Bab 4 Penilaian Pangeran

Akhirnya setelah penantian yang panjang bagi Ibu Lin tiba, Pangeran datang berkunjung dengan membawa beberapa hadiah kecil namun istimewa.

Jian dan selirnya menyambut kedatangan Pangeran dengan bahagia, mereka juga menghidangkan makanan mewah khusus hanya untuk Pangeran.

"Terimakasih atas sambutan yang kau berikan," ujar Pangeran.

"Ini hanya sebuah bentuk kebahagiaan kami karena kedatangan Pangeran di gubuk kecil kami," balas Jian merendah.

"Kau sungguh murah hati, lalu dimana putrimu?" tanya Pangeran yang sudah tak sabar.

"O hohoho... Pangeran, putri kami sangat malu saat mendengar kedatangan mu. Aku yakin di sedang bersembunyi di kamarnya, biar aku panggilkan," ujar selir yang sebenarnya sudah tak sabar membawa Mo Lin keluar.

Pangeran tersipu tapi sekaligus bahagia, jelas ia ingin melihat bagaimana wajah Yumna saat sedang malu.

"Ah itu mereka datang," ujar Jian bangkit.

Pangeran segera menatap ke depan, tapi yang ia lihat bukanlah Yumna melainkan gadis lain.

"Pangeran, ini Mo Lin. Dia adalah putri kami," ujar Jian memperkenalkan.

"Oh maafkan aku, sepertinya ada kesalahpahaman di sini. Yang ku maksud adalah Mo Yumna," ujar Pangeran memperjelas.

Mata Jian yang berbinar kini mendadak sendu, rupanya Pangeran sudah mengenali Yumna karena itulah ia datang untuk pernikahan.

"Ada apa? kau punya putri yang bernama Yumna kan?" tanya Pangeran bingung sebab Jian hanya terdiam.

"Benar, tapi... "

"Mohon ampun Pangeran, gadis yang anda maksud memang putri keluarga Mo. Tapi dia tidak akan keluar dari kamarnya untuk hal apa pun," ujar Selirnya cepat.

"Kenapa? aku datang untuk mempersuntingnya, apa dia menolak ku?" tanya Pangeran yang merasa tersinggung.

"Itu... benar tuan, karena itulah Lin di sini. Mo Lin juga berbakat karena itu aku yakin dia tidak akan mengecewakan mu," jawab Selirnya.

"Apa? berani sekali dia menolak ku! panggil Mo Yumna sekarang juga! aku ingin mendengar langsung darinya alasan apa yang dia miliki sehingga menolakku," perintah Pangeran kesal.

Dalam benaknya Pangeran telah berfikir Yumna sangat sombong sehingga menolak lamarannya bahkan sebelum bertemu, dia sudah menyiapkan berbagai hinaan yang akan menjatuhkan ego gadis itu.

Sementara Jian hanya bisa membisu dengan ratapan sedihnya, saat Yumna datang mengenakan kain penutup wajah Lin dan ibunya sudah tak sabar menantikan drama yang akan terjadi.

"Hamba di sini Yang Mulia," ujar Yumna memberi hormat dibantu oleh Eum.

"Kau... Yumna?" tanya Pangeran.

"Benar Tuanku," sahutnya.

Pangeran tentu bingung melihat Yumna memakai penutup wajah, awalnya ia ragu namun melihat Eum di sampingnya cukup yakinlah bahwa itu benar-benar Yumna.

"Angkat wajahmu!" perintah Pangeran.

Yumna menurut, saat menatap wajah Pangeran alangkah terkejutnya ia. Tentu saja karena Yumna masih ingat dengan pria yang sempat meremehkannya di pasar, ternyata itu adalah Pangeran yang sedang menyamar.

"Tuanku... anda.. " Yumna hendak bertanya apakah Pangeran benar-benar pria yang ia temui tempo hari, tapi ekspresi Pangeran yang menahan marah membuatnya kembali bungkam.

"Katakan padaku, apa benar kau menolak lamaranku?" tanya Pangeran tanpa basa basi.

