My Enemy, My CEO

My Enemy, My CEO

Bab 1. Perundungan Semasa SMA

Jarum jam menunjukkan pukul 12.15. Baru 15 menit sejak jam istirahat berakhir. Namun seorang gadis gemuk berkaca mata tebal, sudah tidak kuasa menahan kantuknya. Kurnia Ariella Dewi nama gadis itu. Ia adalah siswi di sebuah SMA swasta di Kota Semarang. Di rumah ia dipanggil Nia, namun di sekolah ia dipanggil Kur. Panggilan itu dicetuskan oleh Nico, teman sekelas yang suka mengusilinya.

Sebenarnya Nia tidak masalah dipanggil Kur, karena itu juga namanya. Yang membuatnya sebal, karena Nico memanggilnya Kur dengan nada seperti memanggil seekor ayam. Sialnya, teman-teman sekelasnya juga ikut memanggilnya Kur-kur atau ayam. Dan akhirnya, di sekolah ia dikenal luas sebagai Kur-kur atau ayam betina.

Jam terasa berjalan begitu lambat. Nia bukannya tidak berusaha untuk tetap terjaga di sepanjang pelajaran fisika ini. Saat jam istirahat tadi, ia sudah memesan bakso dengan cabai yang sangat banyak. Harapannya, matanya akan segar karena kepedasan. Sehingga ia bisa mengikuti pelajaran yang tidak dipahaminya ini.

"Seharusnya tadi malam aku tidak bergadang untuk menyelesaikan novel favoritku," keluh Nia.

Matanya semakin lama semakin terpejam. Lalu ia memelorotkan dagunya sampai ke meja. Dan beberapa detik kemudian, Nia sudah tertidur.

Posisi Nia tidur cukup ideal untuk tidak ketahuan oleh pak Wisnu, guru fisikanya yang sudah berusia setengah abad itu. Bangku tempat Nia duduk, berada di paling ujung belakang. Dan Adit, teman sebangkunya juga lebih sibuk makan cemilan diam-diam daripada memperhatikan Nia. Namun Nico, tidak sengaja melihat gadis itu sedang tertidur di kelas. Senyum usil langsung terpampang di wajahnya yang tampan.

Dengan mengendap-endap, Nico menghampiri Nia. Di tangannya sudah ada spidol. Dan sejurus kemudian, ia mencoret-coret wajah Nia. Sambil menahan tawa, ia mengambil ponselnya dan memfoto hasil karyanya.

Cekrekkk. Nico terkejut karena ponselnya berbunyi cukup keras. Dan ia lebih terkejut lagi, karena pak Wisnu segera menegurnya, "Nico, apa yang kamu lakukan?"

Nico terkejut karena tindakannya diketahui oleh pak Wisnu. Aditpun buru-buru menyembunyikan cemilannya. Namun Nico berusaha untuk tetap tenang dan berkata, "Kurnia tidur di kelas, Pak. Jadi saya mencoba membangunkannya."

Suara Nico yang cukup keras membuat Nia terbangun. Ia menegakkan tubuhnya sambil mengelap air liur yang menetes di tangannya. Melihat kelakuan Nia barusan, seisi kelaspun langsung tertawa.

"Kurnia, maju ke depan kelas sekarang!" perintah pak Wisnu.

Nia segera maju sambil mengusap matanya. Melihat wajahnya yang penuh dengan coretan spidol, teman-teman sekelas pun kembali tertawa terbahak-bahak. Kali ini tawa mereka lebih keras dari sebelumnya. Ditambah dengan celetukan-celetukan dari beberapa orang yang usil.

"Eh si ayam tidur di kelas, soalnya bangun pagi-pagi untuk berkokok sih. Kukuruyuuuukkk."

"Yang berkokok itu ayam jago, dia ayam betina. Jadi tadi dia sedang mengerami telurnya sampai ketiduran. Hahahaha."

