Medina baru pulang dari kampus nya saat hari sudah sore, tadinya Medina ingin pulang jam makan siang tapi dia mendadak ada tugas dari dosen nya yang harus di kerjakan sekarang, jadinya seperti itulah Medina pulang saat sore hari.
"Assalamualaikum, Dina pulang!" ucap salam Medina
"Wa'alaikumussalam!" jawab Ajeng
Medina menghampiri mamanya yang lagi duduk di sofa ruang tengah itu, ia menyalami punggung tangan mama nya itu.
"Kok lama pulangnya nak?" tanya Ajeng
Medina duduk di samping Ajeng, "Dina tadi habis buat tugas yang di beri dosen bu, maaf ya bu... Dina tidak mengabari ibu!" ujar Medina tersenyum di balik cadarnya itu.
Ajeng juga ikut senyum, "tidak apa-apa, lain kali kamu beritahu ibu dulu, oh iya malam ini keluarga Darmansyah akan ke sini mereka akan melamar kamu untuk cucu laki-laki nya yang pernah ibu ceritakan pada kamu waktu itu!" ujar Ajeng, Medina sempat diam mendengar penjelasan dari ibunya itu.
"Ya Allah, apakah Dina sudah siap untuk menjalankan rumah tangga dengan laki-laki pilihan kakek, apakah Dina siap menjalankan wasiat kakek?" batin Medina
"Dina sudah memikirkan nya bukan!" ujar Ajeng pada anaknya itu.
Medina mengangguk kecil seraya tersenyum di balik cadarnya itu.
...
Di lain tempat, Kafkha sedang cemberut saja di dalam kamar nya, ia membayangkan bagaimana jadinya dia menikah dengan orang yang tidak ia cintai apa lagi dia juga tidak kenal dengan wanita yang akan ia nikahi.
"Darmansyah gila, kenapa aku harus menuruti permintaan kakek peot itu sih!" gerutu Kafkha
Kafkha sedang asik mengerututi kakeknya itu, sementara orang-orang di bawah sedang berunding tentang Kafkha yang akan di jodohkan.
"Ayah yakin, kalau Kafkha mau?" tanya darma
"Yakin, cucu ku itu penurut sangat dengan ku, kamu tenang saja serahkan semua sama aku!" ujar Darmansyah
"Semoga saja Kafkha mau!" ujar Sarah
"Sudah, kalian jangan pikirkan itu, aku ini sudah melumpuhkan cucu ku itu dengan cara ku, dia akan menuruti ku!" ujar Darmansyah
"Di dalam darah kakek itu kan mengalir darah mafia dan psikopat!" timpal Hanif
Darmansyah mencibirkan bibir bawahnya, apa yang di bilang oleh Hanif itu ada benarnya, Darmansyah merupakan mantan mafia dulunya sekarang ia sudah bertobat.
"Terus apa keluarga Harun sudah tau yah?" tanya Sarah
"Sudah, nanti malam kita tinggal ke sana untuk melamar putrinya untuk Kafkha!" ujar Darmansyah
Malam harinya mereka sudah bersiap-siap ke rumah Medina, dari tadi Kafkha masih di kamarnya ia sedang menelepon kekasih nya, Kafkha belum memberitahu Clara jika ia akan menikah dengan gadis pilihan kakek nya, Kafkha akan cerita pada Clara pada waktu yang tepat nantinya.
"Kenapa mendadak gini sih kaf, kan kita sudah janji tadi terus kamu membatalkan begitu saja!" ujar Clara sangat marah dengan kekasihnya itu.
"Maaf sekali lagi Clara, aku benar-benar ada urusan yang sangat penting saat ini, aku janji besok akan menghabiskan waktu bersama kamu!" ujar Kafkha di sebalik sambungan telepon itu.
"Sudahlah, aku tidak mau mendengar nya lagi!" ujar Clara mematikan sambungan telepon itu.
Kafkha menghela napas berat karena Clara mematikan sambungan telepon secara sepihak, Kafkha melempar handphone nya itu ke sofa yang ada di kamar nya itu.
"Ini gara-gara kakek!"
Darmansyah sampai di kamar cucunya itu, ia tersenyum melihat kegundahan pikiran cucunya itu, Darmansyah sangat senang melihat cucunya yang satu ini galau, ada kesenangan sendiri yang membuat Darmansyah senang melihat cucunya itu marah dan gundah gulana.
