Pak Polisi menghampiri kedua wanita yang Ia tabrak.
" Kalian tidak apa apa?"
Seruni dan Tiwi mengangkat wajahnya untuk melihat laki laki yang menabraknya.
Baru mau marah, mereka berdua menyadari bahwa yang menabrak mereka adalah seorang polisi.
Ia membantu mereka bangkit dari posisi jatuh dan membawa motor mereka ke tepi.
Tiwi dan Seruni sudah takut kalau Pak Polisi itu akan memarahi mereka karena tidak memiliki lampu.
Namun ternyata mereka salah, Pak Polisi tidak memarahi mereka, malah menanyakan kondisi mereka berdua.
" Kalian ada yang luka? " Tanyanya khawatir sambil melepas helmnya.
" Ga apa apa Pak " Jawabku.
" Maaf ya saya ga lihat, kalo ada yang luka biar saya bawa ke rumah sakit "
" Bener ga apa apa Pak " Jawabku. Aku tengok Tiwi untuk melihat apakah Ia terluka, tapi yang aku lihat Tiwi tidak berhenti menatap Polisi di depannya itu.
Melihat itu Seruni tersenyum " Sempat sempatnya toh Tiw " Pikirnya dalam hati.
" Saya coba cek motornya dulu ya " Pak Polisi itu berjalan ke arah motor dsn mengotak atik motornya.
" Tiw kamu ga apa toh? "
" Ga apa apa Run, Polisinya cakep ya Run "
" Kamu itu loh sempet sempet nya, aku malah takut dia nanya surat surat kita "
" Mana baik lagi orangnya " Tiwi sepertinya tidak mendengar ucapanku.
Tidak lama kemudian Pak Polisi itu menghampiri kami.
" Motor kalian bensinnya banyak yang keluar, jadi tinggal sedikit sekali. Saya bantu stut samapi ke tempat bensin isi ulang ya, ada di ujung jalan "
" Makasih banyak Pak "
" Sebelumya sudah pernah di stut? " Pak Polisi bertanya kepada Tiwi yang sedari tadi
Tiwi hanya diam saja dan tidak menjawab pertanyaan Pak Polisi.
" Halo " Ia menggoyang goyangkan tangannya di depan wajah Tiwi, membuat Tiwi terbangun dari lamunannya.
"Iya kenapa? " Jawab Tiwi.
Pak polisi terkekeh mendengar jawaban Tiwi "Saya dari tadi nanya sebelumnya kamu sudah pernah stut motor?"
" Setut motor apa? "
" Kamu pernah lihat enggak kalau orang motornya mogok lalu ada orang yang mendorong motornya dengan kaki itu namanya stut, kamu sudah pernah stut motor? "
" Oh sudah pernah dulu di kampung"
" Oke kalau gitu saya bantu itu ya, teman kamu biar saya bonceng nanti saya stut motor kamu "
" Boleh boleh " Seruni naik ke motor Pak Polisi dan Tiwi mengendarai motornya dan dibantu stut oleh pak polisi.
Dari tempat mereka menuju penjual bensin isi ulang kurang lebih satu kilometer, di dalam perjalanan pak polisi mengajak Seruni mengobrol.
"Memang kalian mau ke mana? "
" Kita mau beli sate yang ada di perempatan"
" Oh berarti nggak jauh dari bensin isi ulangnya, nanti saya tunggu aja sebentar lalu saya antar kalian sampai ke rumah kalian, soalnya motor kalian tidak ada lampunya berbahaya "
" Merepotkan nanti pak" Ujar Seruni mencoba menolak halus tawaran Pak Polisi.
" Jangan manggil saya Bapak, nama saya Ilham mungkin umur kita juga nggak jauh beda "
" Oh iya masih Ilham, makasih buat bantuannya"
" Besok kalian langsung pasang lampu motornya ya biar tidak terjadi kecelakaan lagi"
"Iya Mas"
Tidak lama kemudian kami sampai di bensin isi ulang. Mas Ilham berinisiatif untuk membayar biaya bensin kami.
" Nggak usah Mas, kita ada kok untuk beli bensinnya "
" Nggak apa-apa anggap aja permintaan maaf sudah menabrak kalian"
" Makasih kalau begitu Mas"
" Ayo biar saya antar Kalian beli sate di perempatan " Tiwi dan Seruni berboncengan motor dan Mas Ilham berada di belakang mereka sebagai bantuan penerangan.
