Pagi ini Alka dan Farhan telah sepakat untuk pergi berliburan bersama. Pukul delapan Alka sudah rapih dengan setelannya ia memadukan sweater berwarna bata dengan celana jeans dilengkapi dengan sneakers.
Kini Alka hanya menunggu Farhan menjemputnya lalu pergi.
Drtt Drtt
Ponsel milik Alka berdering ia mengangkat panggilan dari manajer tempat Ia bekerja secepatnya.
"Selamat pagi Alka maaf Saya mengganggu waktu kamu. Saya hanya ingin menyampaikan bahwa ada satu pengunjung yang ingin berwisata di kota ini, jadi kami butuh kamu untuk menjadi tour guide beliau hari ini" Jelas sang manajer dari seberang.
"Maaf pak emang nggak bisa di handle teman-teman yang lain ya?" tanya Alka berharap Ia tetap bisa pergi dengan Farhan.
"Tidak bisa Alka karyawan yang lain juga sedang bekerja membawa pengunjung lainnya"
Sungguh membingungkan harus bagaimana sekarang ? Alka telah berjanji kepada Farhan pria itu pasti sangat kecewa jika Alka membatalkan liburan keduanya. Di sisi lain pekerjaan ini sedang Alka butuhkan untuk menghasilkan uang.
"Tolong ya Alka, saya minta pengertian kamu. Kalau gitu saya tunggu di hotel ya selamat pagi" ucap manajer tempat Alka bekerja.
"Baik Pak" jawab Alka lalu memutuskan sambungannya.
Suara mesin mobil terdengar jelas pada telinga Alka. Farhan turun usai memarkirkan mobilnya di area depan apartemen tempat Alka tinggal.
"Udah siap?" tanya Farhan penuh senyuman.
"Udah. tapi_" putus Alka.
"Tapi kenapa?"
Alka menggeleng-gelengkan kepalanya cepat.
"Bukan apa-apa"
"Yuk berangkat" sambung Alka.
Tangan besar Farhan menahan satu tangan mungil milik Alka.
"Tapi apa?" ulang Farhan.
"Sebenarnya tadi manajer tempat Aku kerja nelpon. Katanya ada pengunjung yang mau pakai jasa tour guide jadi manajer minta aku masuk kerja hari ini" jelas Alka perlahan.
"Terus kenapa mau pergi sama aku? kalau memang kamu harus kerja kita bisa pergi lain waktu"
Farhan tipikal pria yang lembut dan pengertian terhadap wanita itu juga yang membuat Alka nyaman berteman dengan Farhan.
"Tapi aku udah janji sama kamu"
"Aku masih punya banyak waktu untuk liburan bareng kamu" ungkap Farhan meyakinkan Alka.
Perkataan Farhan barusan membuat Alka tersenyum hangat.
"Yaudah aku antar ke tempat kerja kamu ya"
"Iya"
Meskipun batal liburan bersama namun setidaknya Farhan bisa mengantarkan Alka ke tempat kerjanya dengan aman dan selamat. Setibanya di tempat kerja Alka langsung turun dari mobil Farhan.
"Makasih" ucapnya.
"Sama-sama aku pamit ya" ujar Farhan kepada Alka.
"Hati - hati" teriak Alka saat mobil Farhan hendak meninggalkan tempat itu.
Ketika mobil Farhan sudah tidak terlihat barulah Alka masuk ke dalam hotel.
Gadis itu terlebih dahulu mengganti pakaiannya dengan pakaian kerja sebagai seorang tour guide. Selanjutnya Alka segera menghampiri pengunjung yang hendak memakai jasa tour guide itu.
"Alka Lo udah ditunggu sama pengunjungnya tuh" info salah satu karyawan di sana kepada Alka.
"Ohh okey"
Selangkah demi selangkah Alka semakin dekat dengan pengunjungnya.
"Permisi"
Betapa terkejutnya Alka setelah mengetahui siapa pengunjungnya itu, ini sangat di luar dugaannya. Berbanding terbalik dengan Alka pria itu justru tersenyum manis kepada Alka.
"Nggak usah bercanda deh Al" ketus Alka hendak pergi dari Aldric si pengunjung.
"Gimana sih pelayanan di sini buruk banget" sindir Aldric keras hingga menarik perhatian beberapa orang yang ada di sana.
"Bodo amat" tuntas Alka.
"Gue masih punya nomor manajer Lo kok" ancam Aldric berpura-pura menelpon manajer Alka.
"Berisik tau nggak" ujar Alka sembari menutup mulut Aldric dengan tangannya.
"Terus sekarang Lo mau apa?" tanya Alka dengan nada bicara yang terdengar kesal.
"Mau ke pantai. Ayo" ujar Aldric mengiring Alka masuk ke dalam mobil mewahnya.
Aldric melajukan mobilnya dengan kecepatan standar hingga tiba di sebuah pantai.
Tanpa menunggu lama kedua insan manusia itu memasuki area pantai yang kala itu tidak begitu ramai.
Aldric berjalan menghampiri seseorang yang ada di sana sedangkan Alka hanya diam menunggu.
