'kamu membosankan, membuatku jenuh, dan kamu terlalu polos, kamu bodoh ray'
Kata-kata itu, kini terngiang-ngiang di kepala Rayna, rasa sakit di dalam hatinya menambah sesak di dadanya.
Batal nya pernikahan membuat kedua orang tua Rayna mencoba sadar karena ada hati yang harus mereka obati, yaitu hati Rayna yang terlihat kuat dan baik-baik saja, namun mereka tahu jika anaknya itu tidak baik-baik saja.
Makan tak enak, tidur pun tak nyenyak bahkan kini Rayna sering melamun jika ia sedang bekerja, tapi sebisa mungkin Rayna tidak menampilkan kesedihannya pada keluarganya, ia sering banyak terdiam akhir-akhir ini karena masih selalu mengingat bagaimana perlakuan manis Yoga dan bagaimana sekarang yang menorehkan luka, membuat ia semakin tak bisa menahan rasa sesak di dadanya.
***
Cahaya pagi mulai muncul menyoroti permukaan bumi, semilir angin berhembus menusuk tulang, aroma laut tercium, pasir lembut terasa pada kaki saat mulai menginjakkan.
"Aaaaaaa." Suara teriakan seorang gadis yang ingin meluapkan rasa sesak di dadanya, gadis bernama Rayna itu kini tengah patah hati karena kegagalan pernikahan nya dengan Yoga sang mantan kekasih yang mengkhianati nya sampai memiliki seorang anak.
Tak ada orang di sana, suasana masih terlihat sepi, hari masih pagi bahkan matahari pun belum bersinar secara sempurna.
Hamparan laut dan pasir lembut terhampar luas. Rayna menyapu pandangan nya pada sekitar tak ada orang di sana selain dirinya sendiri. Ia akan bebas untuk mengekspresikan rasa sakit nya di sana, mencoba berdamai dengan keadaan dan berusaha mengikhlaskan semua kejadian dengan lapang dada, walaupun itu tidak mudah baginya, karena begitu sakit ketika kehilangan seseorang saat sedang sayang-sayangnya.
"Aaaaa." Rayna kembali berteriak dengan sangat keras mengeluarkan seluruh tenaganya. "Aaaaaa."
Rayna bersimpuh, menekuk lutut nya pada hamparan pasir lembut itu, ia menangis dengan sangat kencang mengeluarkan unek-unek di hatinya.
"Kamu jahat kak!" Maki Rayna dengan berteriak menundukkan kepalanya dengan tangis semakin pecah.
"Kamu membuatku sakit." Ucapnya dengan sesegukan dengan memukul dadanya berulang kali dengan tangannya.
"Aku bodoh! Karena mencintai laki-laki seperti mu, aku menyesal karena sudah jatuh hati dengan begitu dalam." Gumam Rayna masih dengan tangis nya.
"Penghianat! Tukang selingkuh! Laki-laki brengsek!" Umpat Rayna memaki dengan berteriak.
"Dan aku bodoh karena sudah mencintai nya begitu dalam." Gumam nya dengan sesegukan.
"Kamu membawa ku terbang ke langit, lalu kamu hempaskan ke bumi dan kamu dorong aku ke jurang yang paling terdalam! Laki-laki tak punya hati dan perasaan!" Teriak nya tanpa henti.
Rayna yang sedang meluapkan rasa sesak di dadanya terus berteriak dengan memaki, mengumpat dan sesegukan dengan isak tangis yang tak henti.
Sehingga ia tak menyadari ada seseorang di balik jendela kaca yang tak jauh dari laut kini tengah memperhatikannya.
Seorang laki-laki yang tengah menikmati teh hijau di tangannya, menyesap sedikit demi sedikit agar bisa menikmati bagaimana nikmatnya teh yang ada di tangannya itu.
"Hemm apa yang gadis itu lakukan?" Gumam seorang Rakana di balik kaca jendela yang memang langsung tertuju pada indah nya lautan biru di sana.
Rakana tersenyum tipis melihat apa yang di lakukan gadis yang kini sedang ia perhatikan.
