Keracunan

Gadis itu membuka matanya dan mendapati cuaca telah menjadi terang.

"Sepertinya tadi di sana...," katanya yang bangkit dan berubah posisi duduk sambil menunjuk ke arah yang di mana Vampir itu berada tadi.

"Ke mana dia? tadi dia ada di sana."

"Tempat ini tidak sesuai untukmu, cepat pergi!" ucap Leon yang melangkah pergi.

"Tuan, tadi kamu menyelamatkan aku, terima kasih!" ucap gadis itu dengan sopan.

"Tidak perlu!" jawab Leon yang tidak lama kemudian terpaku diam.

"Kenapa aku bisa keracunan, kapan? siapa pelakunya?" batin Leon.

Wajah Leon berubah menjadi merah akibat racun yang telah merebak ke seluruh tubuhnya. ia kesakitan dan kemudian berteriak dengan nada tinggi.

"Aargh...," teriakan Leon.

Teriakan Leon telah memancing Klan lain yang sedang mengincarnya. mereka langsung menuju ke arah Leon yang sedang kesakitan.

"Tuan, ada apa denganmu?" tanya gadis itu yang menghampirinya.

"Cepat pergi!"

"Tuan, kamu sudah menyelamatkanku, aku tidak mungkin meninggalkan kamu di sini."

"Kalau kau tidak pergi, maka kau akan mati sia-sia di sini," bentak Leon yang menarik krah baju gadis itu.

"Kalau aku pergi begitu saja, maka aku akan merasa bersalah seumur hidup."

"Kenapa?"

"Guruku, mengajarkan jangan ingat tentang bantuan yang kita berikan kepada orang lain. tapi ingatlah bantuan yang diberikan orang lain kepada kita. kalau aku pergi aku mengingkar janjiku pada guruku."

"Dunia ini tidak ada yang akan ingat bantuan orang lain, dan hanya akan ingat dengan diri sendiri," kata Leon yang sedang menahan sakit.

"Tuan, kamu sepertinya keracunan," ujar gadis itu yang mengeluarkan sebotol kecil yang berisi obat.

"Cepat pergi!" bentak Leon yang sedang menahan sakit.

"Telan obat ini! ini adalah penawar semua racun!"

"Penawarmu tidak berguna bagiku, pergi saja!" jawab Leon yang bangkit dan berdiri.

"Kenapa kamu tidak mencobanya? penawar ini di olah dengan belasan bahan dan tidak mudah diracik. seharusnya kamu mencobanya," kata gadis itu yang meletakkan penawar itu di telapak tangan Leon.

"Aku menerima penawarmu, cepat pergi dari sini!"

"Kamu telan dulu penawarnya, aku baru pergi!"

Leon kemudian menelan penawar itu, walau sebenarnya ia tidak berminat.

"Apa kau sudah bisa pergi?" tanya Leon.

"Kenapa kamu di sini terus? seharusnya kamu ikut aku pulang!" kata gadis itu.

"Untuk apa aku ikut kamu pulang? cepat pergi sebelum mereka datang!" bentak Leon yang mendorong gadis itu.

"Tapi, kondisimu masih lemah, biarkan aku periksa nadimu!"

"Tidak usah!" bentak Leon yang kemudian melangkah pergi.

"Kalau kamu tidak sehat ingat datang mencariku, namaku adalah Zanilla Yang. nama toko obatku adalah Obat Tradisional," teriak gadis itu.

"Apa dia mendengarkan aku? dia sangat aneh, tapi hutan ini lebih aneh," gumam Zanilla yang kemudian pergi meninggalkan tempat itu.

Leon menghentikan langkahnya karena mendengar suara tapak kaki yang semakin dekat.

Clan vampir yang berasal dari musuh Leon berniat ingin membunuh Vampir ribuan tahun itu. saat mereka telah mendekati dengan posisi sasaran mereka. Leon menghilang entah ke mana.

"Ke mana dia pergi? seharusnya di sekitar sini."

"Dia telah keracunan, tidak akan bisa jauh, dan aku yakin dia tidak akan mampu melawan kita."

"Sekarang adalah saat yang tepat untuk membunuhnya," kata Yutinus.

Leon kemudian muncul dan menyerang dari belakang. ia mengeluarkan kuku panjangnya mencakar mereka satu-persatu Clan Yutinus.

Srek...

"Aarrghh...."

Srek...

"Aarrghh...."

Srek...

"Aarrghh...."

Yutinus langsung membalas serangan Leon dengan melompat ke arah vampir ribuan tahun itu.

Yutinus adalah vampir yang berusia seribu tahun dan memiliki banyak anggota yang selama ini sering menangkap kaum manusia untuk menjadi santapan mereka.

Pergerakan Leon dan Yutinus yang saling menyerang sangat cepat dan tidak bisa terlihat sama sekali. aksi pertarungan mereka selalu berpindah posisi.

