..._____________↶*ೃ✧˚. ❃ ↷ ˊ-___________...
Dunia Aves memang tidak semenyenangkan kelihatannya, memang sangat beruntung memiliki sayap karena ia bisa terbang kemana saja ia mau.
Kekuatan magis yang hanya dimiliki oleh Aves dewasa, dan Ondina sangat menginginkan itu, sama seperti saudara laki-laki nya yang sudah memilikinya semenjak pria itu jatuh cinta untuk pertama kalinya. Namun sayang, cinta pertamanya itu tidak berjalan sesuai dengan harapannya. Ia harus melepaskan cintanya itu demi kehidupan yang lebih bahagia bagi wanitanya. Iya, dia ditinggal menikah oleh Angelina, kekasih tercintanya. Sangat menyedihkan bukan?.
Hari ini ia tengah merenung bagaimana jika ia dewasa dengan cara yang berbeda dengan saudaranya itu. Bagaimana jika suatu hari nanti ada hal yang memang sangat ekstrim untuk sekedar ia mendapat kekuatan itu.
"Kalo kamu mau cepet jadi dewasa, terimalah perjodohan ini" kata seorang pria yang sedari tadi memperhatikan punggung dengan sayap burung berwarna putih bersih Ondina.
Gadis itu mendengus, "aku tidak mau, percuma saja aku dewasa dengan cara yang sama sekali tidak aku sukai."
"Lalu kamu mau dewasa dengan cara bagaimana?"
"Menikmati kehidupan dengan cinta pertamaku"
"Cinta pertama tidak selamanya indah, ingat itu!" Ketus Helios.
"Itu mah hidupmu, jangan samakan dengan hidupku!" Desis Ondina sontak membuat Helios geram lalu menghampiri saudarinya terbang hanya dengan satu kali kepakan.
"Kau mengejeku?" Tanya Helios.
Ondina menatap pria di depannya jengkel, "kau yang memulainya dulu!"
Gadis itu lalu berbalik hendak meninggalkan Helios, namun sebelum gadis itu akan mengepahkan sayapnya pergerakannya tertahan karena genggaman tangan Helios di lengannya.
"Coba temui dulu, calonmu itu sangat tampan di dunia ini. Dan yang jelas lebih tampan daripada dewa yang berada di mimpimu itu, aku yakin kamu akan langsung jatuh cinta dalam sekali tatap"
"Aku tidak yakin" cerca gadis itu sebelum ia benar-benar mengepahkan sayapnya dengan kuat sampai genggaman tangan Helio terlepas begitu saja. Gadis itu terbang sangat jauh sampai pandangan Helios tidak lagi menemukan sosok adiknya itu.
"Kau sangat keras kepala, seperti biasa" ujar Helios di sela sela matanya yang mulai menyipit memandangi kemana arah gadis itu pergi.
______________↶*ೃ✧˚. ❃ ↷ ˊ-____________
Semua makhluk bersayap yang hampir menyerupai malaikat dari keluarga Agora dan Acropolis berkumpul di Encantada yang merupakan tempat pertemuan khusus yang ada di Castil megah milik keluarga Agora.
Tempat yang di penuhi dengan nuansa sinar biru tercipta dari pantulan cahaya pelanet uranus yang mengenai langsung Encantada membuat tempat ini sangat cantik, ditambah dengan banyaknya kupu-kupu biru yang berterbangan di langit langit Encantada.
Encantada ini sangat berbeda dengan tempat lain di Castil milik keluarga Agora yang memang lebih dominan berwarna putih awan.
Ondina hanya menatap kosong ke arah depan dengan bibir yang ia kulum, sangat malas sekali rasanya menemui keluarga Acropolis .
Acropolis merupakan keluarga yang paling disegani diantara semua makhluk, terutama bangsa Aves. Keluarga yang memiliki silsilah tertinggi setelah Acaraus , tetapi keluarga itu sudah lama menghilang, keturunannya pun sudah sangat lama tidak di temukan.
