Pertemuan Pertama (Part One)

Awal bulan Juli, seharusnya sekolah masih libur akhir tahun ajaran sebelumnya.

Tetapi Hana sudah bergegas dalam perjalanan menuju sekolah. Pagi pagi sekali kepala sekolah David mengirimkan pesan jika dia ingin Hana datang untuk meeting dengan orang tua murid yang bernama Cherry.

Perjalanan dari rumahnya ke sekolah yang terletak di Kelapa Gading memang tidak begitu jauh dan juga di hari Sabtu jalanannya tidak begitu macet. Hana menaiki sepeda motor maticnya selama kurang lebih 30 menit untuk tiba di lokasi sekolah.

Sesampainya di tempat parkir, Hana melihat mobil sedan putih milik kepala sekolah David dan satu lagi mobil Alphard hitam.

Sempat berkaca sedikit untuk mengecek riasan make up dan merapihkan rambutnya.

Sial karena terburu buru aku lupa menguncir rambutku!

Hana merutuki kebodohannya sendiri.

Oh ya, itu pasti mobil artis orangtuanya Cherry, gumam Hana.

Hana sedikit penasaran seperti apa orang tua dari muridnya nanti. Dari informasi yang didengarnya oleh kepala sekolah David beberapa hari lalu, Hana hanya tahu kalau walimuridnya ini seorang artis cukup terkenal.

Setelah itu, Hana sempat bertanya kepada Riga melalui percakapan pesan. Menurut Riga, walimurid itu adalah artis senior dengan keluarga besar artis juga.

Ayah Riga, kepala sekolah David berteman lama dengan ayah dari artis ini. Jadi kakek dan ayah dari murid yang akan di ajar oleh Hana adalah artis.

Karena mereka buka orang sembarangan, makanya mereka ingin memasukan anak dan cucu kesayangannya ini ke sekolah kepala sekolah David.

Sebenarnya banyak sekolah yang biasanya menjadi pilihan banyak artis tanah air untuk memasukan anak mereka. Kebanyakan dari sekolah itu banyak yang menggunakan kurikulum internasional, atau beberapa sama adalah sekolah nasional plus seperti sekolah Summer Breeze milik kepala sekolah David ini.

Tetapi atas dasar menjaga privasi dan kondisi khusus anak yang bernama Cherry ini, orangtua artis tetap memilih sekolah Summer Breeze untuk tempat anaknya sekolah.

Jangan lupakan alasan kedekatan antara keluarga mereka dengan kepala sekolah David jugalah yang jadi pertimbangan kuat.

Hana tersadar setelah sedikit melamun memikirkan kira kira siapa artis yang akan jadi walimuridnya.

Hana sedikit berlari di lorong menuju ruangan kepala sekolah. Merasa tidak enak, karena sepertinya yang ada di dalam ruangan itu telah menunggu Hana agak lama.

...🌻🌻🌻...

Hana sudah berada di depan ruangan kepala sekolah.

Sekali lagi merapihkan rambutnya yang panjang. Agak berantakan akibat ia berlari kecil di lorong dan tiupan angin.

Mengetuk pintu dan menunggu dipersilahkan masuk oleh kepala sekolah David. Setelah itu terdengar jawaban dari dalam ruangan yang mempersilakannya.

Baru kali ini aku bertemu wali murid yang seorang artis. Kenapa aku jadi gugup begini ya. -Hana

Hana bersiap masuk dengan sedikit gugup. Tapi saat tangannya meraih handle pintu ternyata sudah ada orang yang membantu Hana membuka pintu dari dalam.

Eh.

^^^"Silakan masuk, nona." -Manager Raka^^^

^^^"Ah, iya. Terima kasih sudah membukakan pintu." -Hana^^^

Kenapa sampai dibukakan sih, aku kan jadi makin canggung. Aaaa.

Hana berteriak dalam hati.

Belum sempat mengatasi kecanggungan awal di pintu depan tadi, Hana bertambah gugup hanya dengan melihat perawakan dari wali murid artis dari belakang.

Duduk saja terlihat gagah. Apa semua artis dari belakang saja sudah terlihat keren seperti ini ya, gumam Hana.

Belum melihat wajahnya saja Hana sudah terpikat pesona artis itu.

Posisi wali murid artis itu berada di depan meja dan kursi tempat kepala sekolah David biasa duduk.

Wali murid itu masih duduk membelakangi Hana, di tempat duduk biasa yang diduduki guru guru sekolah jika menghadap kepala sekolah.

^^^"Selamat siang, maaf karena membuat David Sensei dan Tuan menunggu agak lama." -Hana^^^

Hana ingin menyapa dengan benar, tapi dia bahkan belum tahu nama wali muridnya jadi dia hanya memanggil dengan Tuan.

