-Ruang rapat.
"Baiklah, cukup sekian untuk rapat hari ini, mengenai info lebih lanjut kita akan bahas nanti di pertemuan selanjutnya, terimakasih atas waktu dan kerja samanya," ujar Elang menutup rapat.
Akhirnya rapat sudah selesai, satu persatu dari mereka mulai berjalan keluar meninggalkan ruangan.
"Haahh," hela Elang menyandarkan punggungnya ke kursi, kepalanya terasa begitu berat hari ini.
"Tuan, apakah anda baik-baik saja?" tanya sekretaris Ken khawatir melihat atasannya. Rapat baru saja selesai setelah dua jam berlangsung lamanya, dan tadi juga ia harus mengurus kasus mengenai pembullyan Adiknya. Sekretaris Ken khawatir kalau ini akan berdampak buruk kepada kesehatan Elang.
"Aku baik-baik saja Ken," balas Elang seraya memijat-mijat keningnya.
"Oh yah, tolong kirimkan pesan kepada Alan! Kalau sebentar lagi aku akan pulang."
"Baik tuan," jawab sekretaris Ken lalu mengeluarkan benda pipih tersebut dari dalam saku celana, mengirimkan pesan singkat kepada Alan, untuk memberitahukan kalau sebentar lagi mereka akan segera pulang.
"Pukul berapa sekarang?" tanyanya.
"Sekarang pukul 17.00 Tuan."
"Baiklah, kalau begitu mari kita pulang, tapi sebelum itu, antarkan aku ke sebuah tempat untuk membeli makanan kesukaan Alan terlebih dahulu," ujar Elang seraya berdiri, merapikan jas hitam yang ia kenakan.
"Baik tuan," jawab sekretaris Ken sedikit menunduk.
Akhirnya kedua pria itu berjalan keluar dari ruang rapat, banyak sekali pasang mata terutama para karyawan wanita memperhatikan kedatangan Elang atasan mereka.
Tak banyak dari mereka yang berbisik membicarakan tentang paras tampan serta sifat dingin dan ketegasan sang Elang.
Asal kalian tahu saja, kebanyakan karyawan wanita yang bekerja di perusahaan Elang. Sepuluh persen karena pekerjaan dan sembilan puluh persen nya lagi sisanya karena rasa suka dan penasaran akan paras tampan atasannya.
"Ken, lain kali ajarkan sopan santun kepada mereka. Suruh mereka menunduk atau diam, aku merasa terganggu dengan suara-suara kecil itu," lirih Elang merasa risih.
"Baik tuan, saya mengerti," balas sekretaris Ken yang berjalan dibelakangnya.
"Tuan Elang!" panggil seorang wanita yang tiba-tiba berdiri di hadapannya, membuat langkah Elang terhenti seketika.
Semua orang yang sedang bekerja langsung berhenti melakukan aktivitasnya, kedua bola mata mereka melirik ke arah wanita yang kini sedang menjadi pusat perhatian. Bu Sofia yang terkenal genit dan suka sok perhatian kepada Elang. Menurut para karyawan wanita lainnya, Bu Sofia lah saingan terberat mereka dalam kompetisi untuk merebut hati sang atasan.
"Idih sok perhatian!"
"Kenapa sih gak dipecat aja?"
"Genit banget jadi orang!" bisik-bisik cercaan akan dirinya terdengar jelas oleh telinga Bu Sofia. Tapi wanita itu tidak peduli akan itu semua, karna yang terpenting adalah ia harus bersikap baik dan lembut dihadapan Elang.
"Ada apa Bu Sofia?" tanya Elang dingin.
"Sa-saya membawakan kopi untuk anda, saya tahu kalau anda pasti lelah setelah rapat. Jadi saya membuatkan kopi spesial ini untuk anda," balas Bu Sofia gugup, sembari menyodorkan segelas kopi panas kepada Elang dengan tangan yang sedikit gemetar.
"Saya tidak butuh," dingin Elang dengan wajah datarnya. Menurut dirinya, Bu Sofia hanya menghambat waktunya saja untuk segera bertemu dengan Alan.
"Ayo sekretaris Ken!" sambung Elang lalu kembali melanjutkan langkahnya, membiarkan wanita itu begitu saja.
"Baik tuan," jawab sekretaris Ken.
"Tapi tuan Elang!" teriak Bu Sofia membuat Elang sekali lagi menghentikan langkahnya.