Banyak Legenda yang mengatakan bahwa Acarus merupakan makhluk yang memiliki sayap tergelap yang pernah tercipta. Sayap yang hampir menyerupai elang Haliaeetus Albicila yang merupakan pemilik sayap terbesar diantara jenis elang lainnya.
Sangat banyak makhluk dari bangsanya yang rela mempertaruhkan nyawanya hanya untuk mendapatkan sayap itu, seperti yang diketahui bahwa sayap itu telah lama di tinggal oleh pemiliknya. Acarus hanya menyisakan satu keturunan, tetapi sampai saat ini sama sekali tidak ada yang pernah mendapatkannya.
Satu fakta menarik yang pernah Ondina baca tentang sayap Acarus, sayap itu bisa menghilang dan kembali lagi layaknya bayangan dan bersinar layaknya cahaya Sirius.
Sama seperti Helios yang sangat menginginkan benda itu. Katanya sayap itu juga dapat menjadikan makhluk apa saja yang memakainya menjadi abadi dan tidak bisa matii, setiap bulu yang menempel adalah pemikat dan barang siapa yang mampu mengalahkan pemiliknya maka sayap itu akan hidup kembali.
Dan kali ini benar apa yang dikatakan oleh Helios saat itu, calonnya ini sangat tampan melebihi dewa yang selalu datang di mimpinya.
Alios Javier Zanetti, merupakan pria keturunan asli keluarga Acropolis. Alios juga merupakan harapan satu-satunya mereka untuk masa depan kerajaan yang lebih maju dan makmur.
Selain itu juga previlage yang dimilikinya ini tidak main-main. Wajahnya yang tampan bak malaikat, rambut berwarna hitam mengkilap, lalu mata hazzelnya yang terlihat sangat langka untuk dimiliki oleh kebanyakan makhluk bersayap dewasa.
Sayap miliknya juga adalah sayap tercantik yang pernah dilihat oleh Ondina di sepanjang ia hidup. Sayap berwarna emas, dengan cahaya kecil mengkilap seperti bintang ikut menghiasi Sayap miliknya.
"Langsung jatuh cinta, hm?" Lirih pria dengan sayap silver itu duduk tepat di sebelah Ondina.
"Tidak" jawab Ondina spontan tanpa ia harus berfikir panjang.
Memang benar, Ondina tidak berbohong akan hal itu, banyak makhluk bersayap diluar sana yang terpikat dengan ketampanan Alios, tetapi mengapa dirinya tidak?.
"Aku hanya terpukau dengan sayapnya saja, Helios!" Ketus gadis itu saat dirasa Helios mulai memandanginya dengan penuh kesalah pahaman.
"Aku tidak tahu pastinya, aku hanya memastikan bahwa adiku ini akan segera dewasa."
"Haruskah aku melarikan diri saja Helios? Aku benar-benar tidak ingin di jodohkan seperti ini!"
"Jika kau menolak ketentuan dari Bombarda, kau akan mendapatkan akibatnya Ondina. Kau pasti tau jika Bombarda sangat tidak suka di bantah. Dan perjodohan ini adalah jalan satu-satunya untuk bisa memperkuat kerajaan kita." lirih Helios, matanya melirik kecil ke arah makhluk bersayap yang berumur hampir 150 tahun itu duduk di atas singgah sana. "Kau tidak mungkin kan akan mengubah wajah menyenangkan itu menjadi wajah menyeramkannya?"
"Aku tidak mau jika di jadikan tumbal" gerundel Ondina.
"Tidak ada yang menjadi tumbal saat ini, Ondina. Kau hanya perlu menurut saja. Bombarda sudah sangat tua untuk memikirkan hal konyol seperti itu" ujar Helios sedikit mendekat.
"Tetapi aku tidak mau!"
"Lalu maumu apa?"
"Aku hanya mau dewa yang ada di mimpiku Helios!"
______________↶*ೃ✧˚. ❃ ↷ ˊ-____________
Alios menghampiri Ondina yang berada di balkon istana castil, sejak tadi Ondina sama sekali tidak mau berbicara sekalipun bertegur sapa saat pertama kali mereka di pertemukan.
