Bab 4 Vivianne Di Apartemen Andrew?

Dengan kecepatan diatas rata-rata Andrew mengendarai motornya tersebut. Untunglah hari saat itu memang tengah malam menjelang dini hari, sehingga suasana masih sangat lengang di jalanan. Hal ini tentu saja makin memudahkan aksinya di jalanan.

Andrew sampai di parkiran Apartemennya lebih cepat dari yang diperkirakan hanya sekitar 15 menit.

Dia menoleh kearah belakang punggungnya, " Gila yah ini orang pingsan atau tidur, sih? Duh, mana gue nggak tahu lagi rumahnya! Hey! Bangun! Kita sudah sampai! Bangun!"

Namun sayang orang yang coba dibangunkan ya ternyata masih dalam kondisi pingsan. Andrew melepaskan ikatan yang ada dipinggangnya guna membawa Vivianne agar tidak jatuh karena yang dibawa sedang tidak sadarkan diri.

" Ya sudahlah, gue bawa keatas aja dulu ini anak. Baru setelah itu dia mau pulang, terserah! Ga mungkin juga gue tinggalin ini orang dijalanan, kan? Bisa habis dia sama preman kayak tadi! Lagian, ini anak ngapain sih, malam-malam di jalan sepi, kayak tadi? Apa, jangan-jangan dia...Ah, tapi nggak mungkin! kelihatannya dia anak baik-baik kok!" Andrew mulai mengenyahkan pikiran buruknya tentang Vivianne.

Alangkah kagetnya dia ketika dia tak sengaja menyentuh lengan Vivianne. Dan dengan segera dia menyentuh kening Vivianne. Panas! Buru-buru dibopongnya Vivianne dan mulai masuk ke lobby apartemennya. Andrew tak mengindahkan tatapan security ataupun penjaga lobby ketika dia membopong Vivianne. Pikirannya terfokus bagaimana membawanya keatas dengan segera.

Tak berapa lama Andrew memasuki lift yang membawanya keatas di lantai 6 dan ketika pintu lift terbuka dia menuju apartemennya nomor 20 tersebut. Dengan memencet tombol key lock dengan sedikit susah payah, karena dia sedang membopong Vivianne saat ini.

Setelah terbuka dia merebahkan Vivianne menuju kamarnya, dan dia mencoba menghubungi salah seorang Dokter kenalannya itu.

" Dok, Dokter Arman. Boleh minta tolong untuk datang ke apartemen saya, Dok? Segera? Saya butuh bantuannya, Dok!" ujarnya ketika sambungan telepon tersambung itu.

" Aummm....Andrew? Kamu ngapain telepon saya tengah malam begini? Saya baru saja terlelap sebentar karena habis selesai operasi!Kamu ganggu waktu tidur saya, saja! Eh, tapi sebentar, tumben kamu hubungi saya dijam segini, Apa kamu sakit?" tanya suara seorang pria disebrang sana.

" Sorry, Dok. Nanti saja saya jelaskan, dok! Yang penting Dokter Buruan kesini! SEGERA! Sama, kalau bisa dokter bawa seorang suster wanita yah? Jangan pake lama,Dok! Saya tunggu!" ujar Andrew dengan tegas dan sedikit kencang.

"Hah? Suster wanita? untuk apa?" ujar dokter Arman bertanya.

" Sudah, pokoknya jangan banyak tanya, Dok! Buruan!! Jangan sampai saya bilang ke papah bahwa Dokter tidak membantu saya! Dokter tahu sendiri kan, apa yang bisa dilakukan papah?" Andrew dengan sedikit kesal mengancam si Dokter tersebut.

" E-eh, jangan begitu dong! Jangan bawa-bawa papamu! Ok! Ok Om akan datang tidak sampai 10menit,ok?" dengan Suara sedikit ngeri membayangkan harus berhadapan dengan papah dari anak ini.

"Bisa habis karirnya menjadi Dokter, rumah sakitnya pasti akan disita! Karena selama ini Papah Andrew merupakan salah satu penyumbang terbesar di Rumah Sakitnya bahkan menjadi salah satu penanam saham terbesar disana" pikirnya.