Melihat wajah Nia yang penuh dengan coretan spidol, pak Wisnu menyuruh Nia untuk membersihkan mukanya di toilet. Dan Nico dihukum untuk berdiri di depan kelas selama mata pelajaran berlangsung. Sedangkan Adit cukup beruntung, karena pak Wisnu tidak melihatnya makan di kelas, sehingga ia tidak mendapatkan hukuman.

Nia berjalan memasuki toilet. Namun sialnya, di sana ia melihat Gita bersama dua sahabatnya, Rere dan Amy. Nia lebih sebal bila bertemu dengan Gita daripada Nico. Jika Nico selama ini merundungnya sebatas kata-kata atau mencoret-coret mukanya seperti saat ini, Gita lebih parah dari itu! Gita bahkan tega main fisik! Beruntungnya, Gita bukan merupakan teman sekelas Nia. Sehingga sebisa mungkin Nia menghindari pertemuannya dengan Gita.

Mengetahui ada Gita dan teman-temannya di sana, Nia segera membalikkan badannya untuk keluar. Namun Rere dengan cepat menghadang Nia di pintu keluar.

"Wah wah wah, apa yang terjadi dengan muka ayam gemuk satu ini?" kata Gita sambil mendekati Nia. Senyum menyerigai terpampang di wajahnya yang cantik. Gita termasuk salah satu gadis yang cantik dan populer di SMA ini. Namun sayangnya, kelakuannya berbanding terbalik dengan parasnya yang menawan.

Nia menoleh ke arah Gita, namun ia tidak berbicara sepatah katapun. Nia tahu, apabila ia membahas Nico, Gita pasti akan semakin merundungnya. Nia menyadari, alasan Gita merundungnya, sedikit banyak ada sangkut pautnya dengan Nico.

Nico memang terkenal di antara gadis-gadis di sekolah ini, karena sosoknya yang tampan, kaya, berbadan atletis, dan juga cukup dingin. Namun anehnya, apabila ia bertemu dengan Nia, sifat dingin Nico bisa menghilang dan ia menjadi sangat usil.

"Ulah Nico lagi?" selidik Gita sambil mendekatkan wajahnya ke arah Nia. Ia melihat ada coretan berbentuk kumis, spiral dan juga bentuk hati, yang membuat Gita menjadi panas.

Nia tidak tahu harus berkata apa. Namun tiba-tiba, ia merasakan perutnya menjadi mulas.

Kemudian ia membatin, "Pasti karena cabai di bakso tadi. Kenapa malah bereaksi sekarang?"

"Hei, kamu punya mulut atau tidak?" bentak Amy yang ada di belakang Gita.

Nia tidak menjawab. Tak lama kemudian, ia merasakan perutnya semakin melilit. Ia tidak mau terlalu lama berurusan dengan mereka.

"Tolong beri jalan, aku mau ke toilet," pinta Nia.

Gita dan Amy malah semakin merapatkan tubuhnya, sehingga Nia tidak bisa lewat. Kemudian Nia berbalik, namun Rere juga menghadangnya. Sakit perut yang dirasakan oleh Nia sudah tidak tertahankan lagi. Ia melihat ke arah toilet yang ada di belakang Gita.

"Tolong kalian minggir," pinta Nia sekali lagi.

Namun Gita dan Amy tetap tidak mau memberi Nia jalan. Rasa sakit di perut Nia membuatnya tidak dapat berpikir panjang. Lalu ia sedikit mendorong Gita, agar bisa masuk ke toilet.

Gita terkejut karena Nia berani mendorongnya. Kemudian Gita segera menarik tangan Nia, sebelum ia masuk ke toilet.

"Dasar ayam kampung sialan, beraninya kamu mendorongku!" Lalu Gita menampar wajah Nia.

Nia berusaha melepaskan diri dari Gita. Pikirannya saat ini, hanyalah segera masuk ke toilet, karena perutnya terasa sakit sekali. Namun Amy membantu Gita untuk mengunci tangan Nia dan membawanya masuk ke toilet. Gita mendorong wajah Nia ke kloset duduk di dalam toilet.