Leon dengan aksi yang secepat kilat mengcengkeram leher lawannya kemudian membanting ke atas tanah dari posisi yang tinggi.

Saat lawannya dibanting, Leon langsung memberi satu pukulan keras menghantam bagian tubuh Yutinus.

Brugh...

"Argh...," jeritan Yutinus yang terhempas ke atas tanah dengan keras.

"Dengan cara kotor kalian ingin membunuhku," bentak Leon.

Kemudian amggota Yutinus yang masih hidup ingin menyerang dengan serentak.

"Dia telah keracunan, serang dia!" teriak salah satu vampir itu.

Sekitar tiga puluhan vampir yang maju ke arah Leon dengan kuku panjang dan dua taring yang siap ingin menghabisi Leon.

Leon yang keracunan masih sedang bertahan untuk melawan mereka sendirian.

Srek..

Leon mengunakan kuku panjangnya mencakar lawannya sehingga tewas. setiap serangan yang dia lakukan mengenai wajah dan tubuh mereka.

Anggota Yutinus bagaikan dicabik-cabik oleh Leon yang berusaha membunuh mereka dalam kondisi lemah.

Srek...

"Aarrghh...."

Srek...

"Aarrghh...."

Tidak lama kemudian Leon mengalami kesakitan dan sangat lemah pada tubuhnya, bagaimana tidak, racun yang ada pada dirinya telah melemahkan otot-ototnya.

"Jangan sekarang, aku harus bertahan lagi," batin Leon.

Leon berusaha berdiri dengan melawan sakit pada seluruh tubuhnya.

"Bunuh dia!" teriak salah satu vampir itu.

Di saat mereka baru maju selangkah tiba-tiba mereka dilempar sesuatu yang mengenai salah satu vampir.

"Siapa yang melempar aku?" tanya vampir ini dengan nada kesal.

"Kalian semua bukan manusia tapi iblis, bisa saja kalian menyerang orang tidak yang bersalah," kata gadis itu yang tidak lain adalah Zanilla.

"Apa yang gadis bodoh itu lakukan di sini, apa dia tidak bisa membedakan manusia dan vampir," batin Leon.

"Ternyata ada manusia di sini, tangkap dan minum darahnya!"

Mereka semua maju ingin menghisap darah segar gadis itu.

"Kalian semua sangat bodoh, menyamar sebagai vampir untuk menakuti orang," bentak Zanilla yang melempar sesuatu ke arah mereka.

Benda yang dia lempar mengeluarkan asap dan mengelabui penglihatan mereka.

Saat Zanilla dikejar ia memberi kode kepada Leon untuk meninggalkan tempat itu.

"Dia kembali untuk menyelamatkanku, tapi dia tidak tahu bahwa mereka adalah vampir yang akan menghabisinya. dasar gadis bodoh," batin Leon.

Zanilla dikejar oleh mereka dan hanya dalam sekelip mata mereka langsung berhasil menarik baju gadis itu. saat mereka ingin mengigitnya, Leon yang tiba-tiba muncul langsung menabrak mereka semua dengan sisa kekuatan yang masih ada.

Brugh...

Leon yang bergerak secepat kilat membuat mereka terlempar ke mana-mana sehingga terhempas ke atas tanah

"Ini zaman modern untuk apa lagi kalian mengenakan topeng vampir," ujar Zanilla.

"Kenapa kau tidak pergi?" tanya Leon yang lagi-lagi kesakitan dan berdiri di depan gadis itu.

"Karena aku tidak bisa meninggalkan kamu, aku adalah tabib, tugasku adalah menyelamatkan orang. kalau aku pergi aku malu berhadapan dengan guruku," jawab Zanilla.

"Aarghh...," teriakan salah satu vampir yang melompat tinggi menyerang Leon.

"Tutup matamu!" titah Leon pada Zanilla dan langsung melompat dan menangkap lawannya itu kemudian lawannya dibanting sehingga masuk ke dalam tanah.

Brugh...

Vampir yang dibanting oleh Leon yang masuk ke dalam tanah dan ditikam lagi oleh Leon yang mengunakan cakar panjangnya sehingga menembus jantung.

Setelah berhasil membunuh mereka, Leon langsung tumbang dan tidak sadarkan diri.

Zanilla kemudian membuka matanya dan melihat mereka semua tergeletak dan tidak bergerak sama sekali.

"Apakah mereka sudah tewas atau pingsan?" gumam Zanilla.

"Tuan...," panggil Zanilla yang menghampiri Leon.

"Wajahnya sangat pucat, racunnya masih ada, aku harus membawa dia pulang untuk di obati," ujar Zanilla yang berusaha mengendong Leon dari belakang.

"Wah, tubuhmu berat sekali, aku harus bergerak cepat. untung saja aku sering minum herbal sehingga tenagaku bisa mengangkat barang seberat seratus dua puluh kilo," gumam Zanilla.

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!