Bab 5 Kematian Yang Mengenaskan

Brak

Tak bisa menahan amarah sebuah vas bunga menjadi sasaran Lin begitu ia masuk ke kamarnya, padahal ibunya telah membuat Yumna cacat tapi Pangeran tetap saja menyukainya dan masih berniat menikahinya.

"Ibu! lihat apa yang terjadi! ibu sudah berjanji tidak akan ada satu pria pun yang mau menikahi Yumna, tapi bahkan Pangeran sendiri masih bersikeras untuk menikahinya," rengek Lin.

"Kau pikir ibu buta? ibu juga lihat bahkan masih tak percaya Pangeran begitu bodoh," sahutnya lebih kesal lagi.

"Ah... ibu... aku tidak rela... " rengek Lin kini sambil menangis.

"Putri ku yang malang, kau selalu saja tidak beruntung. Kali ini ibu berjanji akan membuatmu menjadi nomor satu," ujarnya membujuk.

"Apa yang akan ibu lakukan?" tanya Lin penasaran.

Tapi ibunya tidak menyahut, ia malah tersenyum dengan rencana yang sedang ia susun di kepalanya.

...................................

Tak bisa tidur karena memikirkan Pangeran Yumna melamun tepat di hadapan lilin, api kecilnya kadang bergoyang karena hembusan nafas Yumna saat ia merasa terlalu bahagia.

Tak pernah ia sangka seorang Pangeran akan menerimanya dengan kecacatan yang bahkan pria biasa pun sulit menerimanya, ini telah menunjukkan betapa baiknya hati Pangeran.

"Yumna... apa kau sudah tidur?" seru ibu tirinya dari luar.

"Belum ibu, kau bisa masuk," ujarnya segera bangkit.

"Ah maaf telah mengganggumu malam-malam, aku tidak bisa tidur dan ingin menyulam. Apa kau bisa menemaniku mengambil beberapa kain di gudang?" tanyanya.

"Tentu," sahut Yumna.

Dengan seorang pelayan pribadi ibu tirinya mereka pun pergi, seharusnya Eum juga ikut tapi melihat dia tidur dengan pulas Yumna memilih untuk tidak membangunkannya.

Di malam hari gudang itu jauh lebih gelap, mereka butuh lebih dari tiga lilin sebagai sumber pencahayaan.

"Menurutmu mana kain yang bagus?" tanya ibu tirinya menunjukkan dua kain.

"Keduanya juga bagus," sahut Yumna sambil menatap dua kain itu.

Jleb

"Ah... " pekik Yumna saat tiba-tiba ia merasakan sesuatu menusuknya dari belakang.

Saat menoleh rupanya pelayan pribadi ibu tirinya sudah menusuk punggungnya dengan sebilah pisau.

"Kau.... " ujar Yumna merasakan sakit yang kiat kuat.

"Beri dia satu tusukan lagi," perintah ibu tirinya.

Yumna membelalakkan mata tak percaya, ternyata pelayannya di perintah untuk menghabisi Yumna.

Tanpa ragu pelayan itu bersiap untuk menyerang, tapi Yumna mencoba bertahan sehingga pergelutan pun terjadi.

Dengan kondisi yang tak baik Yumna yang semakin lemah karena kehilangan banyak darah akhirnya mendapat satu tusukan lagi di perutnya, kini ia bersimpuh dilantai yang di penuhi darah.

"Ibu... kenapa.... " tanya Yumna.

"Kenapa katamu? kau adalah penghalang terbesarku, padahal kau sudah ku buat cacat tapi tetap saja kau masih beruntung!" sahut ibu tirinya ketus.

Yumna mengerutkan kening, rupanya perampokan yang terjadi padanya adalah rencana ibu tirinya juga. Pantas Yumna merasa ada yang aneh, jika perampok itu takut ia melapor harusnya ia di bunuh saat itu bukan di lukai wajahnya.

"Kau dan ibumu saja, kalian selalu mendapatkan semua yang aku dan putri ku inginkan. Memang tindakan ku tepat, aku memang harus membunuhmu sama seperti yang ku lakukan dulu pada ibumu."

"Apa? ibu ku... " tanya Yumna dalam kelemahannya.

"Ya, ibu mu bukan mati karena sakit. Tapi aku memberinya racun setiap saat yang akhirnya membuatnya mati," jawabnya.

"Kau.... tega sekali, padahal kami sangat baik padamu," keluh Yumna dengan deraian air mata.

