Akhirnya setelah penantian yang panjang bagi Ibu Lin tiba, Pangeran datang berkunjung dengan membawa beberapa hadiah kecil namun istimewa.
Jian dan selirnya menyambut kedatangan Pangeran dengan bahagia, mereka juga menghidangkan makanan mewah khusus hanya untuk Pangeran.
"Terimakasih atas sambutan yang kau berikan," ujar Pangeran.
"Ini hanya sebuah bentuk kebahagiaan kami karena kedatangan Pangeran di gubuk kecil kami," balas Jian merendah.
"Kau sungguh murah hati, lalu dimana putrimu?" tanya Pangeran yang sudah tak sabar.
"O hohoho... Pangeran, putri kami sangat malu saat mendengar kedatangan mu. Aku yakin di sedang bersembunyi di kamarnya, biar aku panggilkan," ujar selir yang sebenarnya sudah tak sabar membawa Mo Lin keluar.
Pangeran tersipu tapi sekaligus bahagia, jelas ia ingin melihat bagaimana wajah Yumna saat sedang malu.
"Ah itu mereka datang," ujar Jian bangkit.
Pangeran segera menatap ke depan, tapi yang ia lihat bukanlah Yumna melainkan gadis lain.
"Pangeran, ini Mo Lin. Dia adalah putri kami," ujar Jian memperkenalkan.
"Oh maafkan aku, sepertinya ada kesalahpahaman di sini. Yang ku maksud adalah Mo Yumna," ujar Pangeran memperjelas.
Mata Jian yang berbinar kini mendadak sendu, rupanya Pangeran sudah mengenali Yumna karena itulah ia datang untuk pernikahan.
"Ada apa? kau punya putri yang bernama Yumna kan?" tanya Pangeran bingung sebab Jian hanya terdiam.
"Benar, tapi... "
"Mohon ampun Pangeran, gadis yang anda maksud memang putri keluarga Mo. Tapi dia tidak akan keluar dari kamarnya untuk hal apa pun," ujar Selirnya cepat.
"Kenapa? aku datang untuk mempersuntingnya, apa dia menolak ku?" tanya Pangeran yang merasa tersinggung.
"Itu... benar tuan, karena itulah Lin di sini. Mo Lin juga berbakat karena itu aku yakin dia tidak akan mengecewakan mu," jawab Selirnya.
"Apa? berani sekali dia menolak ku! panggil Mo Yumna sekarang juga! aku ingin mendengar langsung darinya alasan apa yang dia miliki sehingga menolakku," perintah Pangeran kesal.
Dalam benaknya Pangeran telah berfikir Yumna sangat sombong sehingga menolak lamarannya bahkan sebelum bertemu, dia sudah menyiapkan berbagai hinaan yang akan menjatuhkan ego gadis itu.
Sementara Jian hanya bisa membisu dengan ratapan sedihnya, saat Yumna datang mengenakan kain penutup wajah Lin dan ibunya sudah tak sabar menantikan drama yang akan terjadi.
"Hamba di sini Yang Mulia," ujar Yumna memberi hormat dibantu oleh Eum.
"Kau... Yumna?" tanya Pangeran.
"Benar Tuanku," sahutnya.
Pangeran tentu bingung melihat Yumna memakai penutup wajah, awalnya ia ragu namun melihat Eum di sampingnya cukup yakinlah bahwa itu benar-benar Yumna.
"Angkat wajahmu!" perintah Pangeran.
Yumna menurut, saat menatap wajah Pangeran alangkah terkejutnya ia. Tentu saja karena Yumna masih ingat dengan pria yang sempat meremehkannya di pasar, ternyata itu adalah Pangeran yang sedang menyamar.
"Tuanku... anda.. " Yumna hendak bertanya apakah Pangeran benar-benar pria yang ia temui tempo hari, tapi ekspresi Pangeran yang menahan marah membuatnya kembali bungkam.
