Bab 3

Dengan penuh pertimbangan, akhirnya Bella pun memaafkan kesalahan suaminya demi kebaikan sang anak. Bella tidak ingin jika putranya tumbuh tanpa kasih sayang penuh dari kedua orang tuanya.

Beberapa hari berlalu. Bella pun mulai melupakan kejadian hari itu dan kembali mengerjakan tugas seperti biasanya. Namun tetap saja pada akhirnya ibu mertuanya tetap menyulitkan Bella dan pertengkaran pun selalu terjadi dengan suaminya.

Bahkan saat ini Abimana pun semakin kasar padanya. Kata maaf dan penyesalan tempo lalu bagaikan angin yang berhembus begitu saja tanpa meninggalkan jejak.

Rasa sakit yang Bella rasakan pun semakin dalam di hati Bella, namun hanya maaf saja yang bisa Bella lakukan saat ini.

Ratapan terhadap hidupnya pun tak dapat di bendung dan di tahan lagi. Hingga akhirnya Bella berpikir untuk mengubah pandangan ibu mertua terhadapnya. Bella sudah tak tahan jika setiap hari selalu berselisih paham dengan ibu mertuanya yang selalu menyalahkan nya dalam segala hal.

"Mungkin berdamai dengan luka itu lebih baik." Gumam Bella, yang kini menghampiri ibu mertuanya yang sedang duduk bersantai di depan televisi menikmati drama kesayangannya.

"Ibu, apa ibu perlu sesuatu?" Tanya Bella dengan lemah lembut untuk mulai membuka pembicaraan di antara mereka.

"Tidak!" Jawab Bu Maya dengan ketus, tanpa mengalihkan perhatiannya dari drama yang sedang ia tonton.

"Ibu, bisakah kita berdamai menjadi menantu dan mertua yang akur seperti drama kesayangan ibu itu? Bella sudah sangat lelah dengan drama pertengkaran kita yang selalu terjadi setiap harinya. Jika Bella salah, tolong beritahu Bella dimana letak kesalahannya agar Bella bisa memperbaiki segalanya seperti keinginan ibu." Ucap Bella panjang lebar.

Namun ibu Maya tak mendengarkan apa yang Bella katakan. Matanya hanya berfokus pada layar televisi saja dan tak mempedulikan pertanyaan Bella saat ini.

Bella menghela nafasnya perlahan, saat melihat ibu mertuanya tak mempedulikan apa yang ia katakan saat ini.

"Ya allah berikanlah hambamu ini kesabaran yang tiada batasnya, jadikanlah hamba orang yang pemaaf dan jauhkan hamba dari rasa dendam yang akan menjadi belenggu dalam hati hamba." Batin Bella bermonolog, menatap ibu Maya sekilas dan ia pun lebih memilih pergi meninggalkan ibu mertuanya.

Kini ibu Maya tersenyum sinis saat melihat menantunya pergi meninggalkannya begitu saja. "Kamu pikir, kamu siapa bisa mengatur kehidupanku? jangan harap kamu bisa masuk kedalam kriteria menantu idaman ku, apalagi kamu menyamakan dirimu dengan tokoh yang ada dalam drama kesayanganku." Gumam ibu Maya dengan penuh kebencian.

Di dalam kamar Bella menangis meratapi nasib pernikahan nya yang malang. Bahkan setiap hari Bella akan merasakan sakit hati karena suami yang tak pernah bisa memahami penderitaan nya dan menjadi sandaran nya saat ia tengah bersedih.

"Aku ingin pernikahan kita seperti dulu mas, aku ingin kita hidup bahagia saat sebelum ada ibu. Tapi bukan berarti aku membenci kehadiran ibumu di rumah ini. Aku hanya ingin sikap ibu bisa lebih lembut dan bisa memahamiku." Ucap Bella dalam tangisannya.

Selama ini ia selalu berusaha untuk menjadi menantu ideal untuk ibu mertuanya, namun hanya rasa sakit dan perlakuan kasar yang ia dapatkan sebagi timbal balik dari ketulusan dan kebaikan hatinya.

Namun, akan selalu ada obat di hati Bella yang remuk. Hanya anaknya yang mampu membuatnya tetap tenang dan bertahan dalam rumah yang bagaikan neraka baginya, hidup bersama suami dan ibu mertuanya.

