My Enemy, My CEO
Jarum jam menunjukkan pukul 12.15. Baru 15 menit sejak jam istirahat berakhir. Namun seorang gadis gemuk berkaca mata tebal, sudah tidak kuasa menahan kantuknya. Kurnia Ariella Dewi nama gadis itu. Ia adalah siswi di sebuah SMA swasta di Kota Semarang. Di rumah ia dipanggil Nia, namun di sekolah ia dipanggil Kur. Panggilan itu dicetuskan oleh Nico, teman sekelas yang suka mengusilinya.
Sebenarnya Nia tidak masalah dipanggil Kur, karena itu juga namanya. Yang membuatnya sebal, karena Nico memanggilnya Kur dengan nada seperti memanggil seekor ayam. Sialnya, teman-teman sekelasnya juga ikut memanggilnya Kur-kur atau ayam. Dan akhirnya, di sekolah ia dikenal luas sebagai Kur-kur atau ayam betina.
Jam terasa berjalan begitu lambat. Nia bukannya tidak berusaha untuk tetap terjaga di sepanjang pelajaran fisika ini. Saat jam istirahat tadi, ia sudah memesan bakso dengan cabai yang sangat banyak. Harapannya, matanya akan segar karena kepedasan. Sehingga ia bisa mengikuti pelajaran yang tidak dipahaminya ini.
"Seharusnya tadi malam aku tidak bergadang untuk menyelesaikan novel favoritku," keluh Nia.
Matanya semakin lama semakin terpejam. Lalu ia memelorotkan dagunya sampai ke meja. Dan beberapa detik kemudian, Nia sudah tertidur.
Posisi Nia tidur cukup ideal untuk tidak ketahuan oleh pak Wisnu, guru fisikanya yang sudah berusia setengah abad itu. Bangku tempat Nia duduk, berada di paling ujung belakang. Dan Adit, teman sebangkunya juga lebih sibuk makan cemilan diam-diam daripada memperhatikan Nia. Namun Nico, tidak sengaja melihat gadis itu sedang tertidur di kelas. Senyum usil langsung terpampang di wajahnya yang tampan.
Dengan mengendap-endap, Nico menghampiri Nia. Di tangannya sudah ada spidol. Dan sejurus kemudian, ia mencoret-coret wajah Nia. Sambil menahan tawa, ia mengambil ponselnya dan memfoto hasil karyanya.
Cekrekkk. Nico terkejut karena ponselnya berbunyi cukup keras. Dan ia lebih terkejut lagi, karena pak Wisnu segera menegurnya, "Nico, apa yang kamu lakukan?"
Nico terkejut karena tindakannya diketahui oleh pak Wisnu. Aditpun buru-buru menyembunyikan cemilannya. Namun Nico berusaha untuk tetap tenang dan berkata, "Kurnia tidur di kelas, Pak. Jadi saya mencoba membangunkannya."
Suara Nico yang cukup keras membuat Nia terbangun. Ia menegakkan tubuhnya sambil mengelap air liur yang menetes di tangannya. Melihat kelakuan Nia barusan, seisi kelaspun langsung tertawa.
"Kurnia, maju ke depan kelas sekarang!" perintah pak Wisnu.
Nia segera maju sambil mengusap matanya. Melihat wajahnya yang penuh dengan coretan spidol, teman-teman sekelas pun kembali tertawa terbahak-bahak. Kali ini tawa mereka lebih keras dari sebelumnya. Ditambah dengan celetukan-celetukan dari beberapa orang yang usil.
"Eh si ayam tidur di kelas, soalnya bangun pagi-pagi untuk berkokok sih. Kukuruyuuuukkk."
"Yang berkokok itu ayam jago, dia ayam betina. Jadi tadi dia sedang mengerami telurnya sampai ketiduran. Hahahaha."
Melihat wajah Nia yang penuh dengan coretan spidol, pak Wisnu menyuruh Nia untuk membersihkan mukanya di toilet. Dan Nico dihukum untuk berdiri di depan kelas selama mata pelajaran berlangsung. Sedangkan Adit cukup beruntung, karena pak Wisnu tidak melihatnya makan di kelas, sehingga ia tidak mendapatkan hukuman.
Nia berjalan memasuki toilet. Namun sialnya, di sana ia melihat Gita bersama dua sahabatnya, Rere dan Amy. Nia lebih sebal bila bertemu dengan Gita daripada Nico. Jika Nico selama ini merundungnya sebatas kata-kata atau mencoret-coret mukanya seperti saat ini, Gita lebih parah dari itu! Gita bahkan tega main fisik! Beruntungnya, Gita bukan merupakan teman sekelas Nia. Sehingga sebisa mungkin Nia menghindari pertemuannya dengan Gita.
Mengetahui ada Gita dan teman-temannya di sana, Nia segera membalikkan badannya untuk keluar. Namun Rere dengan cepat menghadang Nia di pintu keluar.
"Wah wah wah, apa yang terjadi dengan muka ayam gemuk satu ini?" kata Gita sambil mendekati Nia. Senyum menyerigai terpampang di wajahnya yang cantik. Gita termasuk salah satu gadis yang cantik dan populer di SMA ini. Namun sayangnya, kelakuannya berbanding terbalik dengan parasnya yang menawan.