Aduh, aku bahkan tidak tahu siapa namanya. Kenapa aku tidak bertanya ke sensei waktu itu ya. -Hana

Hana merutuki dirinya sendiri.

^^^"Ah, iya. Maaf Hana-san, saya lupa memberitahu kamu nama orang tua Cherry-chan ya. Hahaha. Kenalkan ini Tian san, ayah dari murid yang akan kamu ajari nanti." ^^^

^^^-kepala sekolah David^^^

Deg, tidak mungkin.

Hati Hana berdenyut seketika mendengar nama yang diucapkan Kepala sekolah David.

^^^"Hana-san kamu pasti kenal, kan? Tidak mungkin ada yang tidak mengenal artis terkenal Ricky Sebastian Alexander. Hahaha." -Kepala sekolah David^^^

Yang diperkenalkan ikut tertawa bersama dan membalas singkat. Paman bisa saja, katanya.

Wajah tampan dan senyum cerah secerah bunga matahari itu pun, menoleh ke arah Hana yang berdiri mematung dibelakangnya.

Apa yang kulihat ini benar? Yang ada dihadapan ku benar dia kan? Apa aku bisa mengucapkan terima kasih sekarang? Tunggu, apa dia akan mengenaliku?

Hana masih terlihat mematung tidak bergerak dari posisinya.

^^^"Selamat siang, Miss Hana. Tidak apa apa, saya yang merasa tidak enak meminta pertemuan yang mendadak ini."^^^

^^^-Tian^^^

Tian yang sudah berdiri di dekat kursi mengulurkan tangannya ke arah Hana. Hana menyambut jabat tangan dengan canggung dan belum menjawab sapaan dari Tian.

Hana hanya menjabat tangan tapi mukanya menunduk kebawah tidak melihat langsung ke arah wajah Tian.

Kenapa dia tidak mau melihatku? Ah, lihat itu kupingnya merah. Jadi dia salah satu fansku ya. hahaha. Menarik. -Tian

Manager Raka menghampiri Hana dan mempersilahkan Hana duduk disamping Tian.

Sedangkan Manager Raka hanya menarik bangku tambahan dan duduk di belakang tidak jauh dari kursi Tian.

Karena merasa diperhatikan Hana merasa semakin canggung dan serbasalah.

Aneh sekali, Hana orang yang sangat adaptif dan riang dia biasanya cepat menguasai keadaan meskipun dalam keadaan gugup sekalipun.

Namun kali ini, dia benar benar belum bicara sepatah katapun sampai akhirnya kepala sekolah memulai percakapan lagi.

Senyum kepala sekolah terlihat sebelum dia mengatakan ini kepada Hana.

^^^"Hana-san mungkin kaget ya. Maaf ini salahku yang tidak menyampaikan padamu dengan benar"^^^

"Hana-san biasanya sangat riang, tapi mungkin karena keterkejutan nya jadi agak pendiam. Maklumi ya Tian-san Raka-san." -Kepala sekolah David.

^^^"Tidak masalah paman. Mungkin karena Tian juga memperhatikannya seperti itu, siapapun akan takut. Hei! kau menakutinya tau!" -Manager Raka.^^^

Manager Raka memang seperti itu. Lebih persis seperti kakak bagi Tian dibanding managernya. Alih alih takut, tidak jarang Manager Raka terlihat seperti kakak yang mengurusi adik besarnya.

Tapi semua itu karena memang hubungan kedekatan mereka yang sudah seperti keluarga.

^^^"Hahaha. Maaf maaf. Aku merasa pernah melihatnya". -Tian^^^

Deg. Hana seperti terkena serangan jantung mendengarnya.

Benarkah dia mengingatku? -Hana

^^^"Ternyata aku melihatnya di buku dongeng yang biasa ku baca untuk Eri. Rambutnya seperti Rapunzel. Panjang sekali. hahaha."^^^

Manager Raka dan kepala sekolah David juga ikut tertawa.

Hanya Hana yang menghela napas.

Kukira dia mengingatku, batin Hana.

Sudah pasti dia tidak akan ingat kan. Bodoh, apa yang kau harapkan Hana!

Baiklah, aku juga akan menganggap ini pertemuan pertama kami, akhirnya Hana memutuskan untuk bicara.

^^^"Maaf tuan Tian, saya sedikit terkejut bertemu anda. Saya tidak pernah berada sedekat ini dengan artis sebelumnya. Maafkan ketidak sopanan saya".^^^

^^^-Hana^^^

^^^"It's okay. Aku tau wajahku membuat orang bisa hilang fokus. Miss Hana harus terbiasa ya."^^^

^^^-Tian^^^

Kata kata menyebalkan yang diucapkan begitu saja oleh Tian dengan cengiran.

