Rakana CEO yang sering di sapa dengan nama Raka itu pun selesai dengan dandanan santai namun rapi tak ada balutan kemeja ataupun jas mahal yang ia kenakan saat ini.
Keluar dari kamar hotel yang ia pesan semalam dan melihat Shandy yang dari tadi menunggunya dengan sabar. Jika tidak sabar dia tidak akan menjadi asisten seorang Raka.
"Kita sarapan dulu sambil menunggu tamu kita datang." Ucap Raka yang belum sarapan hanya teh hijau yang menghangatkan perutnya. Melenggangkan kaki panjangnya tanpa merasa bersalah karena sudah membuat Shandy harus menunggu lebih lama.
"Baik tuan." Sahut Shandy dengan mengikuti langkah tuannya itu.
Ntah kenapa pagi ini CEO muda itu sedikit bersemangat karena melihat gadis cantik yang sedang patah hati itu, terdengar seperti bahagia di atas penderitaan orang lain ketika ia senang dengan tingkah konyol gadis muda itu. Namun bukan bahagia karena kesedihannya tapi ntahlah yang pasti ia merasa sedikit bergairah pagi ini.
"Silahkan tuan, saya sudah pesankan meja ini untuk kita tempati. Saya juga sudah memberi tahukan pada kolega kita untuk bertemu di sini." Ujar Shandy ketika tuannya terlihat mencari meja untuk ia duduki.
"Baiklah." Sahut Raka seraya duduk di kursi yang sudah Shandy siapkan.
Seorang pelayan laki-laki datang menghampiri dan memberikan buku menu yang di pinta oleh Raka.
"Tuan Mike tidak masalah jika kita janjian di sini?" Tanya Raka pada Shandy dengan melihat buku menu yang ada di tangannya.
"Tidak masalah tuan, tuan Mike tidak keberatan mau dimana pun kita bertemu." Jawab Shandy.
Raka mengangguk, lalu menatap seorang pelayan yang berdiri menunggu pesanan apa yang akan di pesan olehnya.
"Aku pesan makanan yang tidak berat saja." Ucapnya ambigu dengan menyerahkan buku menu itu pada pelayan, membuat pelayan itu kebingungan.
Shandy melihat kebingungan di wajah pelayan itu. "Pesan makanan sehat jangan nasi, makanan yang cocok untuk sarapan pagi dengan minuman jus buah yang ada di menu saja." Jelas Shandy menatap pada pelayan itu.
"Oh baik tuan." Balas pelayan dengan mengerti.
Pelayan itu pun pergi setelah Shandy memesan makanan nya yang simpel dan tidak membuat bingung tidak seperti Raka yang senang sekali orang harus berpikir jauh saat berinteraksi dengan nya.
"Hahhh. Bodoh!" Desah Raka mendengus dengan punggungnya ia sandarkan pada kursi yang ia duduki.
Kembali lagi duduk dengan tegak dan angkuh. "Masih lama?" Tidak sabar Raka menatap Shandy.
"Makanan yang anda mau baru di pesan, tunggu beberapa menit lagi tuan." Balas Shandy.
"Bukan itu, maksud ku tuan Mike masih lama datang kesini?" Kesal Raka.
"Oh maaf tuan. Tuan Mike sebentar lagi sampai, beliau sedang dalam perjalanan kesini." Jawab Shandy sedikit terhenyak karena salah konek.
Menunggu tuan Mike datang, tiba-tiba segerombolan orang-orang masuk ke dalam restoran itu dengan sangat ramai, bersemangat dan antusias, Rakana sedikit melirik kesal ke arah Shandy yang salah membawanya ke tempat ramai seperti ini, harusnya meja yang privat karena bukan untuk sarapan saja mereka kesana tapi untuk membicarakan bisnis juga.
"Kenapa tidak memesan meja yang privat?" Kesal Rakana pada akhirnya.
"Maaf tuan, saya tidak menyangka akan seramai ini." Balas Shandy merasa bersalah.
Rakana berdecak kesal. Namun ketika pandangan nya menyapu pada segerombolan orang itu tatapan mata nya terkunci saat ia melihat seorang gadis yang tengah duduk di salah satu meja berbarengan dengan para gerombolan itu berada.
Rakana menatap gadis itu dengan begitu lama, memastikan wajah nya yang benar-benar terlihat sangat dekat dan jelas.
"Cantik, benar-benar cantik." Gumam Rakana pelan memuji gadis itu.
"Tuan bicara apa?" Shandy bertanya karena ia mendengar gumaman tuan nya namun tak jelas untuk ia dengar karena begitu ramai di sana.
"Tidak." Sahut Rakana. Namun pandangan nya masih terkunci pada gadis yang berada tak jauh dengan nya.
Rasa kesal Rakana terobati dengan adanya Rayna di sana, Rayna yang akan sarapan pagi bersama rekan-rekannya yang memang sudah sangat lapar.
Rayna memang tak semangat seperti para rekannya yang lain, jika orang memesan makanan dan minuman dengan antusias tidak dengan Rayna, yang lebih banyak diam dan menanggapi candaan rekan nya dengan senyuman saja tanpa mau membalas.
Konsep makanan di sana yaitu parasmanan namun bagi yang malas untuk mengantri bisa memesan lewat para pelayan di sana.