"Puas sekali aku mengerjai cucu ku ini!" batin Darmansyah
Kafkha menatap kakeknya itu dengan tatapan tajam, Darmansyah mencibirkan bibir bawahnya untuk mencemooh cucunya itu.
"Darmansyah, awas saja kamu, kenapa juga aku harus mempunyai kakek seperti Darmansyah ini, nyebelin banget tua bangka satu ini!" batin Kafkha
"Jangan mengumpat ku seperti itu, nanti kau sendiri kena batunya!" peringat Darmansyah
"Kakek ngapain ke sini?"
"Lah, kamu lupa jika hari ini kita akan melamar gadis pilihan kakek untuk kamu, jangan pura-pura lupa Kafkha!" ujar Darmansyah menatap cucunya itu dengan tatapan datar.
Dengan malas Kafkha melangkah menuju walk in closet, ia mengganti pakaian nya dengan baju batik berwarna coklat, Kafkha keluar dari ruang ganti pakaian nya itu, Darmansyah mengangguk-angkuk seraya menunjukkan ibu jarinya ke Kafkha.
"Cucu ku sangat tampan!" puji Darmansyah
"Buta atau gimana, aku sudah tampan sejak lahir!" ujar Kafkha sangat angkuh melewati kakeknya itu, Darmansyah menggaet krah baju bagian belakang Kafkha dengan ujung tongkat nya yang ada pengait nya.
"Tidak sopan!" ujar Darmansyah
"Melewati orang tua tidak ada sopan-sopan nya, mana sikap dan sifat keluarga Darmansyah yang kamu ketahui dulu, kakek tidak suka ya dengan cara bicara tidak sopan kamu itu, orang tua itu harus di hormati!.
Ingat darah Darmansyah mengalir di urat-urat nadi kamu itu, sekali saja kamu bertingkah menjelekkan keluarga Darmansyah, bisa habis kamu di tangan mantan mafia ini!" ujar Darmansyah berbicara tepat di telinga Kafkha, Kafkha langsung terdiam dengan ucapan kakeknya itu.
Kafkha menuruti langkah kaki kakeknya itu, di lantai bawah keluarga nya sudah bersiap-siap, mereka juga menggunakan pakaian batik sama seperti Kafkha.
"Sudah siap semua?" ujar Darmansyah
"Sudah ayah!"
"Sudah kakek!" ujar Hanif
Kafkha berdiri di belakang kakeknya itu seraya menatap Hanif yang seakan mengejek nya, Kafkha paling tidak suka di ejek oleh kakaknya itu.
"Semangat ya bro!" ujar Hanif dengan senyum termanis nya, Kafkha memutar bola matanya malas.
"Kenapa keluarga ku sangat mendukung keputusan kakek tua ini sih, mama juga gitu tidak membela aku, kalau minta bantuan sama papa, mana bisa papa dan kakek tua kan sama-sama saling mendukung!" batin Kafkha
Kafkha mengembuskan napas kasar, ia tidak bisa berbuat apa-apa lagi selain menerima kenyataan ini, di lawan mana bisa, kalau pun Kafkha melawan kakeknya ia akan tetap kalah.
Kafkha semobil dengan Darmansyah, Darmansyah sengaja ingin berdua saja dengan cucunya itu, bertujuan untuk mengajari cucunya itu ke jalan yang lebih baik lagi.
"Apa alasan kakek menjodohkan aku dengan perempuan pilihan kakek?" tanya Kafkha
"Kan sudah kakek bilang waktu itu, kakek ingin mengubah kamu ke jalan yang lebih baik lagi dengan cara menikahkan kamu dengan perempuan pilihan kakek!" ujar Darmansyah tidak berbohong juga.
"Aku sudah baik lho kek, mau mengubah aku bagaimana lagi ha?, mau mengubah ku kayak proranger?" ujar Kafkha masih fokus menyetir mobilnya.
"Kayak badman saja sekalian!" ujar Darmansyah ikut-ikutan juga bercanda dengan cucunya itu, Kafkha menggenggam stir mobil dengan kencang karena menahan emosi ulah kakeknya ini.
Darmansyah tertawa renyah karena senang melihat cucunya itu marah karena ulah nya.
...
Bersambung...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 44 Episodes
Comments
Intan IbunyaAzam
hobby sikakek buat ccuny ksel
2023-09-18
1
Firgi Septia
kalau TDK ada kakekmu, kau pun TDK akan ada di dunia kafka
2023-07-05
1
Uthie
, serruuuu 👍😁
2023-05-09
1