part 3. Kafkha Tunduk Dengan Darmansyah

Setelah pertemuan dengan kekasih nya itu, Kafkha pulang ke rumahnya kalau balik lagi ke kantor dia malah tidak ada mood balik lagi karena kakeknya itu menghancurkan suasana hatinya.

Darmansyah sangat senang dengan keputusan yang di ambil cucu laki-laki nya, Darmansyah memaksa Kafkha karena Darmansyah ingin menjalankan wasiat dari Wijaya yang tidak lain kakek Medina.

Darmansyah dulunya memiliki hubungan yang sangat baik dengan Wijaya, karena hubungan baik ini tidak mau hilang begitu saja, Darmansyah dengan Wijaya bersepakat ingin menjodohkan cucu mereka agar hubungan baik antara keluarga nya dengan keluarga Wijaya tetap utuh.

Saat Wijaya menghembuskan napas terakhir nya di rumah sakit, ia berpesan jika salah satu dari cucu mereka harus menikah, Darmansyah menyetujui itu dan Darmansyah memilih Kafkha untuk di jodohkan nya dengan cucu Wijaya.

"Ayah, apa Kafkha mau menerima perjodohan ini sedangkan dia tidak menerima nya, darma takut jika Kafkha bertindak tidak di inginkan!" ujar darma

"Iya ayah, ayah kan tau jika Kafkha wataknya sangat berbeda dari yang lain, Sarah juga takut apa yang mas darma ucapkan itu terjadi, Kafkha sangat keras kepala yah!" ujar Sarah

"Kalian tenang saja, ayah sudah kenyang dengan sikap Kafkha seperti itu, dengan mudahnya ayah bisa melumpuhkan cucu ayah itu!" ujar Darmansyah

Darmansyah tidak bisa di lawan oleh siapapun, sekali jentikan tangan Darmansyah bisa menumpas habis musuhnya, jika kehendak nya tidak di turuti jangan harap dapat nama belakang Darmansyah, nama Darmansyah merupakan kebanggaan bagi keluarga nya.

Apa lagi upil seperti Kafkha itu, dengan hentakan tongkat saja sudah habis Kafkha oleh kakeknya itu, ucapan Darmansyah tidak bisa di lawan oleh siapapun, sekali dapat kecaman dari Darmansyah semua keluarga nya itu tidak dapat berkutik lagi.

Kafkha seorang yang selama ini membantah ucapan kakeknya itu, di keluarga nya itu Kafkha lah yang paling berani dengan kakeknya.

Kafkha sampai di rumah nya itu ia melewati orang tua dan kakeknya itu, Darmansyah tersenyum kecil saja melihat kelakuan tidak sopan dari cucunya itu.

"Lihatlah dia tidak sopan sama sekali!" ujar Darmansyah

"Maaf ayah!" ujar Darman

Darman sangat malu dengan sikap tidak sopan anaknya itu, apa lagi Sarah yang sangat malu dengan mertua laki-laki nya itu, dari kecil mereka mendidik anak-anak mereka dengan baik, tapi sudah besar Kafkha malah berubah sikapnya.

"Maafin kami ayah telah gagal mendidik Kafkha!" ujar Sarah

"Kalian tidak salah yang salah itu ada pada diri Kafkha, karena pergaulan dia sampai seperti ini!" ujar Darmansyah menghela napas.

Darmansyah menghampiri cucu nya ke kamar ia mau berbicara berdua dengan cucu nya itu, Darmansyah harus memastikan jika Kafkha mau menerima perjodohan itu, apa lagi Darmansyah sudah berbicara juga dengan dia tadi pagi.

"Kafkha!" ujar Darmansyah saat dia sampai di depan pintu kamar Kafkha, di dalam kamar Kafkha sedang menelepon kekasih nya tapi kakeknya menganggu ketenangan dia.

"Tua bangka itu apa tidak bisa menganggu ku sekali saja!" umpat Kafkha

Darmansyah menggedor-gedor pintu kamar Kafkha itu dengan tongkatnya, dengan jengkel Kafkha mengakhiri panggilan telepon nya dengan Clara, Kafkha membuka pintu itu dengan wajah merah padam karena menahan emosi.

"Kakek tidak bisa mengetuk pintu ku dengan pelan-pelan!" ujar Kafkha mempraktekkan cara mengetuk pintu dengan pelan-pelan.

Darmansyah tidak menghiraukan ucapan Kafkha itu, ia mendorong tumbuh atletis cucunya itu, Darmansyah duduk di pinggir ranjang sementara Kafkha melipat tangannya di depan dada seraya melihat Darmansyah.

