Bukan hanya hari ini saja tetapi hampir setiap hari Alka selalu menjadi orang pertama yang datang di ruangannya. Jika sedang ada mata kuliah biasanya Alka memilih duduk di bagian tengah. Ia tidak suka duduk di bagian paling depan maupun paling belakang.
Sembari menunggu yang lain berdatangan, Wanita berambut panjang itu memainkan ponselnya terlebih dahulu.
Dari tempat duduknya Alka merasakan seseorang baru saja masuk keruangan tersebut. Betapa terkejutnya ia mendapati Aldric yang berjalan menghampirinya.
"Astaga. Lo ngapain ngikuti Gue ke kampus" ujar Alka heran.
Pria yang sudah rapih dengan kemeja lengan panjangnya itu duduk di bangku sebelah Alka.
"Gue harus ke luar kota dalam tiga hari ini. Lo jaga diri ya" info Aldric.
"Waw It's good news" Alka memberi tanggapan bahagia.
"Kok berita bagus sih" protes Aldric.
"Ya iya lah betapa bahagianya tiga hari tanpa seorang Aldric Dambara" jawab Alka terlalu jujur.
Tanggapan Alka barusan bukanlah yang Aldric inginkan Pria itu tadinya berhadap Alka sedih akan kepergiannya beberapa hari ternyata Ia salah besar.
"Oke. Kalau gitu Gue cancel aja perginya" ujar Aldric sembari merogoh ponsel pada sakunya.
Lalu Ia membatalkan tiket pesawat yang sebelumnya telah Ia pesan, di depan mata Alka.
"Ehh kok Lo batalin"
"Gue nggak suka Lo bahagia tanpa Gue. karena Lo cuman boleh bahagia karena Gue dan sama Gue" jelas Aldric menyimpan kembali smartphonenya.
"Terserah Lo. Yang kerja juga Lo bukan Gue" sergah Alka.
"Hmm"
Tak lama satu persatu mahasiswa mulai berdatangan keruangan. Alka meminta Aldric untuk segera pergi dari ruangannya.
"Lo kok masih disini? bentar lagi mata kuliahnya mau dimulai"
"Terus?" tanya Aldric enteng.
"Ya Lo pergi lah. Lo kan bukan mahasiswa" jawab gadis berkulit putih tersebut.
Meskipun sudah ditegur oleh Alka namun tampaknya Aldric enggan untuk pergi dari sana.
Seorang dosen pria berjalan memasuki ruangan besar itu.
Alka semakin panik karena Aldric belum juga keluar dari ruangan itu. Usai dosen memberikan salam pembuka, sebelum memulai perkuliahan hari ini Alka membuka suaranya.
"Permisi pak" ujarnya.
Dosen berkemeja hitam itu menatap kearah Alka.
"Iya. kenapa?"
"Di sini ada orang asing yang menyusup masuk ke kelas ini pak" lapor Alka mantap.
"Oiya? yang mana orangnya? maaf soalnya saya tidak begitu hafal wajah kalian semua"
"Ini" tunjuk Alka kepada Aldric di sampingnya.
"Kamu bukan mahasiswa kelas ini?" tanya dosen pria tersebut kepada orang yang Alka maksud tadi.
"Enggak. Saya bener mahasiswa di kelas ini kok" bohong Aldric.
"Jangan percaya pak. Dia bohong" yakin Alka.
"Kalau bapak ragu bisa tanya teman - teman yang lain kok" usul Aldric.
"Teman - teman yang lain gimana, apa benar dia mahasiswa kelas ini?" tanya dosen itu.
Seluruh mahasiswa yang mayoritas wanita itu ternyata sedari tadi terus menatap ke arah Aldric. Mereka semua terpaku melihat ketampanan yang dimiliki oleh Aldric.
Tak disangka, seluruh mahasiswa menganggukkan kepala mereka sebagai jawaban dari pertanyaan dosen mereka tadi.
Ini sungguh gila bagi Alka, bagaimana bisa semua teman satu ruangannya berbohong hanya karena melihat ketampanan Aldric.
"Alka, dia itu teman satu ruangan kamu Lo" Ujar dosen tersebut mengingatkan Alka.
Saat hendak membuka suara untuk membela diri Aldric langsung memotongnya.