Yumna tertegun sejenak, tapi kemudian ia menjawab dengan tegas "Benar Yang Mulia."

"Kau... kenapa kau menolaknya?" tanya Pangeran hampir tak percaya dengan apa yang dia dengar.

"Karena hamba tidak memiliki kepantasan," jawabnya masih dengan lugas.

"Bagaimana bisa kau berpikir seperti itu? aku mengenalmu dan aku yakin kau pantas akan hal ini, apa kau meragukan penilaian ku?" tanya Pangeran lagi.

"Hamba yakin penilaian Tuanku sudah sempurna, hanya saja takdir berkehandak lain. Sekarang hamba sudah tidak memiliki poin penting yang menjadi penilaian semua orang," sahut Yumna.

"Katakan dengan lebih jelas," perintah Pangeran yang malas bertele-tele.

Yumna menatap mata Pangeran lekat-lekat, setelah menarik nafas panjang ia pun menyingkap kain yang menutupi wajahnya.

Sebuah garis panjang di pipi Yumna terlihat sangat jelas, perban yang telah ia buka kini menunjukkan kecacatan yang tak bisa di sangkal.

"Yumna, apa yang terjadi dengan mu?" tanya Pangeran kaget bukan main.

"Sebuah malapetaka datang kepadanya, beberapa hari yang lalu dia di rampok dan wajahnya terluka oleh perampok itu," jelas Jian menahan tangis.

"Yumna... betapa malang nasibmu," ujar Pangeran.

Bukan hanya Yumna tapi semua orang kaget termasuk Lin Dan ibunya saat Pangeran berjalan mendekat untuk mengusap bekas luka itu.

"Maaf Pangeran, luka ini akan berangsur sembuh. Tapi.. bekasnya akan sulit hilang oleh karena itu hamba tidak memiliki kepercayaan diri untuk menerima lamaran," ujar Yumna segera mundur sebab belaian Pangeran telah membuatnya malu.

Ekspresi Yumna yang salah tingkah terlihat lucu di mata Pangeran, meski wajahnya memiliki kecacatan tapi senyumnya tetaplah menawan.

"Kau sendiri yang bilang penilaian ku sempurna, aku telah menilaimu dan yakin kau adalah gadis yang tepat. Oleh karena itu aku tidak akan mundur meski kau menolak," ujar Pangeran tegas.

"Ta-tapi Pangeran... anda harus bersanding dengan gadis yang cantik barulah orang akan memuji mu, jika kau memilih ku aku khawatir orang-orang akan salah dalam menilaimu," ujar Yumna yang masih saja rendah diri.

"Jika seorang Pangeran hanya melihat kecantikan saja bagaimana bisa aku meneruskan tahta? aku harus berpikiran terbuka dan modern untuk membawa kerajaan pada kejayaan yang abadi, aku yakin bersama mu hal itu dapat terwujud," tegas Pangeran yang sudah terlanjur jatuh cinta.

"Tapi... "

"Berkat yang luar biasa! Yumna mengapa kau risau dan tidak percaya diri? Pangeran sudah menunjukkan jalan yang tepat untuk mu, berhentilah menolak. Itu sangat tidak sopan," sergah Jian memotong ucapan Yumna sebelum Pangeran menyerah.

Kesempatan emas tidak datang dua kali, Pangeran sudah terlanjur menyukai Yumna tanpa peduli pada kecacatannya maka dia tidak boleh melewatkan kesempatan itu.

"Ayahmu adalah orang yang pintar dan bijak, sebaiknya kau menurut padanya," ujar Pangeran.

Tatapannya yang hanya tertuju pada Yumna membuatnya malu, tak mampu membalas tatapan Pangeran Yumna mengangguk dengan pandangan tertunduk.