^^^"Kau ini, percaya diri juga lihat lihat dong."^^^

Manager Raka hampir saja menepuk pundak Tian jengkel tapi dia urungkan.

Meski sudah tidak heran kadang Raka hanya sebal sama sifat percaya diri Tian yang tidak tahu waktu dan tempat itu.

Hana dan kepala sekolah David sih maklum dan hanya ikut tertawa kecil saja.

Setelah itu, Hana beradaptasi tanpa kecanggungan seperti dirasakan diawal. Hebatnya kemampuan beradaptasi dengan cepat Hana membuat Raka dan Tian takjub.

Kemana perginya sosok wanita yang canggung dan kuping memerah tadi. Aku jadi tertarik melihat ekspresi mukanya yang cepat berubah, batin Tian

Syukurlah, dia memang guru riang yang sepertinya mudah dekat dengan orang. Eri mungkin akan langsung menerimanya, Tian sedikit lega pilihannya memasukan Eri ke kindergarten adalah tepat.

Setelah lama berbicara tentang budaya dan kegiatan di sekolah kindergarten Summer Breeze ini, empat orang yang ada di ruangan ini memulai memasuki pembicaraan serius.

Pembicaraan inti dan alasan kenapa ada pertemuan seperti hari ini.

Atmosfer ruangan yang tadinya biasa saja menjadi berubah sedikit tegang kembali.

(🌻: panggilan -san tidak ada makna khusus, seperti pengganti kata saudara/i dalam bahasa Jepang. sedangkan -chan, biasanya untuk orang yang lebih kecil atau lebih dekat.)

.

.

.

Yonde kurete arigatou gozaimashita. (Terima kasih sudah membaca karya ini.)

Karena ini karyaku pertama kalau ada kesalahan kata or feedback, kasih tau ya

.

.

Bersambung...

Terpopuler

Comments

LISA

LISA

Menarik krn ada penggunaan bahasa Jepang jg 👍😊

2023-03-23

1

lihat semua
Episodes
1 Prolog
2 Permohonan Seorang Ayah (Artis)
3 Pertemuan Pertama (Part One)
4 Pertemuan Pertama (Part Two)
5 Teringat Guru Kecil Rapunzel
6 Rahasia Hana
7 Kakak Beradik, Hana dan Hale
8 Berfoto Bersama
9 Sehari Bersama Cherry
10 Makan Eskrim Maisyue
11 Traktiran Eskrim dari Tuan Artis
12 Konsultasi Dengan Dokter Nuel
13 Makan Malam Keluarga
14 Puber Kedua
15 Pertemuan Mendadak
16 Perkenalan Cherry dan Miss Hana (part one)
17 Perkenalan Cherry dan Miss Hana (part two)
18 Mengakui
19 Rambut Boneka
20 Permasalahan Hale
21 Janji Jari Kelingking
22 Mantan Fans yang Kembali
23 Terlambat
24 Pemotretan (Part One)
25 Pemotretan (Part Two)
26 Peraturan Baru Sekolah
27 Fans Fanatik
28 Meeting Online
29 Tidak Boleh Pacaran
30 Undangan Makan Malam
31 Rainy Menghilang?!
32 Kau Penyelamatku
33 Kita Ngedate?
34 Panggil Senyamannya
35 Ada yang Berdesir
36 Ibu Hana
37 Awkward Momment
38 Simpan Nomorku
39 Semua Salah Raka
40 Cherry si Cupid
41 Janji Ya!
42 Obat Penawar Kesal
43 Jodoh untuk Tante Abella
44 Menjemput Hana
45 Guru Senior Turun Tangan
46 Terlalu Dekat
47 Banyak Salah Paham
48 Kencan Aquarium di Mulai
49 Ingin Berbeda dari Fans Lain
50 Waktu Berduaan
51 Rahasia Sedikit Terkuak
52 Glowing
53 Main 1-on-1
54 Runtuhnya Pertahanan Diri
55 I Was So Lucky
56 Jangan Pergi!
57 Posesif yang Menular
58 Happy Very Happy
59 Di Sidang Ayah
60 Panggilan Baru
61 Tiket Gratis Live Chat
62 Terjebak Alasan
63 Tunggu Aku Baby
64 Over Jealous
65 Pacar Pertama
66 Boleh Satu Kali Lagi?
67 Aura Permusuhan
68 Postingan Viral
69 Telepon dari Pimpinan
70 Ada yang Tidak Beres
71 Foto Ekslusif
72 Menikahi Hana
73 Pernyataan Resmi Agency
74 Hari Patah Hati Riga
75 Hari Orientasi Murid Baru
76 Pesan Untuk Tianager
77 I Miss You
78 Live Interview Yogue
79 Pertanyaan Terakhir
80 Persiapan Lamaran
81 Will You Be .... ?
82 Pertemuan Dua Keluarga
83 Ujian Kelayakan Menantu
84 Hubungan yang Renggang
85 Jangan Bilang Miss Hana ya..
86 Identitas Fans Fanatik
87 Pengamatan Miss Mia
88 Jangan Peluk
89 Himawari no Oku (Himawari’s Corner)
90 Mojok
91 Mojok (2)
92 Hana Diculik
93 Hana Diculik (2)
94 Hana Diculik (3)
95 Perseteruan Sesama Fans
96 Hana Ditemukan
97 Hana Tidak Sadarkan Diri
98 Perawatan Intensif
99 Miss you Baby
100 Cerita Rahasia Hana
101 Persidangan
102 Janji Suci
Episodes