"Ini, bersihkan wajahmu di dalam kloset! Wajah jelek sepertimu cocoknya diguyur saja dengan air ******!" seru Gita.

Lalu Gita semakin memasukkan wajah Nia ke dalam kloset dan menekan tombol flush. Nia menjadi gelagapan, karena wajahnya tersiram air kloset.

Sementara itu Rere yang sedari tadi merekam, menyadari ada sesuatu di rok Nia. Lalu ia memberi tahu kedua temannya itu. Ternyata Nia sudah tidak mampu menahan rasa mulasnya, sehingga ia buang air besar di celana.

"HAHAHAHAHAHA." Mereka bertiga tertawa terbahak-bahak melihat apa yang terjadi pada Nia.

"Ayam betina ini begitu takut ya, sampai buang air di celana. Hahaha," kata Amy.

"Ayo-ayo, kita segera dokumentasikan!" seru Gita seraya mengambil ponselnya untuk memfoto Nia.

"Aku sudah dari tadi merekamnya lewat video," pamer Rere bangga.

Gita berkata, "Benarkah? Segera kirimkan videonya ke aku!"

"Aku juga mau, kirimkan ke aku juga!" Amy juga tidak mau ketinggalan.

Setelah merasa puas, mereka bertigapun meninggalkan Nia seorang diri di kamar mandi. Nia hanya bisa menangis dan meratapi dirinya. Ia merasa benci sekali berada di sini. Ia bertekat, selepas dari SMA, ia akan pindah ke kota lain. Ia ingin berkuliah di universitas yang tidak ada teman-teman SMAnya. Ia juga akan mengganti identitasnya.

Nia tidak sudi lagi dipanggil Kurnia. Nama itu sebenarnya memiliki makna yang indah. Namun ia tidak ingin orang-orang di kehidupannya yang baru, memanggilnya dengan nama itu. Selain pernah diejek karena itu, pergantian nama juga membuat orang lebih sulit melacak identitas sebelumnya. Ia memilih untuk dipanggil dengan nama Ella.

Terpopuler

Comments

Miss "D"

Miss "D"

sudah mampir ni kak..
salam kenal..
jangan lupa mampir jg ya 🤗

2024-01-16

2

Deti

Deti

kasian kurnia

2023-09-22

3

Deti

Deti

shrsnya ada hukuman buat perundungan yaaa

2023-09-22

1

lihat semua
Episodes
1 Bab 1. Perundungan Semasa SMA
2 Bab 2. Mencari Pekerjaan
3 Bab 3. CEO Baru
4 Bab 4. Pergantian Identitas
5 Bab 5. Sekertaris CEO
6 Bab 6. Perjalanan ke Semarang
7 Bab 7. Ella VS Kurnia
8 Bab 8. Perjumpaan dengan Vita
9 Bab 9. Nico dan Kurnia
10 Bab 10. Pertemuan dengan Ryan
11 Bab 11. Rencana Makan Malam Romantis
12 Bab 12. Kemarahan Nico
13 Bab 13. Rahasia yang Terbongkar
14 Bab 14. Ella Sakit
15 Bab 15. Kantong Tidur
16 Bab 16. Membalas Nico
17 Bab 17. Gosip di Kantor
18 Bab 18. Pengakuan
19 Bab 19. Cemburu?
20 Bab 20. Musuh dalam Selimut
21 Bab 21. Memilih Foto
22 Bab 22. Bertemu Keluarga Besar Nico
23 Bab 23. Pernikahan Charles
24 Bab 24. Kue Bolu
25 Bab 25. Masalah Baru
26 Bab 26. Persiapan Acara
27 Bab 27. Acara Perkenalan Produk
28 Bab 28. Meminta Putus
29 Bab 29. Perpisahan
30 Bab 30. Penyamaran Nico
31 Bab 31. Lawan Menjadi Kawan
32 Bab 32. Pertemuan Kembali
33 Bab 33. Berbicara dari Hati ke Hati
34 Bab 34. Berbaikan Kembali
35 Bab 35. Orang Tua Ella
36 Bab 36. Curiga
37 Bab 37. Ella Tertuduh
38 Bab 38. Resign
39 Bab 39. Kebenaran Terkuak
40 Bab 40. Kembali Bersama
41 Bab 41. Nostalgia
42 Bab 42. Rekreasi Bersama
43 Bab 43. Menyusup di Secret Recipe
44 Bab 44. Nico Cemburu
45 Bab 45. Nico VS Secret Recipe
46 Bab 46. Antara Ella dan Rere
47 Bab 47. Pelajaran untuk Rio
48 Bab 48. Hubungan Kakak Beradik
49 Bab 49. Balas Dendam Rio
50 Bab 50. Percobaan Pembunuhan
51 Bab 51. Kebenaran Baru
52 Bab 52. Untuk Selamanya
53 Penutup
54 Extra Chapter: Harapan yang Masih Ada
55 Extra Chapter: Sekretaris Good Luck Food
56 Pengumuman
57 Extra Chapter: Foto dari Masa Lalu
58 Extra Chapter: Mengidam Durian
Episodes

