Bagian 2

Seorang wanita dengan celana jeans denim serta sweater berwarna merah marun berjalan keluar dari apartemen.

Sepatu sneakers putih yang Ia kenakan membuatnya nyaman melangkah.

Hari ini tak ada jadwal kuliah untuk Alka, itu berarti kini waktunya Alka bekerja part time sebagai seorang tour guide di sebuah hotel ternama. Pekerjaan ini sudah cukup lama ia jalani untuk membiayai hidupnya.

Gadis manis itu tiba-tiba saja menghentikan langkahnya saat sebuah mobil sport hitam kilat berhenti tepat di hadapannya.

"Mau kemana? ini bukan jadwal Lo ngampus" ujar seorang pria setelah turun dari mobilnya.

"Bukan mau ke kampus kok" jawab Alka datar.

"Terus?"

"Bukan urusan Lo" cetus Alka melangkahkan kakinya.

Bagi Aldric jika Alka keras kepala seperti ini pria itu justru tertantang untuk lebih keras kepala lagi dari Alka. Aldric meraih kedua tangan Alka secepat mungkin kemudian meletakkannya pada bahu kekarnya dan menggendong gadis manis itu di punggung menuju mobil mewahnya.

Sudah pasti Alka tidak tinggal diam, Ia sangat memberontak meskipun sudah di dalam mobil Aldric.

"Lo nggak waras kan?!" tanya Alka tersulut emosi dengan tindakan pria itu barusan.

Aldric memajukan tubuhnya mendekati Alka yang duduk disampingnya. Kedua pasang bola mata mereka saling tetap cukup lama sampai Alka merasa tangannya tersentuh dengan tangan Aldric.

Alka siap berteriak sekeras mungkin jika pria itu berani macam-macam dengannya.

Sayangnya pikiran Alka itu terlalu jauh sebab Aldric hanya memasangkan seat belt untuknya, setelahnya pria tampan itu kembali menjauhkan wajahnya dari wajah Alka.

Mobil sudah berjalan dengan kecepatan rata-rata tetapi Alka masih kesal dengan Aldric yang menggendongnya langsung ke dalam mobil tadi.

Ekor mata Alka melihat tab di dekatnya lalu mulai memutar lagu favoritnya dengan volume yang sangat kuat sampai menganggu telinga Aldric.

"Kecilin volumenya" teriak Aldric.

Bukannya menuruti perintah Aldric, wanita berambut panjang itu justru asik bernyanyi kecil mengikuti alunan musik keras itu.

Melihat sikap Alka seperti itu sesuatu terlintas di pikiran Aldric, pria itu menginjak gasnya kuat sehingga mobil melaju dengan kecepatan di atas rata-rata dan membuat Alka yang tadinya bersenandung riang berganti meneriaki Aldric.

"Aldriccc" Teriaknya sambil terus memegangi seat belt.

Sementara Aldric yang merasa senang melihat ekspresi ketakutan Alka semakin menancapkan gasnya.

"Al Please. Gue belum mau mati!" ujar Alka sembari mengecilkan volume musik di mobil Aldric.

Setelah Alka mengecilkan volume musiknya barulah Aldric menurunkan kecepatan mobilnya.

Alka membuang nafasnya legah lalu menatap tajam kearah Aldric. Namun pria disampingnya lebih memilih tidak menggubris tatapan Alka itu dan fokus menyetir saja.

Mobil berhenti sesuai dengan tujuan utama Alka. kini keduanya sudah berada didepan sebuah hotel besar.

"Lo masih kerja jadi tour guide?" tanya Aldric.

Sebenarnya Aldric baru kembali ke kota ini sekitar satu Minggu yang lalu setelah selama satu bulan lebih pria itu berada di luar kota untuk menyelesaikan project bisnisnya. Oleh sebab itu Ia tidak mengetahui bahwa Alka masih bekerja di hotel tersebut sebagai tour guide karena sebelum pergi ke luar kota, Aldric telah berpesan kepada Alka untuk meninggalkan pekerjaan tersebut.

Alka memberikan anggukkan sebagai jawaban dari pertanyaan Aldric barusan.

"Ayo balik" ajak Aldric menarik tangan mungil Alka.

"Apaan. Gue mau kerja" bantah Alka melepaskan tangannya dari genggaman Aldric.

"Ka, Gue udah pernah bilang Lo bisa kerja di perusahaan Gue. Yang mana aja bebas"

"Emang apa salahnya sih jadi tour guide? Ngerugiin Lo? Enggak kan"

"Lo pasti lebih nyaman kerja di perusahaan Gue" bujuk Aldric terus.

"Gue nyaman di sini" jawab Alka pergi meninggalkan pria yang telah mengantarkannya itu.