" Five minutes! Not more!" Andrew mendengar ocehan dari sebrang sana namun tak diindahkannya. Dia langsung menutup sambungan teleponnya.

Tut!

" Beres!" ujar Andrew sambil membuang telepon genggamnya ke sembarang arah diatas laci riasnya.

Andrew mencoba meregangkan badannya karena terasa pegal dan sakit karen habis berkelahi dan membopong Vivianne.

Akhirnya dia memutuskan untuk membersihkan dirinya setelah mondar-mandir karena tidak karuan menunggu sang Dokter.

Dia hanya menyegarkan wajahnya kaki dan lukanya yang mulai sedikit mengering itu. Dia mengambil sembarang kotak P3K membersihkannya dan menaruh obat dan membungkus lukanya. Kemudian dia mengganti pakaian dengan kaos putih dan celana pendek jeans. Sambil menatap jam tangannya.

" Sudah hampir 10menit! Awas saja, Dia!" Andrew kesal, ketika dia hendak menghubungi sang papah, tiba tiba terdengar bunyi bel pintu apartemennya.

Teet!

Diapun bergegas mengintip dari lubang apartemennya untuk melihat benarkah si Dokter yang datang atau bukan. Ternyata benar saja. Diapun membukanya.

" Your late,dok! almost 10minutes, right now!" ketika pintu terbuka.

" Hosh! Hosh! Ma-maaf ini juga saya sudah ngebut pinjam motor orang! Loh, Andrew? Tapi kamu sehat-sehat saja kok! Terus yang sakit, siapa?" ujar sang Dokter dengan masih terengah-engah.

" Siapa bilang saya sakit? Nggak ada kan? Saya cuma bilang Dokter harus cepat datang, itupun Dokter telat. Tuh, disana pasiennya!" ujar Andrew kemudian.

Akhirnya bersama-sama mereka menuju kamar yang ditunjukan oleh Andrew yang juga merupakan kamarnya itu.

Sang Dokter menatap sang pasien dan Andrew kemudian ke suster yang dibawanya secara bergantian.

" Dia kenapa? Kamu apakan dia?" tanya si Dokter Arman kebinggungan. Aneh, baru kali ini dia menemukan seorang gadis cantik dengan rambut panjang terurai bergelombang, wajahnya masih terlihat sangat cantik meskipun wajahnya pucat saat ini dengan sepertinya lutut dan kaki serta jangan lupakan bibirnya terluka.

Andrew membuang wajah dengan kesal,

" Jangan mengada-ada deh, Dok! Saya itu tadi habis nolongin dia dijalanan! Dia hampir dilecehkan tadi! Sudah, yah! Periksa saja dulu itu anak orang! Dari tadi nggak bangun-bangun masalahnya! Dan Suster tolong, gantikan pakaiannya dengan ini, saya nggak punya pakaian perempuan tapi ini lebih baik dari pada dia memakai pakaian yang basah dan lembab itu!" ujarnya kembali.

Dokter pun memeriksa dengan seksama, " Dia tidak kenapa-kenapa sepertinya hanya kelelahan saja, ini saya kasih obatnya tolong kamu kasih dia yah. Dan sepertinya dia kurang asupan energi, nanti kamu kasih dia makan dulu sebelum minum obatnya, yah?"

Andrew hanya mengangguk, dan menatap sang Suster yang sepertinya mulai kearah tempat tidur, sepertinya hendak membantu menggantikan pakaian Vivianne. Andrew pun keluar tapi kemudian dia berbalik menatap sang Dokter dengan tatapan tajam.

" Dokter ngapain masih disini?Jangan macam-macam! Dia pacar saya!" ujar Andrew sambil menggeret kerah sang Dokter.

"Hah? bukannya tadi kamu bilang kamu menolongnya dijalanan,bukan? kok bisa jadi pacar kamu sih?" tanya sang Dokter dengan sedikit curiga.

" Suka-suka aku dong! Mau kubilang baru ketemu kek! Pacar kek! apa urusan dengan Dokter? Satu hal yang pasti Dokter nggak berhak didalam sana! Saya tahu jalan pikiran, Om!"sindir Andrew dan duduk di sofa didepan setelah menutup pintu kamarnya.

