Bab 4. Hadiah Lingerie?

"Buat anak Mbak Azi yang kedua sama aku," kata Gavin reflek.

"Maksud kamu anak kedua sama aku itu gimana, Vin? Kalau aku hamil anak kedua, artinya aku harus menikah dulu 'kan?" Azizah menatap wajah adik iparnya dengan seksama dan dia bisa melihat dengan jelas kalau Gavin langsung gelagapan seolah-olah baru saja melakukan sebuah kesalahan dan ketahuan.

"Em itu, ya-ya Mbak Azi siapa tahu kan menikah lagi terus punya anak perempuan." Gavin jadi salah tingkah sendiri, dia bahkan sampai memukul mulutnya sendiri.

"Kamu nggak kepikiran buat nikah sama mbak, 'kan?" Mata Azizah memicing dan dia mulai merasa tidak nyaman dengan adik iparnya.

Gavin langsung menggeleng cepat.

Azizah memasukkan kembali jepit rambut itu ke paper bag bersama baju-baju bayi yang lain. "Oleh-oleh punyaku boleh dibuka di sini juga?" tanyanya sambil menunjuk oleh-oleh miliknya.

"Tentu saja kalau Mbak Azi mau membukanya silakan!" Gavin tersenyum senang.

Azizah pun membuka paper bag yang khusus untuknya. Tiba-tiba saja dia mengerutkan dahi ketika melihat isi paper bag itu yang ternyata sebuah kain dengan warna merah terang dan menggoda sekali, membuatnya teringat dengan malam pertamanya dengan Hasan di mana suaminya meminta dia memakai pakaian yang namanya lingerie dengan warna merah berani seperti kain di dalam paper bag itu.

"Ini apa, Vin?" tanyanya penasaran, padahal kalau mau tau tinggal diambil saja kain itu dari dalam paper bag.

"Lihat saja, Mbak!" pinta Gavin dengan begitu santai.

"Tapi ini serius buat mbak, Vin?" Rasanya Azizah mulai tidak nyaman karena dugaannya sendiri.

"Iya, Mbak. Memangnya kenapa?" tanya Gavin dengan dahi berkerut cukup dalam.

Azizah menggeleng dan dengan ragu-ragu dia mengeluarkan kain itu kemudian melebarkannya agar terlihat jelas kain apa itu. "Astaghfirullahaladzim, Gavin. Kamu sudah gila ya ngasih mbak oleh-oleh kaya gini?" Sontak saja Azizah marah karena Gavin memberinya hadiah baju dinas, iya ternyata kain tadi adalah dua buah lingerie berwana sama tetapi dengan model yang berbeda. Bisa-bisanya adik iparnya itu memberikan oleh-oleh yang sangat kurang ajar seperti ini. Ya Allah, rasanya seluruh tubuh Azizah jadi merinding sekarang.

"Eh, sepertinya paper bag ini tertukar sama punya papa, Mbak." Gavin buru-buru merebut lingerie itu dari tangan Azizah kemudian memasukkan lagi ke paper bag.

"Vin, kamu nggak bercanda sama, Mbak?"

"Ini serius ketuker sama punya Papa, Mbak. Papa pasti beli ini buat Mama," kata Gavin menjelaskan.

"Tapi dari ukurannya saja jelas itu tidak akan muat dipakai sama Mama," kata Azizah mulai emosi.

"A-aku keluar dulu, Mbak." Setelah mengatakannya, Gavin membawa paper bag tadi keluar kamar setelah memberitahu Azizah kalau dia akan menukarnya dengan milik Fahri.

"Aku lebih baik kembali ke kamar, bahaya kalau lama-lama di kamar Gavin. Ya Allah, maaf karena aku malah tidak bisa menjaga jarak dengan adik iparku sendiri yang seorang laki-laki." Azizah membawa paper bag berisi baju bayi pemberian Gavin tadi kemudian langsung beranjak dari duduk dan berjalan cepat menuju kamarnya.

Setelah masuk kamar, dia juga mengunci pintu karena takut ada orang lain yang akan masuk ke sana, seperti Fahri dan Gavin misalnya. Bagaimanapun, posisinya di rumah ini hanya seorang menantu perempuan yang sudah ditinggal pergi suaminya, hal-hal yang tidak diinginkan bisa saja terjadi di rumah itu walau mungkin dilakukan secara tidak sengaja atau khilaf.

Sepertinya tinggal di rumah mertua dengan adik ipar laki-laki setelah suaminya meninggal bukan pilihan yang bagus. Azizah jadi ingin pergi dari rumah itu dan tinggal bersama ayah serta kakaknya di luar negeri.

Azizah buru-buru mengambil ponsel miliknya kemudian mencari kontak sang Kakak dan tanpa menunggu lama dia langsung menghubungi kakaknya itu.