Alios berdiri tepat disampingnya, membuat Ondina sedikit terjingkat karena kehadiran makhluk dengan sayap indah itu. Sungguh Alios sangatlah tampan jika dilihat dari jarak sedekat ini. Sayapnya pun menyilaujan mata saat Ondina mencoba melirik sayap cantik itu.
"Sayapmu sungguh sangat mengganggu, menyilaukan sekali!" Ketus Ondina seraya memalingkan wajahnya kembali menatap ke awan didepannya yang tangah bergerak.
"Apa itu artinya kau tengah memujiku?" Tanya Alios seraya terkekeh.
"Tidak!"
"Jikalau iya juga tidak akan masalah untuku, Helios sudah mengatakannya bahwa kau sangat mengagumi sayapku ini". Kata Alios penuh dengan senyum yang tertahan, membuat Ondina menoleh kembali menatap Alios dengan raut wajah jengkelnya. Sayap Alios langsung terbuka lebar hingga serbuk emasnya itu melebur ke udara membuat Ondina menyipit kecil.
Bedebah sekali Helios itu, Ondina sama sekali tidak mengatakan bahwa ia mengagumi sayap milik Alios. Ia hanya mengatakan bahwa ia hanya terpukau dengan sayap langka itu.
"Aku tidak mengatakan hal seperti itu pada Helios!" Ujar Ondina.
"Oh benarkah? Apa Helios tengah mencoba membohongiku?" Alios bertanya kepada dirinya sendiri namun lirikannya masih tertuju pada Ondina yang berada di sampingnya. "Padahal aku sangat berharap bahwa itu adalah hal yang benar"
Alios kemudian menatap lekat Ondina yang terlihat jelas sangat jengkel namun masih tetap terlihat sangat cantik jika diperhatikan dari jarak yang sedekat ini. Ia tidak menyangka bahwa ada makhluk bersayap dari bangsa Aves secantik Ondina yang akan menolaknya mentah-mentah.
Seperti halnya tadi, Ondina tanpa berfikir panjang langsung menolak untuk dinikahi oleh Alios yang notabene nya merupakan makhluk bersayap yang tertampan di bangsanya. Ini sangat menarik, Ondina berbeda jika di bandingkan dengan makhluk bersayap lainnya terutama dari bangsa Aves yang tentu akan langsung menerima tawaran Alios untuk menjadi istrinya.
"Ondina?" Panggil Alios.
Gadis itu tidak menjawab, ia hanya menolehkan kepalanya menatap Alios.
"Kenapa kau menolakku?" Tanyanya kini ikut menoleh, sehingga dua makhluk yang berada di balkon istana castil tidak sengaja bertatapan.
"Apa aku perlu alasan untuk itu?" Bukannya menjawabnya, Ondina malah balik bertanya pada Alios.
"Kau menolakku, aku perlu mengetahui alasannya." Ujar Alios semakin mendekat.
"Aku tidak menyukaimu!!!"
______________↶*ೃ✧˚. ❃ ↷ ˊ-____________
Langit sudah mulai menggelap, sedari tadi sejak perbincangan yang menyebalkan dengan Alios, Ondina memilih untuk mengurung diri di dalam kamarnya yang di penuhi dengan banyak Awan putih yang ia pakai untuk merebahkan tubuhnya, membaca buku romansa favoritnya.
Ia tidak peduli dengan Bombarda yang sedari tadi menggedor gedor pintu milik Ondina padahal Aves tua itu dapat mendobraknya dengan sayap miliknya dalam sekali kepakan. Atau dia bisa juga menerobos masuk lewat jendela yang terbuka lebar membiarkan cahaya bintang dan planet Uranus masuk.
Seperti halnya Helios, yang kini sudah duduk santai di jendela besarnya. Ondina hanya menghela nafasnya malas sesaat setelah ia sedikit melirik kearah saudaranya itu.
