Pengumuman

Hari pengumuman penerimaan siswa, aku berangkat sendiri ke SMK melihat apakah aku diterima atau tidak, pagi hari kukayu sepeda angin ke pertigaan kemudian kutitipkan ke warung sekitar situ, aku menunggu angkutan yang menuju kota, beberapa menit kemudian angkutan datang dan berhenti di depanku aku segera naik ke angkutan tersebut, sekitar satu jam kemudian aku sampai di sekolah yang aku tuju.

Turun dari angkutan aku masuk ke halaman sekolah menuju papan pengumuman, disana sudah banyak anak sebayaku yang bergerumun disana, kebanyakan anak laki-laki, agak keder juga hatiku, tapi sudahlah aku harus mampu menggapai cita-citaku batinku.

Dengan postur tubuhku yang tidak besar aku bisa menyelinap masuk ke dalam kerumunan yang sembilan puluh persen laki-laki.

"He minggir ada cewek masuk" kata seorang laki-laki, dan dari beberapa orang memberiku jalan, Alhamdulilah akhirnya aku di terima disini batinku dan aku keluar dari kerumunan tersebut menuju tempat informasi, laki-laki yang tadi memberiku jalan menghampiriku.

"Kamu diter huima di sekoah ini? tanyanya.

"Iya, kenapa? aneh?" tanyaku dengan cuek.

"Kenalkan namaku Ari, aku juga sekolah di sini ketrima di jurusan bangunan" katanya mengenalkan diri.

"Oh... aku Vania, aku juga di bangunan," jawabku datar.

"Wow... bisa jadi teman kita," katanya bersemangat.

"Kamu mau ke informasi?" tanyanya.

"Iya," jawabku pendek.

"Ayo bareng," katanya.

Kemudian aku dan Ari berjalan bersama menuju informasi, disana ada petugas yang menjelaskan kapan terakhir daftar ulang dan lain sebagainya, aku menerima kertas berisi jumlah uang yang dibayar waktu pendaftaran seminggu lagi, kemudian aku masukkan ke dalam tas ranselku.

"Vania... ayo beli mi ayam di sana!" pinta Ari.

"Gak apa-apa aku makan sama kamu?" tanyaku.

"Ya gak apa-apalah, memang kenapa?" tanyanya.

"Entar ada yang marah," jawabku sambil tersenyum.

"Gak ada," jawabnya, pikirku lumayan sudah dapat teman baru disini.

Dan aku melangkah menuju warung mi ayam yang berada di kantin sekolah.

"Van dari sekolah asalmu yang kesini banyak?" tanya Ari.

"Dari sekolahku asal yang masuk ke sini cuma tiga orang termasuk aku, ketiga orang tersebut beda jurusan," jawabku.

"Ada yang perempuan?" tanyanya.

"Cuma aku he he he," jawabku cengengesan.

Kami duduk bersebelahan di kantin sekolah dan memesan dua porsi mi ayam dan dua gelas es teh, tak lama kemudian pesanan kami tiba, aku menikmati mi ayam tersebut, lumayan enak batinku.

"Rumahmu mana Van?" tanya Ari.

"Aku anak desa Ar, jauh dari sini, aku naik angkutan sekitar satu jam, nantinya aku mau kos di sekitar sini, setelah ini aku mau cari kost-kostan," jelasku.

"Aku temani ya," Ari menawarkan diri.

"Oh... terima kasih, rumahmu mana?" tanyaku.

"Aku sekitar sini saja, aku tau tempat kost sekitar sini yang untuk cewek," jelasnya.

"Kebetulan nih, habis makan ke sana ya," kataku bersemangat.

"Jalan kaki gak apa-apa kan?" tanya Ari.

"Gak apa-apa aku malah suka, lari juga bisa he he he," jawabku.

Setelah membayar mi ayam aku dan Ari keluar dari halaman sekolah.

Berjalan di trotoar beriringan, ngobrol-ngobrol ringan yang menjadikan kami sedikit akrab, toh kedepanya aku punya teman laki-laki bukan perempuan jadi harus mulai terbiasa bergaul dengan laki-laki.

"Van gang depan belok kanan kita, disekitar situ ada kost khusus perempuan," kata Ari.

"Semoga cocok ya biar gak jauh dari sekolah," kataku.

"Nah.. itu rumahnya Van" kata Ari sambil menunjuk rumah tingkat di pojokan.

