Bab 3: Di usir
“Huwaaa Mama kalung dan cincin ku hilang Ma, cincin dan kalung pemberian pacar ku hilang Ma,” lirih diana mencari cari ke sudut ruangan.
“Ko bisa hilang, kamu taruh nya dimana?” tanya sang ibu ikut cemas mencari ke sudut ruangan.
“Bibi ada apa ribut-ribut?” tanya kayla dari arah pintu.
“Cincin dan kalung diana hilang, tadi kamu kan yang bersihin kamar diana.”
“Saya memang bersihin kamar diana sebelum nya, tapi saya tidak melihat ada kalung atau pun cincin dikamar diana Bi,” jelas kayla dengan pelan.
“Ma, tu kan tadi diana yang terakhir masuk kekamar aku, pasti dia yang curi perhiasan ku Ma,” teriak diana menuduh kayla.
“Bohong! saya berani sumpah bukan saya yang mencurinya bi, dari tadi saya sibuk bersih-bersih di dapur.”
“Sudah Ma kita geledah aja kamarnya Ma pasti dia nyembunyiin perhiasan ku disana.”
Diana dan bibi melangkah menuju kamar kayla yang berada dekat dengan dapur, barang diana yang tadinya tertata dengan rapinya sekarang sudah berserakan memenuhi lantai.
“Nah ini apa!” bentak diana mengangkat kalung emas dari tangannya.
“Dasar kurang ajar kamu kayla! Berani-beraninya kamu mencuri perhiasan anak saya!” teriak bibi kayla dengan kerasnya.
“Bi bukan saya yang mencurinya.”
“Kamu masih mencari-cari alasan, lihat pakai mata kamu, ini perhiasan anak saya kenapa biasa ada di lemari kamu, memang nya perhiasan ini bias jalan sendiri!” bentak bibi dengan menjambak rambut kayla keras.
“Auwh sakit Bi,” rintih kayla menahan sakit.
“Keluar kamu dari rumah saya. Dasar anak tak tau di untung,” Bibi menyeret kayla menuju pintu dengan tangan yang masih menjambak rambut kayla.
Kayla yang saat itu sedang diseret paksa merintih kesakitan dengan air mata yang sudah mengalir deras membasahi pipinya.
Diana tersenyum sinis melihat penderitaan kayla yang terpampang jelas dimatanya, diana sejak awal memang sengaja meletakan perhiasan nya pada lemari kayla dengan tujuan agar kayla dimarahi lagi oleh sang ibu, ia tak menyangka bahwa kekejaman yang se pontang ia lekukan membuat kayla terusir dari rumah ibunya, itu membuat nya bahagia dengan hilangnya keberadaan kayla dirumahnya.
"Hikss...hikss...tapi kayla tidak pernah mengambil perhiasan apapun itu bibi,” kayla menangis sesenggukan.
“Pergi dari rumah ku sekarang juga!” bentak bibi kemudian masuk kedalam rumah, tak butuh waktu lama, bibi kembali membawa pakaian yang sudah digumpal-gumpal dengan berantakannya kemudian dilemparkan pada wajah kayla yang masih terduduk dilantai, tidak lupa diikuti diana yang juga melemparkan koper dan foto mendiang ibu dan ayah kayla disisi kirinya.
“Ambil baju mu ini dan pergi dari sini.”
BRUK...
Pintu ditutup dengan bantingan yang keras.
“Hikss...hikss... mama... hikss.... kemana aku harus pergi hiks,” kayla menangis sembari mengumpulkan pakaiannya yang berserakan didepan pintu kemudian diletakan pada koper yang berada tepat disebelah nya.
Kayla bangun dan pergi dari teras rumah bibi. Dengan mata yang sebab kayla memaksakan diri untuk berjalan pergi menjauh dari rumah sang bibi.
*********
Ting... ting...ting
Terdengar bunyi bel dari pintu utama.
“Siapa yang membunyikan bel berkali-kali seperti itu, cepat buka!” perintah alex dengan nada yang dingin.
“Baik tuan,” jawab lelaki itu kemudian menunduk dan pergi menuju pintu.
Pintu terbuka terlihat seorang wanita cantik dengan seorang anak perempuan berusia 3 tahun berada di mulut pintu.
“Kenapa begitu lama membuka pintu,” keluh wanita itu melirik pengawal alex.
“Maafkan saya nyonya.”
“Alex anak ku sayang mommy mu datang nak.”
“Mama kenapa kesini, sudah saya bilang saya sedang sibuk dengan pekerjaan kantor,” Alex bangun dengan cepat dari kursi sofanya terkejut dengan keberadaan sang ibu.
“Kau ini selalu saja sibuk, mama akan mengambil urusan pekerjaan kantor mu selama seminggu, untuk itu kau jaga lah adik kecil mu ini selama mama pergi bekerja.”
“Saya tidak bisa memenuhi keinginan mama, biarkan urusan kantor sebagai urusan saya, saya aka-”
“Cukup. Mama tidak akan mendengar perkataan apapun itu, karena berurusan dengan komplotan mafia yang lain kau jadi kehilangan sebagian aset mu, mama akan membuat pengoperasian nya kembali setabil setelah itu akan mama berikan kembali tugas ini kepada mu, ” potong sang ibu.