"Makasih tumpangannya, biarpun Gue nggak minta" ujar Alka meski sudah jauh dari Aldric.

Senyum tipis di bibir Aldric tercetak usai mendengar ucapan terimakasih dari Alka.

...*****...

Hari ini cukup melelahkan bagi Alka, Ia membawa para turis untuk mengunjungi tempat - tempat wisata yang indah di kota tersebut.

Pekerjaan itu telah Alka geluti selama bertahun-tahun lamanya demi memenuhi kebutuhan hidupnya sekaligus kuliahnya.

Usai membersihkan dirinya, Alka langsung menuju ke meja belajarnya. Wanita itu menyalakan laptop berwarna putih didepannya. Ternyata meskipun lelah satu harian menjadi tour guide tidak mengurangi semangatnya dalam menulis novel karyanya.

Drtt Drtt

Panggilan masuk membuat Alka mengalihkan pandangannya dari laptop ke ponsel.

"Alka, mama butuh lima ratus ribu. Kamu ada kan?"

"Ma. Aku baru kasih uang ke mama kemarin" jawab Alka lewat sambungan telepon.

"Udah habis Ka"

"Alka belum ada uang lagi"

"Kamu kok pelit banget ya sama mama! mama yang ngelahirin kamu loh. Sembilan bulan kamu ada di kandungan mama tapi mama nggak pernah ngeluh!"

Tutt Tutt

Ibu Alka memutuskan sambungan keduanya setelah mengucapkan kalimatnya barusan dan Alka meletakkan kembali smartphone miliknya.

"Kenapa cuman Uang terus" gumam Alka sembari mematikan laptop yang baru saja Ia buka.

Jika sudah seperti ini Alka tidak berniat untuk meneruskan menulis novelnya lagi, baginya lebih baik tidur dan melupakan semua yang terjadi hari ini.

Mau bagaimanapun Alka tetaplah seorang anak yang harusnya menjadi tanggungan orang tuanya bukan malah menanggung semua beban ibunya padahal ibunya sudah hidup dengan keluarga barunya.

Sudah beberapa menit Alka mencoba menutup matanya berharap Ia segera tertidur. Namun tidak bisa pikirannya masih memikirkan perkataan sang ibu saat di telfon tadi.

"Tidur Alka, tidur" lirihnya kepada diri sendiri.

Sayang matanya tetap saja tidak bisa tertutup rapat akhirnya Ia memutuskan untuk beranjak dari tempat tidur dan keluar mencari angin segar. Tak ada lagi tempat yang bisa Ia kunjungi di malam hari seperti ini selain duduk di bangku taman apartemen tempat Ia tinggal.

Dengan menggunakan piyama Alka duduk tenang disana. Kini perasaannya pun mulai membaik dari sebelumnya.

Kedua bola matanya membulat saat mendapati kehadiran seseorang disampingnya. Seorang pria yang masih menggunakan jas di tubuh kekarnya duduk bersama Alka.

"Baru pulang kerja?" tanya Alka namun pandangannya lurus ke depan.

"Hm"

"Kok belum tidur?" Aldric bertanya balik kepada Alka.

"Terserah Gue lah" jawab Alka mulai sensi.

"Udah malam, Ayo masuk" ajak Aldric.

"Luan aja" tolak Alka.

Tidak ada kata yang bisa menghentikan keras kepala seorang Alka, maka Aldric dengan cepat menggendong paksa wanita tersebut menuju kamarnya.

Untungnya Aldric sudah terbiasa merasakan pukulan dari Alka sehingga tidak begitu sakit lagi rasanya.

"Turunin!" teriak Alka namun Aldric segera menutup mulutnya dengan tangan.

Sesampainya di kamar gadis manis itu Aldric menjatuhkannya tepat diatas ranjang.

"Woiii Lo ya!"

"Apa?" tantang Aldric.

"Nyebelin" ujar Alka geram dengan Aldric.

"Apa? mau Gue temeni tidur?" goda Aldric.

"Ihh. Dasar nggak waras" desis Alka menatap tajam kearah Aldric.

"Keluar sana" pintah Alka.

Entah karena sudah larut malam, makanya Aldric mengikuti perintah Alka untuk keluar dari kamarnya. Biasanya Aldric memilih bertengkar terlebih dahulu dengan wanita itu sebelum benar-benar meninggalkan tempat tersebut.

Setelah Aldric keluar dari apartemen Alka gadis itu tak lupa menutup pintunya lalu beranjak untuk tidur

Terpopuler

Comments

Ayano

Ayano

Mati karena dengerin suara kenceng itu emang gak enak

2023-06-11

1

Ayano

Ayano

Yak yak
Tebak yang paling keras kepala sapa

2023-06-11

1

Ayano

Ayano

Galak 😅

2023-06-11

1

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!