"Saya sewa jetskinya dua ya" minta Aldric kepada si penyewa jetski itu.
"Oh iya mas, silakan dipilih saja"
"Oke terima kasih"
Usai menyewakan sekaligus dua jetski, Aldric kembali menghampiri Alka yang telah duduk di atas pasir putih.
"Ayo"
"Mau ngapain?"
"Main jetski"
"Nggak mau"
"Gue udah nyewa dua"
"Ya gimana Gue nggak bisa main jetski. Lagian Gue disini kerja sebagai tour guide Lo bukan untuk liburan" jawab Alka terus terang.
"Kalau gitu kita pakai satu jetski aja" usul Aldric memberi solusi.
"E-n-g-g-a-k" jawab Alka penuh penekanan.
"Cuman ada dua pilihan Lo naik jetski sendiri atau bareng Gue" usul Aldric untuk kedua kalinya.
"Enggak dua-duanya"
Mulai kesal dengan sikap wanita manis itu akhirnya Aldric menggendong paksa Alka untuk naik ke atas jetski kemudian Aldric pun ikut naik dan menyalakan mesin jetski tersebut.
Keadaan keduanya saat di atas jetski berbanding terbalik, jika Aldric begitu menikmati permainan di atas jetski lain halnya dengan Alka yang terlihat panik di belakang Aldric.
Untunglah Aldric mahir dalam bermain jetski ia juga sengaja melambatkan kecepatan jetski nya agar Alka juga bisa menikmati.
"Tenang, sekarang perlahan coba lihat sekitar Lo" pintah Aldric agar Alka mau membuka matanya yang sedari tadi Ia tutup rapat karena takut.
Alka mulai memberanikan diri untuk membuka kedua matanya dan menatap ke arah sekitar. Sementara itu Aldric memutar kepalanya ke belakang untuk memastikan Alka telah membuka matanya.
"Seru kan?" tanya Aldric dengan suara yang sedikit kuat.
Sangat tenang Alka sungguh menikmati permainan itu ia bahkan menyentuh cipratan- cipratan air di samping jetski.
"Lumayan" jawab Alka.
Merasa belum puas dengan jawaban dari Alka, Aldric meraih kedua tangan gadis itu lalu melingkarkannya pada pinggang bidang Aldric.
"Pegangan" ujar Aldric sedikit menoleh ke belakang.
Detik itu juga jetski yang ditumpangi Aldric dan Alka melaju dengan kecepatan yang sangat tinggi mengitari pantai tersebut.
"WoOoo WooOo" teriak Alka mulai menikmati.
Jika tadi hanya Aldric saja yang tampak menikmati kini Alka juga turut menikmati jetski. Keduanya terus mengelilingi pantai hingga matahari hendak terbenam.
Jetski dipinggirkan oleh Aldric lalu keduanya turun dari benda tersebut. Masing-masing pakaian yang mereka kenakan basah akibat bermain jetski.
"Kedinginan?" Aldric melihat Alka mengusap-usap kedua tangannya.
"Dikit"
"Nggak bawa baju ganti kan?" tanya Aldric lagi.
Sebuah gelengan kepala Alka berikan sebagai jawaban.
"Kita cari baju ganti dulu"
Keduanya mencari toko pakaian yang berada di sekitar pantai tersebut. Setelah menemukan tokonya mereka langsung mengganti pakaian basah pada tubuh masing-masing dengan pakaian baru yang telah dibeli.
Berhubung hari sudah gelap dan sedari tadi lelah bermain jetski Aldric membawa Alka makan terlebih dahulu.
"Mau makan di mana?" tanya Aldric.
"Di situ" tunjuk Alka pada sebuah gerobak nasi goreng tepat di depan mereka.
"Oke" Aldric menuruti permintaan Alka dan menepikan mobilnya tidak jauh dari penjual nasi goreng tersebut.
"Pak nasi gorengnya dua ya" minta Alka kepada si penjual.
"Baik mbak silakan ditunggu"
Di sebuah meja kosong di sanalah Aldric dan Alka duduk menunggu nasi goreng pesanan mereka.
Saat menunggu makanan datang ekor mata Alka tanpa sengaja memperhatikan wajah Aldric di depannya. Pria tersebut tengah asik dengan ponselnya.
"Mau ngomong sesuatu?" tanya Aldric yang ternyata sadar jika Alka sedang menatapnya.
"Eh enggak" jawab Alka malu.
Setelah pembicaraan itu tak lama nasi goreng mereka datang Aldric yang sebelumnya fokus kepada ponselnya kini mematikannya lalu mulai menyantap nasi goreng miliknya.
"Bukannya dari dulu nyokap sama bokap Lo mau Lo stay di Italia bareng mereka?" ujar Alka tiba-tiba ketika mereka tengah asik menyantap makanan.
"Iya"
Ah dasar Aldric selalu tidak lengkap jika memberi jawaban.
"Terus kenapa Lo tetap di Indo?" tanya Alka lagi sembari menyendok nasi goreng ke mulutnya.
"Ya keluarga Lo kan punya banyak perusahaan di sana" sambung Alka karena tadi Aldric belum membuka suaranya.
