Derrtt sebuah panggilan masuk pada aplikasi hijau Rayna ketika Rayna hendak istirahat untuk makan siang. Jam istirahat yang secara bergantian membuat Rayna tak bisa berlama-lama atau pun bersantai-santai karena temannya yang lain juga ingin beristirahat.
Namun melihat sebuah panggilan dari nomor "ibuku" membuat ia menghentikan sejenak kegiatan makan nya. Rayna langsung menjawab panggilan itu karena perasaannya mulai tak nyaman.
"Ya, hallo Bu. Ada apa?" Ucap Rayna lembut, ia membuang jauh-jauh pikiran jeleknya.
"Hallo nak, ini ayah." Terdengar suara ayahnya bukan ibunya membuat Rayna semakin tak enak hati.
"Ya, ayah ada apa?" Kembali Rayna bertanya dengan hati-hati namun penasaran, karena tak biasanya ayahnya menelponnya apalagi di jam kerja seperti ini.
"Nak bisa kamu pulang sekarang, minta ijin pada bos kamu agar bisa pulang lebih cepat. Dan datang lah ke rumah sakit xxx." Pinta ayah terdengar bicara seperti biasa namun ada nada perintah yang harus segera cepat pulang.
"Ada apa ayah? Apa ada sesuatu yang terjadi?" Hati Rayna campur aduk, perasaan nya dari pagi memang sudah tak nyaman namun sekarang semakin tak nyaman. "Apa ibu baik-baik saja?" Tiba-tiba Rayna mengingat kondisi kesehatan ibunya yang sedang sakit.
"Cepat kamu ke rumah sakit xxx saja, ayah sudah berada di sini!" Jawab ayah.
***
Setelah panggilan ayahnya selesai dengan seribu tanya, apa yang terjadi sebenarnya, ia pun meminta ijin untuk pulang lebih awal kepada pak manager tempat ia bekerja, dan beruntung nya pak manager Rayna baik dan mengijinkan Rayna pulang karena alasan pribadi tentang keluarganya.
Di perjalanan menuju rumah sakit, Rayna semakin penasaran dengan apa yang terjadi di rumah, hatinya bimbang, takut dan juga khawatir.
"Bu... Tenang kan pikiran ibu, jangan seperti ini, ayah sedih melihat ibu seperti ini, semua akan baik-baik saja." Ucap ayah terdengar begitu pilu saat Rayna sudah di depan pintu tempat ibunya di rawat, terdengar suara ayahnya di sana.
Apa yang terjadi? Rayna masuk kamar inap ibunya yang pasti sedang terbaring di sana.
"Ayah." Panggil Rayna melihat ayahnya menunduk dengan pilu.
Rayna langsung menghampiri ibunya. "Ibu kenapa ayah?" Melihat keadaan ibunya yang tidak sadarkan diri.
"Ibumu jatuh pingsan, dan kepala ibu terbentur mengenai kayu ranjang." Jelas ayah pelan.
"Ibu pingsan? Bagaimana bisa itu terjadi, ibu sedang sakit memang mau kemana sampai pingsan dan membentur kayu ranjang seperti ini?" Melihat kondisi ibunya yang sedang sakit.
"Kita bicara di luar nak, ada sesuatu yang ingin ayah bicarakan padamu." Ayah beranjak dari duduknya, mengajak Rayna keluar ruangan yang tidak hanya ibunya yang terbaring di sana, ada dua orang lain yang satu ruangan bersama ibunya, maklum lah ruangan kelas 2.
Rayna menatap sendu ke arah ibunya yang terbaring lemah tak sadarkan diri. Lalu ia mengekori langkah ayahnya keluar dari kamar inap.
Mereka duduk di depan ruangan dimana ibu dan istrinya terbaring, suasana cukup sepi di sana, ayah dan Rayna sempat terdiam sejenak dengan pikiran mereka masing-masing.
"Nak." Panggil ayah pelan.
Rayna mendongak menatap ayahnya. "Ya ayah." Sahut nya.
"Tadi, ada dua orang berbaju hitam datang ke rumah, mereka datang untuk menagih hutang sebesar 500 juta atas nama kamu. Mereka mengatakan jika kamu sudah menunggak pembayaran selama 2 bulan ini." Terang ayah dengan pelan, ia tak mau membuat anaknya juga terkejut lalu tak mengatakan apapun karena takut kepadanya.
Deg. Hutang?
"Apa benar yang mereka katakan? Bahwa kamu memiliki hutang sebanyak itu? Untuk apa nak?" Tanya ayah berhati-hati.
Rayna terdiam, iya dia memiliki hutang, hutang untuk membeli sebuah mobil untuk Yoga dengan meminjam uang dari bank atas nama dirinya, karena permintaan Yoga pada waktu itu.
"Benar Rayna?!" Tanya ayah tak sabar untuk memastikan.
"Iya ayah." Sahut Rayna pelan.
"Untuk apa uang sebanyak itu? Dan kenapa kamu tidak pernah bilang pada ayah dan juga ibu?" Selidik ayah dengan menahan rasa marahnya.
"Maaf ayah, maafkan aku, aku..." Ucapnya tercekat.