"Ayo ke sana lihat-lihat" kataku, kemudian kami menuju rumah tersebut.

"Ar kok tutup?" tanyaku.

"Coba di ketuk pintunya, sapa tau di dalam rumah," kata Ari.

Tok tok tok pintu aku ketuk berkali-kali.

"Assalamualaikum...," teriakku mengucapkan salam.

Beberapa kali mengetuk pintu dan mengucapkan salam akhirnya yang punya rumah keluar.

"Ada apa dik?" tanya seorang Ibu yang usianya sekitar lima puluh tahunan

"Bu masih nerima kost perempuan, untuk temanku ini?" tanya Ari.

"Masih ada, tapi kamar sendiri, masuk dulu, kamu lihat cocok apa tidak" kata Ibu tadi.

Kami masuk ke dalam rumah mengikuti langkah sang tuan rumah kemudian naik ke lantai atas, di sana terlihat beberapa kamar, dan pemilik rumah menuju kamar yang ada di pojok, ya... kamar yang terlihat paling kecil, ibu pemilik rumah membuka kunci, terlihat rapi juga kamar ini, kasurnya tanpa dipan, ada meja belajar dan almari kecil di pojokan.

"Satu bulan berapa Bu?" tanyaku

kemudian pemilik rumah menjelaskan detail pembayaranya, aku rasa bisa lah orang tuaku membayarnya kemudian aku menyetujuinya dan aku beri uang selama sebulan untuk kost di sana, ibu pemilik rumah tersebut juga menyodorkan peraturan-peraturan di kost tersebut yang kemudian aku taruh di meja tersebut setelah aku baca.

"Insyaallah dua minggu lagi aku nempati Bu" kataku

"Iya, terimakasih, semoga kerasan, ini kunci kamarnya" kata pemilik rumah sambil memberikan sebuah kunci kamar.

"Oh iya Bu, saya pamit dulu" kataku kemudian berlalu dan turun ke lantai bawah diikuti oleh Ari dan pemilik rumah, kami menganggukkan kepala "Permisi Bu, kami pamit dulu" kata Ari

Meninggalkan rumah kost, kami berjalan menuju jalan raya.

"Ar.. kamu mau ke mana? kok ngikut aku?" tanyaku.

"Aku mau cari angkutan kota Van, kan sama jalurnya" katanya.

"Kita bareng saja ke sana" pintaku

kami berjalan beriringan, lumayan juga jaraknya dari SMK negeri itu menuju halte.

"Kamu capek Van?" tanya Ari.

"Gak juga, aku anak desa sudah biasa begini" kataku, akhirnya sampai di halte, sudah ada angkutan yang menuju ke daerahku.

"Ar, aku naik dulu, seminggu lagi mudah-mudahan bisa bertemu lagi, terima kasih bantuanya" kataku kemudian aku naik ke angkutan.

"Hati-hati Van" kata Ari, angkutan yang aku tumpangi mulai meninggalkan halte, kulihat ke belakang Ari masih duduk di kursi halte.

Angkutan umum melaju dengan kecepatan sedang karena menaik turunkan penumpang, perjalanan masih jauh, aku merebahkan kepalaku di dekat kaca jendela dan mulai merasakan kantuk.

"Mbak... mbak... turun sudah sampai" kata kernet membangunkanku.

Aku membuka mata, ternyata sudah sampai di pertigaan, sambil menguap aku membayar ongkos angkutan kemudian turun dari angkutan menuju warung dimana sepedaku aku titipkan di sana, aku masuk ke warung tersebut dengan cueknya.

"Bu es teh satu ya" kataku memesan es teh.

"Gimana Van, ketrima?" tanya Ibu pemilik warung yang memang sudah mengenalku

"Ketrima lah Bu, Vania gutu" kataku bangga

setelah meminum es teh, aku membayarnya.

"Bu aku pulang dulu, terima kasih menjaga sepedaku he he he" kataku dan tertawa cengengesan, aku keluar dari warung ke samping rumah untuk mengambil sepeda.

