Bab 5 Digantikan calon mempelai

Alexa memperhatikan layar ponselnya, berharap Sean bisa lebih marah dan segera mengambil keputusannya. "Maafkan aku Sean, aku tidak bermaksud membuatmu sakit. Tapi aku juga tidak ingin membuatmu kecewa, jika aku tidak melakukan ini, pria itu akan menyebarkan video itu pada keluargamu, aku akan lebih tidak ada harganya di mata mereka.

Marco menatap wajah Lexa yang muram. "Aneh, baru senyum-senyum sendiri. Sekarang sedih, emang sifat wanita itu aneh, bisa berubah kapanpun dan di manapun, mau aku bilang gak waras tapi gak terima."

Bug!

Sebuah pukulan di punggung Marco. Sekali Marco tidak merasa kesakitan, Lexa menambahkan pukulan bertubi-tubi. Lexa ingin tertawa mendengar ucapan pria itu. Tapi ia tidak bisa, jika tidak membalas perbuatan jahilnya. "Aku sedang tidak bercanda! Aku sedang sedih, bisa tidak kamu lebih respect. Memangnya siapa sih kamu? Tiba-tiba saja hadir dalam kehidupanku? Teman bukan, pacar bukan, tetangga bukan."

"Aku pergi nih?" Tanya Marco, menurunkan dua sudut bibirnya.

Tink Tink!

Lexa tidak menggubris Marco, ia lebih mementingkan pesan masuk ke ponsel pribadinya. Kedua mata Lexa membulat lebar, ketika melihat layar ponsel, baru ia membaca sesuatu, seketika ia menatap layar, wajahnya terlihat berbeda.

'Wanita berhati iblis! Tidak mempunyai hati dan Perasaan! Mulai sekarang, kita tidak memiliki hubungan apapun lagi! Selamat tinggal Alexa!' tulisan itu sangat menyakiti hati Lexa. Sampai wanita itu berlinang air mata.

Tidak lama kemudian, Sean mengirim pesan kembali dengan semua huruf ditulis dengan kapital, menunjukkan emosinya. 'Aku sudah membatalkan semuanya, gedung, catering, mua,dll, ingat! Kita sudah tidak memiliki hubungan apa-apa lagi!'

Marco yang berlagak tidak paham, menarik ponselnya dan membaca pesannya. "Dasar, kenapa kamu harus kirimkan foto itu? Ya pantas saja dia marah, siapa yang salah juga, malah kamu yang nangis. Wanita emang gak jelas!"

"Bisa diam gak sih? Telingaku panas tahu tidak? Harusnya yang cerewet itu wanita! Bukan pria!" celetuk Lexa.

"Udah malam, aku antar pulang!" Ajak Marco, tidak perlu menunggu jawaban Lexa, ia seret saja lengannya dan mengajaknya masuk mobil.

****

Seperti biasanya pagi itu Lexa datang ke restoran, ia kerja shift pagi. Pada awalnya ia sudah membersihkan semua tempat dan peralatan, lalu bersiap menjadi pramusaji di tempat kerjanya.

Seperti tiap harinya, restoran ramai pengunjung, dua pekerja absen sakit, jadi pekerjaannya harus bisa cepat, untuk melayani pelanggan yang sudah berteriak minta pesannya segera di hidangkan.

Kedua bola mata Lexa berbinar melihat sahabatnya datang mengunjungi restoran dimana ia kerja. "Dania? Apa kabar? Beberapa hari ini kamu kemana, tidak ada chat sama sekali ke ponselku?" tanya Lexa. Ingin mencium pipi kanan dan kiri Dania, namun berbeda dari biasanya. Ia menghindar. Lexa hanya berpikir jika tubuhnya sedikit berkeringat saja.

Alexa melihat kanan kiri, tidak ia jumpai sahabatnya itu bersama seseorang. "Kamu ke sini sama siapa?"

Lexa menunggu ia berbicara. Dan tak lama kemudian ia menjawabnya. "Aku kesini sama Sean, dia pergi ke toilet," jawabnya dengan wajah tidak ramah.

Lexa terkejut, bagaimana ia bisa datang kesini bersama Sean? 'Sean? bagaimana mungkin Dania dengannya? Ah tidak, mereka kesini mungkin hanya sebatas teman yang sekedar makan saja, aku tidak boleh berpikir jauh. Dania adalah sahabat baikku. Jadi tidak mungkin,-" pikirnya, menepis pikiran buruk, belum sempat ia bergelut dalam batinnya, Sean datang menghampiri Dania. Dan memberi ciuman pipi kanan dan kiri pada Dania, di depan mata Lexa.