Terpopuler

Comments

fifid dwi ariani

fifid dwi ariani

trus berkaryA

2023-09-24

0

lihat semua
Episodes
1 Bab 1 Pertemuan Yang Berkesan
2 Bab 2 Lamaran Dari Pangeran
3 Bab 3 Cacat
4 Bab 4 Penilaian Pangeran
5 Bab 5 Kematian Yang Mengenaskan
6 Bab 6 Hidup Di Dunia Berbeda
7 Bab 7 Murid Baru
8 Bab 8 Penguasa Sekolah Yang Baru
9 Bab 9 Bolos
10 Bab 10 Mau Jadi Pacarku?
11 Bab 11 Pelajaran Yang Gagal
12 Bab 12 Perubahan
13 Bab 13 Carl
14 Bab 14 Ketakutan Winnie Yang Pertama
15 Bab 15 Rumah Dengan Kenangan
16 Bab 16 Penguasa Ke Dua
17 Bab 17 Pertemuan Yang Tak Terduga
18 Bab 18 Hilang
19 Bab 19 Memanas dan Terbakar
20 Bab 20 Penguasa Yang Sesungguhnya
21 Bab 21 Tamu Tak Terduga
22 Bab 22 Bukan Padang Bunga
23 Bab 23 Pernyataan Hati
24 Bab 24 Pesta Yang Tidak Menyenangkan
25 Bab 25 Ratu Hanya Satu
26 Bab 26 Cemburu?
27 Bab 27 Makan Malam
28 Bab 28 Akhir Pekan Yang Sial
29 Bab 29 Hari Itu Akhirnya Tiba
30 Bab 30 Ayah Kandung
31 Bab 31 Kisah 19 Tahun Yang Lalu
32 Bab 32 Vila
33 Bab 33 LDR
34 Bab 34 Kediaman Wilson
35 Bab 35 Saling Mencari Informasi
36 Bab 36 Hubungan Ayah Dan Anak
37 Bab 37 Pertemuan Tak Terduga
38 Bab 38 Paket Dari Luar Negri
39 Bab 39 Halaman Belakang
40 Bab 40 Tatapan Dingin
41 Bab 41 Seikat Bunga
42 Bab 42 Kotak Kenangan
43 Bab 43 Pertarungan Pemuda Hidung Belang
44 Bab 44 Drama Pagi Hari
45 Bab 45 Dua Pengawal
46 Bab 46 Dinas mendadak
47 Bab 47 Berkemah
48 Bab 48 Hukuman di Hutan
49 Bab 49 Dosa Yang Menghantui
50 Bab 50 Pencarian Nenek
51 Bab 51 Kembar
52 Bab 52 Tikus
53 Bab 53 Orang-orang Mencurigakan
54 Bab 54 Ulang tahun
55 Bab 55 Reuni Singkat
56 Bab 56 Rencana di Balik Pesta
57 Bab 57 Perawat Iren
58 Bab 58 Bertemu Jalan Buntu Lagi
59 Bab 59 Perawatan VVIP
60 Bab 60 Pembalasan
61 Bab 61 Bermain Golf
62 Bab 62 Masih Saling Berkomunikasi
63 Bab 63 Mendapat Peran Utama
