Bab 2

Hari demi hari sikap ibu Maya pun kian menjadi-jadi. Ia selalu membuat Bella dalam kesulitan dan membuat batas kesabaran Bella habis sehingga tak dapat menghindari pertengkaran di antara mereka.

Namun Bella tetap berusaha untuk sabar dan tegar menghadapi sikap julid ibu mertuanya, karena tak ingin terus menerus berada dalam situasi yang sama setiap harinya.

Bella meregangkan otot-otot tubuh nya yang terasa kaku, walau ini hari libur namun ia tetap mengerjakan tugas kantornya yang sempat tertunda.

Kini ibu Maya datang menghampiri Bella dan pura-pura tersandung. Dengan sengaja ibu Maya pun menumpahkan segelas minuman yang berada di tangannya. Ibu Maya melakukan hal itu karena rasa bencinya terhadap Bella yang tak pernah menurut padanya.

Bella terkejut dan langsung berdiri menatap ibu mertuanya dengan tatapan penuh kemarahan. "Ibu! Apa yang ibu lakukan!" Teriak Bella yang terkejut melihat semua berkas-berkas pentingnya kotor dan basah.

Namun, ibu Maya tak suka dengan teriakan dan tatapan menantunya pun mendorong Bella hingga jatuh tersungkur. Bella menghela nafas kasar, ia mengepal erat tangannya menahan segala kemarahan yang terpendam dalam hatinya selama ini.

Sudah cukup rasa sabar Bella menghadapi sikap ibu mertuanya selama ini. Pertengkaran di antara menantu dan mertua itu pun terjadi dan di ketahui oleh suaminya.

Dan pertengkaran antara suami istri itu pun tak dapat terelakkan. Bahkan tanpa bertanya apa penyebab antara Bella dan ibu Maya bertengkar, Abimana mendaratkan tamparan keras di wajah istrinya.

Plakkk...

"Mas!" Bella memegangi pipinya yang terasa panas, sungguh ia tak menyangka jika suaminya akan tega bersikap kasar padanya.

"Bella! Aku sudah mengingatkanmu untuk tidak berlaku kasar kepada ibuku! tapi apa yang ku lihat sekarang. Kau sudah sangat keterlaluan Bella." Dengan arogan Abimana berteriak membentak istrinya dan tak mempedulikan perasaan Bella saat ini.

"Aku akan menghormati ibu, jika ibu juga menghargai aku mas! harusnya kamu menanyakan terlebih dahulu apa yang ibu lakukan padaku di rumah ini." Bella menatap wajah suaminya dengan penuh air mata.

"Iya ibu tahu, ibu salah. Maafkan ibu sudah membuat banyak keributan di rumah kalian, lebih baik ibu kembali ke kampung saja dari pada hidup disini menyusahkan kalian berdua." Ucap Ibu Maya yang mulai terisak memperlihatkan wajah sedihnya.

"Ya! Memang harus ada yang pergi dari rumah ini. Tapi bukan ibu yang pergi, tapi Bella yang pergi dari rumah ini." Ujar Abimana yang tega mengusir istrinya sendiri.

"Mas! kamu tega ngusir aku dari rumahku sendiri?" Tanya Bella dengan raut wajah tak percaya.

"Kemasi barang-barangmu sekarang juga!" Teriak Abimana tanpa menatap wajah istrinya.

"Baik, aku akan pergi seperti yang kamu inginkan."

Bella yang merasa sangat terpukul dengan ucapan sang suami, ia pun lebih memilih pergi meninggalkan ruangan itu untuk mengemasi barang-barangnya dengan wajah penuh kesedihan.

Pertengkaran di antara Bella, ibu mertua dan suaminya pun membuat Bella semakin patah hati. Dan semakin yakin bahwa dirinya sedang di rundung oleh keluarga suaminya. Namun ia tak bisa berbuat apa-apa selain memendam segalanya dalam hati.

"Mama, kenapa mama menangis?" Tanya Zayn putranya yang kini ikut menangis memeluk Bella dengan sangat erat.

"Jangan menangis sayang, mama baik-baik saja. "Bella mengusap air mata putranya dengan lembut dan melabuhkan kecupan sayang di puncak kepala Zayn.