" Heheh....Kamu bisa aja!" dengan gerogi sang Dokter yang terkenal playboy itu bahkan sampai sekarang tak memutuskan menikah meski usianya hampir sama dengan sang papah. Dia lebih suka berganti-ganti pasangan saja terlebih apalagi sekedar teman kencan. "Teman kencan penghangat ranjangnya saja. Karena menurutnya hanya itu yang dibutuhkan, so buat apa menikah?" kurang lebih seperti itu jalan pikirannya.

Tak berapa lama sang Suster keluar dan menemui mereka.

" Sudah, Sus?" tanya Andrew basa basi.

" Sudah,Tuan." ujar sang Suster dengan malu-malu yang saat ini ditatap oleh Andrew yang memiliki wajah kelewat tampan itu.

" Terima Kasih." Andrew menyerahkan beberapa lembar uang untuk sang Suster.

"Sama-sama, Tuan.Pacarnya cantik sekali tuan.Meski sedikit pucat."ujar sang Suster sedikit memuji.

"Hmm..." Andrew hanya mengangguk saja.

" Bayaranku mana?" kali ini sang Dokter yang berujar.

" Cih! Dokter masih butuh uang juga?" dengan sinis berujar namun tak urung dia mengeluarkan ponselnya yang sudah di kantongi dan kemudian mentransfer sejumlah dana.

" Hey! Aku masih butuh makan, minum, sewa apartemen, bensin! Kalau kamu lupa!" ujarnya.

" Yah, yah. Dan teman ranjang sewaan tentunya,bukan? Itu sudah aku transfer, Om!" dengan santai berujar dan mendapat sedikit cengiran dari Susternya.

" Kenapa kamu jadi buka aibku, sih?Ya sudah, kami kembali yah! Salam sama papah mu!" ujarnya sambil melotot kearah Suster untuk menghentikan tawanya dan mereka menuju pintu keluar.

" Oh, ya, Om! Tolong rahasiakan ini dari papah yah? Aku cuma nggak mau papah berpikiran buruk tentang aku!"ujar Andrew sebelum menutup pintu.

" Baiklah! Terserah padamu, om pergi yah? Bye! Jaga dia sebentar lagi dia juga akan siuman!" ujar sang Dokter dan pergi berlalu.

Andrew terkaget ketika mendengar barang pecah sepertinya dari arah kamarnya. Dia buruan berlarian kearah kamarnya.

" Kamu ngapain?Sudah berbaring saja, kata Dokter kamu sangat lemah. Butuh asupan energi! Memangnya sudah berapa lama sih, kamu nggak makan-makan?" Andrew menatap Vivianne yang hendak beranjak dari tempat tidur tapi sepertinya terjatuh kembali.

" Kamu apakan aku? Hah? Ini dimana? Aku mau pulang! Jangan macam-macam kamu yah!" ujar Vivianne sambil mengacungkan pisau sepertinya pisau buah yang tadi dia taruh di kamarnya untuk memotong buah.

" Aku? Kamu lupa apa? Kalau aku yang sudah menolong kamu? Kalau tidak, sudah jadi santapan preman mesum semalam!" ujar Andrew santai sambil berdiri tegak didepan pintu kamarnya dan bersandar dengan santai.

" Tapi...bajuku.." Vivianne melihat penampilannya yang hanya mengenakan kemeja saja bahkan dia tidak mengenakan bra-nya entah kemana bra nya itu. Dia mulai membayangkan yang tidak-tidak.

" Itu suster perempuan yang gantikan, maaf aku tidak punya baju perempuan jadi yah, pakai kemeja itu saja, cocok sepertinya buat kamu meski kepanjangan sih!" ujar Andrew melihat penampilan Vivianne yang justru sangat menggoda.

" Terima Kasih. Tapi aku harus kembali. Bisa tolong kau antar aku,pulang ke kost-an ku?" ujar Vivianne dengan gelisah.

" Boleh saja, silahkan jika kamu bisa melewati pintu kamar ini dengan selamat, maka akan aku antarkan kamu pulang! Jika tidak, tinggallah sampai kamu kuat! okay? Tenang! Aku tidak punya niat buruk!" ujar Andrew santai.

