"Itu tidak seperti yang kamu bayangkan Rayna, aku..." Ucap Inge terpotong
"Aku sudah tidak akan percaya dengan ucapan mu!" Sela Rayna. "Aku tidak akan bodoh untuk kedua kalinya, kalian memang pasangan fenomena saat ini. Laki-laki penghianat dan perempuan tukang perebut." Ucapnya dengan tatapan silih berganti pada wajah Inge dan juga Yoga dengan tatapan kesal nya.
"Kamu perempuan perebut Inge, aku tahu sepak terjang mu di masa lalu, kamu juga pernah merebut dia (Yoga) dari kekasihnya terdahulu bernama Vina, dan sekarang kamu lakukan kembali padaku!" Jelas Rayna mengingatkan kembali akan masa lalu Inge. Inge mulai menangis karena merasa terpojokkan.
"Sayang jangan menangis." Ucap Yoga mengusap pelan belakang kepala Inge mencoba menenangkan, dan itu tak lepas dari perhatian Rayna.
"Hah!" Senyum sinis Rayna saat mendengar Yoga memanggil sayang pada Inge. Tak percaya dengan apa yang ia dengar saat ini.
"Rayna! Jika kamu memang belum puas bicara silahkan kamu hina aku saja tapi tidak dengan Inge, dia tidak tahu apa-apa." Bela Yoga dengan terus menenangkan perasaan Inge yang sedang menangis itu.
Dia lebih memperhatikan dan menjaga perasaan perempuan itu di bandingkan aku, jadi hubungan kita selama ini kamu anggap apa kak, batin Rayna merasa sesak di dadanya melihat bagaimana sikap Yoga kepada Inge.
Yoga berdiri dari duduknya lalu menyeret lengan Rayna dengan paksa sehingga Rayna pun ikut berdiri, setelah ia membisikkan pada Inge ntah apa yang ia katakan barusan terlihat Inge mengangguk pelan dengan isak tangis nya. Menyeret lengan itu dengan cepat dan membawanya ke arah luar agar pengunjung di sana tak mendengar apa yang mereka bicarakan.
"Jangan membuat aku dan Inge malu dengan ucapan mu itu, apa lagi bicara seperti itu di depan anak ku!" Ucap Yoga tanpa hati sedikit mengeram seakan ia sedang menahan emosi nya. Mencekram lengan Rayna sedikit kuat, Rayna meringis. "Kemungkinan pernikahan kita akan aku batalkan." Gumam pelan Yoga.
Rayna tersenyum sinis mendengar ucapan Yoga itu. "Apa kamu pikir aku dan keluargaku tidak malu dengan apa yang kakak lakukan ini?" Menatap tajam menahan rasa marah.
"Undangan pernikahan kita sudah akan tersebar, 99% persiapan sudah di siapkan, apa kak Yoga pikir kami tidak akan menanggung malu?!" Sarkas Rayna dengan kesal.
"Aku tidak bisa menikah dengan mu!" Ucap Yoga kemudian tanpa ragu.
Deg. Jantung Rayna seakan berhenti berdetak.
"Aku pun tidak mau melanjutkan pernikahan ini dengan laki-laki seperti mu!" Balas Rayna, mencoba untuk kuat dan seakan tidak butuh, padahal hatinya sungguh sangat sakit mendengar calon suaminya membatalkan pernikahan nya secara sepihak dan mendadak.
"Bagus! Jika memang kamu tidak mau, berarti urusan kita selesai." Ujar Yoga dengan cepat tanpa merasa bersalah pada Rayna dan keluarga nya.
"Tuhan memang adil laki-laki penghianat pasti berpasangan dengan perempuan perebut, kalian sangat cocok dan serasi." Ejek Rayna dengan sesak di dadanya ia seperti orang jahat saat ini karena banyak umpatan yang ia berikan kepada Yoga dan juga Inge. Namun hatinya benar-benar tersakiti.
"Jangan salahkan aku Rayna! Seharusnya kamu itu berkaca diri, apa kamu sudah membuat ku nyaman? Membuatku bahagia selama kita menjalin hubungan?" Ujar Yoga yang membuat Rayna terdiam dan berpikir, menatap wajah laki-laki itu dengan lekat, yang selama ini selalu ada dalam bayangan nya.
"Kamu tahu, tidak akan ada laki-laki yang betah berhubungan dengan mu! Selama ini aku merasa jika memiliki kekasih seorang anak SD." Hina Yoga.
"Maksudnya apa?" Tuntut Rayna tak mengerti. Laki-laki yang sangat ia cintai begitu tega mengatakan hal itu padanya.
Yoga mendengus kesal dengan kepolosan dan keluguan gadis yang selama ini menemani hari-hari kosongnya.
