Ella sudah bekerja selama dua hari di Good Luck Food, sebuah perusahaan penyedap makanan seperti saos, kecap, dan sambal. Produk dari perusahaan ini biasanya didistribusikan ke restoran-restoran atau hotel-hotel berbintang di Surabaya. Pabrik tempat produksi berada di dalam sebuah kompleks sentra industri di Surabaya. Namun kantor divisi lainnya, termasuk divisi HRD berada di dalam salah satu gedung perkantoran.
Ella memang baru sebentar bekerja. Namun ia dapat melihat, bahwa tekanan pekerjaan di perusahaan ini begitu tinggi. Karyawan yang ada, dituntut untuk bekerja dengan cepat dan tepat. Namun Ella tidak ingin menyerah. Ini adalah satu-satunya perusahaan yang mau menerimanya. Ia harus mampu beradaptasi dengan pekerjaan barunya.
Pagi ini Ella berangkat bekerja seperti sebelumnya. Saat ia berjalan hendak menuju lift, ia melihat pintu lift yang menuju ke lantai atas hampir menutup.
"Tunggu sebentar!" serunya.
Ella langsung berlari ke arah lift sebelum pintu lift itu benar-benar tertutup. Ia tidak ingin menunggu lift berikutnya. Di waktu-waktu mendekati jam masuk kerja seperti sekarang ini, lift pasti sangat sibuk. Sebagai karyawan baru, Ella tidak ingin datang terlambat karena menunggu lift terlalu lama. Kantornya berada di lantai 15, yang merupakan lantai tertinggi di gedung ini. Apabila menggunakan eskalatorpun juga akan memakan waktu yang cukup lama.
Ella beruntung, karena sebelum pintu lift tertutup, ada yang seseorang menekan tombol di lift agar pintu tetap terbuka. Secepat kilat Ella segera masuk ke dalamnya dan tidak lupa ia mengucapkan terima kasih kepada orang yang telah menekan tombol lift itu.
Lift penuh sesak dengan dengan orang-orang yang hendak bekerja. Beberapa waktu kemudian, lift mulai terasa longgar karena sudah banyak orang yang keluar. Dan kini, hanya tersisa dirinya dengan seorang pria saja di dalam lift.
Ella melihat tombol yang ada di dalam lift. Hanya tinggal lantai 15 saja yang akan dituju. Ella lalu menoleh ke arah pria yang ada di belakangnya, dan wajah seseorang yang cukup ia kenal berdiri di hadapannya. Jantung Ella langsung berhenti berdetak ketika melihat wajah pria itu mirip sekali dengan Nico! Ella segera membalik badannya untuk memunggungi pria itu.
Pikiran Ella berkecamuk. Apakah pria itu memang Nico, ataukah orang lain yang sekedar mirip dengannya? Apakah pria itu akan menuju kantornya, atau tempat lain? Ella mengingat-ingat dan sadar, bahwa kantornya adalah satu-satunya perusahaan yang ada di lantai 15.
Di dalam satu lantai gedung perkantoran ini, terkadang berisi sekitar tiga sampai tujuh perusahaan. Tergantung dengan besar kecilnya ruangan yang dipakai. Namun khusus lantai teratas gedung ini, hanya diisi oleh satu perusahaan, yaitu perusahaan Good Luck Food saja.
Begitu mereka telah sampai dan pintu lift terbuka, Ella berjalan dengan cepat agar segera bisa masuk ke kantornya. Ia segera menuju mesin absensi dan meletakkan jarinya disana untuk menunjukkan kehadirannya. Masih tersisa dua menit sebelum pukul 08.00. Ella bersyukur ia tidak terlambat.
Kemudian ia melihat bahwa pria yang mirip Nico itu tidak turut melakukan absensi. Ella merasa lega, ia berpikir pria ini mungkin hanya tamu perusahaan yang kebetulan datang saja. Namun dugaan Ella sepertinya salah. Ketika ia semakin memasuki ruangan, semua karyawan tampak memberi hormat dan menyapa pria itu.
"Selamat pagi, Pak Nico."
DEG! Jantung Ella terasa mau copot. Ternyata pria itu benar Nico, dan sekarang ia berada di tempat yang sama dengannya!