64 Bab 64 Kecelakaan di Lokasi Syuting
65 Bab 65 Mengangkat Adik
66 Bab 66 Merekrut Dengan Resmi
67 Bab 67 Dikejar Para Preman
68 Bab 68 Perjudian
69 Bab 69 Kartu As Kakek Peter
70 Bab 70 Mulai Meneror
71 Bab 71 Pameran Seni
72 Bab 72 Musuh Yang Menjadi Pahlawan
73 Bab 73 Kesialan Yang Dialami Nagisa Juga
74 Bab 74 Alergi Kacang
75 Bab 75 Ayah Nicki
76 Bab 76 Teressa
77 Bab 77 Satu Musuh Telah Mati
78 Bab 78 Sekutu Terkuat
79 Bab 79 Alasan Kepulangan Aslan
80 Bab 80 Kecurangan Camila lainnya
81 Bab 81 Sambutan di Hotel
82 Bab 82 Empat kakak Nagisa
83 Bab 83 Nomor Plat Mobil
84 Bab 84 Telepon Misterius
85 Bab 85 Percobaan Pembunuhan
86 Bab 86 Ditahan
87 Bab 87 Rahasia yang Di Pegang Sara
88 Bab 88 Motto Hidup Winnie
89 Bab 89 Misi Akan Berakhir
90 Bab 90 Perseteruan Will dan Camila
91 Bab 91 Loyalitas
92 Bab 92 Rencana Yang Disembunyikan
93 Bab 93 Pertempuran Melawan Jack
94 Bab 94 Reinkarnasi Yang Berbeda
95 Bab 95 Catatan Pribadi Leo
96 Bab 96 Perceraian
97 Bab 97 Pesta Penyambutan Aslan
98 Bab 98 Pengadilan
99 Bab 99 Pesta Para petinggi
100 Bab 100 Kedatangan Oma Nana
101 Bab 101 Winnie Hilang!
102 Bab 102 Gadis Tiga Miliar
103 Bab 103 Pulau Pribadi
104 Bab 104 Winnie Telah Mati
105 Bab 105 Identitas Baru
106 Bab 106 Pesta Kelas Atas
107 Bab 107 Jangan Mati Dulu!
108 Bab 108 Dikejar Musuh
109 Bab 109 Kesetiaan Winnie
110 Bab 110 Nona Sally
111 Bab 111 Membalas Kebaikan
112 Bab 112 Tiga Kehidupan Tanpa Keberuntungan
113 Bab 113 Saling Menghukum
114 Bab 114 Kado Untuk Pangantin
115 Bab 115 Menengok
116 Bab 116 Siapa kau?
117 Bab 117 Undangan Makan Malam
118 Bab 118 Bodyguard Untuk Sally
119 Bab 119 Tidak Seperti Kutu Buku
120 Bab 120 Mimpi Yang Memberi Kesedihan
121 Bab 121 Penyerangan Tiba-tiba
122 Bab 122 Bersembunyi
123 Bab 123 Padang Bunga Yang Sebenarnya
124 Bab 124 Akhir dari Kehidupan kedua
Episodes

