Bab 3. CEO Baru

Ella sudah bekerja selama dua hari di Good Luck Food, sebuah perusahaan penyedap makanan seperti saos, kecap, dan sambal. Produk dari perusahaan ini biasanya didistribusikan ke restoran-restoran atau hotel-hotel berbintang di Surabaya. Pabrik tempat produksi berada di dalam sebuah kompleks sentra industri di Surabaya. Namun kantor divisi lainnya, termasuk divisi HRD berada di dalam salah satu gedung perkantoran.

Ella memang baru sebentar bekerja. Namun ia dapat melihat, bahwa tekanan pekerjaan di perusahaan ini begitu tinggi. Karyawan yang ada, dituntut untuk bekerja dengan cepat dan tepat. Namun Ella tidak ingin menyerah. Ini adalah satu-satunya perusahaan yang mau menerimanya. Ia harus mampu beradaptasi dengan pekerjaan barunya.

Pagi ini Ella berangkat bekerja seperti sebelumnya. Saat ia berjalan hendak menuju lift, ia melihat pintu lift yang menuju ke lantai atas hampir menutup.

"Tunggu sebentar!" serunya.

Ella langsung berlari ke arah lift sebelum pintu lift itu benar-benar tertutup. Ia tidak ingin menunggu lift berikutnya. Di waktu-waktu mendekati jam masuk kerja seperti sekarang ini, lift pasti sangat sibuk. Sebagai karyawan baru, Ella tidak ingin datang terlambat karena menunggu lift terlalu lama. Kantornya berada di lantai 15, yang merupakan lantai tertinggi di gedung ini. Apabila menggunakan eskalatorpun juga akan memakan waktu yang cukup lama.

Ella beruntung, karena sebelum pintu lift tertutup, ada yang seseorang menekan tombol di lift agar pintu tetap terbuka. Secepat kilat Ella segera masuk ke dalamnya dan tidak lupa ia mengucapkan terima kasih kepada orang yang telah menekan tombol lift itu.

Lift penuh sesak dengan dengan orang-orang yang hendak bekerja. Beberapa waktu kemudian, lift mulai terasa longgar karena sudah banyak orang yang keluar. Dan kini, hanya tersisa dirinya dengan seorang pria saja di dalam lift.

Ella melihat tombol yang ada di dalam lift. Hanya tinggal lantai 15 saja yang akan dituju. Ella lalu menoleh ke arah pria yang ada di belakangnya, dan wajah seseorang yang cukup ia kenal berdiri di hadapannya. Jantung Ella langsung berhenti berdetak ketika melihat wajah pria itu mirip sekali dengan Nico! Ella segera membalik badannya untuk memunggungi pria itu.

Pikiran Ella berkecamuk. Apakah pria itu memang Nico, ataukah orang lain yang sekedar mirip dengannya? Apakah pria itu akan menuju kantornya, atau tempat lain? Ella mengingat-ingat dan sadar, bahwa kantornya adalah satu-satunya perusahaan yang ada di lantai 15.

Di dalam satu lantai gedung perkantoran ini, terkadang berisi sekitar tiga sampai tujuh perusahaan. Tergantung dengan besar kecilnya ruangan yang dipakai. Namun khusus lantai teratas gedung ini, hanya diisi oleh satu perusahaan, yaitu perusahaan Good Luck Food saja.

Begitu mereka telah sampai dan pintu lift terbuka, Ella berjalan dengan cepat agar segera bisa masuk ke kantornya. Ia segera menuju mesin absensi dan meletakkan jarinya disana untuk menunjukkan kehadirannya. Masih tersisa dua menit sebelum pukul 08.00. Ella bersyukur ia tidak terlambat.

Kemudian ia melihat bahwa pria yang mirip Nico itu tidak turut melakukan absensi. Ella merasa lega, ia berpikir pria ini mungkin hanya tamu perusahaan yang kebetulan datang saja. Namun dugaan Ella sepertinya salah. Ketika ia semakin memasuki ruangan, semua karyawan tampak memberi hormat dan menyapa pria itu.

"Selamat pagi, Pak Nico."

DEG! Jantung Ella terasa mau copot. Ternyata pria itu benar Nico, dan sekarang ia berada di tempat yang sama dengannya!

"Ella, beri salam pada Pak Nico," kata seorang wanita berambut pendek sebahu, seraya menarik Ella ke samping agar Nico bisa lewat. Wanita itu bernama Rina, manager HRD Ella.

"Selamat pagi, Pak Nico," kata Rina.

"Se ... selamat pagi, Pak Nico," kata Ella terbata-bata.