"Aku tidak peduli, bakar tempat ini!" perintah ibunya kepada si pelayan.

Membiarkan Yumna sekarat pelayan itu kemudian membakar gudang setelah tuannya keluar, ditengah kobaran api yang kian ganas hal terakhir yang Yumna lihat adalah senyum jahat ibu tirinya sebelum pintu gudang di tutup.

Sekelilingnya kini tak hanya semakin terang tapi juga berasap yang membuatnya batuk dan hangat, membalikkan badan Yumna menatap langit-langit dimana sebentar lagi atap itu akan roboh karena di lahap api dan menimpanya.

Tersenyum kecut Yumna sungguh tak menyangka nasibnya sangat tidak beruntung, ia sudah cacat dan kini akan mati seorang diri dengan mengenaskan.

Air mata mengalir deras di pipinya, merasa pilu sekaligus marah.

"Dewa... apa yang harus ku katakan pada ibu setelah aku bertemu dengannya? sepanjang hidupku padahal aku hanya belajar demi martabat keluarga, padahal aku sudah mengesampingkan kebahagiaan ku sendiri. Tapi.... aku tetap tidak beruntung," ujarnya merajuk.

Sakit yang ia rasakan semakin menyiksa, udara semakin tipis hingga membuatnya tercekik dan tubuhnya semakin terasa panas.

"Dewa... di kehidupan ku selanjutnya... beri aku kebebasan dan kebahagiaan," pinta Yumna sebelum akhirnya ia menutup mata.

..................

Ooooaaaaa.... Ooooaaaa...

Tangis bayi di malam itu menarik perhatian sepasang pasutri yang baru pulang bekerja, tepat di dekat tong sampah dalam sebuah balutan selimut seorang bayi yang baru lahirtengah menangis karena lapar dan kedinginan, saat si istri menggendongnya barulah ia sedikit tenang.

Tanpa pikir panjang mereka membawa bayi itu pulang, memberinya susu dan mengganti pakaiannya dengan yang bersih dan hangat.

"Kejam sekali... siapa yang membuang bayi secantik ini?" protes Jeny.

"Entahlah, siapa pun itu semoga Tuhan menghukumnya," sahut Fabio yang tak bisa melepas pandangannya dari wajah si bayi.

"Lalu bagaimana sekarang?" tanya Jeny lagi.

"Tentu kita laporkan pada polisi," sahutnya.

Jeny mengangguk, untuk malam itu mereka membiarkan bayi tu tinggal bersama mereka. Saat pagi datang mereka segera pergi ke kantor polisi untuk melapor.

"Terimakasih sudah melapor, kami akan segera menyelidikinya," ujar pak polisi.

"Sama-sama, lalu bayi ini harus kami tinggal di mana?" tanya Fabio.

"Oh untuk itu bisakah kalian antarkan ke panti asuhan? aku akan memberi alamatnya dan kalian hanya perlu mengatakan aku yang menyuruh, nanti suster disana yang akan mengurusnya."

"Baiklah kalau begitu," ujar Fabio segera berpamitan.

Sepanjang jalan Jeny tak bisa berhenti mengajak bayi itu bercanda sampai mereka tertawa, tawa bayi yang begitu imut bahkan membuat Fabio tergoda untuk ikut dalam candaan ringan itu.

Sampai di panti asuhan yang di sebut alangkah kagetnya mereka mendapati tempat itu kurang layak, banyak anak kecil dan bayi yang tinggal sementara tempatnya sempit.

"Ada yang bisa ku bantu?" tanya seorang suster melihat mereka di pintu.

"Oh iya, pak polisi menyuruh kami mengantarkan bayi ini," ujar Fabio.

"Astaga... apa ini kasus bayi di buang lagi?" tanya suster itu frustasi.

"Kami menemukannya di tong sampah, setelah melapor kami di suruh mengantarkannya kemari," jelas Jeny.

"Kenapa mereka melakukan hubungan intim jika tidak ingin punya anak? apa harga karet sangat mahal sampai mereka tidak mampu beli? lihatlah anak-anak itu! mereka sudah di sini selama beberapa tahun dan belum ada yang datang untuk mengambilnya, aku ragu polisi itu melakukan tugasnya. Akhir-akhir ini bantuan yang datang pun sedikit," keluh suster itu.

