Kehidupan baru seruni

Sepanjang perjalanan seruni memandangi ke arah luar jendela. Ini pertama kalinya Ia berpergian keluar kota.

Selama ini Ia hanya berada di desanya dan tidak pernah kemana mana.

Sekarang karena bantuan dari Tiwi yang memasukannya bekerja di pabrik, Ia bisa merasakan kehidupan lain selain di kampungnya.

Seruni bersyukur, cuaca hari ini sangat cerah. Perjalanan juga lancar tanpa hambatan, jika sesuai perkiraan Seruni akan dua jam lagi.

Nanti di terminal Tiwi akan menjemputnya untuk kemudian menuju ke kosan kami.

Walaupun Tiwi menawarkan untuk tinggal bersamanya, tapi Seruni memilih untuk ngekos satu kamar sendiri, karena jika anggota keluarganya datang, dapat menginap di kamarnya sendiri.

Hampir semua orang tertidur di dalam bis ini, Seruni memperhatikan orang orang didekat dirinya.

Mereka banyak membawa barang bawaan seperti dirinya.

Mungkin mereka semua sama dengan Seruni, Ingin merantau agar dapat menaikan ekonomi keluarga.

Bis seruni sudah memasuki terminal Bekasi.

Kondektur sudah berjalan sepanjang lorong bis untuk membangunkan para penumpang yang tertidur.

Beberapa penumpang sudah sibuk mengambil barang barang bawaannya yang ada di atas bangku untuk di bawa turun.

Membawa dua tas besar dan satu kardus membuat Seruni agak kesulitan. Ada beberapa orang laki laki yang mau membantu Seruni mengangkat tasnya, seruni baru tau jika mereka adalah tukang panggul.

Seruni merasa senang karena ada banyak orang yang mau membantunya, dalam hatinya Ia berfikir ternyata orang orang kota baik baik ya seperti di desa.

Untungnya sebelum Seruni menyerahkan barangnya kepada salah satu tukang panggul, Tiwi datang menghampiri Seruni.

" Ngga usah Mas biar Saya saja yang bawa " Tiwi mengambil satu tas dari tangan Seruni.

Tukang panggul yang sudah siap membawa tas Seruni terlihat kecewa dengan kedatangan Tiwi.

" Ayo Runi " Mereka berdua pergi meninggalkan apra kuli panggul.

Seruni sangat senang melihat kedatangan Tiwi, temannya.

" Kalo ada yang nawarin begitu jangan mau, ada bayarannya tidak gratis "

" Oh pantas, aku pikir kok mereka baik sekali berebut mau membawakan tasku "

" Nggak ada yang gratis disini, semuanya harus bayar bahkan untuk kencing saja bayar "

" Kencing bayar? " Tanya Seruni heran.

" Iya bayar, gila kan? orang kota pintar mencari peluang usaha. Mereka membuat fasilitas umum seperti membuat kamar mandi, lalu jika ada yang ingin kencing, buang air besar atau mandi harus bayar "

Mereka berdua masih jalan menuju angkot 05 yang akan mereka naiki menuju ke kosannya.

" Bukan hanya itu, disini jika kamu membawa motor atau mobil dan parkir di suatu tempat, kamu juga harus membayar uang ke tukang parkir "

" Loh memang tukang parkir tersebut membuat fasilitas apa? ya ga ada, ibaratnya mereka menjaga motormu selama kamu ga ada.

" Wah ada ya usaha seperti itu? " Seruni merasa heran mendengar cerita dari Tiwi.

Setelah sepuluh menit berjalan kaki, mereka berdua sudah sampai di angkot 05.

Mereka berdua pergi untuk kemudian menaiki angkot 05 menuju ke kosan.

Menurut tiwi jarak dari terminal ke kosan mereka kurang lebih lima belas menit.

Sepanjang perjalanan Tiwi dan Seruni salain bercerita satu sama lain.

" Bagaimana kabat Ibuku di kampung Run?