Setelah itu Nico berjalan terus ke depan dan masuk ke sebuah ruangan. Setelah memastikan Nico sudah menutup pintu ruangannya, Rina menjelaskan kepada Ella, "Itu adalah pak Nico. Dia adalah anak dari pak Alec, pemilik perusahaan ini."

"APAAA?? Anak dari pemilik perusahaan ini?" batin Ella. "Jadi sekarang ini aku sedang bekerja di perusahaan milik Nico?" Mulut Ella sampai menganga karena terkejut.

Rina segera menepuk bahu Ella. "Ayo segera duduk ke tempatmu. Sudah saatnya untuk bekerja."

Kemudian Ella berjalan menuju ruangan HRD. Sedangkan Rina berjalan menuju ke ruangan Nico. Rina mengetuk pintu ruangan Nico, dan segera masuk ke sana setelah pintu dibukakan.

Ella tidak bisa fokus bekerja. Pikirannya hanya mengarah ke Nico. Jantungnyapun juga terus berdebar kencang. Dan sayup-sayup, ia mendengar pembicaraan dari beberapa karyawan di bagian marketing tentang Nico. Ruangan HRD memang bersebelahan dengan ruangan marketing. Dan meja kerja Ella berada di dekat tembok, sehingga pembicaraan di bagian marketing terkadang bisa ia dengar.

"Kalian tahu, kabarnya pak Nico ini yang akan menggantikan pak Budi sebagai CEO."

"Ah masa iya? Kulihat pak Nico masih sangat muda. Apa ia bisa untuk memimpin karyawan-karyawan di sini yang berusia lebih tua darinya?"

"Ya bisa-bisa sajalah, dia kan anaknya pak Alec."

"Jangan-jangan, dulu pak Budi itu sengaja dikeluarkan agar bisa digantikan oleh pak Nico."

"Kamu jangan bicara sembarangan. Tidak mungkinlah sengaja dikeluarkan. Memang bukti-buktinya banyak kok, kalau pak Budi melakukan korupsi. Lihat saja, arloji mewahnya, mobil mewahnya, rumah mewahnya. Masa dengan gajinya itu, dia bisa membeli semuanya dalam waktu yang relatif singkat?"

"Benar juga ya. Tapi perusahaan cukup baik juga, karena hanya mengeluarkan pak Budi bulan lalu. Tidak sampai membawa beliau ke ranah pidana."

"Soalnya pak Budi dimiskinkan oleh perusahaan. Rumah, mobil dan barang-barang mewahnya diambil untuk mengganti kerugian."

"Eh, menurut info yang pernah kudengar, pak Nico ini hebat dan cerdas. Dia dulu berkuliah di Australia hanya dalam jangka waktu tiga tahun. Sudah begitu, ia juga mengambil double degree dan lulus dengan predikat summa cumlaude."

"Oh ya? Wah luar biasa sekali ya pak Nico ini."

"Pak Nico juga sudah sejak SMA diajak oleh pak Alec untuk membantunya bekerja. Dan dulu saat masih kuliah, setiap libur semester, pak Nico juga selalu membantu ayahnya bekerja. Setahun terakhir ini pak Nico juga sering bolak-balik Semarang-Surabaya untuk membantu mengurus perusahaan. Kurasa keputusan pak Alec itu tidak salah."

Pembicaraan para karyawan itu mendadak terhenti, karena pintu di ruangan Nico terbuka. Rina keluar bersama dengan Nico. Lalu wanita itu mengumumkan ke semua karyawan di sana, kalau per hari ini, Nico yang akan menjadi CEO di perusahaan Good Luck Food Surabaya.

Kemudian semua karyawan bergantian maju untuk bersalaman dengan Nico. Ella masih berdiri mematung, sampai akhinya ia didorong oleh Indah, temannya sesama HRD.

"Ayo Ella, segera maju untuk berjabat tangan dengan pak Nico."

Ella terpaksa maju untuk menyalami Nico. Tangan Ella menjadi dingin sekali karena tegang, dan ditambah suhu AC di ruangan ini memang cukup dingin.

Nico tertegun ketika bersalaman dengan Ella. Tangan gadis itu terasa sedingin es. Kemudian ia memandang Ella yang langsung menundukkan kepalanya.

Melihat hal itu, Rina segera memperkenalkan Ella kepada Nico. "Ini Ella, Pak Nico. Ia karyawan baru di tempat ini. Memang ia baru tiga hari bekerja di sini, tetapi anaknya rajin dan kinerjanya cukup bagus."