Fabio dan Jeny saling bertukar pandang, ada rasa kasian melihat bagaimana repotnya suster itu dan masa depan sang bayi yang belum tentu baik.

"Permisi, jika kami mengadopsinya apa di ijinkan?" tanya Jeny mengambil keputusan.

"Apa kalian sungguh akan mengadopsinya?" tanya suster itu kaget.

"Jika itu bisa dilakukan kami akan mengambilnya, lagi pula kami tidak punya anak," sahut Fabio.

"Oh Tuan, Nyonya... kalian sangat berhati malaikat. Tentu saja kalian boleh mengadopsinya, silahkan ikut aku ke dalam untuk mengurus suratnya," ajak Suster itu kini dengan penuh semangat.

Terpopuler

Comments

fifid dwi ariani

fifid dwi ariani

trus sAbar

2023-09-24

0

belimbing asam???

belimbing asam???

jd gmn dong selir jalang itu?

2023-04-21

0

lihat semua
Episodes
1 Bab 1 Pertemuan Yang Berkesan
2 Bab 2 Lamaran Dari Pangeran
3 Bab 3 Cacat
4 Bab 4 Penilaian Pangeran
5 Bab 5 Kematian Yang Mengenaskan
6 Bab 6 Hidup Di Dunia Berbeda
7 Bab 7 Murid Baru
8 Bab 8 Penguasa Sekolah Yang Baru
9 Bab 9 Bolos
10 Bab 10 Mau Jadi Pacarku?
11 Bab 11 Pelajaran Yang Gagal
12 Bab 12 Perubahan
13 Bab 13 Carl
14 Bab 14 Ketakutan Winnie Yang Pertama
15 Bab 15 Rumah Dengan Kenangan
16 Bab 16 Penguasa Ke Dua
17 Bab 17 Pertemuan Yang Tak Terduga
18 Bab 18 Hilang
19 Bab 19 Memanas dan Terbakar
20 Bab 20 Penguasa Yang Sesungguhnya
21 Bab 21 Tamu Tak Terduga
22 Bab 22 Bukan Padang Bunga
23 Bab 23 Pernyataan Hati
24 Bab 24 Pesta Yang Tidak Menyenangkan
25 Bab 25 Ratu Hanya Satu
26 Bab 26 Cemburu?
27 Bab 27 Makan Malam
28 Bab 28 Akhir Pekan Yang Sial
29 Bab 29 Hari Itu Akhirnya Tiba
30 Bab 30 Ayah Kandung
31 Bab 31 Kisah 19 Tahun Yang Lalu
32 Bab 32 Vila
33 Bab 33 LDR
34 Bab 34 Kediaman Wilson
35 Bab 35 Saling Mencari Informasi
36 Bab 36 Hubungan Ayah Dan Anak
37 Bab 37 Pertemuan Tak Terduga
38 Bab 38 Paket Dari Luar Negri
39 Bab 39 Halaman Belakang
40 Bab 40 Tatapan Dingin
41 Bab 41 Seikat Bunga
42 Bab 42 Kotak Kenangan
43 Bab 43 Pertarungan Pemuda Hidung Belang
44 Bab 44 Drama Pagi Hari
45 Bab 45 Dua Pengawal
46 Bab 46 Dinas mendadak
47 Bab 47 Berkemah
48 Bab 48 Hukuman di Hutan
49 Bab 49 Dosa Yang Menghantui
50 Bab 50 Pencarian Nenek
51 Bab 51 Kembar
