SCR 012 : Overloaded Computer

Aku sempat meneguk ludahku sendiri saat Danny bilang kalau harus melewati ruangan penuh mayat ini. Ditambah lagi mereka bukanlah kumpulan mayat biasa, namun sudah berubah menjadi anomali berkat benang hidup bernama SCR 008 itu.

“Hei, kenapa kita nggak lewat jalan yang ada di belakang aja sih ?” protes ku sambil menoleh ke lorong yang ada di belakang diikuti oleh Danny. Danny tiba tiba menoleh ke arah ku dengan tatapan serius.

“Jangan sekali kalinya berjalan ke ruangan atau lorong apa pun yang sangat gelap seperti lorong itu. Bayangan hitam itu adalah SCR 200.” jawab Danny. Aku pun menunduk malu sambil sedikit agak gemetaran. Danny kemudian mengambil tangan kanan ku dan langsung menggenggam nya dengan erat, membuatku sempat tersipu malu sesaat.

“Kita akan lewati ini bersama sama. Paham ?”

Aku hanya mengangguk setuju sambil menggenggam balik tangan kiri nya yang keras itu. Aku mulai memantapkan langkahku bersama Danny untuk melewati ruangan yang sangat gelap ini. Satu per satu, kepala dari mayat di dalam ruangan ini mulai mengangkat kepala mereka dan menatap ke arah ku. Beberapa juga mulai menggerakkan tangan mereka untuk meraih ku. Aku hanya bisa mendekap ke tangan Danny sambil menunduk untuk menghindari tatapan mereka yang mematikan, begitu juga dengan Danny. Langkah demi langkah telah kami lalui, namun rasanya ruangan ini tidak akan pernah berakhir. Hingga pada akhirnya aku berteriak kecil saat kaki kiriku tiba tiba terikat oleh sebuah benang putih yang tajam.

“Sialan !” Danny yang melihat itu pun langsung mengeluarkan flamethrowernya. Benang dari SCR 008 mulai beraksi kembali. Aku mulai menggenggam tangannya dengan lebih erat saat kaki ku mulai ditarik ke belakang oleh benang itu. Aku terus berteriak sambil menangis minta tolong dengan panik. Tanpa kata kata sedikitpun, Danny langsung menginjak benang yang menjerat kaki ku dan mulai membakar menggunakan flamethrower nya ke sembarang arah sambil menunduk menghindari tatapan mayat mayat di sekelilingnya. Mataku mulai mengucurkan air mata saking ketakutan. Benar apa yang dikatakan orang dibalik sound system itu sebelumnya, yang kali ini aku hadapi benar benar di luar nalar manusia, dan aku tidak sanggup menghadapi mereka.

Aku mulai menjerit keras ketika seorang mayat berjalan mendekat ke arah ku sambil mengatakan sesuatu. Untungnya, Danny adalah orang yang cekatan. Ia langsung membakar mayat itu sambil memutarku ke posisi yang lebih aman. Danny mulai berjalan cepat sambil menghindari gerombolan gerombolan mayat itu diikuti oleh aku. Namun, tiba tiba tubuhku di angkat oleh seorang mayat yang bergelantungan di atas dengan benang dari SCR 008 itu. Danny pun menahan tangan ku dengan kuat untuk mencegah ku terangkat ke atas oleh mayat bejat ini.

“Bertahan dan menunduklah !!” perintah Danny. Aku pun menunduk ke bawah dan memejamkan kedua mata saat Danny mengarahkan flamethrower nya ke arah boneka mayat yang mengangkat ku dari atas. Tembakan Danny yang tepat sasaran pun membuat mayat di belakangku melepaskan genggamannya dan aku pun berhasil ditarik oleh Danny. Ia kemudian melemparkan sebuah granat kejut dan meraih tanganku sebelum akhirnya berlari sekencang kencangnya keluar dari ruangan terkutuk ini.

Kami pun berhasil mencapai pintu keluar dan selamat. Walaupun sempat terpojok, setidaknya tidak ada satupun bagian tubuh yang mengalami pembusukan, terutama Danny. Perlu kuakui, pria bernama Danny ini benar benar hebat. Bertarung melawan monster seperti SCR 008 sambil menunduk adalah hal yang tidak mudah. Aku kali ini penasaran tentang tujuan kita selanjutnya.

“Hei, Danny. Habis ini kita mau ke mana ?”