Vivianne mencoba bergerak tapi naas baru beberapa langkah dia berjalan di sempoyongan dan hendak terjatuh, dengan sigap Andrew berlari menangkap tubuhnya.

Tatapan mata mereka bertemu, Vivi pun menunduk. "Maaf,harus merepotkan mu."

Andrew menggeleng dan kemudian membopong tubuh, Vivianne menjerit kaget.

" Sorry, tapi aku terpaksa melakukannya.Tinggallah hingga kamu sehat! Aku akan tidur dikamar tamu! Beristirahatlah!"

Setelah menaruh Vivianne ketempat tidur Andrew berlalu dari kamarnya tanpa bicara kembali kearah kamar tidur tamu dan beristirahat.

******

Terpopuler

Comments

Ni sya ♡

Ni sya ♡

Lanjut thor semangat...

mampir juga di karyaku UTAMI KHOIRUNNISA...kalo berkenan😅

2023-03-16

1

lihat semua
Episodes
1 Bab 1 Kabar Bahagia Untuk Vivianne Yang Berujung Kesedihan
2 Bab 2 Bertemu Andrew Sang Primadona Kampus
3 Bab 3 Andrew Sang Penyelamat
4 Bab 4 Vivianne Di Apartemen Andrew?
5 Bab 5 Ada apa dengan Andrew?
6 Bab 6 Andrew Menghilang?
7 Bab 7 Vivianne Cemburu
8 Bab 8 Bryan dan Kebimbangannya
9 Bab 9 Bryan Bertengkar dengan Andrew?
10 Bab 10 Bryan Kecelakaan
11 Bab 11 Kecemburuan Andrew
12 Bab 12 Alex Menjenguk Bryan
13 Bab 13 Aku Ikut!!
14 Bab 14 Andrew Terhempas!
15 Bab 15 Andrew Masuk Rumah Sakit dan Mau ditahan?
16 Bab 16 Pertemuan Yang Tak Sengaja!
17 Bab 17 You the First and the Second Of My Kiss
18 Bab 18 So, Kita Jadian?
19 Bab 19 Layu Sebelum Berkembang!
20 Bab 20 Alex Keceplosan
21 Bab 21 Bryan Mengakui Perasaannya?
22 Bab 22 Kegelisahan Hati Seorang Damian
23 Bab 23 Kemarahan dan Kekecewaan Vivianne
24 Bab 24 Kejutan Manis untuk Vivianne
25 Bab 25 Ketahuan Alex! Dan Peringatan Alex!
26 Bab 26 Di Persimpangan Jalan!
27 Bab 27 Bertemu Valery
28 Bab 28 Semoga Kamu Akan Terus Bisa Tertawa,Vi!
29 Bab 29 How Could You do This To Me,Drew!
30 Bab 30 Rasanya Sakit, Sangat Sakit!!
31 Bab 31 VIVI!!
32 Bab 32 Kemarahan dan Kepanikan Andrew!
33 Bab 33 Kenalkan Aku Valery!
34 Bab 34 Pengecut,Pengkhianat Memang Cocoknya Sama Pecundang!
35 Bab 35 Sebuah Video Pembawa Petaka!