" Ibumu terlihat sehat Tiw, setiap hari bersama beberapa temannya, termasuk Ibuku selalu berangkat ke sawah "

" Aku suda Bilang sama Ibu untuk jangan bekerja lagi di sawah, tapi tetap saja Ibu pergi ke sawah. Katanya banyak teman teman di sawah "

" Betul, mungkin karena banyak teman sebaya jadi orang tua kita senang jika ke sawah bersama sama "

" Kayanya begitu, tahun depan menurut informasi telpon sudah masuk ke daerah kita. Aku tidak sabar untuk memberikan Ibu telpon agak bisa menelponnya setiap hari "

" Aku juga pingin membelikan ibuku telpon "

" Ayo kita kerja keras agar bisa membelikan orang tua kita Telpon "

Seruni mengangguk penuh semangat

" Oh iya, Aku sudah bilang dengan Ibu kos kalau kamu mau menempati kamar nya hari ini dan aku juga sudah talangi dulu untuk membayar uang kosanmu "

" Makasih banyak ya Tiwi kalau nggak ada kamu aku pasti sekarang masih di kampung halaman kita membantu Ibu menggarap sawah "

" Sama-sama Runi kita kan satu kampung jadi harus saling tolong-menolong, nanti kalau misalkan dikerjakan ada yang tidak mengerti tanyakan saja padaku ya "

Seruni mengangguk mendengar ucapan Tiwi. Memang sedari kecil Tiwi sudah ringan tangan membantu orang orang di kampungnya.

Jika ada yang yang meminta bantuan maka Tiwi akan membantunya.

" Oh iya kamu mulai kerja besok ya. Pertama tama kamu masuk shift pagi seperti aku, kita masuk dari jam tujuh pagi dan selesai jam lima sore "

" Liburnya selalu hari minggu Tiw? "

" Iya kalo masuk pagi, libur kita selalu hati minggu "

Tidak lama kemudian kami sampai di tempat tujuan " Kiri Bang "

Aku baru tahu jika ingin menghentikan mobil, kita harus bilang kiri Bang.

Dari tempat pemberhentian mobil angkot sampai menuju kosan hanya sekitar 5 menit saja.

Kami sudah tiba di depan kosan petak berwarna hijau, kebetulan kamar kami tepat bersebelahan.

" Ini kunci kamarmu silahkan dilihat dulu kamarnya Run "

" Bismillah " Ucap Runi dalam hati.

Ia membuka kunci pintu kemudian masuk untuk melihat bagian dalamnya kosannya.

Kosan Rumi terdiri dari kamar, kamar mandi dan disediakan sedikit tempat untuk masak.

" Kemarin aku sudah bersihkan kamarmu jadi kamu gak usah bersihkan lagi, tinggal pasang seprai saja dan taruh bajumu di dalam lemari "

" Makasih banyak loh Tiw sudah banyak bantuin aku "

" Iya sama-sama sudah, kalau gitu kamu mandi dan istirahat dulu, pasti capek kan perjalanan sepuluh jam dari jogja " Tiwi menyerahkan tas yang Ia bawa kepada Seruni dan kemudian masuk ke dalam kamarnya.

Seruni mengambil seprei dan sarung bantal dari dalam tasnya, untuk langsung memasangnya ke kasur.

Benar yang di katakan Tiwi, Ia merasa sangat lelah, mungkin karena sepanjang perjalanan Seruni tidak tertidur sama sekali karena asik melihat pemandangan.

Jadilah Ia memasang seprei dan memasukan baju bajunya ke dalam lemari.

Ketika sudah selesai secara semua seruni langsung bergegas untuk mandi.

Ia berharap besok semuanya berjalan lancar dan Ia dapat bekerja lama di perusahaan itu.

Sebelum tidur, Seruni menyempatkan diri untuk menulis surat untuk Ibu.

Dalam suratnya seruni memberitahukan bahwa ia sudah sampai di bekasi dengan selamat.

Ia pun menceritakan bagaimana kondisi kosannya dan juga menceritakan tentang Tiwi yang sangat baik padanya.

Seruni juga meminta doa ibu yang agar Ia dapat mengerjakan pekerjaan nya dengan baik.

Surat itu akan dikirimkan seruni besok agar keluarganya tidak khawatir.

Setelah menulis surat, seruni merebahkan badannya di atas kasur. Perjalanan selama sepuluh jam membuat badan Seruni lumayan pegal.

Baru merebahkan badannya sebentar saja, Seruni sudah terlelap dalam tidurnya.

Terpopuler

Comments

ani manis

ani manis

novel ini gender tempo dulu kayaknya yaa.... komunikasi masih pakai surat

2023-04-19

1

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!