Aku sudah berada di kost sebelum hari pertama masuk, biar tidak terlambat masuk karena jarak dari rumah ke sekolah yang lumayan jauh.
Pagi ini aku bersemangat sekali masuk sekolah di hari pertama, buku dan alat tulis sudah aku siapkan semalam, setelah mandi yang lumayan antri dengan teman-teman kost lainya, akhirnya giliranku mandi, setelah mandi aku segera berganti baju seragam putih abu-abu, rambutku yang sebahu aku sisir rapi aku pakai topi dan keluar kamar, tak lupa aku kunci kamarku dan aku menuruni anak tangga menuju lantai satu, kubuka pintu pagar, eh Ari berjalan dari gang menuju ke arahku.
"Hei... "kataku dengan melambaikan tangan.
"Ayo berangkat bersama, kalau tidak keberatan aku bisa berangkat bersamamu setiap hari denganmu" kata Ari.
"He he he, entar dikira pacarku kamu" kataku kemudian tertawa terkekeh.
"Yang jelas kamu nanti jadi rebutan di sekolah, aku lihat kemarin kamu satu kelas denganku, dan cuma kamu saja perempuan di kelas tersebut" kata Ari.
"Wih... jadi primadona nih" kataku bangga.
"Ya jelas gak ada sainganya" kata Ari.
Tak terasa kami sudah memasuki gerbang sekolah, terlihat banyak siswa yang berlalu lalang di sana.
"Ar... kelas kita mana?" tanyaku.
"Ayo kita cari" kata Ari kemudian menyusuri teras kelas membaca satu persatu nama kelas.
"Nah... itu Van di pojokan sana" kata Ari.
"Ayo... cepet kesana, jangan lelet gini ah" kataku dengan mempercepat jalanku.
"Jangan cepat-cepat Van, hadew... mengejarmu jalan kaki aku kalah" kata Ari.
Tiba kami di pintu kelas, aku tersenyum dan masuk ke dalam kelas, waw... cowok semua, kulihat mereka memandangku dengan pandangan heran, bener kata bapak, sekolah jurusanku laki-laki semua, tapi aku harus kuat aku harus bisa kataku dalam hati.
"Hei... kalian ngapain lihat aku, gak pernah lihat perempuan apa?" teriakku sambil berkacak pinggang.
"Kamu gak salah kelas?" kata siswa yang duduk di bangku tengah.
"Kamu pikir aku gak bisa baca apa? kamu gak lihat di papan pengumuman kalau di kelas ini ada nama Vania Eka Septianti" kataku.
"Kamu pikir itu nama cowok?" kataku lagi
mereka diam semua melihatku, aku tak peduli, aku duduk tenang di bangku kosong dan Ari duduk di sebelahku.
"Van... kamu berani sekali, aku sampai takut mereka akan berkelahi sama kamu" bisik Ari.
"Kamu tenang saja, gini-gini aku ikut beladiri" kataku, satu persatu siswa di kelas ini masuk, ya... memang hanya aku yang perempuan sendiri diantara 30 siswa, bel berbunyi tanda masuk, ada bapak guru yang masuk ke kelas memperkenalkan diri.
"Selamat pagi anak-anak" ucap Pak guru.
"Selamat pagi" jawab kami bersamaan.
"Wah... ada siswa perempuan, bagus... " kata Pak guru.
"Ada pepatah tak kenal maka tak sayang ya? saya wali kelas anak-anak, nama saya Pak Bambang" kata Pak Bambang mengenalkan diri.
"Sekarang saya absen satu persatu ya, dan silahkan kalian maju untuk memperkenalkan diri" kata Pak Bambang.
Satu persatu teman-teman di panggil dan memperkenalkan diri maju ke depan kelas termasuk Ari, tiba giliranku, ya giliran terakhir karena namaku ada di abjad terakhir, setelah di panggil Pak Bambang namaku, aku maju ke depan memperkenalkan diri.
"Hai... teman-teman perkenalkan namaku Vania Eka Septianti, aku biasa di panggil Vania, kenapa aku masuk ke kelas ini, karena aku punya cita-cita jadi arsitek" kataku memperkenalkan diri kemudian aku kembali duduk di kursiku.
