Sudah lebih dari sebulan Ella menjalani pekerjaannya sebagai staf HRD. Pengalaman bertemu Nico di lift, membuatnya selalu berangkat kerja pagi-pagi. Ia berharap, dengan datang lebih pagi, ia tidak akan lagi berpapasan dengan Nico.
Namun tidak dengan hari ini. Sepertinya takdir mempertemukan mereka berdua.
Ella memencet tombol lift, dan menunggu lift turun ke lantai satu. Saat sedang menunggu, ia dikejutkan oleh suara yang cukup dikenalnya.
"Ella, ya?"
Ia membalikkan badannya dan melihat, bahwa Nico tepat berada di belakangnya! Hanya ada mereka berdua yang sedang menunggu lift turun.
"Aduh, kenapa aku masih bisa bertemu dengan Nico?" keluh Ella dalam hati.
Namun dengan cepat ia memposisikan dirinya dengan membungkuk dan memberi salam kepada CEOnya itu.
"Selamat pagi, Pak Nico."
Nico mengangguk. Lift masih cukup lama untuk turun. Lalu Nico membuka pembicaraan dengan bertanya, "Kamu orang Surabaya?"
"I- iya, Pak."
Ella tidak ingin memberi tahu Nico bahwa ia berasal dari Semarang. Karena hal itu bisa memancing pembicaraan mereka lebih jauh.
"Asli Surabaya?"
"I- iya, Pak Nico."
Lalu lift sampai di lantai satu dan pintu lift terbuka. Ella mempersilahkan Nico untuk masuk terlebih dahulu.
"Baru lulus kuliah?" tanya Nico di dalam lift. Di sana hanya ada mereka berdua.
"Iya, Pak."
Ella selalu menjawab dengan singkat. Ia berharap pembicaraan mereka bisa cepat selesai.
"Berarti kita seangkatan dong." Rupanya Nico pintar memancing pembicaraan.
"I- iya, Pak."
"Dulu kuliah di mana?"
Ella menyebutkan nama salah satu universitas swasta di Surabaya.
"Oh, kuliah di sana."
Kemudian pintu lift terbuka. Mereka sudah sampai di lantai 15. Nico mempersilahkan Ella untuk keluar terlebih dahulu. Setelah mengucapkan salam, Ella cepat-cepat keluar dari sana.
"Aduh, ada urusan apa sih? Kenapa Nico pagi-pagi begini sudah sampai di kantor?" batin Ella.
Dan pertanyaan Ella itu terjawab saat Rina bercerita kepada anak buahnya, tentang agenda Nico hari ini.
"Nanti siang pak Nico akan ke Semarang. Namun Puji, sekertarisnya baru saja mengundurkan diri. Jadi nanti Indah akan memasukkan info lowongan kerja untuk mencari sekertaris baru. Dan Ella, tolong cari arsip tentang Maya, admin bagian penjualan. Sepertinya untuk sementara waktu, Maya yang akan membantu menjadi sekertaris. Pak Nico ingin membaca tentang data diri Maya sebelum beliau mengangkatnya menjadi sekertaris."
Ella segera mencari arsip mengenai Maya dan memberikannya pada Rina. Managernya itu membaca sekilas arsip Maya, lalu ia pergi ke ruangan Nico untuk memberikan datanya.
Perasaan Ella terasa tidak enak. Entah kenapa ia memiliki firasat kalau cepat atau lambat, Nico bisa saja membaca arsip datanya. CEOnya itu bisa mengetahui bahwa ia adalah Kurnia. Masalahnya, ia baru saja berbohong kalau ia adalah orang Surabaya asli! Ella tahu Nico memiliki daya ingat yang kuat. Jadi ia berpikir, sebisa mungkin, ia harus segera mengganti arsip datanya di perusahaan ini.
Di kantor, Ella mencoba untuk mengganti data dirinya di bagian data karyawan. Namun akses untuk bisa mengganti data karyawan, sepertinya hanya bisa dibuka di komputer Rina. Ella sebagai seorang staf HRD biasa, tidak memiliki akses untuk itu. Ia mencari cara agar bisa mengganti data dirinya lewat komputer managernya.
Jam menunjukkan pukul tujuh malam. Ella masih berada di dalam ruangan bersama dengan Rina.
"Ella, kamu masih lembur?" tanya Rina.
"Iya, Bu. Masih ada data yang perlu saya selesaikan," kata Ella. Ia berusaha menyelesaikan pekerjaannya selambat mungkin, sehingga memiliki alasan untuk berada di kantor saat karyawan lain sudah pulang.
"Kamu memang pekerja keras. Pekerjaanmu selalu rapi dan detail," puji Rina.
"Terima kasih, Bu."
Dalam hati, Ella berharap kenapa Rina tidak segera pulang saja? Apakah karena ia atasan Ella, sehingga merasa perlu untuk menemaninya lembur? Padahal Ella sudah merencanakan untuk mengganti arsip data dirinya.