"Kenapa? Untuk apa Rayna? Katakan pada ayah!" Tak sabar ayah. "Untuk apa kamu meminjam uang sebanyak itu?"
"Untuk membeli sebuah mobil." Jawab Rayna pelan dan takut.
"Mobil? Mobil mana? Motor saja kamu tidak punya Rayna! Dan ayah bahkan tidak pernah melihat ada mobil di rumah. Sekarang mana mobil nya?" Rentetan pertanyaan karena terkejut mendengar pengakuan anaknya itu, ia tak percaya begitu saja.
"Mobil yang selalu kak Yoga pakai, ayah." Jelas Rayna.
"Maksudnya bagaimana?" Ayah belum memahami. "Coba kamu jelaskan pelan-pelan." Pinta ayah berusaha sadar agar tak terbawa emosi.
Rayna menarik nafas dalam-dalam, ia harus mengatakan sejujurnya pada ayahnya.
"Aku meminjam uang dari bank untuk membeli mobil atas nama kak Yoga, kak Yoga mengajak aku untuk patungan mencicil pembayaran nya pada bank. Dia bilang jika nanti kita menikah mobil itu akan kita pakai sama-sama untuk keperluan kita, tapi..." Rayna tak bisa melanjutkan ucapannya.
Ayah Rayna mengusap wajahnya kasar dan menghela nafasnya berkali-kali mendengar pengakuan anaknya itu. Laki-laki itu memang brengsek! Batin nya.
"Bagaimana bisa kamu mendapatkan pinjaman dari bank? Bank tidak akan mudah memberikan pinjaman jika tidak ada jaminan?" Menatap Rayna yang menunduk. "Jawab Rayna?" Karena Rayna yang hanya diam saja.
"Aku... Aku menggunakan sertifikat tanah atas nama ayah." Aku Rayna dengan sangat pelan.
Jedder
"Bagaimana bisa Rayna?!" Ayah bertanya dengan berteriak sangat marah. Lalu ia mencoba menahan kemarahannya karena saat ini mereka berada di rumah sakit.
"Bagaimana bisa? Kamu pasti membutuhkan tanda tangan ayah sebagai pemilik tanah saat kamu meminjam uang dari bank!" Tak percaya dengan apa yang di lakukan oleh Rayna.
"Aku tidak tahu ayah, kak Yoga yang mengurus nya, aku hanya tahu beres, dan tahu jika memiliki cicilan ke bank setiap bulannya." Urai Rayna semakin takut.
"Kamu benar-benar Rayna!" Kesal ayah mengeram. "Laki-laki itu pasti sudah berniat menipu mu!" Geram ayah tak terima. "Kenapa kamu begitu percaya dengan laki-laki brengsek seperti dia hah!" Mengeram kesal.
"Cinta membuat mu menjadi bodoh, Rayna!" Akhirnya ayah pun tak bisa menahan ucapan nya.
Rayna meneteskan air matanya, ia mengakui kesalahannya karena terlalu mencintai Yoga sampai ia tertipu karena kebodohannya yang begitu buta karena cinta. Cintanya buta sampai ia menjadi bodoh.
"Maaf ayah, maafkan aku." Lirih Rayna penuh penyesalan, ia tidak menyangka akan terjadi hal seperti ini.
"Ibumu tadi mendengar ucapan para penagih itu, sehingga membuat nya terkejut, lalu saat ibumu pingsan kepalanya terbentur. Pasti itu yang membuat ibumu sampai sekarang belum sadarkan diri." Urai ayah menjelaskan bagaimana ibu Rayna tidak sadarkan diri.
"Maafkan aku ayah, ini memang salahku, gara-gara aku ibu jadi sakit dan sekarang ibu tidak sadarkan diri." Lirih Rayna semakin bersalah, karena masalah yang selama ini terjadi membuat ibunya jatuh sakit.
"Ibumu terlalu dalam memikirkan semua kejadian yang menimpa keluarga kita, ini bukan salahmu, jangan menyalahkan diri kamu sendiri." Ayah mencoba menenangkan anaknya karena tak ingin Rayna pun sakit karena memikirkan semua masalah yang terjadi. Ia memeluk anak gadis nya itu untuk menguatkan dan meyakinkan bahwa dia tidak sendirian.
"Tapi ini memang salahku ayah." Rayna sesegukan di dalam pelukan ayahnya.
"Sudah, semua sudah terjadi. Sekarang yang terpenting kita pikirkan kesehatan ibu mu saja." Ayah berusaha menjadi orang paling sadar saat ini.
"Tapi..."
"Kita pikirkan nanti bagaimana menyelesaikan masalah kita." Sela ayah yang tahu jika Rayna akan membahas soal hutang itu. "Tolong bantu ayah Rayna, agar ayah bisa menyelesaikan masalah kita, dengan kamu yang jangan terus memikirkan masalah ini, jangan seperti ibumu." Ayah berusaha membuat Rayna selalu sabar dan sadar.
Rayna mengangguk mengerti dalam dekapan pelukan ayahnya. "Baik ayah, maafkan aku." Sekali lagi Rayna meminta maaf.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 60 Episodes
Comments
Rohiyah
gila tuh laki ya
2023-03-27
1
Aerik_chan
500 jt, besar bat...
#When We First Met
2023-03-26
1