36 Bab 36 Sebuah Kebenaran Yang Menyakitkan
37 Bab 37 Vivianne Hamil?
38 Bab 38 Aku Tidak Mau Hamil Anak Dia!
39 Bab 39 Kedatangan Andrew
40 Bab 40 Vivianne Pergi
41 Bab 41 Kemarahan dan Kekecewaan Bunda
42 Bab 42 I Really Miss You Boy
43 Bab 43 Kemunculan Damian Mathews
44 Bab 44 Ketegangan Terjadi
45 Bab 45 Kehangatan Seorang Damian
46 Bab 46 Penjelasan Vivianne
47 Bab 47 Cerita Masa Lalu Vivianne di Jakarta
48 Bab 48 Perkelahian Vivianne Dengan Pria Tidak Dikenal!
49 Bab 49 Vivianne Terluka?
50 Bab 50 Pertemuan Dengan Damian Mathews!
51 Bab 51 Perhatian Kecil Damian
52 Bab 52 Vivianne Kabur Dari Rumah Sakit
53 Bab 53 Apakah Aku Mencintai Damian?
54 Bab 54 Bertemu Dia?
55 Bab 55 Pria Dari Masa Lalu
56 Bab 56 Dia Vivienne?
57 Bab 57 Vivianne dan Kenangan Bersama Andrew
58 Bab 58 Vivianne dan Kenangan Bersama Andrew Part 2 (Jatuh Ke Jurang)
59 Bab 59 Berbagi Kehangatan Di Gelapnya Malam
60 Bab 60 Berangkat Ke Acara Wisuda
61 Bab 61 Sebuah Kejutan Lamaran Dari Damian?
62 Bab 62 Keputusan Vivianne
63 Bab 63 Ketakutan Damian
64 Bab 64 Rencana Rahasia Andrew!
65 Bab 65 Telepon Orang Dari Masa Lalu!
66 Bab 66 Menemukan Fakta Mengejutkan!
67 Bab 67 Ternyata Wanita Itu Vivianne?
68 Bab 68 Kegalauan Andrew! Dan Valery? Kok, Dia Tahu?
69 Bab 69 Lelah Menjaga Hati Agar tidak Rapuh!
70 Bab 70 ALEX VS VALERY
71 Bab 71 Sanggupkah Aku Mempertemukan Kalian?
72 Bab 72 Siapa Yang Menghubunginya?
73 Bab 73 Kemarahan Damian!
74 Bab 74 Dimana Andrew? Kenapa Dia Tidak Pulang?
75 Bab 75 Ada Apa Dengan Andrew?
76 Bab 76 Kita Bertemu Lagi,Vi!
77 Bab 77 Apakah Rasa Itu Masih Ada?
78 Bab 78 Lepaskan Aku! Aku Tidak Mencintaimu Lagi!
79 Bab 79 Kecemburuan Andrew
80 Bab 80 Aku Butuh Sebuah Penjelasan!
81 Bab 81 Aku Mencintaimu,Vi!
82 Bab 82 Vivi Terluka
83 Bab 83 Ciuman Kerinduan!
84 Bab 84 Kemarahan Andrew
85 Bab 85 Rencana Gila Andrew!
86 Bab 86 Kegelisahan Hati Damian
87 Bab 87 Kecurigaan Damian
88 Bab 88 Penguntit Alex!
89 Bab 89 Bertemu Sahabat Lama
90 Bab 90 Praduga Vivianne
Episodes

