Tak ingin menundanya lagi Pangeran segera berkunjung ke kediaman Mo, tentu saja kedatangannya membuat gempar semua orang.
"Mengapa Anda datang tanpa pemberitahuan? sekarang saya bingung harus menghidangkan apa yang Pangeran sukai," ujar Mo Jian sebagai kepala keluarga.
"Ahaha... mengapa harus repot? aku hanya mampir saja saat ingat ayahanda pernah berkata jika ingin melihat bunga yang mekar dengan indah maka kediaman Mo adalah tempat yang paling cocok," sahut Pangeran.
"Yang Mulia terlalu berlebihan, tapi memang bunga di sini terkenal akan keindahannya. Mungkin karena putriku merawatnya dengan penuh cinta," ucap Mo Jian merendah.
"Sekuntum bunga memang akan mekar dengan sempurna jika di rawat dengan baik, sungguh kau sangat beruntung memiliki putri yang penuh dengan rasa cinta. Aku dengar dia pun pintar dan bijaksana, jika aku memintanya untuk merawat bunga di istana apa kau berkenan?" tanya Pangeran tak ingin bertele-tele lagi.
Butuh waktu bagi Mo Jian untuk mengerti makna dari ucapan Pangeran, tak ingin salah paham ia memperjelas.
"Maksud Pangeran?" tanyanya.
"Aku ingin seorang pendamping yang mampu menumbuhkan bunga dengan baik, jika kau berkenan aku ingin mempersunting putrimu."
"Oh Yang Mulia... ini adalah sebuah berkat bagi keluarga Mo, mengapa aku harus keberatan?" jawab Mo Jian tak dapat berkata apa pun lagi saking girangnya.
"Syukurlah jika kau memberi restu, nanti aku akan datang berkunjung lagi untuk menemui putrimu secara langsung. Mau bagaimana pun kami harus saling mengenal lebih jauh untuk mencari kecocokan bersama," ujar Pangeran berpamitan.
"Baik, saya akan menantikan kunjungan anda berikutnya," balas Mo Jian.
Setelah mengantar kepergian Pangeran dengan segera Mo Jian mencari putri sulungnya Mo Yumna, ternyata dia berada di kamar ibunya bersama selir dan putri keduanya Mo Lin.
"Jian, apa yang membuatmu begitu datang tergesa-gesa?" tanya ibunya kaget melihat susahnya Mo Jian mengatur nafas.
"Pelayan bawakan air untuk ayahanda!" perintah Yumna segera.
"Aaahh... aku benar-benar senang sampai tidak ingin membuang sedetik pun waktu untuk menyampaikan kabar ini kepada kalian," ujar Mo Jian setelah meneguk habis segelas air.
"Aku dengar Pangeran datang berkunjung, apa kabar yang kau bawa ada hubungannya dengannya?" tanya ibunya penasaran.
"Ya ibu, Pangeran sengaja datang ke sini untuk menyampaikan maksudnya. Dia ingin mempersunting Mo Yumna," jawabnya.
Tak ada yang tak kaget mendengar berita itu, bahkan Yumna sendiri keheranan mengapa Pangeran ingin menikahinya padahal mereka tak pernah bertemu.
"Tapi... bagaimana mungkin ayah?" tanya Mo Lin tak rela mendapati keberuntungan kakak tirinya.
"Pasti Pangeran mendengar kecantikan dan kepintaran Yumna, seluruh warga desa mengenal kebaikan mu dan pasti Pangeran penasaran. Dia akan datang berkunjung lagi dan saat itu dia ingin mengenalmu lebih jauh, belilah beberapa pakaian bagus untuk menyambut kedatangannya nanti. Kau harus tampil lebih cantik dari biasanya," jawab Mo Jian.
"Itu benar, jika keluarga Mo berhasil masuk ke istana itu akan membungkam cemoohan orang-orang tentang ketidakberuntungan kita memiliki seorang putra," tambah ibunya.
"Baik ayah, nenek, aku mengerti," sahut Yumna memberi hormat.
Tak ingin mengecewakan mereka Yumna belajar lebih giat agar Pangeran semakin yakin akan pilihannya, seorang calon istri Pangeran tentunya tidak hanya harus cantik tapi juga memiliki bakat tertentu yang dapat di banggakan istana.
Sementara itu Mo Lin dan ibunya semakin kesal dan benci kepada Yumna, terlebih ibunya. Setelah kematian ibu Yumna ia sudah berharap lebih Mo Jian akan semakin sayang dan memanjakannya namun ternyata tidak.
Bahkan statusnya masih saja seorang selir, kedudukan putrinya pun Mo Lin sama tidak beruntungnya. Orang-orang selalu memuji Yumna bahkan ia merasa ibu mertuanya telah pilih kasih, ia hanya memanjakan Yumna.
"Ibu bagaimana ini? aku juga ingin menjadi istri Pangeran dan kelak menjadi ratu, pokoknya harus aku yang menikah dengan Pangeran," rengek Lin.
"Makanya kau harus rajin belajar dan pergi keluar untuk menyapa orang-orang, dengan begitu mereka tahu bahwa kau tidak kalah cantik dan baik dari Yumna. Selama ini kerjaanmu hanya di kamar dan merias diri," omel ibunya lebih kesal.
Lin merengut, memilih untuk diam dari pada kena marah lagi.
"Tapi kau tenang saja, aku akan membuat Pangeran bahkan seluruh pria di muka bumi ini enggan menikahi Yumna, " janjinya.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 124 Episodes
Comments
yslike
lanjut thorrr
2023-03-19
0