Updated 102 Episodes

1
Prolog
2
Permohonan Seorang Ayah (Artis)
3
Pertemuan Pertama (Part One)
4
Pertemuan Pertama (Part Two)
5
Teringat Guru Kecil Rapunzel
6
Rahasia Hana
7
Kakak Beradik, Hana dan Hale
8
Berfoto Bersama
9
Sehari Bersama Cherry
10
Makan Eskrim Maisyue
11
Traktiran Eskrim dari Tuan Artis
12
Konsultasi Dengan Dokter Nuel
13
Makan Malam Keluarga
14
Puber Kedua
15
Pertemuan Mendadak
16
Perkenalan Cherry dan Miss Hana (part one)
17
Perkenalan Cherry dan Miss Hana (part two)
18
Mengakui
19
Rambut Boneka
20
Permasalahan Hale
21
Janji Jari Kelingking
22
Mantan Fans yang Kembali
23
Terlambat
24
Pemotretan (Part One)
25
Pemotretan (Part Two)
26
Peraturan Baru Sekolah
27
Fans Fanatik
28
Meeting Online
29
Tidak Boleh Pacaran
30
Undangan Makan Malam
31
Rainy Menghilang?!
32
Kau Penyelamatku
33
Kita Ngedate?
34
Panggil Senyamannya
35
Ada yang Berdesir
36
Ibu Hana
37
Awkward Momment
38
Simpan Nomorku
39
Semua Salah Raka
40
Cherry si Cupid
41
Janji Ya!
42
Obat Penawar Kesal
43
Jodoh untuk Tante Abella
44
Menjemput Hana
45
Guru Senior Turun Tangan
46
Terlalu Dekat
47
Banyak Salah Paham
48
Kencan Aquarium di Mulai
49
Ingin Berbeda dari Fans Lain
50
Waktu Berduaan
51
Rahasia Sedikit Terkuak
52
Glowing
53
Main 1-on-1
54
Runtuhnya Pertahanan Diri
55
I Was So Lucky
56
Jangan Pergi!
57
Posesif yang Menular
58
Happy Very Happy
59
Di Sidang Ayah
60
Panggilan Baru
61
Tiket Gratis Live Chat
62
Terjebak Alasan
63
Tunggu Aku Baby
64
Over Jealous
65
Pacar Pertama
66
Boleh Satu Kali Lagi?
67
Aura Permusuhan
68
Postingan Viral
69
Telepon dari Pimpinan
70
Ada yang Tidak Beres
71
Foto Ekslusif
72
Menikahi Hana
73
Pernyataan Resmi Agency
74
Hari Patah Hati Riga
75
Hari Orientasi Murid Baru
76
Pesan Untuk Tianager
77
I Miss You
78
Live Interview Yogue
79
Pertanyaan Terakhir
80
Persiapan Lamaran
81
Will You Be .... ?
82
Pertemuan Dua Keluarga
83
Ujian Kelayakan Menantu
84
Hubungan yang Renggang
85
Jangan Bilang Miss Hana ya..
86
Identitas Fans Fanatik
87
Pengamatan Miss Mia
88
Jangan Peluk
89
Himawari no Oku (Himawari’s Corner)
90
Mojok
91
Mojok (2)
92
Hana Diculik
93
Hana Diculik (2)
94
Hana Diculik (3)
95
Perseteruan Sesama Fans
96
Hana Ditemukan
97
Hana Tidak Sadarkan Diri
98
Perawatan Intensif
99
Miss you Baby
100
Cerita Rahasia Hana
101
Persidangan
102
Janji Suci

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!