"Kamu bodoh atau memang tidak peka!" Kesal Yoga. "Kamu selalu menolak jika aku mengajakmu jalan ke luar kota, ketika malam Minggu kamu selalu sibuk dengan pekerjaan mu yang tidak bisa kamu tinggal, karena merasa tidak enak hati ketika tukeran sif dengan rekan mu, lalu hari Minggu yang seharusnya di gunakan untuk berlibur kamu harus masuk bekerja dengan alasan sif pagi, dan ntah alasan ibumu tak memberikan ijin, ingin istirahat karena lelah dan bla bla bla itu membuat ku kesal, Rayna!" Panjang lebar Yoga mengeluarkan isi hatinya dan penuh tekanan.
"Kamu membuatku bosan dan jenuh Rayna! Kamu tidak sesuai dengan apa yang aku inginkan tidak seperti Inge yang bebas aku ajak kemana saja, dia gadis yang tahu bagaimana menyenangkan diri nya sendiri dan aku tentunya." Urai nya.
"Kamu sudah bekerja bisa di bilang kamu bisa bebas melakukan apa yang kamu mau, tapi ucapan ibumu yang sebenarnya bisa kamu langgar sesekali membuat mu seperti anak kecil saja, kamu terlalu penurut Ray, lagi pula aku tidak akan macam-macam, ibumu terlalu berlebihan dalam melarang mu ini dan itu! Dan aku gak suka dengan kepolosan dan keluguan kamu itu!" Cerocos Yoga tanpa henti. Ia menyalahkan Rayna dalam hubungan mereka yang sebenarnya untuk menutupi kesalahannya saat ini.
"Stop Yoga! Jangan menjelekkan bagaimana cara ibuku menjaga kehormatan ku, jangan salahkan orang lain padahal kenyataannya kamu yang tidak bisa setia pada satu wanita saja!" Balas Rayna dengan amarah yang sangat tinggi, ia tak terima jika ibunya atau pun keluarganya di hina dan di jelekkkan.
"Jika memang kamu sudah tidak merasa nyaman dengan ku, ok mulai detik ini kita tidak memiliki hubungan apa-apa lagi! Pernikahan kita batal! Dan jangan pernah menjelekkan orang lain karena penilaian mu salah besar, bersyukur sekali karena Tuhan memperlihatkan sifat asli mu sebelum aku menjadi istri mu. Silahkan hidup berbahagia lah dengan perempuan yang membuat dirimu nyaman itu, dan dengan anak yang tidak tahu asal usul nya itu!" Ucap Rayna dengan menggebu-gebu sungguh ia merasa sakit sangat sakit.
"Dia anak ku Rayna." Aku Yoga dengan tegas, Rayna tak mau mendengar kenyataan yang sebenarnya dari Yoga bagaimana anak itu ada di antara Yoga dan juga Inge, sudah cukup sakit bagi Rayna melihat hubungan mereka dan ia tak mau tahu tentang anak itu. Intinya Yoga sudah menghianati dirinya yang sudah sangat mencintai diri Yoga.
Ia mendorong dada Yoga dengan keras sebagai pelampiasan kemarahan dan kekecewaannya pada laki-laki itu, Yoga hanya sedikit terhuyung dengan dorongan Rayna pada nya.
Dengan cepat Rayna pergi meninggalkan Yoga yang terdiam, ntah apa yang ada dalam hatinya saat ini, yang jelas Rayna sudah memutuskan untuk melupakan semua tentang hubungan mereka yang sudah terjalin selama dua tahun itu.
Tapi Rayna mengingat sesuatu yang membuat dirinya harus menghentikan langkah cepatnya, ia berbalik lalu kembali melangkahkan kakinya ke arah dimana Yoga yang masih berdiri, memperhatikan gerak tubuhnya yang memutar untuk mendekatinya kembali, seringai tipis terlihat di bibir Yoga. Semua orang di sekitar cafe itu memperhatikan mereka berdua menunggu apa lagi yang akan di lakukan oleh gadis cantik yang mereka ketahui sebagai calon istri dari laki-laki tampan itu.
Tatapan menghunus di berikan Rayna pada Yoga, ia sungguh sangat membenci laki-laki yang sangat ia cintai itu.
Tanpa ragu dan tanpa banyak bicara lagi Rayna melepaskan cincin tunangannya itu dengan tergesa. Lalu setelah terlepas dari jari manis nya, ia lemparkan cincin cantik itu pada wajah Yoga dengan sangat keras membuat Yoga terhenyak dan melengoskan wajah nya untuk menghindari.
Uuuuuh suara riuh para pengunjung di sana yang betah melihat adegan bersorak saat Rayna melemparkan cincin tunangannya itu tepat di wajah Yoga.