Updated 124 Episodes

1
Bab 1 Pertemuan Yang Berkesan
2
Bab 2 Lamaran Dari Pangeran
3
Bab 3 Cacat
4
Bab 4 Penilaian Pangeran
5
Bab 5 Kematian Yang Mengenaskan
6
Bab 6 Hidup Di Dunia Berbeda
7
Bab 7 Murid Baru
8
Bab 8 Penguasa Sekolah Yang Baru
9
Bab 9 Bolos
10
Bab 10 Mau Jadi Pacarku?
11
Bab 11 Pelajaran Yang Gagal
12
Bab 12 Perubahan
13
Bab 13 Carl
14
Bab 14 Ketakutan Winnie Yang Pertama
15
Bab 15 Rumah Dengan Kenangan
16
Bab 16 Penguasa Ke Dua
17
Bab 17 Pertemuan Yang Tak Terduga
18
Bab 18 Hilang
19
Bab 19 Memanas dan Terbakar
20
Bab 20 Penguasa Yang Sesungguhnya
21
Bab 21 Tamu Tak Terduga
22
Bab 22 Bukan Padang Bunga
23
Bab 23 Pernyataan Hati
24
Bab 24 Pesta Yang Tidak Menyenangkan
25
Bab 25 Ratu Hanya Satu
26
Bab 26 Cemburu?
27
Bab 27 Makan Malam
28
Bab 28 Akhir Pekan Yang Sial
29
Bab 29 Hari Itu Akhirnya Tiba
30
Bab 30 Ayah Kandung
31
Bab 31 Kisah 19 Tahun Yang Lalu
32
Bab 32 Vila
33
Bab 33 LDR
34
Bab 34 Kediaman Wilson
35
Bab 35 Saling Mencari Informasi
36
Bab 36 Hubungan Ayah Dan Anak
37
Bab 37 Pertemuan Tak Terduga
38
Bab 38 Paket Dari Luar Negri
39
Bab 39 Halaman Belakang
40
Bab 40 Tatapan Dingin
41
Bab 41 Seikat Bunga
42
Bab 42 Kotak Kenangan
43
Bab 43 Pertarungan Pemuda Hidung Belang
44
Bab 44 Drama Pagi Hari
45
Bab 45 Dua Pengawal
46
Bab 46 Dinas mendadak
47
Bab 47 Berkemah
48
Bab 48 Hukuman di Hutan
49
Bab 49 Dosa Yang Menghantui
50
Bab 50 Pencarian Nenek
51
Bab 51 Kembar
52
Bab 52 Tikus
53
Bab 53 Orang-orang Mencurigakan
54
Bab 54 Ulang tahun
55
Bab 55 Reuni Singkat
56
Bab 56 Rencana di Balik Pesta
57
Bab 57 Perawat Iren
58
Bab 58 Bertemu Jalan Buntu Lagi
59
Bab 59 Perawatan VVIP
60
Bab 60 Pembalasan
61
Bab 61 Bermain Golf
62
Bab 62 Masih Saling Berkomunikasi
63
Bab 63 Mendapat Peran Utama
64
Bab 64 Kecelakaan di Lokasi Syuting
65
Bab 65 Mengangkat Adik
66
Bab 66 Merekrut Dengan Resmi
67
Bab 67 Dikejar Para Preman
68
Bab 68 Perjudian
69
Bab 69 Kartu As Kakek Peter
70
Bab 70 Mulai Meneror
71
Bab 71 Pameran Seni
72
Bab 72 Musuh Yang Menjadi Pahlawan
73
Bab 73 Kesialan Yang Dialami Nagisa Juga
74
Bab 74 Alergi Kacang
75
Bab 75 Ayah Nicki
76
Bab 76 Teressa
77
Bab 77 Satu Musuh Telah Mati
78
Bab 78 Sekutu Terkuat
79
Bab 79 Alasan Kepulangan Aslan
80
Bab 80 Kecurangan Camila lainnya
81
Bab 81 Sambutan di Hotel
82
Bab 82 Empat kakak Nagisa
83
Bab 83 Nomor Plat Mobil
84
Bab 84 Telepon Misterius
85
Bab 85 Percobaan Pembunuhan
86
Bab 86 Ditahan
87
Bab 87 Rahasia yang Di Pegang Sara
88
Bab 88 Motto Hidup Winnie
89
Bab 89 Misi Akan Berakhir
90
Bab 90 Perseteruan Will dan Camila
91
Bab 91 Loyalitas
92
Bab 92 Rencana Yang Disembunyikan
93
Bab 93 Pertempuran Melawan Jack
94
Bab 94 Reinkarnasi Yang Berbeda
95
Bab 95 Catatan Pribadi Leo
96
Bab 96 Perceraian
97
Bab 97 Pesta Penyambutan Aslan
98
Bab 98 Pengadilan
99
Bab 99 Pesta Para petinggi
100
Bab 100 Kedatangan Oma Nana
101
Bab 101 Winnie Hilang!
102
Bab 102 Gadis Tiga Miliar
103
Bab 103 Pulau Pribadi
104
Bab 104 Winnie Telah Mati
105
Bab 105 Identitas Baru
106
Bab 106 Pesta Kelas Atas
107
Bab 107 Jangan Mati Dulu!
108
Bab 108 Dikejar Musuh
109
Bab 109 Kesetiaan Winnie
110
Bab 110 Nona Sally
111
Bab 111 Membalas Kebaikan
112
Bab 112 Tiga Kehidupan Tanpa Keberuntungan
113
Bab 113 Saling Menghukum
114
Bab 114 Kado Untuk Pangantin
115
Bab 115 Menengok
116
Bab 116 Siapa kau?
117
Bab 117 Undangan Makan Malam
118
Bab 118 Bodyguard Untuk Sally
119
Bab 119 Tidak Seperti Kutu Buku
120
Bab 120 Mimpi Yang Memberi Kesedihan
121
Bab 121 Penyerangan Tiba-tiba
122
Bab 122 Bersembunyi
123
Bab 123 Padang Bunga Yang Sebenarnya
124
Bab 124 Akhir dari Kehidupan kedua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!