Aku cantik, dan menarik

Tas koper besar dijinjingnya dan dimasukkan ke dalam bagasi mobil. Jeje dan Khalisa pun berpamitan untuk pergi ke Villa. Begitu berat hatinya melepaskan cucu kesayangannya itu, namun bagaimanapun juga Jeje adalah Ibunya, yang lebih berhak untuk merawat Sang Putri.

Villa yang megah itu ada di depan matanya saat ini, Khalisa seperti berada dalam negeri dongengnya.

Sang Ibunda mengajaknya masuk ke villa, kebetulan pintunya sedang terbuka. Dan ibu mertuanya tengah menyiram tanaman.

"Assalamualaikum, Ma,"ucap salam Jeje.

Gembor berwarna kuning itu pun ditaruhnya di samping pot tanaman bunga anggrek kesayangannya setelah melihat kedatangan Sang Menantu.

"Waalaikumussalam. Anak manis ini, pasti namanya Khalisa ya?"ucap Bu Ilhama.

Khalisa mengangguk seraya tersenyum manis. Senyum di wajah Jeje pun mengembang. Mereka pun bersama-sama masuk.

Pak Budi, ayah mertuanya saat itu duduk di sofa ruang tamu. Begitu terkejut melihat Jeje pulang bersama Sang Putri. Kedatangan mereka disambut baik oleh mertuanya.

Matahari hampir tenggelam, Sang Suami belum juga pulang. Pak Budi menyampaikan pesan bahwa Roudullah sedang pergi menemui kliennya, dan akan pulang sedikit terlambat.

Jeje mengajak Khalisa tidur di kamar ruang tamu, tepat di samping kamarnya yang kini telah menjadi kamar untuk Sang Putri.

"Bunda nggak tidur di sini, kan?"tanya Khalisa membuat Bundanya mengerutkan keningnya.

"Kalau Khalisa mau Bunda temani, Bunda sama sekali nggak keberatan kok,"jawab Jeje.

"Jangan Bun, kasihan nanti ayah tidur sendirian,"imbuh Khalisa.

Dia memberikan setengah senyum sebelum akhirnya menarik selimut untuk Khalisa. Beberapa menit kemudian, Khalisa sudah tertidur pulas. Mendengar pintu kamarnya terbuka, dia terperanjat dari kasur. Sebelum pergi, tak lupa memberi kecup mesra di kening putrinya.

Saat masuk ke kamarnya, ternyata Sang Suami telah pulang dan sedang berada di kamar mandi. Dia pun merapikan tempat tidurnya, dan memberikan selimut.

"Kamu baru pulang ya? Tadi mandi air hangatnya, kan?"tanya Jeje pada Roudullah.

Roudullah hanya menganggukkan kepalanya.

"Alhamdulillah, ternyata feeling aku tadi nggak salah ya. Kalau kamu sangat menyukai air hangat,"ucap Jeje sumringah.

"Kamu nggak usah gede rasa ya, dari dulu juga sepulang saya dari kantor selalu mandi pakai air hangat,"cetus Roudullah.

"Beda dong rasanya, kalau dulu yang menyiapkan adalah Mama. Sekarang dan seterusnya adalah istri kamu, Jejak Kirana,"jelas Jeje membuat Roudullah terdiam di tempat.

Sebelum mengantar Sang Putri tidur, Jeje menyediakan air hangat untuk suaminya, apa yang disuka maupun tidak sudah dia ketahui dari mama mertua.

"Oh iya, aku mau bilang soal ini tadi pagi tapi sayangnya nggak jadi. Melihat wajahmu yang mengerikan itu, membuatku jadi ciut,"ucap Jeje, "Jadi, aku meminta izin untuk mengajak putriku tinggal di sini bersama kita,"

Roudullah membalikkan badannya, "Soal itu nggak masalah, tapi saya mau kamu tidak memberitahu soal kemarin malam padanya,"

"Kenapa? Takut citra kamu sebagai seorang ayah dicap buruk sekali, iya?"sahut Jeje kembali membuat Roudullah terdiam.

Tiada hari tanpa berkeluh kesah.

Amarahnya menjadi-jadi ketika melihat sikap dan perilaku istrinya yang tiba-tiba berubah 360 derajat.

"Kenapa cepat sekali berubah? Padahal malam itu jelas sekali dia menahan air mata,"ucap Roudullah seorang diri.

"Assalamualaikum, boleh aku masuk?"ucap salam seorang wanita di ambang pintu ruang kerja Roudullah dengan menjinjing rantang.

Seketika pulpen di tangannya terjatuh, menggelinding ke tempat wanita itu berdiri.

Wanita itu membungkukkan badannya, lalu meraih pulpen yang berhenti tepat di depan ujung sepatu selopnya yang  berwarna mocca. Sambil tegakkan badan, dia memapang senyum manis di wajahnya. Mulut Roudullah justru menganga lebar.