"Gapapa pak, mungkin mbaknya lupa dan saya juga jarang masuk kuliah"
"Oke, kalau begitu mari kita lanjutkan perkuliahan hari ini" seru dosen tersebut.
Alka menatap tajam Kepada Aldric disana, Ia benar-benar tidak habis pikir dengan pria itu.
Aldric sungguh sudah tidak waras ia mengikuti empat mata kuliah Alka sekaligus. Sebenarnya pria tersebut sama sekali tidak menganggu Alka, ia hanya duduk diam di samping wanita manis itu.
"Udah selesai kan? Ayo pulang" ajak Aldric.
Alka memasukkan semua bukunya kedalam tas.
"Gue masih harus ke perpustakaan. Lo balik Luan aja" ujar Alka melangkah keluar ruangan.
Aldric tidak mendengarkan ucapan Alka tadi Ia justru berjalan mengikuti langkah Alka dari belakang. Wanita tersebut sadar akan hal itu namun Ia sengaja membiarkan Aldric, ia ingin melihat seberapa lama pria itu bertahan.
Di dalam perpustakaan pun Aldric hanya duduk tenang di samping Alka sembari menunggu wanita manis itu selesai.
Tak main-main Alka sengaja tetap di perpustakaan hingga matahari tenggelam, ia merasa puas karena telah melakukan itu.
"Masih mau baca buku lagi?" tanya Aldric ternyata sabar menunggu.
Alka menggelengkan kepalanya Ia sudah tidak kuat jika harus membaca lagi.
Keduanya keluar dari kampus itu menggunakan mobil sport hitam milik Aldric. Di dalam mobil Alka menyalakan musik favoritnya dengan volume kecil. Suasananya begitu tenang dan damai sampai Aldric menghentikan mobilnya di sebuah tempat.
"Loh kok berhenti?" tanya Alka bingung.
"Kan tadi Gue udah nemenin Lo ngampus sekarang Lo yang harus nemenin Gue"
"Tapi Gue nggak minta di temeni" sergah Alka.
"Yaudah Lo tetap di dalam mobil, tapi Gue mau ngunci mobilnya" ancam Aldric namun tak direspon serius oleh Alka.
"Silahkan" ucap Alka.
Cklek
Aldric sungguh mengunci mobilnya dari luar dan membiarkan Alka di dalam sendirian. Tentu saja hal itu membuat Alka panik alhasil Ia memukul-mukul bagian dalam mobil Aldric agar pria itu segera membuka pintu mobilnya. Sementara itu dari luar Aldric memperhatikan Alka yang terus memberontak di dalam.
Setelah puas melihat Alka terkunci akhirnya Aldric berjalan dan membukakan pintu untuk Alka. Tidak ada pilihan lain, Alka memutuskan untuk turun bersama Aldric.
"Woww" kagum Alka setibanya di dalam sebuah pasar malam.
Alka sendiri belum pernah menikmati asiknya bermain di pasar malam. Sejak kecil Ia tidak pernah dibawa oleh orang tuanya ke tempat seperti itu, ya karena hampir setiap hari ibu dan ayahnya bertengkar jadi mana mungkin kepikiran membawa Alka berkunjung ke pasar malam.
Sangking takjubnya Alka langsung berlari mendatangi pedagang gulali kapas terlebih dahulu. Aldric sedikit dibuat repot dengan Alka yang sedari tadi semangat menelusuri tempat itu.
"Eits" tahan Aldric menggenggam salah satu tangan Alka.
"Kenapa?" tanya Alka sembari menikmati gulali kapas di tangan yang lainnya.
"Jalannya pelan-pelan aja" pintah Aldric mulai kualahan dengan Alka yang seketika berubah seperti balita yang haus akan permainan di pasar malam.
"Oke"
Keduanya melanjutkan perjalanan mereka dengan Aldric yang terus menggenggam tangan Alka agar gadis itu tak hilang dari pandangannya. Hampir seluruh permainan yang ada di sana telah Alka dan Aldric coba tersisa satu keinginan dari Alka, sejak dulu Ia ingin sekali mencoba memasuki rumah hantu.
"Kita masuk kesitu ya" minta Alka sembari menunjuk rumah hantu yang tidak jauh dari tempat mereka berdiri.
"Gausah. kalau Lo ketakutan terus pingsan siapa yang repot?" tolak Aldric.
"Gue janji nggak bakal ngerepotin Lo. Lagian hantu-hantu di dalam kan bohongan" rayu Alka pantang menyerah.