Kini Bella menarik kopernya keluar dari kamarnya, ia bersiap untuk pergi meninggalkan rumah itu bersama putranya. Bella tidak sanggup jika harus pergi meninggalkan Zayn yang masih terlalu kecil untuk ia tinggalkan.

Kini pandangan Bella pun tertuju pada suaminya yang masih berdiri mematung ditempatnya, tanpa sedikit pun berniat untuk menatap ataupun menghentikan kepergiannya.

Zayn menatap mamanya dengan wajah sendu, namun Bella tersenyum dan mengusap rambut putranya dengan lembut dan bersiap untuk pergi meninggalkan rumah itu. Namun sebelum mereka benar-benar pergi meninggalkan rumah itu, Zayn anak yang berusia lima tahun itu menatap sang papa dengan wajah sedihnya.

Lama Abimana berada di posisinya, kini tatapannya tertuju pada berkas-berkas yang masih tergeletak di atas meja. Abimana mengambil berkas yang terlihat kotor dan basah, kini ia pun mulai tersadar dengan apa yang di lakukan itu salah.

"Bella!" Dengan cepat Abimana berlari keluar rumah untuk mencari keberadaan istrinya.

Ibu Maya mendengus kesal. Ia menatap tak suka saat melihat putranya begitu sangat mengkhawatirkan keadaan istrinya yang pergi.

"Ckk... Kenapa juga Abi kembali mencari wanita itu, kenapa tidak biarkan saja dia pergi kemanapun wanita itu mau." Cerocos ibu Maya dengan raut wajah kesalnya.

Abimana terus melajukan mobilnya dan berusaha mencari keberadaan istrinya di sepanjang jalan. "Aku yakin dia belum pergi jauh. Bella dimana kamu sayang? maaf aku sudah khilaf menyakitimu." Ucap Abimana penuh penyesalan. Kini ia pun melihat istri bersama dengan putranya yang kini mulai memasuki taksi yang akan membawa mereka pergi.

Dengan cepat Abimana pun melajukan mobilnya dengan kecepatan tinggi untuk mengejar taksi tersebut.

"Ma, kita mau pergi kemana?" Tanya Zayn dengan wajah polosnya menatap wajah cantik sang mama yang terlihat sembab.

Namun belum sempat Bella menjawab pertanyaan putranya taksi itu mengerem secara mendadak, membuat Bella terkejut begitu juga dengan putranya.

"Ada apa pak?" Bella menatap pada sang sopir yang kini terlihat begitu terkejut.

"Ada mobil yang menghalangi jalan kita bu." Jawab sang sopir yang masih memegangi dadanya.

"Bella! Bella! keluarlah, aku minta maaf, ayo kita pulang kembali dan bicarakan hal ini di rumah." Pinta Abimana sedikit memohon dan terus mengetuk kaca mobil taksi yang Bella tumpangi.

"Bu sebaiknya kalau ada masalah keluarga di selesaikan di rumah saja jangan disini." Ucap sang sopir yang melirik sinis pada Bella.

Kini Bella pun keluar dari taksi itu setelah membayarnya. Abimana langsung menggendong putranya dan memeluk istrinya secara bersamaan.

Abimana memohon agar istrinya kembali pulang bersamanya. "Bella aku minta maaf padamu, aku salah, aku khilaf. Bella kau boleh memarah padaku tapi aku mohon jangan tinggalkan aku. Pikirkan juga putra kita." Abimana mengusap wajah istrinya yang terlihat memerah. Kini pandangan nya pun tertuju pada bekas tangannya yang masih terpampang jelas di wajah Bella.

Awalnya Bella menolak, ia tidak ingin kembali ke rumahnya karena rasa sakit yang sudah di torehkan oleh suami dan ibu mertuanya membuat Bella sangat terluka. Namun kini Bella menatap putranya yang berada dalam pelukan suaminya.

"Haruskah aku kembali? tapi jika aku pergi bagai mana dengan Zayn?" Bella terlihat bingung untuk memutuskan pilihannya saat ini.

Bersambung

Terpopuler

Comments

Liandiva2630

Liandiva2630

Lanjut nih, kalau berkenan mampir jg di ceritaku ya...

2023-03-16

2

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!