"Aku kembalikan cincin tunangan itu, aku sudah tidak sudi untuk memakainya bahkan menyimpan nya sekalipun di rumah ku!" Ucap Rayna dengan menusuk dan sinis dengan rasa marah nya. Lalu ia pun pergi meninggalkan Yoga dengan rasa sakit di hatinya dan dengan dada yang sesak serta tenggorokan yang sulit sekali untuk ia telan.
***
"Kamu gak apa-apa?" Tanya Rifki sepupu Rayna sekaligus sahabat Yoga. Mereka kini sudah berada di dalam mobil yang Rifki bawa.
"Aku mau pulang." Pinta Rayna tanpa menjawab pertanyaan dari sepupu nya itu.
"Ok." Sahut Rifki yang sudah tahu bagaimana perasaan Rayna saat ini.
Berniat membicarakan tentang hubungan Rayna dan Yoga, setelah ia tahu jika sahabat nya itu kembali pada Inge, namun Rayna malah tahu sendiri dengan penghianatan Yoga, menjadikan Rifki tak perlu membicarakan kembali hal itu.
"Sudah selesai masalah kalian?" Pertanyaan itu pun terlontar dari mulut Rifki karena penasaran, ia merasa kasihan melihat Rayna sepupunya.
"Udah lah gak perlu di bahas aku malas." Balas Rayna menatap ke arah luar kaca mobil, ia menahan mati-matian air matanya yang sudah menganak sungai.
Rifki menarik nafasnya panjang, dengan tangan mencengkeram kuat pada setir mobil, ia kesal dan marah pada sahabat nya itu karena sudah menyakiti perasaan adik sepupunya. Melihat bagaimana raut wajah Rayna yang muram walaupun tak terlihat menangis ia tahu bahwa hubungan mereka pasti tidak baik-baik saja.
Lama saling terdiam, dengan perasaan masing-masing, Rayna pun akhirnya berbicara.
"Ini hal penting yang mau Abang bicarakan tadi?!" Ucap dingin Rayna tanpa mau menatap Rifki.
"Maaf Ray." Ucap Rifki, ia merasa bersalah saat ini.
"Abang gak salah, aku yang bodoh karena terlalu cepat mencintai dia." Sahut Rayna sekenanya dengan tatapan marah nya ke arah depan.
"Tapi karena abang kalian bertemu." Sesal Rifki.
"Sudah takdir. Aku gak bisa nolak jika memang ini jalan cerita hidupku." Jawab Rayna, ia menghela nafas dalam-dalam. "Jika aku saja yang merasa sakit dan malu, aku tidak apa-apa, aku bisa menekan perasaan ku. Tapi ini... Ayah dan ibu akan merasakan malu karena pembatalan pernikahan ku ini, aku kasihan pada mereka. Untung saja undangan belum aku sebarkan jika sudah kami harus jelaskan apa pada tamu yang akan datang nanti." Jelas Rayna dengan kekecewaan dan kemarahan terlihat di raut wajahnya. "Aku bingung harus bagaimana menjelaskan semua ini pada ayah dan juga ibu." Ucap nya lagi.
"Pernikahan kalian batal?" Tanya Rifki tak percaya.
Rayna mengangguk pelan. "Dia yang tak menginginkan pernikahan ini." Getir Rayna.
Rifki menelan ludahnya merasa tercekat tenggorokannya saat ini, ia merasa bersalah karena hubungan antara Rayna dan Yoga berkaitan dengannya, walaupun dari awal ia sudah melarang Rayna untuk tidak menjalin hubungan dengan Yoga laki-laki brengsek sekarang di matanya. Yoga memang brengsek dari dulu semenjak sebelum memiliki hubungan dengan Rayna, jika dia brengsek pada yang lain ia akan masa bodo tapi sekarang yang Yoga sakiti Rayna adik sepupunya yang ia anggap adik kandungnya sendiri. Tak terima, suatu saat nanti ia akan membalas segala perbuatan Yoga pada Rayna dan juga keluarga Rayna yang tak lain keluarga nya juga.
"Lalu setelah kejadian ini apa yang akan kamu lakukan?" Rifki pun bertanya dengan hati-hati.
"Aku tidak tahu, rasanya aku malas melakukan apapun, tapi yang pertama aku harus memberi tahukan ayah dan ibu dengan pembatalan pernikahan ini dan menerima pembatalan ini dengan ikhlas." Raut wajah Rayna menampilkan kesedihan yang amat dalam. Bukan hanya sakit yang ia dapatkan dari penghianatan Yoga, tapi juga dengan perasaan kedua orang tuanya yang pasti juga ikut sakit hati.
Rifki mengangguk membenarkan, karena keluarga Rayna pasti tidak akan mudah menerima hal seperti ini, ini sudah termasuk pencorengan nama baik. Batin Rifki.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 60 Episodes
Comments