"Sekali enggak tetap enggak"
"Please" ujar Alka dengan mata bak anak anjing yang menggemaskan.
"Enggak"
"Yaudah. Gue masuk sendiri" ucap Alka santai.
Gadis itu berjalan menuju tempat pembelian tiket masuk rumah hantu tersebut.
Senyum manis terukir di bibir tipis Alka saat menyadari Aldric menyusulnya untuk ikut menemani masuk ke dalam rumah hantu. Bagaimanapun Aldric tidak akan membiarkan Alka melakukan apapun sendirian dia akan selalu hadir baik dibutuhkan maupun tidak oleh Alka. Suara teriakan Alka memenuhi ruangan gelap itu beberapa hantu mulai menakut-nakuti Alka dan Aldric. Berbeda dengan Aldric yang tampak sangat tenang ketika memasuki rumah hantu itu Alka justru histeris.
"Aaaaaa"
"WOoOo"
Teriaknya kencang sembari memegangi lengan kekar milik Aldric tanpa sadar.
Sebenarnya teriakan itu bukan karena Alka takut lebih tepatnya itu ekspresi terkejutnya saja. Wajar Ia terkejut karena ini kali pertamanya dapat memasuki rumah hantu secara langsung.
Perlahan Alka mulai tenang ia bahkan lebih tenang dari Aldric.
Sesuatu terlintas di pikirannya gadis cantik itu merogoh tas kecilnya lalu mengeluarkan benda dari dalam tasnya.
"Mau ngapain?" cegah Aldric saat wanita itu hendak memasangkan sebuah topeng seram ke wajah Aldric.
"Udah ikutin aja ya please" lagi - lagi Alka memohon dengan sangat baik hingga mampu menyentuh Aldric.
Tangan milik Alka memakaikan topeng seram tersebut pada wajah Aldric hingga merubah wajah tampan itu menjadi menyeramkan. Setelah selesai melakukan aktivitasnya kini giliran Aldric berbicara.
"Terus?" tanya pria berkulit putih itu bingung.
Alka membisikan rencananya kepada Aldric agar tak ada yang mendengar.
"Lo juga harus pake topeng ini" sambung Aldric tak ingin menderita sendirian.
"Ih Lo aja lah" tolak Alka.
"Yaudah nggak jadi kita pulang sekarang"
"Iya. Yaudah Gue juga pake topeng itu" jawab Alka pasrah.
Kini topeng berwarna merah tua itu sudah dipasangkan oleh Aldric di wajah cantik Alka.
Rencana Alka adalah mencoba untuk menakuti kembali para hantu-hantu bohongan yang terdapat di dalam rumah hantu itu.
Setelah keduanya siap mereka langsung meluncurkan aksinya.
Alka menyenteri wajah keduanya dari bawah menggunakan flash handphonenya. tak lupa wanita tersebut juga menutupi setengah wajahnya dengan rambut panjang miliknya.
Alka dan Aldric berdiri di belakang salah satu hantu bohongan di sana. Perlahan Alka menyentuh pundak Hantu pria itu dan saat hantu tersebut menoleh tentu saja ia terkejut bahkan ia teriak sekuat-kuatnya dan membuat hantu bohongan lainnya ikut berteriak.
Usai melakukan aksinya si pelaku Alka dan Aldric berlari keluar dari tempat itu dengan perasaan yang sangat puas.
"Dasar ya Lo" ujar Aldric sembari tertawa sesampainya mereka di area parkir mobil.
"S_Seru kan?" suara Alka masih terpenggal- penggal karena lelah berlari.
"Udah ayo pulang" ajak Aldric.
"Sekali lagi mau nggak?" tawar Alka ternyata belum puas.
"Enggak!" jawab Aldric tegas.
Meskipun belum puas namun Alka setuju pulang bersama dengan Aldric, setidaknya malam ini gadis itu merasa sangat bahagia walaupun dengan cara yang sederhana.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 64 Episodes
Comments
Ayano
Jurit malamnya nyaris berubah haluan ya wak 😅
2023-06-30
0
Ayano
Dulu jamannya kuliah pas dibilang kek gino berasa kek hilang harga diri karena aku demen bolos 😅😅
2023-06-30
0
Ayano
Aku kalo dateng pertama so pasti duduk di belakang dah
2023-06-30
0