"Assalamu'alaikum, Zi. Kenapa menghubungi kakak malam-malam begini? Kamu sudah mau melahirkan ya?" tanya Sakha dengan begitu panik.

"Wa'alaikumussalam, Mas. Enggak kok, Azi belum mau melahirkan, Azi cuma kangen sama Mas Sakha," kata Azizah yang malah menjadi ragu mengutarakan niatnya yang ingin tinggal bersama Sakha dan papanya.

"Serius cuma karena kangen?"

"Iya, Mas. Mas sama Papa sehat kan?"

"Alhamdulillah sehat semua, kamu jaga diri baik-baik di sana, ingat kamu lagi hamil besar sekarang dan kemungkinan HPL kamu itu bisa maju atau mundur dari perkiraan. Kalau ada apa-apa langsung beritahu mas sama papa ya!" Beginilah Sakha, dia selalu bicara panjang lebar jika menyangkut tentang adik kesayangannya.

"Iya, Mas." Azizah mengangguk, padahal Sakha tidak bisa melihatnya. "Mas Sakha sama Papa kapan pulang ke Indonesia?" Azizah sangat merindukan mereka dan ingin sekali bertemu dengan mereka secara langsung.

"Kalau kamu melahirkan nanti kami pasti pulang. Sekarang kita lagi sibuk mengurus pekerjaan di sini sebelum kita tinggal mudik ke Indonesia nanti." Sakha langsung menjelaskan tanpa diminta, dia memang sangat pengertian.

"Semangat, Mas. Sampaikan salamku ke Papa, ya. Kalau begitu sudah dulu ya, Mas. Assalamu'alaikum."

"Wa'alaikumussalam, Sayang."

***

Gavin berlari dengan tergesa-gesa menuju kamar kedua orangtunya. Bahkan dia nyelonong masuk begitu saja karena pintu kamar ternyata tidak dikunci. "Astaghfirullah." Gavin langsung menutup mata dan berbalik ketika tanpa sengaja melihat kedua orangtunya sedang berciuman mesra.

Farah dan Fahri yang melihat kehadiran putranya sontak saja langsung saling menjauh dan memalingkan wajah yang memerah karena malu. Mereka lalu menatap Gavin lekat, rasanya ingin sekali memarahi putranya karena lancang masuk tanpa mengetuk pintu terlebih dulu, tetapi ketika melihat raut wajah putranya yang tampak gusar, mereka jadi tidak bisa memarahinya.

"Kamu kenapa masuk ke sini tanpa mengetuk pintu dulu dan terengah-engah begitu, Nak?" Farah langsung menghampiri putranya dan memeluk bahunya pelan.

"Gavin malu, Ma. Gavin benar-benar sangat malu, rasanya Gavin ingin masuk ke rahim mama lagi saking malunya." Gavin tiba-tiba merengek seperti anak kecil, dia memeluk mamanya erat sampai membuat Fahri merotasikan mata cemburu.

"Malu kenapa kamu?" tanya Fahri penasaran.

"Gavin salah memberikan oleh-oleh buat Azi, Pa. Harusnya Gavin memberikan dress yang kita beli kemarin, tetapi aku malah memberikan dia dua buah lingerie yang kita beli kemarin juga," katanya sambil menjatuhkan diri di sofa dan menutup wajahnya dengan kedua tangan. "Lingerie itu memang akan Gavin berikan kepada Azi kalau kita sudah menikah nanti, tetapi bisa-bisanya Gavin malah salah memberikan sekarang," katanya sambil mengacak rambut frustasi.

"Terus gimana respon Azizah, Vin?" Fahri malah semakin penasaran.

"Dia marah, tapi aku bilang kalau paper bag ini ketuker sama punya Papa." Gavin masih terlihat sangat malu.

"Makannya kalau mau ngasih itu diteliti dulu, Nak!" Mama malah mengomel, tetapi menahan tawa juga karena merasa lucu melihat putranya menahan malu.

"Mamaaa!"

Hayo loh, nanti masih punya muka nggak nih Vin nemuin Mbak Azizah? Hahaha, author tertawa jahat.

