Bab 4~Wanita Gila

Alena berlari sekencang mungkin, berharap segera sampai di tendanya. Namun, kakinya tak sengaja menginjak batu kerikil hingga tergelincir ke tebing.

"Whoooaaaa!" pekiknya dengan keras.

Perasaan bercampur aduk, antara takut dan terkejut. Tangannya terulur guna meraih sesuatu untuk dijadikan pegangan. Tapi, sepertinya saat ini semua yang bisa dijadikan pegangan terasa menjauh tak bisa tergapai olehnya.

"Apakah gue akan mati dengan cara seperti ini? Ataukah akan ada yang datang menolong?" batin Alena.

Blugh

Tubuhnya mendarat dengan keras di tebing curam, sebelum terguling ke bawah. "Whooooaaaaa!" jeritannya sekencang mungkin.

"Argh, sakit!" dipegangnya kaki dan tangan yang tergores rerumputan liar sepanjang dirinya terjatuh dari atas ke bawah.

Karena kondisi saat ini tengah malam, maka area sekitar pun terlihat gelap hingga Alena tak tahu jika dirinya terjatuh sampai sejauh itu.

Jaket dan celana jeansnya robek akibat bergesekan dengan ranting-ranting pohon dan juga bebatuan yang menonjol di tanah.

Rasa perih dan ngilu di sekujur tubuh tak ia hiraukan. Yang terpenting untuk saat ini ialah keselamatannya. Alena teringat jika gunung di sini katanya angker. Walaupun ia tak percaya, tapi saat ini dirinya malah ketakutan_takut ada hewan buas yang datang untuk menerkamnya.

"Enggak! Gue gak boleh mati di sini. Gue harus berusaha sekuat tenaga, supaya gue selamat." tekadnya dalam hati.

Alena berusaha berdiri, meraih sesuatu sebagai pegangan agar dia bisa berdiri tegak. Tapi, kakinya terasa nyeri hingga ia terjatuh kembali. "Sssttt, aww!"

Tubuhnya kembali ambruk ke tanah, karena kakinya tak bisa menopang bobot tubuhnya.

"Tooolloooooong ... tolooooong!" Alena berteriak dengan keras agar ada orang yang mendengarnya. Tapi, tak ada satupun yang datang menolongnya.

Sementara di tenda, Renita sedang kebingungan pagi ini. Ia terbangun dan tak mendapati Alena berada di sampingnya.

"All ... Alena! Lu di mana?" Renita berteriak memanggil nama temannya, namun tak mendapatkan jawaban dari si pemilik nama. "All, jangan bercanda lu!" teriaknya lagi.

Dan, lagi-lagi teriakannya tak mendapat sambutan dari Alena.

Renita termenung sejenak sembari mengusap wajahnya. Gadis itu lupa-lupa ingat, jika sebelumnya Alena membangunkan dirinya dan berkata mendengar suara orang menangis. Seketika ia menjadi panik dan ketakutan.

Renita segera berlari ke arah tenda para pria untuk membangunkan mereka bertiga.

"Gaes ... gaes!" teriaknya dengan panik.

Ketiga pemuda yang tengah asyik tertidur pun seketika membuka mata, mendengar teriakan Renita dari luar.

Mereka keluar dengan mulut terbuka lebar. "Hoamh. Apaan sih Ren, berisik banget?!" gerutu ketiganya.

"Gaes, Alena hilang!"

"Owh," Ekspresi ketiganya terlihat datar, seolah tak perduli. Mungkin, mereka bertiga belum sadar sepenuhnya dari alam mimpi.

Melihat hal itu membuat Renita geram. Ia pun berteriak sembari menendang kaki ketiganya. "Gue bilang, Alena hilang!"

Seketika mereka tersadar dari alam mimpi, karena tendangan Renita di kaki. "Apa?"

"Najong lu bertiga. Dari tadi gue udah panik karena Alena tiba-tiba hilang, dan tanggapan kalian cuma lempeng aja. Lu gak perduli sama dia, apa!" seru Renita kesal.

"Kita bukan gak perduli, tapi nyawa kita belum ngumpul." elak Geri yang di angguki kedua temannya.

"Alesan lu,"

Ketiganya menatap serius, mengabaikan amukan Renita yang terlihat sangat kesal. "Jadi, gimana kejadiannya?"

"Cih," Renita melengos namun tetap bercerita. Ia menceritakan awal mula dirinya tak menemukan keberadaan Alena di tenda. Renita juga bercerita bahwa Alena sebelumnya membangunkannya karena mendengar suara tangisan seseorang, namun tak dihiraukan oleh Renita sebab dirinya sangat mengantuk.

Renita sangat merasa bersalah, karena semalam dia tak langsung bangun dan menanggapi perkataan Alena. Karena mata dan tubuhnya yang lelah, sehingga Renita memilih mengabaikan rengekan sahabatnya.

