Kau hancurkan hati yang telah aku rajut indah hanya untukmu. Kau tinggalkan luka yang berhasil membuatku hancur berkeping kali lipat. Kala itu juga, seakan aku kehilangan arah. Persis, layaknya sebuah kapal yang kehilangan arah pulang ke pelabuhannya.
...***...
Malam itu Allea berdandan begitu cantik. Ia mengenakan dress yang membuatnya terlihat lebih elegant dari biasanya. Malam itu Allea benar berdandan cantik khusus akan bertemu dengan Rangga.
"Pak, enggak usah ditungguin. Nanti aku pulang sama Rangga aja." Pak Joko mengiyakan permintaan anak majikannya itu karena Allea memang telah mendapatkan ijin dari Andre.
Allea melangkah, memasuki coffe shop yang seringkali menjadi tempatnya me time bersama Rangga. Dari depan pintu, ia sudah melihat Rangga yang sudah menunggunya. Cepat-cepat Allea masuk menghampirinya.
"Rangga," sapanya. "Maaf, ya, kamu nunggu lama."
"Enggak kok, All. Kebetulan, aku juga baru sampai." Allea menarik kursi yang ada di depannya, lalu ia mendudukan bokongnya. Ia juga sudah melihat minuman favoritnya yang sudah ada di atas meja. Ternyata, setelah kejadian tadi siang membuat Rangga menjadi lebih manis pada Allea malam ini.
"Rangga, soal tadi siang, aku minta maaf. Harusnya aku tidak pergi dan mempercayai kamu. Aku tahu, kalau di antara kamu dan Rhea enggak ada hubungan apa-apa," ucap Allea berusaha memperbaiki keadaan.
Ia berusaha bersikap baik kepada Rangga, meskipun apa yang dilihatnya tadi jelas. Namun, bisa saja Allea salah melihat, hingga membuatnya salah menilai kedekatan Rangga dan Rhea.
"Justru, aku yang harusnya minta maaf sama kamu."
"Enggak, Rangga! Kamu enggak salah, tentunya tidak perlu meminta maaf. Aku tahu kok kalau semua yang terjadi hanya kesalahpahaman." Rangga mencoba membantah perkataan Allea, membuatnya bingung dengan bantahan Rangga.
"Maksud kamu apa, Rangga? Kamu dan Rhea tidak ada apa-apa, 'kan? Jadi, buat apa aku harus mempermasalahkannya?" kata Allea sambil tertawa kecil dan mencoba mengerti pemuda itu.
"Aku dan Rhea memang benar-benar pacaran selama ini. Semua benar adanya, Allea."
Bagaikan disambar petir, perasaan Allea sangat hancur mendengar pengakuan Rangga. Namun, ia menolak kebenaran itu. Ia masih berharap, semua yang diucapkan Rangga hanya kebohongan demi melihat respon Allea. Tapi, begitulah kenyataannya, Rangga dan Rhea memang benar menjalin kisah cinta mereka diam-diam di belakang Allea.
"Sudah berapa lama hubungan kalian?" tanya Allea dengan manik mata yang berkaca-kaca.
"Sudah dua bulan belakangan ini." Intonasi suara Allea semakin bertambah. Teganya Rangga dan Rhea melakukan ini padanya. Padahal selama ini Allea sudah berbaik hati pada mereka. Namun, mengapa dengan jahatnya malah mengkhianati dirinya dua bulan belakangan ini?
"Maafin aku, Allea, tapi kalau boleh jujur aku dan Rhea saling mencintai. Entah kenapa semakin hari aku semakin mencintainya dan perlahan perasaanku ke kamu mulai memudar. Seringkali aku mencoba bertanya pada diri sendiri, namun nyatanya tidak menemukan jawabannya. Yang aku rasakan hanya itu," jelas Rangga yakin.
Tidak sanggup menahan pilu hatinya, bulir bening dari pelupuk mata pun menetes sudah membasahi kedua pipinya. Ia sedikit menggelengkan kepala karena ketidakpercayaannya kepada apa yang ia terima.
"Enggak! Kamu bohong, Rangga. Dulu, waktu kamu bilang cinta sama aku, kamu bilang tidak akan mengkhianati aku. Kamu hanya akan mencintai aku, Rangga, tapi kenapa sekarang malah kamu tidak memberikan kebenaran yang kamu ucapkan pada aku dulu?" Isak tangis Allea terdengar begitu sakit.
"Benar yang kamu katakan, tapi ternyata cinta aku ke kamu tidaklah demikian. Justru, aku baru sadar kalau aku lebih nyaman dengan Rhea dari pada kamu."