Kini giliran Rayna mengambil makanannya setelah para rekannya sebagian sudah menyantap makanan yang mereka bawa.
Melihat Rayna sedang mengantri makanan di sana, Rakana pun berdiri untuk mengikuti Rayna yang mengantri.
"Tuan. Ada apa?" Heran saat melihat tuannya tiba-tiba berdiri.
"Aku ingin mengambil makanan." Jelas Rakana.
"Tapi makanan anda sedang di siapkan oleh pelayan tuan." Shandy mengingatkan.
"Aku akan mengambil sedikit saja untuk tambahan." Ucapnya dengan cepat seraya melangkahkan kakinya menghampiri gadis yang berdiri di sana.
"Biar saya saja yang ambilkan tuan." Tawar Shandy sedikit berteriak karena tuannya sudah melangkah jauh.
"Tidak perlu." Tolak Rakana cepat dengan sedikit berteriak juga.
Dan di sinilah sekarang Rakana tengah berdiri di belakang Rayna, ia memperhatikan tubuh gadis itu dengan seksama. Tidak ada yang cacat, sempurna batin Rakana.
Tubuh yang tingginya di bawah dagu Rakana, kulitnya putih susu dan aroma wangi tercium di hidung Rakana membuat ia menghirup aroma itu dengan baik. Rasanya ia ingin sekali memeluk tubuh itu dari belakang batin Rakana tersenyum tipis.
Rayna membawa makanan setelah memilih makanan yang ia mau, lalu ia pun kembali ke tempat duduk dekat teman nya.
"Jadi dia suka makanan itu?" Batin Rakana ketika ia melihat makanan yang Rayna ambil tadi.
Rakana hanya membawa beberapa makanan secara asal, karena ia kesana hanya ingin memastikan gadis itu nyata atau hanya mimpi saja.
Rakana membawa makanan nya ke meja dimana ada Shandy dan sudah ada tuan Mike juga di sana.
"Tuan Rakana." Sapa tuan Mike melihat kedatangan Rakana dengan membawa makanan di tangannya. Rakana tidak menyadari jika tuan Mike sudah datang. Ia sedikit terkejut.
"Tuan Mike, anda sudah datang?" Tanya nya.
Tuan Mike mengangguk. "Baru saja, emh anda membawa makanan sendiri? Mengantri?" Tuan Mike tak menyangka dengan apa yang ia lihat.
"Ya, kenapa? Tidak masalah kan." Balas Rakana.
"Oh tidak masalah, saya kagum kepada anda tuan, anda mau mengantri padahal anda bisa saja memerintahkan pelayan untuk kesini." Puji tuan Mike yang sangat mengenal Rakana CEO muda dan kaya raya mau mengantri.
"Ah, saya hanya mengambil makanan tambahan saja." Balas Rakana. "Bagaimana kalau kita sarapan dulu, sebelum kita membahas pekerjaan." Melihat makanan yang ia pesan tadi sudah tersedia. "Anda sudah memesan makanan nya?"
"Baiklah." Balas tuan Mike. "Nah ini makanan pesanan saya." Melihat pelayan datang menghampiri dengan membawa makanan pesanannya.
Rakana melirik ke arah Rayna yang sedang makan, namun terlihat tidak semangat. Rakana melihat makanan itu hanya di aduk-aduk saja oleh gadis itu.
***
Setelah perjalanan dari Bali akhirnya Rayna bisa beristirahat di kamar tempat ternyaman baginya. Perjalanan yang begitu melelahkan dan tak membuat nya bahagia membuat ia langsung tertidur dengan pulas.
Keesokan harinya, pagi ini di sebuah hotel, sesosok laki-laki tengah bangun dari tidur lelapnya. Ia langsung menuju kaca hotel dimana ia bertemu dengan gadis itu kemarin. Namun sayang ia tidak bertemu dengan gadis itu lagi, ada rasa kecewa yang kini ia rasakan.
Lalu Rakana menuju ke kamar mandi untuk menyegarkan tubuhnya. Ia akan mencari lagi gadis itu ke restoran kemarin.
Setelah selesai mandi Rakana memakai pakaiannya ia pun dengan cepat menunju ke restoran dimana ia melihat gadis itu makan, Rakana yakin jika gadis yang ia cari saat ini pasti ada di sana, namun harapan Rakana harus berbuntut dengan rasa kecewa, karena ia tidak menemukan gadis itu lagi, membuat dirinya merasa frustasi.
Rakana mengusap wajahnya dengan kasar. "****! Kenapa aku seperti orang bodoh saja." Gerutu nya dalam hati ia jadi merasa kesal pagi ini.
"Tuan." Panggil Shandy melihat tuan nya sudah siap tanpa harus ia bangunkan terlebih dahulu.
Shandy pun menghampiri tuan nya yang tengah sibuk dengan pikirannya. "Tuan Raka!" Panggil nya lagi.
Rakana pun menoleh pada orang yang memanggil namanya. "Ada apa Shandy?" Tanya Rakana acuh.
"Apa tuan Raka baik-baik saja?" Tanya Shandy dengan ragu melihat tuannya terlihat seperti frustasi.
"Apa tuan, membutuhkan sesuatu?" Tanya Shandy hati-hati.
"Tidak!" Sahut Rakana cepat dan sedikit ketus.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 60 Episodes
Comments