Updated 58 Episodes

1
Bab 1. Perundungan Semasa SMA
2
Bab 2. Mencari Pekerjaan
3
Bab 3. CEO Baru
4
Bab 4. Pergantian Identitas
5
Bab 5. Sekertaris CEO
6
Bab 6. Perjalanan ke Semarang
7
Bab 7. Ella VS Kurnia
8
Bab 8. Perjumpaan dengan Vita
9
Bab 9. Nico dan Kurnia
10
Bab 10. Pertemuan dengan Ryan
11
Bab 11. Rencana Makan Malam Romantis
12
Bab 12. Kemarahan Nico
13
Bab 13. Rahasia yang Terbongkar
14
Bab 14. Ella Sakit
15
Bab 15. Kantong Tidur
16
Bab 16. Membalas Nico
17
Bab 17. Gosip di Kantor
18
Bab 18. Pengakuan
19
Bab 19. Cemburu?
20
Bab 20. Musuh dalam Selimut
21
Bab 21. Memilih Foto
22
Bab 22. Bertemu Keluarga Besar Nico
23
Bab 23. Pernikahan Charles
24
Bab 24. Kue Bolu
25
Bab 25. Masalah Baru
26
Bab 26. Persiapan Acara
27
Bab 27. Acara Perkenalan Produk
28
Bab 28. Meminta Putus
29
Bab 29. Perpisahan
30
Bab 30. Penyamaran Nico
31
Bab 31. Lawan Menjadi Kawan
32
Bab 32. Pertemuan Kembali
33
Bab 33. Berbicara dari Hati ke Hati
34
Bab 34. Berbaikan Kembali
35
Bab 35. Orang Tua Ella
36
Bab 36. Curiga
37
Bab 37. Ella Tertuduh
38
Bab 38. Resign
39
Bab 39. Kebenaran Terkuak
40
Bab 40. Kembali Bersama
41
Bab 41. Nostalgia
42
Bab 42. Rekreasi Bersama
43
Bab 43. Menyusup di Secret Recipe
44
Bab 44. Nico Cemburu
45
Bab 45. Nico VS Secret Recipe
46
Bab 46. Antara Ella dan Rere
47
Bab 47. Pelajaran untuk Rio
48
Bab 48. Hubungan Kakak Beradik
49
Bab 49. Balas Dendam Rio
50
Bab 50. Percobaan Pembunuhan
51
Bab 51. Kebenaran Baru
52
Bab 52. Untuk Selamanya
53
Penutup
54
Extra Chapter: Harapan yang Masih Ada
55
Extra Chapter: Sekretaris Good Luck Food
56
Pengumuman
57
Extra Chapter: Foto dari Masa Lalu
58
Extra Chapter: Mengidam Durian

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!