52 Bab 52 Tikus
53 Bab 53 Orang-orang Mencurigakan
54 Bab 54 Ulang tahun
55 Bab 55 Reuni Singkat
56 Bab 56 Rencana di Balik Pesta
57 Bab 57 Perawat Iren
58 Bab 58 Bertemu Jalan Buntu Lagi
59 Bab 59 Perawatan VVIP
60 Bab 60 Pembalasan
61 Bab 61 Bermain Golf
62 Bab 62 Masih Saling Berkomunikasi
63 Bab 63 Mendapat Peran Utama
64 Bab 64 Kecelakaan di Lokasi Syuting
65 Bab 65 Mengangkat Adik
66 Bab 66 Merekrut Dengan Resmi
67 Bab 67 Dikejar Para Preman
68 Bab 68 Perjudian
69 Bab 69 Kartu As Kakek Peter
70 Bab 70 Mulai Meneror
71 Bab 71 Pameran Seni
72 Bab 72 Musuh Yang Menjadi Pahlawan
73 Bab 73 Kesialan Yang Dialami Nagisa Juga
74 Bab 74 Alergi Kacang
75 Bab 75 Ayah Nicki
76 Bab 76 Teressa
77 Bab 77 Satu Musuh Telah Mati
78 Bab 78 Sekutu Terkuat
79 Bab 79 Alasan Kepulangan Aslan
80 Bab 80 Kecurangan Camila lainnya
81 Bab 81 Sambutan di Hotel
82 Bab 82 Empat kakak Nagisa
83 Bab 83 Nomor Plat Mobil
84 Bab 84 Telepon Misterius
85 Bab 85 Percobaan Pembunuhan
86 Bab 86 Ditahan
87 Bab 87 Rahasia yang Di Pegang Sara
88 Bab 88 Motto Hidup Winnie
89 Bab 89 Misi Akan Berakhir
90 Bab 90 Perseteruan Will dan Camila
91 Bab 91 Loyalitas
92 Bab 92 Rencana Yang Disembunyikan
93 Bab 93 Pertempuran Melawan Jack
94 Bab 94 Reinkarnasi Yang Berbeda
95 Bab 95 Catatan Pribadi Leo
96 Bab 96 Perceraian
97 Bab 97 Pesta Penyambutan Aslan
98 Bab 98 Pengadilan
99 Bab 99 Pesta Para petinggi
100 Bab 100 Kedatangan Oma Nana
101 Bab 101 Winnie Hilang!
102 Bab 102 Gadis Tiga Miliar
103 Bab 103 Pulau Pribadi
104 Bab 104 Winnie Telah Mati
105 Bab 105 Identitas Baru
106 Bab 106 Pesta Kelas Atas
107 Bab 107 Jangan Mati Dulu!
108 Bab 108 Dikejar Musuh
109 Bab 109 Kesetiaan Winnie
110 Bab 110 Nona Sally
111 Bab 111 Membalas Kebaikan
112 Bab 112 Tiga Kehidupan Tanpa Keberuntungan
113 Bab 113 Saling Menghukum
114 Bab 114 Kado Untuk Pangantin
115 Bab 115 Menengok
116 Bab 116 Siapa kau?
117 Bab 117 Undangan Makan Malam
118 Bab 118 Bodyguard Untuk Sally
119 Bab 119 Tidak Seperti Kutu Buku
120 Bab 120 Mimpi Yang Memberi Kesedihan
121 Bab 121 Penyerangan Tiba-tiba
122 Bab 122 Bersembunyi
123 Bab 123 Padang Bunga Yang Sebenarnya
124 Bab 124 Akhir dari Kehidupan kedua
Episodes