" Mas Ilham mau sate juga? " Ujar Tiwi menawarkan sate.
"Nggak usah saya baru aja makan kok kalian saja"
Selama menunggu sate kami jadi, Tiwi dan Mas Ilham banyak mengobrol.
Seruni yang mengetahui bahwa sepertinya Tiwi menyukai Mas Ilham memberikan Tiwi waktu untuk bisa banyak ngobrol dengan Mas Ilham.
Jika Seruni lihat, Mas Ilham juga menangapi perasaan Tiwi. Seruni bisa melihat dari cara keduanya mengobrol.
Tidak lama kemudian sate kami sudah jadi dan kami beranjak pulang ke kontrakan.
Di dalam perjalanan Tiwi bercerita jika Ia menyukai Kak Ilham.
" Baik banget orangnya Run, sudah gitu ganteng lagi. Aku pertama kali lihat udah langsung suka " Tiwi terlihat bersemangat menceritakan Mas Ilham.
" Iya wong dia ngomong berkali kali kamu langsung jawab "
Tiwi tertawa mendengar ucapan Seruni " Kamu ngeh juga ya Run "
" Kami janjian untuk ketemu besok, rencananya mau ke pasar malam yang ada di alun alun, kamu mau ikut Run? "
" Ga ah, nanti yang ada aku jadi nyamuk merhatiin kalian berdua "
Tiwi pun tertawa mendengar ucapan Seruni. Untung saja Seruni tidak mau ikut ke pasar malam, jadi Tiwi bisa jalan berduaan dengan Mas Ilham.
Membayangkan akan jalan berdua dengan Mas Ilham sudah membuat Tiwi senang.
" Inget loh Tiw, pastiin dulu kalo Mas Ilham ga punya pacar apalagi istri. Jangan sampai kamu sudah senang senang eh dia memiliki pacar "
" Iya, besok aku akan tanyakan semua kepada Mas Ilham sebelum memulai lebih lanjut "
Sesampainya di kosan kami, Mas Ilham langsung berpamitan pulang.
" Saya pamit pulang dulu ya "
" Iya Mas, hati hati di jalan " Ujar Tiwi sambil mesem mesem memandang Mas Ilham.
Setelah Mas Ilham pergi, kami memutuskan untuk makan di kamar Mbak Ningrum.
Mba Ningrum baru selesai seterika ketika kami datang.
" Mba maaf banget ya motormu tadi jatuh " Ucap Tiwi sambil duduk di dekat Mba Ningrum.
" Kamu ga apa apa? " Tanya Mba Ningrum panik.
" Ga apa apa Mba Alhamdulillah, aku cek tadi motornya ga ada yang rusak, tapi kalo besok ada yang rusak kasih tau aku ya Mba "
" Iya, yang penting kalian ga apa apa, Runi mana? "
" Lagi ambil piring buat kita makan bareng "
" Pas banget aku laper abis seterika "
Tidak lama Seruni datang dengan membawa alat makan.
"Kamu ga apa apa Run? Tadi aku denger kalian jatuh? "
" Ga apa apa Mbak Alhamdulillah " Seruni membuka sate yang mereka beli dan di taro di atas piring.
" Kalo soal motor gampang yang penting kalian ga kenapa kenapa "
" Tapi tadi aku denger kaya ada suara laki laki bareng kamu datang " Tanya Mbak Ningrum heran.
" Jadi tadi kita di tabrak sama Polisi karena lampu motornya mati, lalu Polisi itu menolong kami sampai dianter kesini " Seruni mencoba menjelaskan.
" Kamu nggak bilang kalo orangnya juga ganteng Run? " Tiwi tertawa genit kepada Seruni.
" Mereka malah besok mau ke pasar malam berdua Mbak "
" Jadi ada berkahnya juga ya kalian di tabrak motor, Tiwi jadi ketemu jodohnya " Kami bertiga tertawa mendengar ucapan Mbak Ningrum.
" Aku ga sabar banget untuk ketemu Mas Ilham besok. Bagusnya aku pake baju apa ya Run ? "
Dan malam itu di habiskan degan membahas Mas Ilham dan rencana kencan Tiwi dan Mas Ilham.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 34 Episodes
Comments