"Gue nyesel gak menghiraukan perkataannya dan memilih tidur," cetusnya dengan nada bergetar. "Kalau terjadi sesuatu sama ..."

"Hush, jangan ngomong gitu! Lebih baik kita nyari dia sekarang!" ajak Indra. Dika dan Geri pun mengangguk setuju.

Keempat sahabat Alena itu segera berpencar untuk mencari keberadaannya. Mereka berlarian ke sana-kemari sambil menyerukan nama Alena dengan keras. "All ... Alena! Lu di mana?"

"All!"

Setelah mereka berpencar mencari, akhirnya mereka pun berkumpul kembali di tempat semula. "Gimana? Kalian gak liat?" Keempatnya saling menggelengkan kepala serempak.

Di saat mereka kebingungan, terdengar suara teriakan seorang perempuan entah dari mana.

"Siapa itu? Mungkinkah Alena!" seru keempatnya.

Renita celingukan kesana-kemari. "Suaranya terdengar dari sana, gaes!" tunjuknya ke arah batu besar.

Mereka pun segera pergi ke arah selatan gunung, untuk memastikan suara teriakan tadi.

"Alena? Lu di mana?"

Renita berjalan terlebih dulu karena rasa penasaran dan juga khawatirnya. Namun, langkahnya terhenti ketika melihat sosok yang ada di depan sana. Wajah cantiknya berubah menjadi tegang setelah melihat penampakan perempuan yang berteriak tadi.

"I-itu ...!" Dia terlihat takut dan terkejut sampai mundur kembali.

Geri, Indra, dan Dika yang belum melihat sosok seperti apa yang dilihat Renita pun bertanya panik. "Ada apa? Kenapa lu terlihat tegang gitu?"

Renita menunjuk ke arah depan, tepat ke atas batu besar. "Ternyata selain kita, ada orang lain yang tinggal di sini."

Dika mengerutkan dahinya. "Oh, ya. Siapa?" ia bertanya karena belum melihat ke arah yang ditunjuk Iren.

Renita menelan ludahnya secara kasar sambil mencoba berbicara. "Lu lihat ke depan,"

Dika, Indra dan Geri sontak menoleh. Ketiganya terkejut melihat penampilan seorang wanita yang tengah terduduk di atas batu besar itu. Mereka saling melirik, kemudian berkata. "Apa dia orang gila atau ...?"

Belum sempat mereka melanjutkan ucapan, wanita gila itu berdiri dan menoleh ke arah mereka. Ia melompat dengan ekspresi wajah menyeramkan, ketus dan galak.

"Hei! Indit siah ti dieu!" (Hei, Pergi dari sini)

Melihat tingkah dari wanita gila itu, sontak saja Geri dan Indra mundur kemudian berlari menjauh.

Dika dan Iren menoleh ke arah keduanya. "Elu berdua mau ke mana?"

"Kabur, gaes!" sahut keduanya serempak tanpa menoleh ke belakang.

Dika langsung menarik tangan Renita setelah melihat wanita gila itu akan menghampirinya. "Lari, Ren!"

Renita yang ditarik paksa Dika pun hanya pasrah mengikuti sambil memekik keras karena terkejut. "Whoooaaa!"

Geri dan Indra yang sudah kelelahan berlari pun akhirnya berhenti untuk mengambil nafas barang sejenak.

"Gue capek, Ndra!" cetus Geri dengan nafas terengah.

"Gue juga," timpal Indra.

Tak lama kemudian, Dika dan Renita datang menyusul mereka. "Sialan lu berdua. Ninggalin kita tanpa aba-aba," gerutu keduanya.

"Kita kan udah bilang nyuruh kabur," elak Geri dan Indra.

"Lu berdua teriak setelah lari, dodol. Kita kan harus respon dulu baru bergerak," Dika dan Renita berkata.

"Ya intinya kita udah bilang," keukeuh Indra dan Geri.

Terjadilah perdebatan kecil antara mereka berempat yang terus saling menyalahkan, dan akhirnya melupakan tujuan utamanya, yaitu mencari Alena.

Sementara di bawah tebing, Alena baru tersadar setelah ia pingsan karena menahan rasa sakit di sekujur tubuhnya. "Tolong ... tolong!"

Dika yang mendengar suara minta tolong pun langsung menghentikan pertengkaran mereka. "Gaes, denger sesuatu gak? Kek ada orang minta tolong," ujarnya dengan tangan terulur ke depan.

"Jangan-jangan itu wanita gila tadi!" desis Renita ketakutan. Ia bersembunyi di balik tubuh Geri.

"Gimana kalau itu Alena?" Mereka sontak termenung sambil menajamkan pendengaran.

...Bersambung .......

Terpopuler

Comments

Be___Mei

Be___Mei

namanya lagi panik 😅 aba aba mah asal keluar aja

2023-04-21

1

Irmha febyollah

Irmha febyollah

lanjut lagi donk kk

2023-03-17

1

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!