Pak Bambang menjelaskan beberapa hal, tiga hari ke depan belum ada pelajaran tapi pengenalan lingkungan sekolah, Bel istirahat berbunyi Pak Bambang keluar kelas, akhirnya tiba saat istirahat waktunya mengisi perut karena pagi tadi belum sarapan batinku, ketika aku akan berdiri dari kursiku, beberapa teman laki-laki mengelilingiku di bangkuku.
"Hei... ada apa ini?" kataku.
"Kalian jangan ganggu Vania" kata Ari membelaku, ada teman laki-laki yang mencoba memegang pipiku dengan reflek aku tangkis, kemudian aku melompat dari meja dan memasang kuda-kuda
"Ayo... kalau kalian mau macam-macam sama aku!" tantangku.
"Kamu pikir aku perempuan yang semudah itu kalian pegang-pegang?" kataku lagi, siswa yang tadi mau memegang pipiku maju yang lainnya mengelilingiku dan bertepuk tangan.
"Ayo..ayo...Andri jangan kalah sama perempuan" teriak lainya.
"Vania... kamu bisa" teriak Ari
Andri menyerangku segera aku tangkis tangannya dan dengan reflek aku putar badanku dan kakiku menendang Andri kemudian Andri tersungkur di lantai, aku hampiri dia, dan aku tarik kerah bajunya.
"Awas... kalau kamu macam-macam" kataku mengancam.
"Ini baru permulaan, berani kamu macam-macam lihat saja" kataku kemudian melepaskan tanganku yang menarik kerah baju Andri dan melangkah meninggalkan kelas bersama Ari dan teman lainnya.
"Van..kamu hebat bisa bela diri" kata temanku.
"Ah biasa saja, aku lupa siapa namamu?" tanyaku.
"Aku Veri" kata Veri mengenalkan diri
"Van..Vania" teriak laki-laki dari belakang, aku menoleh ke belakang kulihat Andri sedang berlari menghampiriku.
"Ada apa lagi? mau tanganmu aku patahkan biar tidak seenaknya pegang-pegang kulit anak orang?" kataku.
"Maafkan aku Van, sebagai permintaan maaf aku traktir kamu makan di kantin" katanya.
"Oke... dengan syarat jangan kau ulangi lagi" kataku.
"Iya, maaf Van" kata Andri, kemudian kami semua menuju kantin, aku memesan nasi pecel dan teh hangat, kemudian aku makan.
"Cepat sekali makanmu Van?" tanya Ari.
"Aku lapar, tadi pagi belum sarapan" kataku pelan.
"Bu yang aku makan di bayar sama Andri, ini anaknya" kataku.
"Terimakasih ya ndri, aku duluan" kataku sambil menepuk pundak Andri dan meninggalkan kantin bersama dengan Ari dan Veri, serasa putri raja aku dikawal oleh beberapa laki-laki he he he batinku.
Sampai di kelas aku duduk di bangkuku, ada seorang laki-laki menghampiriku sepertinya bukan teman sekelasku.
"Hai... kenalkan namaku Arman" kata anak tersebut sambil mengulurkan tanganya kemudian kami berjabat tangan, ini anak mau kurang ajar sepertinya masak berjabat tangan jarinya gerak-gerak di telapak tanganku, perlu kuberi pelajaran sedikit ini anak batinku,
kemudian aku remas dengan kuat dan sedikit aku pelintir.
"Hadew... " jeritnya.
"Kenapa?" tanyaku dengan menatap matanya.
"Enak rasanya?" kataku lagi.
"Maaf... tolong lepaskan" katanya kemudian berlalu di soraki teman-teman.
"Hei Arman perempuan disini perempuan singa, kamu berani macam-macam bisa patah kaki juga tanganmu ha ha ha" kata temanku.
Aku mengacungkan jempol ke teman-temanku.
"Kamu belajar beladiri dari mana?" tanya Veri juga Ari.
"Dari Bapakku" kataku cuek.
"Wadew.... kalau ada yang ngapeli kamu bisa-bisa menghadapi Bapakmu dulu" kata V
Veri.
"Ya gak juga lah... kalau ada teman laki-laki main dengan baik-baik ya disambut dengan baik lah" kataku.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 67 Episodes
Comments
Little Peony
Semangat selalu Thor
Salam daro Serendipity ✨
2020-09-02
1
Sugianti Bisri
semangat
2020-08-06
0
Sept September
pagi kak.... aku mampir lagi nih membawa jempollll untukmu 💕 tetap semangat kakakkkk 🤗
2020-07-31
2