Namun keberuntungan ada di pihak Ella. Tiba-tiba, Rina mendapatkan telepon dari suaminya yang mengabarkan kalau anaknya sakit.
"Apa, Aiden demam? Ya ya ya, aku akan segera pulang."
Kemudian Rina menutup teleponnya, dan segera mengemasi barang-barangnya. "Ella, maaf ya, saya tidak bisa menemanimu lembur. Anak saya demam, jadi suami saya menyuruh saya segera pulang."
"Iya, Bu Rina. Tidak apa-apa." Dalam hati Ella merasa senang, karena telah tiba saat yang ia tunggu, untuk menjalankan rencananya.
Setelah mengetahui bahwa Rina sudah benar-benar pergi, dengan mengendap-endap Ella memindahkan tumpukan berkas yang cukup banyak ke atas lemari. Ia sengaja menutup cctv di ruangan HRD agar aksinya tidak ketahuan. Setelah dirasa semua aman, ia segera menyalakan komputer milik managernya itu.
Lalu Ella memasukkan password yang telah ia ketahui, di layar kunci komputer Rina. Tadi pagi saat di kantor, diam-diam Ella telah melihat dan mengingat-ingat password komputer Rina.
"Passwordnya adalah, goodluckfood," guman Ella sambil mengetiknya di papan keyboard.
"Yes, berhasil!"
Kemudian Ella mencari bagian file data karyawan, dan mencoba untuk mengganti datanya. Namun ternyata, password layar kunci komputer dengan password untuk mengganti akses karyawan berbeda!
"Sial! Ternyata passwordnya berbeda," keluhnya.
Ella mencoba mencari password yang tepat. Ia mengetik nama managernya, ternyata bukan itu passwordnya. Ia mencoba mengetik tanggal lahir managernya, namun passwordnya salah. Lalu Ella melihat ada foto anak managernya di sana. Ia mengingat-ingat nama anak Rina, dan mencoba mengetikkan namanya, sayangnya passwordnya juga keliru.
Gadis itu tidak putus asa. Ia mencoba mencari tanggal lahir Aiden, dengan melihat coretan-coretan di kalender duduk, yang berada di atas meja Rina. Kemudian ia mencoba memasukkan tanggal lahir Aiden dan ternyata passwordnya tepat! Ella merasa sangat senang, dan dengan segera ia mengganti data dirinya.
"Sip, sudah selesai! Sekarang aku tinggal mengganti arsip data fisiknya," kata Ella.
Lalu Ella mengeprint data dirinya yang baru. Dan saat ia hendak membuka lemari untuk mengambil arsip data karyawan, tiba-tiba ada suara yang mengagetkannya.
"Hai Ella, kamu belum pulang?" Ternyata Indah, kembali ke kantornya.
"Oh, hai Indah." Ella cepat-cepat menutup lemarinya. "Kenapa kamu kembali?" tanya Ella sambil berusaha mengatur nafasnya agar ia tidak terlihat menyembunyikan sesuatu.
"Kunci kamar kosku bisa-bisanya ketinggalan. Oh, ini dia." Lalu Indah mengambil kunci yang ada di meja kerjanya.
"Kamu tahu Ella? Tadi aku sudah sampai di kosku. Kupikir aku bisa langsung rebahan di kasur begitu selesai makan malam bersama Ricky. Dan ternyata, kunci kamar kosku tertinggal di sini. Aku terpaksa kembali lagi ke kantor," keluhnya.
"Oh begitu." Ella menjawab sekenanya, karena ia sendiri juga tidak tahu harus berkomentar apa.
"Sudah ya Ella, aku pergi dulu. Kasihan Ricky kalau ia menungguku terlalu lama."
Kemudian Indah langsung berlari keluar ruangan. Ricky adalah kekasih Indah. Dan setiap pulang kantor, Ricky biasa menjemputnya. Setelahnya mereka akan makan malam bersama.
Ella merasa lega karena Indah tidak menaruh curiga dengannya. Temannya itu juga tidak memperhatikan tumpukan berkas yang diletakkannya di atas lemari. Lalu Ella segera mengganti arsip data dirinya. Dan setelahnya, ia segera menutup lemari dan memindahkan kembali tumpukan berkas itu ke tempat semula.
Setelah semuanya selesai, Ella bersiap-siap untuk pulang. Ia merasa aksinya berjalan dengan lancar dan tidak terekam oleh CCTV. Namun Ella keliru, ada CCTV lain di lorong kantor. Pintu di ruangan HRD terbuat dari kaca, sehingga tindakan Ella barusan masih dapat terlihat.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 58 Episodes
Comments
Siti Marwah
ketar ketir bacanya..
2023-09-22
1
HNF G
huuffff..... bikin deg degan aja nih si Ella.
2023-08-30
1