"Katakan padaku, apa benar kau menolak lamaranku?" tanya Pangeran tanpa basa basi.
Yumna tertegun sejenak, tapi kemudian ia menjawab dengan tegas "Benar Yang Mulia."
"Kau... kenapa kau menolaknya?" tanya Pangeran hampir tak percaya dengan apa yang dia dengar.
"Karena hamba tidak memiliki kepantasan," jawabnya masih dengan lugas.
"Bagaimana bisa kau berpikir seperti itu? aku mengenalmu dan aku yakin kau pantas akan hal ini, apa kau meragukan penilaian ku?" tanya Pangeran lagi.
"Hamba yakin penilaian Tuanku sudah sempurna, hanya saja takdir berkehandak lain. Sekarang hamba sudah tidak memiliki poin penting yang menjadi penilaian semua orang," sahut Yumna.
"Katakan dengan lebih jelas," perintah Pangeran yang malas bertele-tele.
Yumna menatap mata Pangeran lekat-lekat, setelah menarik nafas panjang ia pun menyingkap kain yang menutupi wajahnya.
Sebuah garis panjang di pipi Yumna terlihat sangat jelas, perban yang telah ia buka kini menunjukkan kecacatan yang tak bisa di sangkal.
"Yumna, apa yang terjadi dengan mu?" tanya Pangeran kaget bukan main.
"Sebuah malapetaka datang kepadanya, beberapa hari yang lalu dia di rampok dan wajahnya terluka oleh perampok itu," jelas Jian menahan tangis.
"Yumna... betapa malang nasibmu," ujar Pangeran.
Bukan hanya Yumna tapi semua orang kaget termasuk Lin Dan ibunya saat Pangeran berjalan mendekat untuk mengusap bekas luka itu.
"Maaf Pangeran, luka ini akan berangsur sembuh. Tapi.. bekasnya akan sulit hilang oleh karena itu hamba tidak memiliki kepercayaan diri untuk menerima lamaran," ujar Yumna segera mundur sebab belaian Pangeran telah membuatnya malu.
Ekspresi Yumna yang salah tingkah terlihat lucu di mata Pangeran, meski wajahnya memiliki kecacatan tapi senyumnya tetaplah menawan.
"Kau sendiri yang bilang penilaian ku sempurna, aku telah menilaimu dan yakin kau adalah gadis yang tepat. Oleh karena itu aku tidak akan mundur meski kau menolak," ujar Pangeran tegas.
"Ta-tapi Pangeran... anda harus bersanding dengan gadis yang cantik barulah orang akan memuji mu, jika kau memilih ku aku khawatir orang-orang akan salah dalam menilaimu," ujar Yumna yang masih saja rendah diri.
"Jika seorang Pangeran hanya melihat kecantikan saja bagaimana bisa aku meneruskan tahta? aku harus berpikiran terbuka dan modern untuk membawa kerajaan pada kejayaan yang abadi, aku yakin bersama mu hal itu dapat terwujud," tegas Pangeran yang sudah terlanjur jatuh cinta.
"Tapi... "
"Berkat yang luar biasa! Yumna mengapa kau risau dan tidak percaya diri? Pangeran sudah menunjukkan jalan yang tepat untuk mu, berhentilah menolak. Itu sangat tidak sopan," sergah Jian memotong ucapan Yumna sebelum Pangeran menyerah.
Kesempatan emas tidak datang dua kali, Pangeran sudah terlanjur menyukai Yumna tanpa peduli pada kecacatannya maka dia tidak boleh melewatkan kesempatan itu.
"Ayahmu adalah orang yang pintar dan bijak, sebaiknya kau menurut padanya," ujar Pangeran.
Tatapannya yang hanya tertuju pada Yumna membuatnya malu, tak mampu membalas tatapan Pangeran Yumna mengangguk dengan pandangan tertunduk.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 124 Episodes
Comments
fifid dwi ariani
trus berkaryA
2023-09-24
0