Emily dan Ashraf

Sore itu, seperti biasa Ashraf menjemput Emily di kantor tempat ia bekerja. Karena saat itu hujan turun dengan begitu lebat. Membuat Ashraf sedikit agak telat untuk sampai ke kantor sang istri. Karena jalanan sangat macet dan kendaraan begitu padat di sepanjang jalan.

Sayang, maaf ya. Aku akan sedikit telat menjemput mu. Aku sudah dalam perjalanan menjemput mu sekarang. Mungkin 15 menit lagi aku baru sampai. Aku terjebak macet sayang. Jadi sabar ya.

Tulis Ashraf, di sebuah pesan singkat yang hendak ia kirimkan pada Emily. Jika dirinya akan telat sampai di kantor sang istri.

Emily yang saat itu sudah berada di aula gedung kemudian duduk kembali di salah satu ruang tunggu yang ada di sana. Setelah ia membaca pesan singkat yang sang suami kirim untuknya.

Sambil menunggu suaminya datang. Emily kembali menyibukkan diri untuk memeriksa ponselnya.

Ashraf yang saat itu mengirimkan pesan kepada Emily. Beberapa kali memeriksa ponselnya. Karena pesan yang ia tulis untuk sang istri hanya dibaca dan tidak dibalas oleh sang istri.

Dan itu menimbulkan sedikit rasa kekecewaan di hati Ashraf. Hal semacam itu tidak terjadi sekali dua kali. Tetapi seringkali. Saat Ashraf klarifikasi kenapa tidak membahas pesannya. Emily selalu berkata jika ia lupa atau terkadang ia sedang sibuk mengerjakan tugas lain.

Tidak ingin terlalu ambil pusing dengan apa yang dia rasakan terhadap istrinya. Membuat Ashraf menaruh kembali ponselnya di atas dashboard mobilnya.

Kemudian Ia terus melajukan kendaraannya menuju kantor tempat Emily bekerja. Menembus kemacetan di bawah guyuran air hujan yang sore itu turun dengan intensitas sangat deras.

Tak lama kemudian, kini Ashraf telah sampai di kantor Emily. Dan Emily yang sudah lama menunggu langsung bergegas menuju aula gedung perkantoran ketika melihat mobil sang suami sudah berhenti tepat di depan lobby.

"Hai sayang, pasti jalanan sangat macet ya." Sapa Emily pada sang suami yang baru saja tiba.

"Ya seperti biasa." sahut Ashraf.

Emily kemudian langsung membuka pintu penumpang bagian depan dan ia segera masuk ke sana. Tidak lupa Emily langsung menautkan pipinya pada pipi sang suami. Sebagai sapaan perjumpaan mereka.

"Sepertinya hujan akan turun sepanjang malam ini." Guman Emily sambil memasangkan sabuk pengamannya.

"Pastinya sangat melelahkan bagimu ya sayang. Yang harus bolak-balik seperti ini." ucap Emily di sela-sela mereka kini berada dalam mobil dan dalam perjalanan menuju pulang ke rumah.

"Mau bagaimana lagi. Kita hanya punya satu mobil. Dan dirimu juga belum begitu terampil untuk membawa mobil sendiri. Aku tidak bisa mengizinkan mu untuk menyetir sendiri. Bahaya sayang." ucap Ashraf.

"Sebenarnya aku mendapatkan fasilitas mobil dari kantor. Atasan tadi membicarakan soal fasilitas mobil yang akan perusahaan berikan untuk ku. Tapi seperti yang kamu bilang. Aku belum begitu mahir menyetir. Mungkin aku harus terus latihan menyetir agar aku bisa berangkat dan pulang sendiri ke kantor." ujar Emily bercerita.

Dan, apa yang Emil bahas tentang mobil. Agar dia bisa pulang dan berangkat bekerja sendiri ke kantor. Hal itu sedikit membuat sedih hati Ashraf. Ia tidak ingin istrinya terlalu mandiri.

"Jika aku bisa berangkat dan pulang bekerja sendiri. Mungkin waktunya akan lebih efisien dan itu tidak akan membuat kamu lelah karena harus mengantar dan menjemput sayang." jelas Emily

Ashraf nampak berfikir. Jika ia mengizinkan Emily untuk bawa mobil sendiri. Hal itu justru akan mengurangi intensitas kebersamaannya dengan sang istri.

Saat seharian mereka sudah terpisah, berangkat dan pulang kerja pun mereka tidak akan lagi bersama jika ia mengizinkan Emily bawa mobil sendiri.

Sudah tidak bersama seharian, sampai rumah mereka sudah sibuk dengan kegiatan masing-masing. Lalu kapan mereka akan punya bersama.

Saat mereka masih bisa seperti ini, pulang dan berangkat kerja bersama. Mereka masih punya banyak waktu dan kebersamaan untuk bisa saling berbicara.

Jika Emily bawa mobil sendiri. Tentu saja itu akan mengurangi intensitas kebersamaan mereka.

"Sayang kok diam saja. Berikan tanggapan dong. Tentang apa yang aku katakan tadi. Bagaimana menurutmu? Apa aku terima mobil fasilitas dari kantor?"

"Aku masih bisa mengantar jemput mu sayang. Tidak masalah bagi ku. Aku juga tidak merasa capek walaupun harus mengantar dan menjemput mu. Tenang saja." Jawab Ashraf. Yang mengisyaratkan jika Ashraf tidak setuju jika sang istri pergi dan pulang kantor bawa mobil sendiri.

"Ya sudah, mungkin belum waktunya aku bisa membawa mobil sendiri. Tapi jika aku sudah terampil, izinkan aku bawa mobil sendiri ya sayang." imbuh Emily lagi.

Mendengar celotehan itu dari mulut Emily membuat Ashraf hanya bisa mengerutkan dahinya.

Terpopuler

Comments

Elisabeth Ratna Susanti

Elisabeth Ratna Susanti

suka 😍

2023-03-16

1

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!