"Kenapa aku harus terlahir di keluarga Darmansyah ini!" batin Kafkha

"Duduk!" titah Darmansyah menyuruh Kafkha duduk di sebelahnya, dengan berat hati Kafkha menuruti perintah kakeknya itu.

"Jangan melupakan kesepakatan kita tadi, kamu sudah menerima perjodohan itu!" ujar Darmansyah to the poin

"Aku tidak akan lupa, lagi pula aku tidak pikun seperti kau!" ujar Kafkha memelankan kalimat 'pikun seperti kau' nya.

"Anak baik memang harus menuruti permintaan kakeknya ini, entah-entah ini permintaan kakek yang terakhir!" ujar Darmansyah.

Kafkha memutar bola matanya.

"Sukur-sukur kau cepat mati!" do'a Kafkha dalam hatinya

Cucu tidak punya perasaan ya seperti itu, di suruh menikah dengan wanita baik-baik malah menolaknya, apa lagi menyumpahi orang tua cepat mati.

"Kau jangan menyumpahi ku cepat mati juga, kalau aku mati siapa yang mengurus harta-harta ku, aku tidak mau kau yang memegang semua harta ku, enak di kau tak enak di aku, setelah kau menikah nanti kau harus memberiku cicit untuk meneruskan bisnis dan perusahaan ku!" ujar Darmansyah

Kafkha memutar bola matanya jengah dengan kakeknya ini, selama ini padahal Kafkha dan Hanif yang mengurus perusahaan dan bisnis kakeknya dan sekarang Darmansyah tidak mau lagi Kafkha yang memegang perusahaan nya.

"Terserah kakek saja, aku juga tidak mengharapkan harta kakek!" ujar Kafkha dengan angkuh nya, padahal selama ini dia lah yang menikmati harta kakeknya itu.

"Kau sok-sokan tidak mau harta ku, itu perusahaan ku separuhnya kau yang pegang jadi kau bilang tidak mengharapkan harta ku, uuh cucu tidak tau di untung sekali kau ini!" ujar Darmansyah memukul kepala Kafkha dengan tangan keriputnya itu.

"Kakek tidak tau diri sakit kepala ku!" ujar Kafkha mengusap-usap kepalanya, Kafkha sangat berani melawan kakeknya itu karena dari dulu Kafkha tidak pernah akur dengan Darmansyah.

"Besok kita akan menemui keluarga si perempuan yang akan kamu nikahi, tidak ada penolakan sekali pun, kau sudah berjanji dengan ku!" ujar Darmansyah setelah itu ia pergi dari kamar Kafkha.

Kafkha menghela napas berat, sebenarnya dia juga takut jika Darmansyah mengambil semua aset yang telah Darmansyah bagi-bagi untuk cucu-cucu nya, kalau saja Darmansyah tidak mengancam akan mengambil alih aset-aset perusahaan tidak akan mungkin Kafkha mau menuruti permintaan kakeknya nya itu.

Sekarang Kafkha memang harus menuruti keinginan kakeknya itu, jika tidak Kafkha akan rugi sendiri, mana mau dia hidup lontang lantung di jalanan setelah dia menolak pernikahan ini, lebih baik dia menuruti kemauan kakeknya itu.

"Keluarga macam apa ini, kok aku baru menyesal memiliki keluarga seperti Darmansyah itu, kakek nggak punya hati, udah bau tanah gitu masih saja banyak kemauan!" umpat Kafkha melempar bantal nya ke bawah.

Kafkha tidak bisa berbuat apa-apa lagi selain tunduk pada kakeknya itu, di tolak maka akan berdampak padanya, di terima pasti hidup Kafkha akan lebih parah lagi, pikir nya.

Darmansyah tersenyum lebar saat ia baru saja menelepon Harun untuk memberitahu jika cucunya mau menerima perjodohan ini.

Ucapan Darmansyah akan selalu di turuti oleh keluarga nya, dengan sekali ancaman saja Kafkha sudah tunduk dengan kakeknya itu, memang dahsyat pengaruh keluarga Darmansyah ini.

...

Bersambung...

Coba komentar tentang cerita ini, author pengen tau tanggapan kalian seru atau tidak alurnya.

like sama vote jangan lupa juga ya!!!

Terpopuler

Comments

Yunerty Blessa

Yunerty Blessa

Kafkha keras kepala dan suka membantah..

2024-01-15

0

Intan IbunyaAzam

Intan IbunyaAzam

seru. kw thor

2023-09-18

0

Firgi Septia

Firgi Septia

astaga kafka mau jadi cucu kualat kamu ya

2023-07-05

1

lihat semua
Episodes
Episodes

Updated 44 Episodes

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!