Bella mengusap lembut rambut putranya yang kini sudah tertidur pulas. Disetiap malamnya, Bella akan menangis sambil memeluk anaknya sampai akhirnya Bella akan tertidur dengan sendirinya. Bella selalu berdoa, berharap suatu hari nanti suami dan ibu mertuanya akan sadar dan memahami rasa sakit yang di alaminya selama ini.

"Bersabarlah Bella, semuanya akan baik-baik saja." Gumam Bella yang kini mulai menutup matanya untuk beristirahat menenangkan hati dan pikirannya yang lelah.

***

Pagi hari seperti biasa sebelum pergi bekerja Bella mengerjakan tugas-tugas rumah tangga terlebih dahulu.

"Zayn apa kamu sudah siap nak?" Tanya Bella pada putranya yang kini masih berada di dalam kamar.

"Sebentar ma!" Zayn pun keluar dari dalam kamarnya dengan seragam lengkap untuk bersiap pergi ke sekolah.

"Ibu ikut." Seru ibu Maya yang kini sedikit berlari menghampiri cucu dan menantunya.

"Ibu mau kemana?"

"Tentu saja ibu ikut mengantarkan cucu ibu, apa kamu tidak suka ibu ikut bersamamu? sudah lama ibu disini tapi ibu tidak tahu dimana cucu ibu bersekolah. Ibu ingin melihatnya sekarang."

"Tapi bu, setelah mengantarkan Zayn aku langsung pergi bekerja, jika nanti aku kembali mengantarkan ibu, aku pasti akan terlambat lagi aku mohon mengertilah untuk hari ini Bella tidak bisa bu, lain hari saja ya?" Bella memohon pada ibu mertuanya agar ia mengerti.

Namun ibu Maya tetap bersikukuh dengan pendirian nya, hingga akhirnya Bella pun mengalah dan membawa ibu mertuanya ikut serta bersamanya.

Sepanjang jalan ibu Maya menatap suasana kota yang tampak begitu asing baginya, dan sepanjang jalan itu pula ibu Maya selalu bertanya segala yang dilihatnya pada Bella.

Dengan sabar Bella pun menjawab pertanyaan demi pertanyaan ibu mertuanya. Bella sangat memaklumi sikap ingin tahu ibu mertuanya, karena di kampung tidak seperti di kota yang segala penjurunya terdapat gedung-gedung bertingkat.

"Ini sekolah nya Zayn bu." Ucap Bella yang kini menepikan mobilnya dan bersiap untuk mengantarkan putranya masuk ke dalam kelas.

"Waahh... Sekolah anak TK saja sebesar dan semewah ini, pasti bayarnya sangat mahal." Cerocos bu Maya yang tak henti-hentinya menatap setiap sudut bangunan tersebut.

Bella hanya tersenyum samar menggelengkan kepalanya. Setelah selesai mengantarkan putranya ke sekolah kini Bella pun akan kembali mengantarkan ibu mertuanya pulang ke rumah dengan sedikit cemas. Ia sangat takut jika hari ini ia akan terlambat kembali.

"Ini sudah kesekian kalinya aku terlambat dan bos sudah memperingatkan aku. Semoga saja hari ini aku tidak terlambat untuk mengikuti meeting pagi, jika tidak. Entahlah apa yang akan terjadi besok.

Bella sedikit menaikan kecepatan agar ia tidak terlambat, namun ibu Maya berteriak ketakutan meminta Bella menurunkan kecepatannya.

"Apa kamu ingin wanita tua ini mati karena serangan jantung!" Bentak ibu Maya menatap kesal pada menantunya.

Sedangkan Bella hanya diam saja tak menyahuti perkataan ibu mertuanya, saat ini ia tak ingin membuat keributan yang akhirnya akan merugikan dirinya sendiri.

"Sudah sampai bu."

"Dasar menantu tidak sopan!" Ibu Maya pun langsung keluar dari mobil menantunya dan menutup pintu mobil dengan sangat kasar.

Bella memegangi dadanya yang terkejut dengan ulah barbar ibu mertuanya. "Astagfirullah, kenapa ibu selalu saja seperti itu. Sebenarnya apa salahku?" Bella sungguh tak mengerti dengan jalan pikiran ibu mertuanya.

"Aku harap ibu tidak mengadukan hal yang tidak-tidak pada mas Abi." Gumam Bella, yang mulai melajukan mobilnya membelah jalanan menuju ke tempat ia bekerja dengan hati waswas.

Bersambung

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!