Nia menoleh ke arah Gita, namun ia tidak berbicara sepatah katapun. Nia tahu, apabila ia membahas Nico, Gita pasti akan semakin merundungnya. Nia menyadari, alasan Gita merundungnya, sedikit banyak ada sangkut pautnya dengan Nico.
Nico memang terkenal di antara gadis-gadis di sekolah ini, karena sosoknya yang tampan, kaya, berbadan atletis, dan juga cukup dingin. Namun anehnya, apabila ia bertemu dengan Nia, sifat dingin Nico bisa menghilang dan ia menjadi sangat usil.
"Ulah Nico lagi?" selidik Gita sambil mendekatkan wajahnya ke arah Nia. Ia melihat ada coretan berbentuk kumis, spiral dan juga bentuk hati, yang membuat Gita menjadi panas.
Nia tidak tahu harus berkata apa. Namun tiba-tiba, ia merasakan perutnya menjadi mulas.
Kemudian ia membatin, "Pasti karena cabai di bakso tadi. Kenapa malah bereaksi sekarang?"
"Hei, kamu punya mulut atau tidak?" bentak Amy yang ada di belakang Gita.
Nia tidak menjawab. Tak lama kemudian, ia merasakan perutnya semakin melilit. Ia tidak mau terlalu lama berurusan dengan mereka.
"Tolong beri jalan, aku mau ke toilet," pinta Nia.
Gita dan Amy malah semakin merapatkan tubuhnya, sehingga Nia tidak bisa lewat. Kemudian Nia berbalik, namun Rere juga menghadangnya. Sakit perut yang dirasakan oleh Nia sudah tidak tertahankan lagi. Ia melihat ke arah toilet yang ada di belakang Gita.
"Tolong kalian minggir," pinta Nia sekali lagi.
Namun Gita dan Amy tetap tidak mau memberi Nia jalan. Rasa sakit di perut Nia membuatnya tidak dapat berpikir panjang. Lalu ia sedikit mendorong Gita, agar bisa masuk ke toilet.
Gita terkejut karena Nia berani mendorongnya. Kemudian Gita segera menarik tangan Nia, sebelum ia masuk ke toilet.
"Dasar ayam kampung sialan, beraninya kamu mendorongku!" Lalu Gita menampar wajah Nia.
Nia berusaha melepaskan diri dari Gita. Pikirannya saat ini, hanyalah segera masuk ke toilet, karena perutnya terasa sakit sekali. Namun Amy membantu Gita untuk mengunci tangan Nia dan membawanya masuk ke toilet. Gita mendorong wajah Nia ke kloset duduk di dalam toilet.
"Ini, bersihkan wajahmu di dalam kloset! Wajah jelek sepertimu cocoknya diguyur saja dengan air ******!" seru Gita.
Lalu Gita semakin memasukkan wajah Nia ke dalam kloset dan menekan tombol flush. Nia menjadi gelagapan, karena wajahnya tersiram air kloset.
Sementara itu Rere yang sedari tadi merekam, menyadari ada sesuatu di rok Nia. Lalu ia memberi tahu kedua temannya itu. Ternyata Nia sudah tidak mampu menahan rasa mulasnya, sehingga ia buang air besar di celana.
"HAHAHAHAHAHA." Mereka bertiga tertawa terbahak-bahak melihat apa yang terjadi pada Nia.
"Ayam betina ini begitu takut ya, sampai buang air di celana. Hahaha," kata Amy.
"Ayo-ayo, kita segera dokumentasikan!" seru Gita seraya mengambil ponselnya untuk memfoto Nia.
"Aku sudah dari tadi merekamnya lewat video," pamer Rere bangga.
Gita berkata, "Benarkah? Segera kirimkan videonya ke aku!"
"Aku juga mau, kirimkan ke aku juga!" Amy juga tidak mau ketinggalan.
Setelah merasa puas, mereka bertigapun meninggalkan Nia seorang diri di kamar mandi. Nia hanya bisa menangis dan meratapi dirinya. Ia merasa benci sekali berada di sini. Ia bertekat, selepas dari SMA, ia akan pindah ke kota lain. Ia ingin berkuliah di universitas yang tidak ada teman-teman SMAnya. Ia juga akan mengganti identitasnya.
Nia tidak sudi lagi dipanggil Kurnia. Nama itu sebenarnya memiliki makna yang indah. Namun ia tidak ingin orang-orang di kehidupannya yang baru, memanggilnya dengan nama itu. Selain pernah diejek karena itu, pergantian nama juga membuat orang lebih sulit melacak identitas sebelumnya. Ia memilih untuk dipanggil dengan nama Ella.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 58 Episodes
Comments
Miss "D"
sudah mampir ni kak..
salam kenal..
jangan lupa mampir jg ya 🤗
2024-01-16
2
Deti
kasian kurnia
2023-09-22
3
Deti
shrsnya ada hukuman buat perundungan yaaa
2023-09-22
1