"Gue juga punya banyak perusahaan di sini" jawab Aldric bangga.
Seketika Alka terdiam, yang diucapkan oleh pria itu benar tetapi entah mengapa bukan itu jawaban sesungguhnya yang Alka inginkan dari Pria dihadapannya itu.
"Ingatan Lo bagus. Lo ingat sejak Gue kecil nyokap sama bokap mau Gue ikut stay di italy. Berarti seharusnya Lo ingat juga kan dengan janji Lo waktu kecil ke Gue" ungkap Aldric menghentikan aktivitas makannya terlebih dahulu.
Alka menatap kedua bola mata milik Aldric. Mendengar perkataan pria itu barusan membuat Alka ikut berhenti memakan sejenak.
"Gue nggak ingat" jawab Alka kembali menikmati makanannya.
"Entah Lo lupa beneran atau hanya pura - pura lupa. Tapi yang jelas Gue masih ingat gimana Lo berjanji di hari ulang tahun Gue" ungkap Aldric menatap dalam netra coklat milik Alka.
Semua ucapan Aldric barusan membuat Alka mengingat kembali hari di mana Alka memang berjanji kepada pria itu tepat di hari ulang tahun Aldric yang ke 10 tahun.
…
FLASHBACK
Di sebuah rumah yang berdiri megah, di sana lah ulang tahun Aldric ke 10 tahun di rayakan secara meriah oleh keluarganya yang sangat terpandang.
Alka yang kala itu berumur tujuh tahun turut hadir di acara tersebut dengan menggunakan gaun berwarna putih.
"Selamat ulang tahun Kak Aldric" ucap Alka kecil dengan tulus sembari memberikan sebuah kado yang oa bawa untuk Aldric.
"Terimakasih Alka"
"Alka, ikut Kak Aldric sebentar yuk ada yang mau di tunjukin" ajak Aldric kecil yang kala itu berpakaian rapih dengan kemeja mahalnya.
Bocah laki - laki itu menarik tangan Alka untuk ikut bersamanya hingga tiba di sebuah kolam ikan di samping rumah besar Aldric.
"Lihat itu" tunjuk Aldric ke arah kolam.
"Kura - Kura" ucap Alka bahagia.
"Iya, kemarin Kak Aldric minta papa belikan dua kura kura ini. Bagus kan?" tanya Aldric kecil meminta pendapat temannya itu.
"Kura - kuranya lucu" puji Alka terus memperhatikan binatang tersebut.
"Yang satu kura-kura cowok namanya Aldric dan yang kura-kura cewek namanya Alka. Mereka akan kita rawat dan hidup bersama selamanya di sini" ucap Aldric.
"Aku juga mau hidup bersama Kak Aldric selamanya" sambung Alka.
"Tapi kalau orang udah gede mereka akan punya pasangan. Sama kayak kamu nanti waktu udah gede" jawab Aldric kecil menatap Alka kecil.
"Aku nggak mau! walaupun nanti gede aku cuman mau hidup sama kak Aldric selamanya, nggak mau sama yang lain" ungkap Alka tulus.
"Kamu janji Alka?" tanya Aldric kecil sembari mengangkat jari telunjuknya.
"Janji" ujar Alka telah membuat perjanjian kepada Aldric.
Senyuman kedua anak itu mengembang usai keduanya saling berjanji untuk hidup bersama selamanya.
"Ayo kita ke dalam, acaranya mau di mulai"
ajak Aldric lagi membawa Alka bersamanya.
Namanya juga anak-anak, Aldric terkadang sibuk menyapa teman - teman sekolahnya dan sempat meninggalkan Alka sendiri di keramaian tamu yang berdatangan.
"Anak ibu Anita masih kecil aja udah ganteng ya Bu" suara seseorang itu mengalihkan pandangan Alka kecil ke sumber suara.
"Iya dong namanya juga anak saya pasti ganteng" balas Anita mengakui pujian dari temannya itu.
"Tapi bu sebaiknya Aldric jangan di biarin deket sama Alka, anak ibu Wilda itu deh.Ya harusnya Aldric berteman sama anak yang setara kedudukannya" saran salah satu teman Anita di sana.
Omongan kasar yang di berikan oleh salah satu teman ibunya Aldric, terdengar jelas oleh Alka kecil waktu itu. Anak perempuan kecil itu menangis lalu langsung berlari pulang ke rumahnya usai mendengar perkataan perempuan di rumah Aldric tadi.
Kenangan indah itu sebenarnya masih terekam jelas di kepala Alka akan tetapi gadis itu sengaja melupakan janjinya itu di hadapan Aldric. Ia sadar perbedaan di antara keduanya sangat lah besar biarpun Aldric tidak pernah membuat Alka merasa rendah jika bersama dengan pria tersebut.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 64 Episodes
Comments
Vincar
apakah Farhan suka dengan Alka?😶
2023-06-09
1
Fenti
tuhh kan😂😂
2023-05-28
1
Fenti
alu dilema thor antara Farhan dan Aldric 😂😂
2023-05-28
1