Rakana menaruh gelas teh itu di atas meja di sana. Lalu ntah kenapa ia mengambil handphone nya, ia memotret gadis itu dengan beberapa gaya dan memvideokan juga.
Rakana tersenyum dengan melihat hasil jepretannya. "Cantik." Puji nya tanpa sadar.
Lalu ia memperhatikan kembali gadis itu yang meracau tak jelas namun terdengar apa yang ia teriakkan.
"Dasar ABG." Gumam Rakana yang melihat wajah muda gadis itu.
"Sepertinya dia sedang patah hati." Lagi penilaian nya yang begitu yakin.
"Aku jadi penasaran dengan laki-laki yang membuat nya patah hati seperti apa." Penasaran bagaimana wajah laki-laki yang menyakiti perasaan gadis cantik seperti itu. "Apa setampan aku." Puji nya pada dirinya sendiri.
"Menarik." Gumam Rakana dengan senyum simpul nya.
"Tuan apa yang sedang anda lakukan?" Panggil tiba-tiba Shandy sang asisten dengan membuka pintu tanpa Rakana sadari membuat ia terkejut dan gelagapan.
"Kamu membuatku terkejut!" Kesal Rakana menyembunyikan apa yang tadi ia lakukan, sungguh sangat memalukan jika Shandy asistennya mengetahui hal konyol menurutnya yang ia lakukan tadi. "Ada apa?" Tanya nya ketus. Mencoba dengan ekspresi biasanya.
"Maafkan saya tuan, saya pikir anda masih tertidur dan saya kesini berniat untuk membangunkan anda." Jelas Shandy dengan menunduk.
"Aku sudah bangun sekarang, cepat pergi sana." Usir Rakana yang ingin melanjutkan kegiatan menjadi fotografer dadakannya itu.
"Maaf tuan, selain saya yang berniat membangunkan anda, saya juga mau mengingatkan jadwal anda untuk hari ini. Hari ini ada jadwal pertemuan dengan seorang kolega yang ingin menjual perusahaannya kepada anda dan..."
"Ya sudah aku akan siap-siap, sudah sekarang kamu pergi sebentar lagi aku akan keluar." Sela Rakana mengusir dengan cepat membuat ucapan sang asisten menggantung.
"Baiklah tuan, kalau begitu saya tunggu anda di luar." Pamit Shandy di barengi dengan menunduk sebagai penghormatan pada tuannya itu sebelum melenggang pergi dari kamar yang di tempati tuan Rakana nya.
Rakana menarik nafas nya panjang melihat pintu yang di tutup oleh Shandy.
"Konyol." Umpat nya pelan. Lalu ia kembali mengingat gadis yang ia perkirakan patah hati itu, dengan membalikkan tubuhnya ke arah jendela kaca besar itu, namun Rakana tak melihat gadis itu, Rakana mencari sosok gadis yang membuat ia menjadi penasaran, sudah tidak ada di sana membuat Rakana mendesah kecewa.
"Hah! Ada apa dengan ku ini?" Gumam Rakana tersadar, heran kenapa ia bisa bersikap seperti ini, tak seperti biasanya yang selalu cuek dan tak peduli dengan urusan orang.
Namun dengan cepat ia meraih handphone yang sempat ia simpan di saku celananya, melihat kembali hasil jepretan fotografer dadakan nya itu. Lalu ia tersenyum puas saat ia merasa hasil jepretannya bagus dan menarik.
"Dia cantik, sangat cantik dan benar-benar cantik." Gumam Rakana memuji kecantikan gadis yang ada di galeri handphone nya seraya memperbesar dan memperjelas bingkai wajah cantik itu dengan seksama.
"Bodoh sekali laki-laki itu jika tidak melihat kecantikan nya yang ia miliki ini." Gumam nya lagi.
"Semoga Tuhan mempertemukan kita dengan caranya." Batin Rakana. "Eh." Ia tersadar dengan apa yang ia harapkan barusan. "Benar-benar aku sudah gila dan konyol!" Melupakan sejenak kegilaannya pagi ini dengan bersiap untuk menemui Shandy yang pasti sudah menunggu nya.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 60 Episodes
Comments