Episodes
1 Bab 1. Tolong Nikahi Istriku
2 Bab 2. Menikah Lagi?
3 Bab 3. Masuk Kamar Gavin
4 Bab 4. Hadiah Lingerie?
5 Bab 5. Tanda-Tanda Melahirkan
6 Bab 6. Wellcome Revandra
7 Bab 7. Calon Istri dan Anak
8 Bab 8. Lamaran Gavin
9 Bab 9. Kebimbangan Azizah
10 Bab 10. Kasmaran
11 Bab 11. SAH
12 Bab 12. Panggilan Sayang
13 Bab 13. Malu Sendiri
14 Bab 14. Semakin Intim
15 Bab 15. Malam Penuh Cinta
16 Bab 16. Gavin Digoda Wanita Lain
17 Bab 17. Gavin Dijebak
18 Bab 18. Jalur Hukum
19 Bab 19. Rahasia Azizah dan Gavin
20 Bab 20. Pria Dari Masa Lalu
21 Bab 21. Istriku Dilamar Pria Lain
22 Bab 22. Merebut Kamu Dari Suamimu
23 Bab 23. Nomor Siapa?
24 Bab 24. Azizah Menghilang
25 Bab 25. Pencarian Azizah
26 Bab 26. Ceraikan Suamimu dan Menikahlah Denganku!
27 Bab 27. Kabar Bahagia Di Waktu Duka
28 Bab 28. Pendarahan Hebat
29 Bab 29. Harapan Itu Ada
30 Bab 30. Titik Terang
31 Bab 31. Usaha Penyelamatan
32 Bab 32. Ending Season 1
33 Novel Jadi Istri Iparku Season 2
34 Bab 34. Mirip Kisah Ramaya
35 Bab 35. Dihina Suami
36 Bab 36. Humaira Sakit
37 Bab 37. Mirip Belum Tentu Sedarah
38 Bab 38. Ragu
39 Bab 39. Ditinggal Istri
40 Bab 40. Kebenaran Terungkap
41 Bab 41. Hina Di Mata Suami
42 Bab 42. Ditampar Kata-kata
43 Bab 43. Menyesal
44 Bab 44. Kesedihan Seorang Ibu
45 Bab 45. Biar Paman Saja Yang Menjadi Ayahmu
46 Bab 46. Aku Menemukanmu, Istriku
47 Bab 47. Menyerah Atas Pernikahan
48 Bab 48. Sikap Sama Dengan Rasa Yang Berbeda
49 Bab 49. Beri Aku Kesempatan
50 Bab 50. Bertengkar Lagi!
51 Bab 51. Lima Tahun Kau Pergi
52 Bab 52. Dua Pria Pembuat Luka
53 Bab 53. OTW Keluarga Cemara
Episodes

Updated 53 Episodes

1
Bab 1. Tolong Nikahi Istriku
2
Bab 2. Menikah Lagi?
3
Bab 3. Masuk Kamar Gavin
4
Bab 4. Hadiah Lingerie?
5
Bab 5. Tanda-Tanda Melahirkan
6
Bab 6. Wellcome Revandra
7
Bab 7. Calon Istri dan Anak
8
Bab 8. Lamaran Gavin
9
Bab 9. Kebimbangan Azizah
10
Bab 10. Kasmaran
11
Bab 11. SAH
12
Bab 12. Panggilan Sayang
13
Bab 13. Malu Sendiri
14
Bab 14. Semakin Intim
15
Bab 15. Malam Penuh Cinta
16
Bab 16. Gavin Digoda Wanita Lain
17
Bab 17. Gavin Dijebak
18
Bab 18. Jalur Hukum
19
Bab 19. Rahasia Azizah dan Gavin
20
Bab 20. Pria Dari Masa Lalu
21
Bab 21. Istriku Dilamar Pria Lain
22
Bab 22. Merebut Kamu Dari Suamimu
23
Bab 23. Nomor Siapa?
24
Bab 24. Azizah Menghilang
25
Bab 25. Pencarian Azizah
26
Bab 26. Ceraikan Suamimu dan Menikahlah Denganku!
27
Bab 27. Kabar Bahagia Di Waktu Duka
28
Bab 28. Pendarahan Hebat
29
Bab 29. Harapan Itu Ada
30
Bab 30. Titik Terang
31
Bab 31. Usaha Penyelamatan
32
Bab 32. Ending Season 1
33
Novel Jadi Istri Iparku Season 2
34
Bab 34. Mirip Kisah Ramaya
35
Bab 35. Dihina Suami
36
Bab 36. Humaira Sakit
37
Bab 37. Mirip Belum Tentu Sedarah
38
Bab 38. Ragu
39
Bab 39. Ditinggal Istri
40
Bab 40. Kebenaran Terungkap
41
Bab 41. Hina Di Mata Suami
42
Bab 42. Ditampar Kata-kata
43
Bab 43. Menyesal
44
Bab 44. Kesedihan Seorang Ibu
45
Bab 45. Biar Paman Saja Yang Menjadi Ayahmu
46
Bab 46. Aku Menemukanmu, Istriku
47
Bab 47. Menyerah Atas Pernikahan
48
Bab 48. Sikap Sama Dengan Rasa Yang Berbeda
49
Bab 49. Beri Aku Kesempatan
50
Bab 50. Bertengkar Lagi!
51
Bab 51. Lima Tahun Kau Pergi
52
Bab 52. Dua Pria Pembuat Luka
53
Bab 53. OTW Keluarga Cemara

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!