Nico menganggukkan kepalanya. Lalu ia bergantian menyalami yang lain. Ella merasa lega karena Nico tampaknya tidak mengenalinya.

---o0o---

Malam harinya ketika Ella sampai di kos, ia menelepon Vita untuk bercerita tentang kejadian hari ini.

"Apakah kamu tahu? Ternyata CEO perusahanku adalah Nico! Oh tidak, baru tiga hari bekerja, aku sudah bertemu lagi dengan Nico!"

Lalu Ella melanjutkan, "Dan kabar buruknya, aku juga tidak punya pilihan untuk pindah dari perusahaan ini. Aku sudah bercerita pada ibuku kalau mendapat pekerjaan di tempat ini, berbohong kalau aku mendapatkan gaji yang tinggi, dan perusahaan ini adalah satu-satunya yang mau menerimaku."

Vita menyuruh Ella untuk bersabar. Lalu katanya, "Memang kenapa kalau CEOnya Nico? Sifat orang kan bisa saja berubah seiring berjalannya waktu. Nico juga pasti sudah bertambah dewasa."

"Tapi aku tetap tidak bisa melupakan semua perundungan yang kudapatkan karena Nico!"

Vita menghela nafas dan berkata, "Nia begini, kamu sudah lebih dari empat tahun tidak bertemu dengan Nico. Sekarang kamu juga sudah banyak berubah. Kamu sudah lebih langsing, sudah semakin cantik, sudah tidak memakai kacamata lagi. Belum tentu juga Nico mengenalimu. Aku saja yang sahabat dekatmu terkejut dengan perubahanmu yang cukup drastis."

"Tapi Vita, tekanan di perusahaan ini juga cukup tinggi. Dan belum lagi CEOnya adalah Nico. Kamu tahu sendiri, kan seberapa perfeksionisnya seorang Nico itu? Sekarang aku tahu kenapa perusahaan ini mau menerimaku. Ternyata turn over di perusahaan ini cukup tinggi, sehingga mereka selalu mencari karyawan baru," keluh Ella.

Vita berujar, "Nia, tekanan kerja dan turn over tinggi, seharusnya kamu lihat sebagai kesempatan dalam bekerja. Apabila semakin banyak yang tidak sanggup, maka peluangmu untuk naik tingkat malah lebih terbuka apabila kamu bisa bertahan. Kamu harus yakin dengan dirimu."

Ella tersenyum mendengar motivasi dari Vita. Sahabatnya itu memang selalu bisa memberinya semangat. Lalu ia teringat tentang dokter muda yang Vita pernah ceritakan.

"Kamu sendiri bagaimana kabarnya? Apakah kamu sudah mendapatkan info tentang dokter muda itu?"

"Ah iya, tentang dokter muda itu!" Vita tampak bersemangat saat Ella membahasnya.

Kemudian ia melanjutkan, "Aku sudah mencari info tentang dokter muda itu. Namanya adalah dokter Bima. Dia sudah dua tahun lulus menjadi seorang dokter, dan sekarang menjadi dokter jaga di RS tempatku bekerja. Dan informasi yang paling penting adalah, dia ternyata masih single, belum memiliki pacar. Hehehe."

Ellapun ikut tertawa mendengar tawa dari Vita. "Lalu apakah kamu sudah berkenalan dengannya?" tanyanya.

"Oh tentu saja sudah. Vita gitu. Hahaha. Aku bahkan mencoba untuk bisa semakin dekat dengannya. Aku sering bertanya-tanya tentang materi koasku kepadanya."

"Wah, kamu memang luar biasa Vita," puji Ella.

Mereka berduapun tertawa terbahak-bahak. Kemudian kedua sahabat itu melanjutkan mengobrol tentang banyak hal, sampai larut malam.