"Ella, beri salam pada Pak Nico," kata seorang wanita berambut pendek sebahu, seraya menarik Ella ke samping agar Nico bisa lewat. Wanita itu bernama Rina, manager HRD Ella.
"Selamat pagi, Pak Nico," kata Rina.
"Se ... selamat pagi, Pak Nico," kata Ella terbata-bata.
Setelah itu Nico berjalan terus ke depan dan masuk ke sebuah ruangan. Setelah memastikan Nico sudah menutup pintu ruangannya, Rina menjelaskan kepada Ella, "Itu adalah pak Nico. Dia adalah anak dari pak Alec, pemilik perusahaan ini."
"APAAA?? Anak dari pemilik perusahaan ini?" batin Ella. "Jadi sekarang ini aku sedang bekerja di perusahaan milik Nico?" Mulut Ella sampai menganga karena terkejut.
Rina segera menepuk bahu Ella. "Ayo segera duduk ke tempatmu. Sudah saatnya untuk bekerja."
Kemudian Ella berjalan menuju ruangan HRD. Sedangkan Rina berjalan menuju ke ruangan Nico. Rina mengetuk pintu ruangan Nico, dan segera masuk ke sana setelah pintu dibukakan.
Ella tidak bisa fokus bekerja. Pikirannya hanya mengarah ke Nico. Jantungnyapun juga terus berdebar kencang. Dan sayup-sayup, ia mendengar pembicaraan dari beberapa karyawan di bagian marketing tentang Nico. Ruangan HRD memang bersebelahan dengan ruangan marketing. Dan meja kerja Ella berada di dekat tembok, sehingga pembicaraan di bagian marketing terkadang bisa ia dengar.
"Kalian tahu, kabarnya pak Nico ini yang akan menggantikan pak Budi sebagai CEO."
"Ah masa iya? Kulihat pak Nico masih sangat muda. Apa ia bisa untuk memimpin karyawan-karyawan di sini yang berusia lebih tua darinya?"
"Ya bisa-bisa sajalah, dia kan anaknya pak Alec."
"Jangan-jangan, dulu pak Budi itu sengaja dikeluarkan agar bisa digantikan oleh pak Nico."
"Kamu jangan bicara sembarangan. Tidak mungkinlah sengaja dikeluarkan. Memang bukti-buktinya banyak kok, kalau pak Budi melakukan korupsi. Lihat saja, arloji mewahnya, mobil mewahnya, rumah mewahnya. Masa dengan gajinya itu, dia bisa membeli semuanya dalam waktu yang relatif singkat?"
"Benar juga ya. Tapi perusahaan cukup baik juga, karena hanya mengeluarkan pak Budi bulan lalu. Tidak sampai membawa beliau ke ranah pidana."
"Soalnya pak Budi dimiskinkan oleh perusahaan. Rumah, mobil dan barang-barang mewahnya diambil untuk mengganti kerugian."
"Eh, menurut info yang pernah kudengar, pak Nico ini hebat dan cerdas. Dia dulu berkuliah di Australia hanya dalam jangka waktu tiga tahun. Sudah begitu, ia juga mengambil double degree dan lulus dengan predikat summa cumlaude."
"Oh ya? Wah luar biasa sekali ya pak Nico ini."
"Pak Nico juga sudah sejak SMA diajak oleh pak Alec untuk membantunya bekerja. Dan dulu saat masih kuliah, setiap libur semester, pak Nico juga selalu membantu ayahnya bekerja. Setahun terakhir ini pak Nico juga sering bolak-balik Semarang-Surabaya untuk membantu mengurus perusahaan. Kurasa keputusan pak Alec itu tidak salah."
Pembicaraan para karyawan itu mendadak terhenti, karena pintu di ruangan Nico terbuka. Rina keluar bersama dengan Nico. Lalu wanita itu mengumumkan ke semua karyawan di sana, kalau per hari ini, Nico yang akan menjadi CEO di perusahaan Good Luck Food Surabaya.
Kemudian semua karyawan bergantian maju untuk bersalaman dengan Nico. Ella masih berdiri mematung, sampai akhinya ia didorong oleh Indah, temannya sesama HRD.
"Ayo Ella, segera maju untuk berjabat tangan dengan pak Nico."
Ella terpaksa maju untuk menyalami Nico. Tangan Ella menjadi dingin sekali karena tegang, dan ditambah suhu AC di ruangan ini memang cukup dingin.