"Jika tujuanmu mendatangiku hanya untuk membuatku berubah fikiran, lebih baik kau kembali ke kamar!" Terka Ondina yang langsung mengusir Helios dengan nada ketusnya.
"Kenapa kau selalu berfikiran buruk tentangku?"
"Karena kau memang Aves sialan, kau mengatakan hal yang sama sekali tidak aku katakan pada Alios"
"Ooh, masalah itu. Tapi kau memang mengatakan bahwa sayap milik Alios adalah sayap yang tercantik. Bukankah itu sama halnya dengan pujian?" Ledek Aves pria itu disertai dengan kekehan. Sepertinya dia sangat kesenangan melihat Ondina kesal seperti itu.
"Tapi bukan berarti kau bisa seenaknya mengatakan hal itu pada Alios. Kau membuatku malu, Helios!"
"Bilang saja jika kau menyukai Alios, hahaha"
"Tidak, aku hanya ingin menyukai dewa yang berada dalam mimpiku saja. Kau tahu, dewa itu datang lagi saat aku tertidur"
Helios menoleh pada Ondina yang masih sibuk menghalu, "Jangan terlalu banyak menghalu! Itu tidak baik juga untukmu. Aku tidak mau jika nantinya saudara perempuan ku ini menjadi Aves gila karena mengharapkan hal yang tidak pasti!"
"Tidak ada hal yang tidak pasti Helios, bahkan jika derajat dan dunia kita berbeda segalanya bisa saja terjadi" tegas Ondina yang sangat tidak setuju dengan pernyataan yang baru saja di lontarkan oleh Helios. Ondina seperti nya sudah terlalu mempercayai cerita romantis dari buku buku peninggalan ibunya.
"Hal itu sama seperti cerita pada buku yang pernah kau berikan padaku tempo lalu, cerita bahwa Aves bisa berhubungan dengan manusia!" Ondina kembali menambahkan.
"Tapi ending mereka jauh dari kata bahagia, Ondina!" Sela Helios sedikit terbang menghampiri ranjang saudaranya. "Karena mereka memiliki takdir yang berbeda"
Setelah melontarkan kalimat selaan itu, mata Helios tiba-tiba menjadi serius ada satu hal yang lewat dalam pikirannya.
"Apa kau mau mempunyai takdir yang bagus, Ondina?" Tanyanya menatap lekat mata saudaranya. Ondinapun menjadi tertarik dengan pertanyaan itu, jelas ia sangat menginginkan takdir yang bagus dan mujur. Kemudian ia mengangguk dengan penuh penasaran.
"Bantu aku mencari Sayap tergelap itu"
______________↶*ೃ✧˚. ❃ ↷ ˊ-____________
"Kau gila!!! Bagaimana bisa aku turun ke bumi?" Seru Ondina, "kau tidak mencoba untuk menumbalkanku lagi kan Helios?"
"Dengarkan aku dulu, ada ramalan yang mengatakan bahwa sayap milik Acarus kini berada di bumi." Sanggah Helios sebelum Ondina murka karena misi konyolnya itu.
"Lalu bagaimana aku bisa hidup di bumi dengan keadaan ku yang seperti ini? Bisa bisa aku jadi buronan manusia disana seperti unicorn ataupun makhluk bersayap lainnya" tanya Ondina, karena tidak mungkin sekali Ondina mengunjungi bumi dengan sayap yang melekat di punggungnya.
"Jika masalah itu kau tidak perlu khawatir, aku sudah menyiapkannya sejak lama" ucap Helios seraya membuka kotak emas yang sudah ia simpan bertahun-tahun didalam ruangannya.
sungguh Hellios memang sudah berniat menjadikan Ondina sebagai umpan.
"Ini kalung milik Rosetta, sebelum kepergiannya, Rosetta menitipkan ini untuk di berikan kepadamu. Kau tahu, kalung ini merupakan salah satu benda ajaib yang telah diwariskan turun temurun oleh keluarga wanita Rosetta. Aku juga baru mengetahui bahwa kalung ini dapat memberikan kekuatan magis berupa pertahanan hidup dan perubahan raga. Menurut buku yang pernah aku baca, bahwa kalung ini ternyata sudah berumur sekitar 15.000 tahun semenjak kalung ini di ciptakan." Jelas Hellios menatap kalung yang berada di tangannya.