"Ini sebagai bentuk kepedulian saya kepada anda, saya menyukai anda Tuan Elang, dan saya juga yakin kalau anda juga memiliki perasaan yang sama seperti saya," sambung Bu Sofia membuat semua orang terheran-heran karenanya, dan tak banyak dari mereka yang sampai menahan tawa, begitupun juga dengan sekretaris Ken yang tidak bisa menahan perasaan geli itu.
"Tapi saya tidak pernah menyukai anda Bu Sofia," ketus Elang memutar tubuhnya.
"Ta... tapi kenapa Tuan? Kemarin saya terjatuh dari tangga, dan anda langsung panik menggendong tubuh saya menuju ruang kesehatan, perlakuan apa itu kalau bukan berarti rasa suka?"
"Itu hanyalah hal yang wajar Bu Sofia. Sebagai atasan, saya harus bersikap baik kepada karyawan-karyawan saya, jadi itu hanyalah hal biasa dalam bentuk kepedulian seorang atasan terhadap karyawannya," jelas Elang.
"Dan lagi pula, ini semua tidak ada hubungannya dengan rasa suka. Mungkin Bu Sofia saja yang menganggap perlakuan saya kemarin terlalu serius. Saya peringatkan, sebaiknya Bu Sofia jangan terlalu terbawa perasaan, karna saya tidak akan pernah menaruh rasa suka kepada anda," sambung Elang lalu membalikkan badan, pergi menuju pintu keluar.
"A-Apa?" batin Bu Sofia mematung ditempat.
"Uhuk baperan!"
"Rasa sukanya dikondisikan mbak!"
"Tuh Bu ada kantong kresek kalo butuh!" ledek seluruh karyawan yang gemas melihat tingkah Bu Sofia terutama para karyawan wanita, mereka merasa sangat puas. Dendam mereka akhirnya terbalaskan langsung dikabulkan oleh Elang.
Tuan Elang memang yang terbaik!
"Eh lo semua diem yah! Jangan suka urusin hidup orang, urusin aja hidup Lo sendiri!" belungsang Bu Sofia kesal sembari menahan malu yang sangat. Ditolak mentah-mentah dihadapan semua orang sekantor.
...********...
-Di tempat parkir.
"Tuan Elang, bukankah perkataan anda tadi terlalu...."
"Terlalu kasar," ujar Elang memotong perkataan sekretaris Ken.
"Itu tidak kasar Ken, tapi itu adalah kebenaran."
"Tapi apakah anda tidak takut kalau perkataan anda tadi bisa menyakiti hati seseorang?" tanya sekretaris Ken.
"Aku terlalu malas untuk berbasa-basi Ken, lebih baik langsung ke intinya saja, kalau aku memang tidak menyukai Bu Sofia, tinggal ku katakan tidak, aku malas mengarang cerita kalau ujung-ujungnya pasti sama."
"Haah kau membuat diriku terlalu banyak berbicara sekarang," sambung Elang menghela napas panjang.
"Ma-maafkan saya Tuan Elang, saya tidak bermaksud untuk-"
"Sudahlah, sebaiknya kita lekas pulang, Alan pasti sudah menunggu ku lama," potong Elang lalu berjalan menghampiri mobil putihnya.
"Saya mengerti Tuan, untuk saat ini anda tidak terlalu memikirkan soal wanita. Karena prioritas utama anda untuk sekarang adalah Adik anda, yaitu tuan Alan," batin sekretaris Ken tersenyum kecil. Lalu segera pergi menyusul Tuannya untuk membukakan pintu mobil.
...********...
...-Sekretaris Ken-...
Sekretaris Ken: Tuan Alan, kami akan segera pulang, Tuan Elang ingin makan malam bersama dengan anda dirumah.
"Haahh, Kakak apa kau tidak lelah?" gumam Alan yang sedang berbaring di kasurnya, sembari menatap langit-langit atap.
Lengan Alan meraba laci meja yang berada di samping kasurnya, membukanya dan mengambil sebuah buku majalah olahraga. Sengaja Alan menaruh buku majalah tersebut di sana, ia takut kalau nanti Elang sampai menemukannya.
Sebuah majalah yang memiliki sampul bergambarkan seorang atlet pelari jarak jauh. Membuat Alan tersenyum kaku, teringat akan masa lalu yang menyenangkan namun juga menyesakkan itu.
Alan membuka dan membaca buku majalah olahraga tersebut, untuk mengisi waktu kebosanan sembari menunggu kedatangan Kakaknya.
...°•••|ANDAI AKU SEMPURNA|•••°...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 64 Episodes
Comments
mochi ♡
udahlah Bu, elang itu punya saya Tante gak usah cari perhatian
2023-05-31
0