Darah Lexa seakan mendidih, melihat semua yang baru ia lihat. Ia berdiri saja terpaku, diam tanpa dapat menggerakkan mulut dan kakinya.

"Maaf Alexa, aku akan gantikan calon mempelai wanitanya. Karena dia sudah mengundurkan diri, karena aku adalah teman yang baik, aku mau gantikan posisimu. Sebentar lagi aku akan menjadi Nyonya Sean Pamungkas," ucap Dania dengan ringan, dengan menggertakkan gigi-giginya.

Tenggorokan Alexa sakit, hampir ia tidak bisa menelan saliva-nya sendri. Melihat pemandangan yang mungkin jika ia tidak kuat, ia bisa pingsan di tempat.

"Sayang, kita duduk disini, dan segeralah pesan makanan pada pelayan itu!" suruhnya dengan menunjuk Lexa berdiri.

Setelah ke duanya duduk, Lexa datang membawa buku menu, dan bill order. "Silahkan Tuan dan Nyonya mau pesan makanan dan minuman apa?" tanya Lexa dengan lemah.

Sesekali ia melihat ke Dania. ' Bagaimana mungkin Dania bisa melakukan semua ini padaku? Dia sahabat baikku, tega sekali Dania.'

Mencoba tetap menjadi wanita kuat, meski sebenarnya kali ini ia ingin menjerit sekerasnya dan menumpahkan air mata.

Lexa pergi setelah mencatat pesanan Sean dan Dania. Dan beberapa menit kemudian ia kembali lagi dengan nampan bundar bersisi pesanan mereka.

Sesekali Dania sengaja membahas soal pernikahan mereka saat tahu Lexa berjalan mendekatinya.

"Baju pengantin yang kita lihat tadi sangat pas di tubuhku, Sayang. Kamu memang pandai memilih. Aku terlihat sangat cantik. Semua persiapan sudah di rencanakan dengan matang. Aku tidak sabar menunggu hari H-nya " ucap Dania, sedikit melirik reaksi Lexa yang sibuk meletakkan pesanan di atas meja.

Dania bersorak dalam hati, karena misi perebutan Sean berhasil. Pria itu sudah ada dalam genggamannya. 'Haha, rasakan saj kau Alexa!'

"Silahkan Tuan dan Nyonya, jika ada pesanan lain beri tahu kami!" ucap Lexa, dia menundukkan kepala dengan wajah sedih, Sean memperhatikan semua itu. Namun ia tidak perduli, rasa sakit yang ia berikan sangat besar melukai hatinya.

Tidak lama kemudian, saat Lexa mengantar pesanan ke pelanggan lainnya.

"Woy kamu sini!" teriak seorang wanita, Lexa menoleh ternyata Dania. Ia buru-buru menghampirinya.

Dengan menunduk kepala, ia berusaha tidak gugup, dan mau menerima resiko pekerjaan yang ia kerjakan jika ada komplain. "Maaf, mau tambah pesanan?" tanya Lexa, dengan memberi senyuman meski sebenarnya hatinya berat. Pembeli adalah raja, jadi dia harus semaksimal mungkin mengutamakan kepentingan rajanya.

Wajahnya terlihat tidak ramah. "Kamu tahu, kesalahan apa yang kau lakukan?" Lexa menggelengkan kepala.

Wanita itu menunjuk makanannya, dan mengangkat sehelai rambut di dalam makanan tersebut. "Lihat ini! Ada rambut di makanan saya! Saya bisa tuntut restoran ini karena kesalahan atas pekerja seperti Anda!"

Semua pengunjung memperhatikan Lexa, karena suara Dania hampir menggelegar di seluruh ruangan restoran lantai dua.

Wajah Lexa pucat, Bahkan tubuhnya bergetar. "Maafkan saya Nyonya, saya akan mengganti makanan tersebut."

Pyar!

Setelah membanting piringnya, ia berdiri. "Tidak perlu! Aku sudah tidak ada selera lagi makan di sini! Makanan tersaji tidak higienis! Ayo pergi, Sayang!"

Sebelum pergi, manager Lexa berjalan mendekati mereka. Dari wajahnya, pria tua itu berusaha agar mereka tetap di sana.

"Maafkanlah kesalahan karyawan kami, Tuan dan Nyonya, saya akan mengganti makanan Anda, mohon tunggu, dan beri kami waktu kembali."

Terpopuler

Comments

Iin Suci Romita

Iin Suci Romita

Hmm .. kasihan sekali wanita itu .. jadi batal nikah gara2 sahabat nya

2023-03-12

1

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!