Episodes
1 Bab 1. Perundungan Semasa SMA
2 Bab 2. Mencari Pekerjaan
3 Bab 3. CEO Baru
4 Bab 4. Pergantian Identitas
5 Bab 5. Sekertaris CEO
6 Bab 6. Perjalanan ke Semarang
7 Bab 7. Ella VS Kurnia
8 Bab 8. Perjumpaan dengan Vita
9 Bab 9. Nico dan Kurnia
10 Bab 10. Pertemuan dengan Ryan
11 Bab 11. Rencana Makan Malam Romantis
12 Bab 12. Kemarahan Nico
13 Bab 13. Rahasia yang Terbongkar
14 Bab 14. Ella Sakit
15 Bab 15. Kantong Tidur
16 Bab 16. Membalas Nico
17 Bab 17. Gosip di Kantor
18 Bab 18. Pengakuan
19 Bab 19. Cemburu?
20 Bab 20. Musuh dalam Selimut
21 Bab 21. Memilih Foto
22 Bab 22. Bertemu Keluarga Besar Nico
23 Bab 23. Pernikahan Charles
24 Bab 24. Kue Bolu
25 Bab 25. Masalah Baru
26 Bab 26. Persiapan Acara
27 Bab 27. Acara Perkenalan Produk
28 Bab 28. Meminta Putus
29 Bab 29. Perpisahan
30 Bab 30. Penyamaran Nico
31 Bab 31. Lawan Menjadi Kawan
32 Bab 32. Pertemuan Kembali
33 Bab 33. Berbicara dari Hati ke Hati
34 Bab 34. Berbaikan Kembali
35 Bab 35. Orang Tua Ella
36 Bab 36. Curiga
37 Bab 37. Ella Tertuduh
38 Bab 38. Resign
39 Bab 39. Kebenaran Terkuak
40 Bab 40. Kembali Bersama
41 Bab 41. Nostalgia
42 Bab 42. Rekreasi Bersama
43 Bab 43. Menyusup di Secret Recipe
44 Bab 44. Nico Cemburu
45 Bab 45. Nico VS Secret Recipe
46 Bab 46. Antara Ella dan Rere
47 Bab 47. Pelajaran untuk Rio
48 Bab 48. Hubungan Kakak Beradik
49 Bab 49. Balas Dendam Rio
50 Bab 50. Percobaan Pembunuhan
51 Bab 51. Kebenaran Baru
52 Bab 52. Untuk Selamanya
53 Penutup
54 Extra Chapter: Harapan yang Masih Ada
55 Extra Chapter: Sekretaris Good Luck Food
56 Pengumuman
57 Extra Chapter: Foto dari Masa Lalu
58 Extra Chapter: Mengidam Durian
Episodes

Updated 58 Episodes

1
Bab 1. Perundungan Semasa SMA
2
Bab 2. Mencari Pekerjaan
3
Bab 3. CEO Baru
4
Bab 4. Pergantian Identitas
5
Bab 5. Sekertaris CEO
6
Bab 6. Perjalanan ke Semarang
7
Bab 7. Ella VS Kurnia
8
Bab 8. Perjumpaan dengan Vita
9
Bab 9. Nico dan Kurnia
10
Bab 10. Pertemuan dengan Ryan
11
Bab 11. Rencana Makan Malam Romantis
12
Bab 12. Kemarahan Nico
13
Bab 13. Rahasia yang Terbongkar
14
Bab 14. Ella Sakit
15
Bab 15. Kantong Tidur
16
Bab 16. Membalas Nico
17
Bab 17. Gosip di Kantor
18
Bab 18. Pengakuan
19
Bab 19. Cemburu?
20
Bab 20. Musuh dalam Selimut
21
Bab 21. Memilih Foto
22
Bab 22. Bertemu Keluarga Besar Nico
23
Bab 23. Pernikahan Charles
24
Bab 24. Kue Bolu
25
Bab 25. Masalah Baru
26
Bab 26. Persiapan Acara
27
Bab 27. Acara Perkenalan Produk
28
Bab 28. Meminta Putus
29
Bab 29. Perpisahan
30
Bab 30. Penyamaran Nico
31
Bab 31. Lawan Menjadi Kawan
32
Bab 32. Pertemuan Kembali
33
Bab 33. Berbicara dari Hati ke Hati
34
Bab 34. Berbaikan Kembali
35
Bab 35. Orang Tua Ella
36
Bab 36. Curiga
37
Bab 37. Ella Tertuduh
38
Bab 38. Resign
39
Bab 39. Kebenaran Terkuak
40
Bab 40. Kembali Bersama
41
Bab 41. Nostalgia
42
Bab 42. Rekreasi Bersama
43
Bab 43. Menyusup di Secret Recipe
44
Bab 44. Nico Cemburu
45
Bab 45. Nico VS Secret Recipe
46
Bab 46. Antara Ella dan Rere
47
Bab 47. Pelajaran untuk Rio
48
Bab 48. Hubungan Kakak Beradik
49
Bab 49. Balas Dendam Rio
50
Bab 50. Percobaan Pembunuhan
51
Bab 51. Kebenaran Baru
52
Bab 52. Untuk Selamanya
53
Penutup
54
Extra Chapter: Harapan yang Masih Ada
55
Extra Chapter: Sekretaris Good Luck Food
56
Pengumuman
57
Extra Chapter: Foto dari Masa Lalu
58
Extra Chapter: Mengidam Durian

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!