Alex menatap kesal sudut dinding, walau alex adalah anak yang keras dia tetap menyayangi keluarganya terutama sang ibunda tercinta, apa pun yang ibunda katakana alex selalu menuruti perkataan nya secara tidak langsung, walau alex terdiam dan enggak mengatakan ya, itu hanya agar ia tetap menjaga wibawa nya sebagai mafia termuda penerus sang ayah.
“Nah bagus, sekarang una main sama kakak dulu ya ibu akan kembali lagi nanti.”
“Aku senang main sama kaka, ayo kak kita main,” ajak una menarik ujung baju alex.
Tanpa sepatah kata alex menggendong una yang merupakan sang adik kandung menuju halaman belakang.
“Dasar anak itu,” keluh sang ibu dengan senyuman diakhir.
“Kaka hari ini kita mau main apa?” tanya una memasang wajah polos.
“Bagaimana kalo kita main bola saja?” jelas alex dengan senyuman.
“Baiklah,” senyum una dengan mata yang berbinar-binar.
Alex melirik sang pengawal, “Ambil kan bola untuk adikku, ” perintah alex pada pengawalnya.
Lelaki berjas yang saat ini berdiri dihadapan alex hanya terdiam dan menatap sang bos dengan tatapan yang bingung, bagaimana tidak, aneh bagi nya jika memerintah kan seorang pengawal untuk mengambil bola dirumah kediaman sang mafia muda yang hanya terdapat benda tajam saja didalam nya dari pada sebuah bola.
“Mohon maaf tuan, tetapi dirumah ini tidak memiliki bola apapun,” jawab sang pengawal yang dibalas dengan wajah malas alex.
“Tidak ada bola?” tanya una yang sudah menunjukan wajah sedih nya.
“Baiklah kalau begitu ayo kita membeli mainan baru.”
Una tersenyum lebar dengan diiringi anggukan yang pelan.
Alex melirik pengawal nya dan kemudian memberi isyarat yang sudah dibalas anggukan oleh para pengawal nya, kedua nya pun beralih tempat menuju tempat parkiran mobil dan segera pergi menuju tempat perbelanjaan.
Cuaca terasa begitu panas, kayla yang masih berada dijalan hanya berjalan tanpa tau arah kemana ia akan pergi, kayla memutuskan untuk beristirahat sejenak disebuah taman yang terdapat air mancur ditengah- tengah halaman itu.
“Aku harus kemana sekarang?” gumam kayla sembari menyenderkan tubuhnya dikursi panjang.
Cukup lama kayla berada ditaman itu, tanpa tujuan yang pasti kayla hanya sibuk menatap pancuran air yang tertiup hembusan angin.
“Kakak sedang apa?” tanya gadis kecil dari arah punggung nya yang berhasil mengejutkan kayla hingga terbangun dari duduknya.
“Astaga, adik… hampir jantungan saya,” kayla mengusap dadanya lembut.
“Hahaha kakak sangat lucu.”
“Adik kecil sedang apa disini sendiri, dimana orang tua mu?” tanya kayla sembari menggenggam tangan gadis kecil itu lembut.
“Aku disini sendiri kak.”
“Sendiri? lalu bersama siapa kamu bisa berada disini.”
“Aku pergi bersama balon itu,” tunjuk gadis kecil itu kearah pohon yang terdapat balon udara yang tersangkut diatasnya.
Ah sepertinya anak ini tidak sengaja meninggalkan orang tuanya karena balon itu, aku rasa sekarang orang tuanya pasti sedang bingung karena mencari putrinya, sebaiknya aku harus mencari kedua orang tua nya, agar anak ini bisa kembali bersama ibu dan ayah nya.
“Kaka? Apa kaka bisa mengambil bola itu.”
“Baiklah aku akan mengambilnya, sekarang duduk disini dulu ya, kaka akan mengambil balonnya dulu.”
Kayla berjalan meninggalkan gadis kecil yang sudah terduduk dikursi kayu tersebut, ia kemudian menatap ke arah pohon yang jauh lebih tinggi dari tubuhnya.
“Wah sudah cukup lama nggak manjat pohon, kapan ya terakhir kali aku manjat pohon. Hem kalo nggak salah saat kelas 3 SMA deh, yaaa dulu saat di kerjain oleh diana, sungguh menyedihkan jika aku mengingat semua itu,” kayla memasang wajah datar kemudian dengan cepat menaiki pohon itu seperti monyet yang sedang memetik kelapa.
BRUK...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 26 Episodes
Comments
⸙ᵍᵏ Sari Kᵝ⃟ᴸ
Gpp lah di usir, semoga kamu ketemu tempay tinggal dan pekerjaan.
itu anak² yang menyapa Kayla, adiknya alex yah👀.
wkwkw Kayla sampai manjat buat ngambil balonnya, trus di akhir bunyi BRUK, apa Kayla jatuh 🤔🙊🏃🏃
2023-03-17
2