Terpopuler

Comments

🌻 Dewi Ratih SR 🌻

🌻 Dewi Ratih SR 🌻

jejak kutinggalkam

2020-08-13

1

Sugianti Bisri

Sugianti Bisri

next

2020-08-06

0

Sept September

Sept September

jempollll buat Kakak 😀 dari pengunjung setia 😂

2020-07-31

2

lihat semua
Episodes
1 Kelulusan
2 Daftar Sekolah
3 Pengumuman
4 Hari Pertama Masuk Sekolah
5 Menjadi Anak Kost
6 Aman
7 Sebatas Teman
8 Teman Tapi Mesra
9 Belajar Naik Sepeda Motor
10 Makan Malam
11 Pulang
12 Bapakku I Love You
13 Ujian Semester Pertama
14 Ke Rumah Arman
15 Ungkapan Hati
16 Juara Kelas
17 Libur Sekolah Di Rumah Saja
18 Bersama Keluarga Arman
19 Bertemu Dika
20 Jalan Baru Tempat Yang Kurindu
21 Perlombaan
22 Keputusan Vania
23 Ijin Orang Tua
24 Persiapan Menuju Gunung Arjuna.
25 Menuju Puncak Gunung Arjuna
26 Panggilan Di Malam Hari
27 Jalan Pulang
28 Cerita Kami
29 Sehari Bersama Arman
30 Hari Pertama Magang
31 Ingin Segera Pulang
32 Loper Koran
33 Malam Minggu
34 Tumpangan Gratis
35 Magang Di luar Kantor
36 Ada Apa Dengan Pak Vito?
37 Patung Hidup
38 Jawabanku
39 Lelaki Pengganggu Pikiranku
40 Hampir Saja
41 Kabar Mengejutkan
42 Suratku
43 Ke Bioskop
44 Ciuman Pertama
45 Baju Baru
46 Surat Dari Arman
47 Otak Mesum
48 Kedatangan Arman
49 Perpisahan
50 Perasaan Terdalam
51 Menggapai Cita-Cita
52 Berkunjung Ke Om Idris
53 Bersama Keluarga Arman
54 Minggu Pagi di Malang
55 Kleptomania
56 Kecopetan
57 Teman Baru
58 Rindu Masakan Ibu.
59 Harus Semangat
60 Malang dari Angkasa
61 Kamu Punya Pilihan
62 Moshi Moshi
63 Surat Cinta
64 Transfer Uang
65 Pencapaian
66 Keputusan Yang Menyakitkan.
67 Bonus Part Cinta Sepasang Arsitek
Episodes

Updated 67 Episodes

1
Kelulusan
2
Daftar Sekolah
3
Pengumuman
4
Hari Pertama Masuk Sekolah
5
Menjadi Anak Kost
6
Aman
7
Sebatas Teman
8
Teman Tapi Mesra
9
Belajar Naik Sepeda Motor
10
Makan Malam
11
Pulang
12
Bapakku I Love You
13
Ujian Semester Pertama
14
Ke Rumah Arman
15
Ungkapan Hati
16
Juara Kelas
17
Libur Sekolah Di Rumah Saja
18
Bersama Keluarga Arman
19
Bertemu Dika
20
Jalan Baru Tempat Yang Kurindu
21
Perlombaan
22
Keputusan Vania
23
Ijin Orang Tua
24
Persiapan Menuju Gunung Arjuna.
25
Menuju Puncak Gunung Arjuna
26
Panggilan Di Malam Hari
27
Jalan Pulang
28
Cerita Kami
29
Sehari Bersama Arman
30
Hari Pertama Magang
31
Ingin Segera Pulang
32
Loper Koran
33
Malam Minggu
34
Tumpangan Gratis
35
Magang Di luar Kantor
36
Ada Apa Dengan Pak Vito?
37
Patung Hidup
38
Jawabanku
39
Lelaki Pengganggu Pikiranku
40
Hampir Saja
41
Kabar Mengejutkan
42
Suratku
43
Ke Bioskop
44
Ciuman Pertama
45
Baju Baru
46
Surat Dari Arman
47
Otak Mesum
48
Kedatangan Arman
49
Perpisahan
50
Perasaan Terdalam
51
Menggapai Cita-Cita
52
Berkunjung Ke Om Idris
53
Bersama Keluarga Arman
54
Minggu Pagi di Malang
55
Kleptomania
56
Kecopetan
57
Teman Baru
58
Rindu Masakan Ibu.
59
Harus Semangat
60
Malang dari Angkasa
61
Kamu Punya Pilihan
62
Moshi Moshi
63
Surat Cinta
64
Transfer Uang
65
Pencapaian
66
Keputusan Yang Menyakitkan.
67
Bonus Part Cinta Sepasang Arsitek

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!