Ondina yang berada di depannya pun berjalan mendekat karena merasa langsung terpukau oleh kecantikan kalung milik ibunya itu. "Apa benda itu dapat menjadikanku sebagai manusia?" Tanya Ondina, matanya yang sedari tadi menatap kalung beralih menatap Helios.
Pria itu hanya mengangguk, kemudian langsung memakaikan kalung itu pada leher jenjang nan putih Ondina. Lalu dengan sangat terkejut perlahan sayap milik Ondina lenyap bagaikan termakan angin.
"Kemana sayapku Helios!" Gotak Ondina, dirinya reflek mencari sayap miliknya dengan panik. Tentu saja, sayap itu sudah melekat di tubuhnya semenjak dia lahir dan dengan sekejap mata sayapnya lenyap begitu saja.
Helios hanya menghela nafasnya terlihat biasa saja melihat saudarinya yang masih panik itu, "kau tak perlu khawatir, sayapmu tersimpan didalam kalung itu. Tapi perlu kau ingat Ondina, kau sudah memiliki tanda sayap halus yang bagian belakang tengkukmu, aku tidak tau pastinya tanda itu untuk apa."
"Lalu bagaimana jika aku kehilangan kalung ini?" Tanya Ondina seraya menunjukan kalungnya yang sudah melingkar cantik di lehernya.
"Itu tidak akan pernah terjadi, menurut buku yang pernah aku baca. Kalung ini tidak akan pernah meninggalkan tuannya sekalipun ia tertinggal atau tercuri. Dia akan terus melekat sampai pemiliknya mati".
Ondina mengerutkan keningnya, jika kalung ini tidak dapat ia lepaskan berarti sayapnya tidak dapat kembali?. "Sayapku?"
Helios hanya menyengir, "itu yang selama ini sedang aku fikirkan"
Ondina lantas meneplak belakang kepala Helios dengan sangat keras sampai pria itu merintih kesakitan, "Kau benar-benar Aves sialan! Aku kehilangan sayap milikku dan kau hanya menyengir?"
"Sekarang kau hanya perlu turun ke bumi, seiring dirimu mencari sayap tergelap itu, aku disini akan mencari cara untuk mengembalikan sayapmu itu."
"Lalu Bombarda? Aku khawatir jika Aves tua itu mencariku setelah aku menolak tawaran perjodohannya" tanya Ondina.
"Kau lupa bahwa Bombarda mempunyai begitu banyak pekerjaan yang dapat membuatnya lupa tentang hal apa saja, dan perjodohan mu itu mungkin akan segera ia lupakan." kata Helios kemudian terbang menuju jendela lebar pada ruangan milik Helios.
"Malam ini aku akan mengantarmu turun ke bumi, ingat akan hal ini Ondina, kau hanya perlu fokus pada sayap tergelap itu. Semakin cepat kau mendapatkannya semakin cepat juga kau kembali. Waktu yang paling pas untuk mendapatkan nya adalah saat bulan purnama. Karena pada saat itu lah kau akan mendapatkan petunjuk. Aku akan mengawasimu dari sini."
Lalu Ondina mengangguk mengerti, ia turun ke bumi hanya berbekal kalung milik Rosetta. Ondina yang sudah tidak memiliki sayap itu hanya pasrah saja di bawa oleh Hellios yang merengkuhnya begitu erat.
______________↶*ೃ✧˚. ❃ ↷ ˊ-____________
Encantada. Tempat pertemuan, Tempat ini akan lebih bagus lagi jika kupu-kupu berwarna biru berterbangan.
Orenda. Ruangan kamar Ondina.
ONDINA LINARA.
ALIOS JAVIER ZANETTI.
HELIOS LEXANDER.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 17 Episodes
Comments