"Kamu bohong, Rangga!"
Allea begitu sulit menerima kenyataan yang terjadi pada dirinya. Ia tidak mau mengakhiri hubungannya dengan Rangga yang sudah berjalan dua tahun selama ini. Namun, begitu saja orang ketiga masuk menyelinap dalam hubungan mereka dengan seenaknya merebut kekasihnya.
Pastinya, siapa pun perempuan maupun lelakinya akan melakukan dan menginginkan hal seperti Allea.
"Maafin aku sekali lagi, Allea. Ayo kita putus dan aku harap, kamu bisa melupakan aku. Bisa mendapatkan pengganti aku."
Tanpa berhati nurani, pemuda itu bangkit dari duduknya. Ia meninggalkan Allea seorang diri begitu saja. Tapi, gadis itu merasa semua yang terjadi tidak adil untuk dirinya.
Ia tidak mau Rangga meninggalkannya begitu saja, hingga memutuskan hubungan mereka dengan sepihak tanpa persetujuannya. Sampai akhirnya, Allea mengejar kepergian Rangga.
"Gimana? Sudah selesai?" tanya Rhea pada Rangga.
Ternyata, untuk bertemu dengan Allea saja, Rangga ditemani oleh Rhea. Entah bagaimana lagi perasaan Allea saat melihat hadirnya sosok Rhea di depan matanya. Padahal Rhea sahabat kecilnya, tapi mengapa dengan tega membuat sahabatnya patah hati? Bukankah setiap Rhea tersakiti, Allea selalu ada untuknya? Bahkan, menenangkan perasaanya.
Bagaimakan air susu dibalas dengan air tuba, begitulah yang dilakukan Rhea pada Allea.
"Rangga, kamu enggak bisa lakuin ini semua sama aku. Aku sayang sama kamu, Rangga. Aku juga yakin, kamu sayang sama aku. Enggak semudah itu buat aku lepasin kamu setelah dua tahun kita bersama-sama." Allea memohon pada Rangga. Namun, pemuda itu hanya meminta maaf. Itulah yang terjadi, dan Allea harus menerima.
"Cukup, Allea! Kamu enggak bisa memaksa Rangga tetap stay sama kamu. Padahal kenyataannya, Rangga sudah tidak punya perasaan apa-apa lagi sama kamu," kata Rhea.
"Diam kamu, Rhe!" bentak Allea. "Aku tidak sedang bicara sama kamu, tapi aku sedang bicara sama Rangga. Harusnya kamu sadar, kalau kamu yang masuk dan menghancurkan hubungan aku dengan Rangga. Kamu yang tidak tahu malu merusak semuanya. Dan sekarang, kamu minta aku sadar? Kamu yang harusnya sadar untuk tidak merebut Rangga dari aku!" lanjutnya murka.
Bukannya marah karena dicecar, justru Rhea malah biasa saja mendengar perkataan yang keluar dari bibir Allea.
"Maaf, Allea, tapi Rangga yang tidak mencintai kamu lagi. Artinya bukan aku yang datang menhancurkan hubungan kalian berdua."
"Kamu sahabat aku dari kecil, Rhe. Aku selalu sayang sama kamu melebihi diri aku sendiri, tapi malah ini yang kamu kasih balasannya ke aku?" tanya Allea penuh kekecewaan.
"Kita memang sahabatan sejak kecil, All. Tapi, aku rasa kamu mengerti kalau aku tidak akan mungkin mengorbankan perasaan aku demi kamu. Selama ini, aku tidak pernah bisa mendapatkan cinta dari cowok yang kerap kali aku menyukainya. Baru dengan Rangga yang akhirnya aku mendapatkan feedback kembali. Dan, kamu minta aku untuk mengorbankan perasaan aku? Enggak bisa, Allea."
Bagi Rhea, ia tidak mengapa kehilangan Allea sebagai sahabat kecilnya. Ia tidak mau mengorbankan perasaannya demi siapa saja, sekalipun itu demi Allea. Tidak peduli sama sekali, meskipun Allea seringkali membantu dan membuatnya tenang ketika ia merasa terluka.
Sungguh sadis Rangga dan Rhea, pergi begitu saja meninggalkan Allea seorang diri di depan Baramana Coffe dengan luka yang telah mereka berikan kepada Allea.
Nyarisnya nasib Allea, dikhianati kekasih dan sahabatnya. Namun, tetap saja Allea tidak mau diam. Ia akan memperjuangkan cintanya pada Rangga, membuktikan bahwa dirinya lebih baik dari Rhea. Tentunya, Allea merasa kalau Rangga hanya untuknya saja.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 51 Episodes
Comments