"Kau tidak boleh seperti itu kepadanya" peringat Arvi, Rava tidak membalas, dia memutuskan midlink nya, Karena bosan mendengar celotehan serigala bucin itu.
Arvi hanya diam dan melihat saja, ia menunggu waktu dimana Rava akan menyesal.
"Jangan duduk saja sialan, cepat carilah Mate ku"
"Hei itu mate ku juga" serga Arva kesal.
"terserah kau saja yang terpenting kamu menemukannya. "
Kembali Rava memutuskan midlink nya.
"Sara"
Merasa namanya di panggi Sara celingak celinguk mencari sumber suara.
"Hei, aku disini, di dalam tubuh mu." Sapa Sari dari dalam fikiran Sara.
"Apa kau Wolf ku? "
"Yah aku wolf mu, Sari" jawab Sari penuh semangat, ini adalah pertemuan pertama mereka.
"Maaf jika aku baru hadir"
"Tidak apa apa, yang penting sekarang kau bersama ku" jawab Sara tersenyum haru. Dia tidak menyangka akhirnya dia memiliki seorang teman.
"Terimakasih moon goddess, kau telah menghadirkan Sari bersama ku" puji syukur Sara.
...🍀🍀🍀TBC🍀🍀🍀...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Comments