Updated 124 Episodes

1
Bab 1 Pertemuan Yang Berkesan
2
Bab 2 Lamaran Dari Pangeran
3
Bab 3 Cacat
4
Bab 4 Penilaian Pangeran
5
Bab 5 Kematian Yang Mengenaskan
6
Bab 6 Hidup Di Dunia Berbeda
7
Bab 7 Murid Baru
8
Bab 8 Penguasa Sekolah Yang Baru
9
Bab 9 Bolos
10
Bab 10 Mau Jadi Pacarku?
11
Bab 11 Pelajaran Yang Gagal
12
Bab 12 Perubahan
13
Bab 13 Carl
14
Bab 14 Ketakutan Winnie Yang Pertama
15
Bab 15 Rumah Dengan Kenangan
16
Bab 16 Penguasa Ke Dua
17
Bab 17 Pertemuan Yang Tak Terduga
18
Bab 18 Hilang
19
Bab 19 Memanas dan Terbakar
20
Bab 20 Penguasa Yang Sesungguhnya
21
Bab 21 Tamu Tak Terduga
22
Bab 22 Bukan Padang Bunga
23
Bab 23 Pernyataan Hati
24
Bab 24 Pesta Yang Tidak Menyenangkan
25
Bab 25 Ratu Hanya Satu
26
Bab 26 Cemburu?
27
Bab 27 Makan Malam
28
Bab 28 Akhir Pekan Yang Sial
29
Bab 29 Hari Itu Akhirnya Tiba
30
Bab 30 Ayah Kandung
31
Bab 31 Kisah 19 Tahun Yang Lalu
32
Bab 32 Vila
33
Bab 33 LDR
34
Bab 34 Kediaman Wilson
35
Bab 35 Saling Mencari Informasi
36
Bab 36 Hubungan Ayah Dan Anak
37
Bab 37 Pertemuan Tak Terduga
38
Bab 38 Paket Dari Luar Negri
39
Bab 39 Halaman Belakang
40
Bab 40 Tatapan Dingin
41
Bab 41 Seikat Bunga
42
Bab 42 Kotak Kenangan
43
Bab 43 Pertarungan Pemuda Hidung Belang
44
Bab 44 Drama Pagi Hari
45
Bab 45 Dua Pengawal
46
Bab 46 Dinas mendadak
47
Bab 47 Berkemah
48
Bab 48 Hukuman di Hutan
49
Bab 49 Dosa Yang Menghantui
50
Bab 50 Pencarian Nenek
51
Bab 51 Kembar
52
Bab 52 Tikus
53
Bab 53 Orang-orang Mencurigakan
54
Bab 54 Ulang tahun
55
Bab 55 Reuni Singkat
56
Bab 56 Rencana di Balik Pesta
57
Bab 57 Perawat Iren
58
Bab 58 Bertemu Jalan Buntu Lagi
59
Bab 59 Perawatan VVIP
60
Bab 60 Pembalasan
61
Bab 61 Bermain Golf
62
Bab 62 Masih Saling Berkomunikasi
63
Bab 63 Mendapat Peran Utama
64
Bab 64 Kecelakaan di Lokasi Syuting
65
Bab 65 Mengangkat Adik
66
Bab 66 Merekrut Dengan Resmi
67
Bab 67 Dikejar Para Preman
68
Bab 68 Perjudian
69
Bab 69 Kartu As Kakek Peter
70
Bab 70 Mulai Meneror
71
Bab 71 Pameran Seni
72
Bab 72 Musuh Yang Menjadi Pahlawan
73
Bab 73 Kesialan Yang Dialami Nagisa Juga
74
Bab 74 Alergi Kacang
75
Bab 75 Ayah Nicki
76
Bab 76 Teressa
77
Bab 77 Satu Musuh Telah Mati
78
Bab 78 Sekutu Terkuat
79
Bab 79 Alasan Kepulangan Aslan
80
Bab 80 Kecurangan Camila lainnya
81
Bab 81 Sambutan di Hotel
82
Bab 82 Empat kakak Nagisa
83
Bab 83 Nomor Plat Mobil
84
Bab 84 Telepon Misterius
85
Bab 85 Percobaan Pembunuhan
86
Bab 86 Ditahan
87
Bab 87 Rahasia yang Di Pegang Sara
88
Bab 88 Motto Hidup Winnie
89
Bab 89 Misi Akan Berakhir
90
Bab 90 Perseteruan Will dan Camila
91
Bab 91 Loyalitas
92
Bab 92 Rencana Yang Disembunyikan
93
Bab 93 Pertempuran Melawan Jack
94
Bab 94 Reinkarnasi Yang Berbeda
95
Bab 95 Catatan Pribadi Leo
96
Bab 96 Perceraian
97
Bab 97 Pesta Penyambutan Aslan
98
Bab 98 Pengadilan
99
Bab 99 Pesta Para petinggi
100
Bab 100 Kedatangan Oma Nana
101
Bab 101 Winnie Hilang!
102
Bab 102 Gadis Tiga Miliar
103
Bab 103 Pulau Pribadi
104
Bab 104 Winnie Telah Mati
105
Bab 105 Identitas Baru
106
Bab 106 Pesta Kelas Atas
107
Bab 107 Jangan Mati Dulu!
108
Bab 108 Dikejar Musuh
109
Bab 109 Kesetiaan Winnie
110
Bab 110 Nona Sally
111
Bab 111 Membalas Kebaikan
112
Bab 112 Tiga Kehidupan Tanpa Keberuntungan
113
Bab 113 Saling Menghukum
114
Bab 114 Kado Untuk Pangantin
115
Bab 115 Menengok
116
Bab 116 Siapa kau?
117
Bab 117 Undangan Makan Malam
118
Bab 118 Bodyguard Untuk Sally
119
Bab 119 Tidak Seperti Kutu Buku
120
Bab 120 Mimpi Yang Memberi Kesedihan
121
Bab 121 Penyerangan Tiba-tiba
122
Bab 122 Bersembunyi
123
Bab 123 Padang Bunga Yang Sebenarnya
124
Bab 124 Akhir dari Kehidupan kedua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!