"Jadi bagaimana, apa Jeje boleh masuk?"tanya Jeje.

"Masuk?"cetus Roudullah.

"Iya, masuk ke ruang kerja kamu. Apa Jeje perlu masuk ke hati kamu juga?"sambung Jeje membuat alis  Roudullah bertaut.

Seketika Roudullah mengacaukan wajahnya, Jeje pun berjalan menghampirinya dan menyodorkan  rantang makanan yang dibawanya.

Setelah itu dia mengucap salam, lalu berbalik badan, hendak pergi dari sana. Tetapi Sang Suami masih tetap membungkam mulutnya.

Baru saat Jeje membuka gagang pintu, terdengar suara langkah kaki yang semakin mendekat ke arahnya.

"Kamu nggak perlu repot-repot lagi kasih saya makanan, karena kalau saya mau tinggal suruh karyawan untuk membelinya,"ucap Roudullah membuat Jeje berbalik badan.

"Saat ini sih belum ya,"ucap Jeje, "Nanti juga kamu akan menyukainya," Tersenyum simpul dan melangkah pergi.

Jeje terlihat tengah menunggu taksi di halaman kantor suaminya, tidak lama kemudian dia bertemu dengan Putra yang baru saja selesai makan siang di luar.

"Selamat siang, Bu Jejak Kirana,"sapa Putra.

"Siang, Pak Putra. Maaf sebelumnya,  kalau bisa Bapak cukup panggil saya, Jeje saja,"jelas Jeje.

Taksi yang dipesannya telah datang, Jeje pamit untuk pulang. Taksi pun melaju, dan sebuah mobil Fortuner berwarna putih baru saja tiba.

Di dalam mobil itu ada seorang wanita berambut pirang, bertubuh tinggi, memakai pakaian midi dress berwarna mocca masuk ke ruang kerja Roudullah.

Roudullah yang asyik menyantap makanan buatan Sang Istri, dibuat tercengang melihat kehadirannya. Dia pun beranjak dari tempat duduknya, sambil mengusap sisa makanan di mulutnya.

"Lagi makan ya? Tumben kamu makan pakai rantang makanan gini?tanya wanita itu.

"Makanan ini dari istri aku, terlalu sayang jika dibiarkan,"jawab Roudullah sinis.

Wanita itu berjalan menghampirinya, dengan santai dia memeluk laki-laki yang telah beristri itu. Roudullah melepaskan pelukannya. Merasa dirinya dicampakkan begitu saja, dia meminta Roudullah untuk tidak lagi meninggalkannya.

Dialah Raden Inggrid Himawan, wanita yang pernah menolak ajakan Roudullah untuk menikah.

Karirnya yang sebagai model iklan, merupakan putri tunggal pengusaha tekstil.

Tahun ini dia akan mencoba untuk berkiprah di bidang entertainment.

Inggris dan Roudullah pertama kali bertemu di Kampus Digjaya,Bandung.

Berawal dari sebuah kartu tanda mahasiswa yang tak sengaja tertukar, keduanya pun menjalin kasih sampai takdir yang akhirnya memisahkan hubungan mereka berdua.

"Tetapi kenapa wajah kamu jadi asam gitu?"cetus Inggrid, "Apa karena kamu menyesal nggak jadi menikah sama aku?"

Sesampainya di rumah, Jeje mendapati Mama mertuanya duduk di sofa ruang, tamu sambil memperlihatkan sebuah kotak kubus berwarna putih padanya, di dalamnya berisikan lingerie berkualitas berwarna ungu dusty yang dibelinya saat berbulan madu di Pantai Iboih, Aceh.

Sang Mama Mertua menghadiahkan itu pada calon menantunya.

Dan sekarang, menjadi milik wanita yang ada di sampingnya, Jeje.

"Mama berharap, kamu mau memakainya. Dijamin, Roudullah pasti akan terpukau melihatnya nanti,"ucap Bu Ilhama.

Jeje menundukkan wajahnya, menyembunyikan pipinya yang berubah merah mudah.

Kepada Langit malam, juga sinar rembulan. Tolong jangan kecewakan hati seorang istri yang menginginkan cinta dari suaminya.

Jeje duduk di atas ranjang, memakai lingerie dari Mama mertua, dengan rambut panjangnya yang terurai. Suara gagang pintu yang bergerak, membuat jantungnya berhenti berdetak sesaat.

Dia pun mengambil posisi berdiri, memandang daun pintu kamarnya terbuka.

"Selamat Malam,"ucap Jeje lirih.

Wajahnya berubah kagum meski hanya dalam hitungan detik, wanita yang ada di hadapannya saat itu benar-benar cantik. Lalu dia mengambil pandangan ke bawah, sambil menutupi separuh mukanya dengan 5 jari tangan.

"Telat! Harusnya sejak kamu masuk ke kamar ini,"cetus Jeje memanyunkan bibirnya.

...[BERSAMBUNG]...

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!