Updated 90 Episodes

1
Bab 1 Kabar Bahagia Untuk Vivianne Yang Berujung Kesedihan
2
Bab 2 Bertemu Andrew Sang Primadona Kampus
3
Bab 3 Andrew Sang Penyelamat
4
Bab 4 Vivianne Di Apartemen Andrew?
5
Bab 5 Ada apa dengan Andrew?
6
Bab 6 Andrew Menghilang?
7
Bab 7 Vivianne Cemburu
8
Bab 8 Bryan dan Kebimbangannya
9
Bab 9 Bryan Bertengkar dengan Andrew?
10
Bab 10 Bryan Kecelakaan
11
Bab 11 Kecemburuan Andrew
12
Bab 12 Alex Menjenguk Bryan
13
Bab 13 Aku Ikut!!
14
Bab 14 Andrew Terhempas!
15
Bab 15 Andrew Masuk Rumah Sakit dan Mau ditahan?
16
Bab 16 Pertemuan Yang Tak Sengaja!
17
Bab 17 You the First and the Second Of My Kiss
18
Bab 18 So, Kita Jadian?
19
Bab 19 Layu Sebelum Berkembang!
20
Bab 20 Alex Keceplosan
21
Bab 21 Bryan Mengakui Perasaannya?
22
Bab 22 Kegelisahan Hati Seorang Damian
23
Bab 23 Kemarahan dan Kekecewaan Vivianne
24
Bab 24 Kejutan Manis untuk Vivianne
25
Bab 25 Ketahuan Alex! Dan Peringatan Alex!
26
Bab 26 Di Persimpangan Jalan!
27
Bab 27 Bertemu Valery
28
Bab 28 Semoga Kamu Akan Terus Bisa Tertawa,Vi!
29
Bab 29 How Could You do This To Me,Drew!
30
Bab 30 Rasanya Sakit, Sangat Sakit!!
31
Bab 31 VIVI!!
32
Bab 32 Kemarahan dan Kepanikan Andrew!
33
Bab 33 Kenalkan Aku Valery!
34
Bab 34 Pengecut,Pengkhianat Memang Cocoknya Sama Pecundang!
35
Bab 35 Sebuah Video Pembawa Petaka!
36
Bab 36 Sebuah Kebenaran Yang Menyakitkan
37
Bab 37 Vivianne Hamil?
38
Bab 38 Aku Tidak Mau Hamil Anak Dia!
39
Bab 39 Kedatangan Andrew
40
Bab 40 Vivianne Pergi
41
Bab 41 Kemarahan dan Kekecewaan Bunda
42
Bab 42 I Really Miss You Boy
43
Bab 43 Kemunculan Damian Mathews
44
Bab 44 Ketegangan Terjadi
45
Bab 45 Kehangatan Seorang Damian
46
Bab 46 Penjelasan Vivianne
47
Bab 47 Cerita Masa Lalu Vivianne di Jakarta
48
Bab 48 Perkelahian Vivianne Dengan Pria Tidak Dikenal!
49
Bab 49 Vivianne Terluka?
50
Bab 50 Pertemuan Dengan Damian Mathews!
51
Bab 51 Perhatian Kecil Damian
52
Bab 52 Vivianne Kabur Dari Rumah Sakit
53
Bab 53 Apakah Aku Mencintai Damian?
54
Bab 54 Bertemu Dia?
55
Bab 55 Pria Dari Masa Lalu
56
Bab 56 Dia Vivienne?
57
Bab 57 Vivianne dan Kenangan Bersama Andrew
58
Bab 58 Vivianne dan Kenangan Bersama Andrew Part 2 (Jatuh Ke Jurang)
59
Bab 59 Berbagi Kehangatan Di Gelapnya Malam
60
Bab 60 Berangkat Ke Acara Wisuda
61
Bab 61 Sebuah Kejutan Lamaran Dari Damian?
62
Bab 62 Keputusan Vivianne
63
Bab 63 Ketakutan Damian
64
Bab 64 Rencana Rahasia Andrew!
65
Bab 65 Telepon Orang Dari Masa Lalu!
66
Bab 66 Menemukan Fakta Mengejutkan!
67
Bab 67 Ternyata Wanita Itu Vivianne?
68
Bab 68 Kegalauan Andrew! Dan Valery? Kok, Dia Tahu?
69
Bab 69 Lelah Menjaga Hati Agar tidak Rapuh!
70
Bab 70 ALEX VS VALERY
71
Bab 71 Sanggupkah Aku Mempertemukan Kalian?
72
Bab 72 Siapa Yang Menghubunginya?
73
Bab 73 Kemarahan Damian!
74
Bab 74 Dimana Andrew? Kenapa Dia Tidak Pulang?
75
Bab 75 Ada Apa Dengan Andrew?
76
Bab 76 Kita Bertemu Lagi,Vi!
77
Bab 77 Apakah Rasa Itu Masih Ada?
78
Bab 78 Lepaskan Aku! Aku Tidak Mencintaimu Lagi!
79
Bab 79 Kecemburuan Andrew
80
Bab 80 Aku Butuh Sebuah Penjelasan!
81
Bab 81 Aku Mencintaimu,Vi!
82
Bab 82 Vivi Terluka
83
Bab 83 Ciuman Kerinduan!
84
Bab 84 Kemarahan Andrew
85
Bab 85 Rencana Gila Andrew!
86
Bab 86 Kegelisahan Hati Damian
87
Bab 87 Kecurigaan Damian
88
Bab 88 Penguntit Alex!
89
Bab 89 Bertemu Sahabat Lama
90
Bab 90 Praduga Vivianne

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!