Awal bulan Juli, seharusnya sekolah masih libur akhir tahun ajaran sebelumnya.
Tetapi Hana sudah bergegas dalam perjalanan menuju sekolah. Pagi pagi sekali kepala sekolah David mengirimkan pesan jika dia ingin Hana datang untuk meeting dengan orang tua murid yang bernama Cherry.
Perjalanan dari rumahnya ke sekolah yang terletak di Kelapa Gading memang tidak begitu jauh dan juga di hari Sabtu jalanannya tidak begitu macet. Hana menaiki sepeda motor maticnya selama kurang lebih 30 menit untuk tiba di lokasi sekolah.
Sesampainya di tempat parkir, Hana melihat mobil sedan putih milik kepala sekolah David dan satu lagi mobil Alphard hitam.
Sempat berkaca sedikit untuk mengecek riasan make up dan merapihkan rambutnya.
Sial karena terburu buru aku lupa menguncir rambutku!
Hana merutuki kebodohannya sendiri.
Oh ya, itu pasti mobil artis orangtuanya Cherry, gumam Hana.
Hana sedikit penasaran seperti apa orang tua dari muridnya nanti. Dari informasi yang didengarnya oleh kepala sekolah David beberapa hari lalu, Hana hanya tahu kalau walimuridnya ini seorang artis cukup terkenal.
Setelah itu, Hana sempat bertanya kepada Riga melalui percakapan pesan. Menurut Riga, walimurid itu adalah artis senior dengan keluarga besar artis juga.
Ayah Riga, kepala sekolah David berteman lama dengan ayah dari artis ini. Jadi kakek dan ayah dari murid yang akan di ajar oleh Hana adalah artis.
Karena mereka buka orang sembarangan, makanya mereka ingin memasukan anak dan cucu kesayangannya ini ke sekolah kepala sekolah David.
Sebenarnya banyak sekolah yang biasanya menjadi pilihan banyak artis tanah air untuk memasukan anak mereka. Kebanyakan dari sekolah itu banyak yang menggunakan kurikulum internasional, atau beberapa sama adalah sekolah nasional plus seperti sekolah Summer Breeze milik kepala sekolah David ini.
Tetapi atas dasar menjaga privasi dan kondisi khusus anak yang bernama Cherry ini, orangtua artis tetap memilih sekolah Summer Breeze untuk tempat anaknya sekolah.
Jangan lupakan alasan kedekatan antara keluarga mereka dengan kepala sekolah David jugalah yang jadi pertimbangan kuat.
Hana tersadar setelah sedikit melamun memikirkan kira kira siapa artis yang akan jadi walimuridnya.
Hana sedikit berlari di lorong menuju ruangan kepala sekolah. Merasa tidak enak, karena sepertinya yang ada di dalam ruangan itu telah menunggu Hana agak lama.
...🌻🌻🌻...
Hana sudah berada di depan ruangan kepala sekolah.
Sekali lagi merapihkan rambutnya yang panjang. Agak berantakan akibat ia berlari kecil di lorong dan tiupan angin.
Mengetuk pintu dan menunggu dipersilahkan masuk oleh kepala sekolah David. Setelah itu terdengar jawaban dari dalam ruangan yang mempersilakannya.
Baru kali ini aku bertemu wali murid yang seorang artis. Kenapa aku jadi gugup begini ya. -Hana
Hana bersiap masuk dengan sedikit gugup. Tapi saat tangannya meraih handle pintu ternyata sudah ada orang yang membantu Hana membuka pintu dari dalam.
Eh.
^^^"Silakan masuk, nona." -Manager Raka^^^
^^^"Ah, iya. Terima kasih sudah membukakan pintu." -Hana^^^
Kenapa sampai dibukakan sih, aku kan jadi makin canggung. Aaaa.
Hana berteriak dalam hati.
Belum sempat mengatasi kecanggungan awal di pintu depan tadi, Hana bertambah gugup hanya dengan melihat perawakan dari wali murid artis dari belakang.
Duduk saja terlihat gagah. Apa semua artis dari belakang saja sudah terlihat keren seperti ini ya, gumam Hana.
Belum melihat wajahnya saja Hana sudah terpikat pesona artis itu.
Posisi wali murid artis itu berada di depan meja dan kursi tempat kepala sekolah David biasa duduk.
Wali murid itu masih duduk membelakangi Hana, di tempat duduk biasa yang diduduki guru guru sekolah jika menghadap kepala sekolah.
^^^"Selamat siang, maaf karena membuat David Sensei dan Tuan menunggu agak lama." -Hana^^^
Hana ingin menyapa dengan benar, tapi dia bahkan belum tahu nama wali muridnya jadi dia hanya memanggil dengan Tuan.
Aduh, aku bahkan tidak tahu siapa namanya. Kenapa aku tidak bertanya ke sensei waktu itu ya. -Hana
Hana merutuki dirinya sendiri.
^^^"Ah, iya. Maaf Hana-san, saya lupa memberitahu kamu nama orang tua Cherry-chan ya. Hahaha. Kenalkan ini Tian san, ayah dari murid yang akan kamu ajari nanti." ^^^
^^^-kepala sekolah David^^^
Deg, tidak mungkin.
Hati Hana berdenyut seketika mendengar nama yang diucapkan Kepala sekolah David.
^^^"Hana-san kamu pasti kenal, kan? Tidak mungkin ada yang tidak mengenal artis terkenal Ricky Sebastian Alexander. Hahaha." -Kepala sekolah David^^^
Yang diperkenalkan ikut tertawa bersama dan membalas singkat. Paman bisa saja, katanya.
Wajah tampan dan senyum cerah secerah bunga matahari itu pun, menoleh ke arah Hana yang berdiri mematung dibelakangnya.