Nico tertegun ketika bersalaman dengan Ella. Tangan gadis itu terasa sedingin es. Kemudian ia memandang Ella yang langsung menundukkan kepalanya.
Melihat hal itu, Rina segera memperkenalkan Ella kepada Nico. "Ini Ella, Pak Nico. Ia karyawan baru di tempat ini. Memang ia baru tiga hari bekerja di sini, tetapi anaknya rajin dan kinerjanya cukup bagus."
Nico menganggukkan kepalanya. Lalu ia bergantian menyalami yang lain. Ella merasa lega karena Nico tampaknya tidak mengenalinya.
---o0o---
Malam harinya ketika Ella sampai di kos, ia menelepon Vita untuk bercerita tentang kejadian hari ini.
"Apakah kamu tahu? Ternyata CEO perusahanku adalah Nico! Oh tidak, baru tiga hari bekerja, aku sudah bertemu lagi dengan Nico!"
Lalu Ella melanjutkan, "Dan kabar buruknya, aku juga tidak punya pilihan untuk pindah dari perusahaan ini. Aku sudah bercerita pada ibuku kalau mendapat pekerjaan di tempat ini, berbohong kalau aku mendapatkan gaji yang tinggi, dan perusahaan ini adalah satu-satunya yang mau menerimaku."
Vita menyuruh Ella untuk bersabar. Lalu katanya, "Memang kenapa kalau CEOnya Nico? Sifat orang kan bisa saja berubah seiring berjalannya waktu. Nico juga pasti sudah bertambah dewasa."
"Tapi aku tetap tidak bisa melupakan semua perundungan yang kudapatkan karena Nico!"
Vita menghela nafas dan berkata, "Nia begini, kamu sudah lebih dari empat tahun tidak bertemu dengan Nico. Sekarang kamu juga sudah banyak berubah. Kamu sudah lebih langsing, sudah semakin cantik, sudah tidak memakai kacamata lagi. Belum tentu juga Nico mengenalimu. Aku saja yang sahabat dekatmu terkejut dengan perubahanmu yang cukup drastis."
"Tapi Vita, tekanan di perusahaan ini juga cukup tinggi. Dan belum lagi CEOnya adalah Nico. Kamu tahu sendiri, kan seberapa perfeksionisnya seorang Nico itu? Sekarang aku tahu kenapa perusahaan ini mau menerimaku. Ternyata turn over di perusahaan ini cukup tinggi, sehingga mereka selalu mencari karyawan baru," keluh Ella.
Vita berujar, "Nia, tekanan kerja dan turn over tinggi, seharusnya kamu lihat sebagai kesempatan dalam bekerja. Apabila semakin banyak yang tidak sanggup, maka peluangmu untuk naik tingkat malah lebih terbuka apabila kamu bisa bertahan. Kamu harus yakin dengan dirimu."
Ella tersenyum mendengar motivasi dari Vita. Sahabatnya itu memang selalu bisa memberinya semangat. Lalu ia teringat tentang dokter muda yang Vita pernah ceritakan.
"Kamu sendiri bagaimana kabarnya? Apakah kamu sudah mendapatkan info tentang dokter muda itu?"
"Ah iya, tentang dokter muda itu!" Vita tampak bersemangat saat Ella membahasnya.
Kemudian ia melanjutkan, "Aku sudah mencari info tentang dokter muda itu. Namanya adalah dokter Bima. Dia sudah dua tahun lulus menjadi seorang dokter, dan sekarang menjadi dokter jaga di RS tempatku bekerja. Dan informasi yang paling penting adalah, dia ternyata masih single, belum memiliki pacar. Hehehe."
Ellapun ikut tertawa mendengar tawa dari Vita. "Lalu apakah kamu sudah berkenalan dengannya?" tanyanya.
"Oh tentu saja sudah. Vita gitu. Hahaha. Aku bahkan mencoba untuk bisa semakin dekat dengannya. Aku sering bertanya-tanya tentang materi koasku kepadanya."
"Wah, kamu memang luar biasa Vita," puji Ella.
Mereka berduapun tertawa terbahak-bahak. Kemudian kedua sahabat itu melanjutkan mengobrol tentang banyak hal, sampai larut malam.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 58 Episodes
Comments