Danny menatap ke arahku sekilas sambil terus berlari sebelum akhirnya menjawab pertanyaanku.

“Cafetaria.” jawabnya. Menurutku, itu adalah hal yang bagus. Setelah beberapa lorong dilewati kami pun berhenti di depan sebuah pintu.

“Ada apa ?”

“Kamu gak usah bertanya. Kita sudah sampai di tujuan kita sekarang.” jelas Danny sambil kelelahan.

“Kamu yakin ?”

“Tentu saja. Pintu ini sudah sangat familiar bagi...... Ku.”

Saat Danny menjawab pertanyaanku sambil membuka pintu di hadapannya, ia dikejutkan oleh sesuatu. Ruangan yang ada di balik pintu cafetaria tersebut bukanlah sebuah cafetaria melainkan sebuah ruang penahanan anomali.

“Sialan. Setelah satu anomali diatasi, anomali yang lain pun muncul.” gumam Danny. Aku pun memasuki ruangan itu. Yang aku lihat hanyalah sebuah ruangan putih yang sangat luas, dengan sebuah kotak dan sebuah komputer kuno diletakkan di atas kotak putih tersebut. Tiba tiba pintu di belakang kami tertutup dengan sendirinya. Aku pun menatap wajah Danny dengan tatapan menginterogasi. Pasalnya, hal yang sedang terjadi saat ini terasa sangat tidak masuk akal dan aku butuh kejelasan tentang ini. Danny tiba tiba mulai membuka mulutnya seolah dia sudah tahu apa yang mau aku tanyakan.

“Sepertinya kita baru saja dijebak oleh SCR 218 : Another Route. Anomali ini merupakan anomali spasial yang dapat mempengaruhi ruang dan waktu. Saat SCR 218 bermanifestasi, SCR ini dapat mengubah hubungan antar jalan yang satu dengan jalan yang lainnya. Tidak ada yang bisa dilakukan untuk mencegah hal ini. Kita hanya bisa bergantung pada keberuntungan kita saat berjalan dan sepertinya saat ini, kita kurang beruntung. Setidaknya kita tidak masuk ke dimensi SCR 666.”

Aku yang mendengar penjelasan Danny langsung bergidik ngeri saat mendengar SCR 666 disebutkan. Entah apa makhluk itu sebenarnya, yang pasti dari reaksi Danny saat menyebut namanya, aku bisa merasakan bahwa SCR 666 itu adalah anomali yang sangat kuat. Aku kembali melihat ke arah komputer tua yang berada di tengah ruangan. “Kalau yang itu namanya apa ?” tanyaku kepada Danny seraya menunjuk komputer tua itu dengan telunjuk ku. Sialan, aku benar benar terlihat seperti anak kecil sekarang. Danny tidak langsung menjawab pertanyaanku. Ia justru mengintip lewat pintu dibelakangnya ke luar. Lorong yang ada di luar sekarang telah berubah menjadi ruang bawah tanah.

“Kita harus kabur sekarang juga.”

“Hah ? Emang kenapa ?” tanyaku dengan nada yang agak tinggi.

“SCR 012 adalah sebuah komputer tua yang dapat mendeteksi keberadaan makhluk hidup di sekitarnya. Semakin banyak makhluk hidup yang ada di dalam radius jangkauannya, maka SCR 012 akan mulai memanas hingga pada akhirnya meledakkan daerah di sekitarnya. Bukan hanya ruangan ini saja, namun juga seluruh area dalam radius jangkauannya, sekitar 50 meter.”

“Yap ! Bener bener rame.” sindir ku saat melihat ruangan bawah tanah di depanku sangat sepi. Sindiran ku berhasil membuat Danny menghela napasnya agak kesal. Ia kemudian berdiri sambil membuka pintu di ruangan ini selebar lebarnya.

“Hei, kamu ingat dengan benang dari SCR 008 yang dapat bergerak dengan sendirinya, bukan ?”

Aku langsung mengalihkan pandanganku ke arah Danny yang saat ini dengan wajah kesal.

“Saat ini, mereka bisa dianggap sebagai, makhluk hidup.” jawab Danny.

Spontan, aku langsung menoleh ke arah komputer tua yang diberi nama SCR 012 itu. Komputer itu mulai mengeluarkan suara yang semakin lama semakin meningkat, dan pada akhirnya api mulai muncul di atasnya.

“Sialan.” gumam ku.

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!