Apa yang kulihat ini benar? Yang ada dihadapan ku benar dia kan? Apa aku bisa mengucapkan terima kasih sekarang? Tunggu, apa dia akan mengenaliku?
Hana masih terlihat mematung tidak bergerak dari posisinya.
^^^"Selamat siang, Miss Hana. Tidak apa apa, saya yang merasa tidak enak meminta pertemuan yang mendadak ini."^^^
^^^-Tian^^^
Tian yang sudah berdiri di dekat kursi mengulurkan tangannya ke arah Hana. Hana menyambut jabat tangan dengan canggung dan belum menjawab sapaan dari Tian.
Hana hanya menjabat tangan tapi mukanya menunduk kebawah tidak melihat langsung ke arah wajah Tian.
Kenapa dia tidak mau melihatku? Ah, lihat itu kupingnya merah. Jadi dia salah satu fansku ya. hahaha. Menarik. -Tian
Manager Raka menghampiri Hana dan mempersilahkan Hana duduk disamping Tian.
Sedangkan Manager Raka hanya menarik bangku tambahan dan duduk di belakang tidak jauh dari kursi Tian.
Karena merasa diperhatikan Hana merasa semakin canggung dan serbasalah.
Aneh sekali, Hana orang yang sangat adaptif dan riang dia biasanya cepat menguasai keadaan meskipun dalam keadaan gugup sekalipun.
Namun kali ini, dia benar benar belum bicara sepatah katapun sampai akhirnya kepala sekolah memulai percakapan lagi.
Senyum kepala sekolah terlihat sebelum dia mengatakan ini kepada Hana.
^^^"Hana-san mungkin kaget ya. Maaf ini salahku yang tidak menyampaikan padamu dengan benar"^^^
"Hana-san biasanya sangat riang, tapi mungkin karena keterkejutan nya jadi agak pendiam. Maklumi ya Tian-san Raka-san." -Kepala sekolah David.
^^^"Tidak masalah paman. Mungkin karena Tian juga memperhatikannya seperti itu, siapapun akan takut. Hei! kau menakutinya tau!" -Manager Raka.^^^
Manager Raka memang seperti itu. Lebih persis seperti kakak bagi Tian dibanding managernya. Alih alih takut, tidak jarang Manager Raka terlihat seperti kakak yang mengurusi adik besarnya.
Tapi semua itu karena memang hubungan kedekatan mereka yang sudah seperti keluarga.
^^^"Hahaha. Maaf maaf. Aku merasa pernah melihatnya". -Tian^^^
Deg. Hana seperti terkena serangan jantung mendengarnya.
Benarkah dia mengingatku? -Hana
^^^"Ternyata aku melihatnya di buku dongeng yang biasa ku baca untuk Eri. Rambutnya seperti Rapunzel. Panjang sekali. hahaha."^^^
Manager Raka dan kepala sekolah David juga ikut tertawa.
Hanya Hana yang menghela napas.
Kukira dia mengingatku, batin Hana.
Sudah pasti dia tidak akan ingat kan. Bodoh, apa yang kau harapkan Hana!
Baiklah, aku juga akan menganggap ini pertemuan pertama kami, akhirnya Hana memutuskan untuk bicara.
^^^"Maaf tuan Tian, saya sedikit terkejut bertemu anda. Saya tidak pernah berada sedekat ini dengan artis sebelumnya. Maafkan ketidak sopanan saya".^^^
^^^-Hana^^^
^^^"It's okay. Aku tau wajahku membuat orang bisa hilang fokus. Miss Hana harus terbiasa ya."^^^
^^^-Tian^^^
Kata kata menyebalkan yang diucapkan begitu saja oleh Tian dengan cengiran.
^^^"Kau ini, percaya diri juga lihat lihat dong."^^^
Manager Raka hampir saja menepuk pundak Tian jengkel tapi dia urungkan.
Meski sudah tidak heran kadang Raka hanya sebal sama sifat percaya diri Tian yang tidak tahu waktu dan tempat itu.
Hana dan kepala sekolah David sih maklum dan hanya ikut tertawa kecil saja.
Setelah itu, Hana beradaptasi tanpa kecanggungan seperti dirasakan diawal. Hebatnya kemampuan beradaptasi dengan cepat Hana membuat Raka dan Tian takjub.
Kemana perginya sosok wanita yang canggung dan kuping memerah tadi. Aku jadi tertarik melihat ekspresi mukanya yang cepat berubah, batin Tian
Syukurlah, dia memang guru riang yang sepertinya mudah dekat dengan orang. Eri mungkin akan langsung menerimanya, Tian sedikit lega pilihannya memasukan Eri ke kindergarten adalah tepat.
Setelah lama berbicara tentang budaya dan kegiatan di sekolah kindergarten Summer Breeze ini, empat orang yang ada di ruangan ini memulai memasuki pembicaraan serius.
Pembicaraan inti dan alasan kenapa ada pertemuan seperti hari ini.
Atmosfer ruangan yang tadinya biasa saja menjadi berubah sedikit tegang kembali.
(🌻: panggilan -san tidak ada makna khusus, seperti pengganti kata saudara/i dalam bahasa Jepang. sedangkan -chan, biasanya untuk orang yang lebih kecil atau lebih dekat.)
.
.
.
Yonde kurete arigatou gozaimashita. (Terima kasih sudah membaca karya ini.)
Karena ini karyaku pertama kalau ada kesalahan kata or feedback, kasih tau ya
.
.
Bersambung...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 102 Episodes
Comments
LISA
Menarik krn ada penggunaan bahasa Jepang jg 👍😊
2023-03-23
1