Alexa hanya bisa menangis dan menjerit saja di kamar hotel itu, tidak tahu lagi apa yang harus ia lakukan. Sungguh masa depannya kali ini tidak ada artinya lagi.
Dalam pikirannya apa yang harus ia katakan pada Sean, atas apa yang terjadi pada dirinya sekarang. Jika ia berkata jujur, Apakah ia akan percaya. Tapi tentunya dia sudah tidak akan mau menampung wanita kotor sepertinya. Apalagi melanjutkan pernikahan yang hanya menghitung hari saja.
Tubuh Alexa lemas, seakan tidak ada gairah hidup, dia tidak mampu menggerakkan tubuhnya seperti tadi, pria itu tidak mengasihi nya. Berapa kali pun ia meminta untuk melepaskan ikatan itu, tetap saja dia diam dan enggan bertindak.
Suaranya sudah serak, kerongkongannya terasa kering. Pria biadab itu tidak memberinya minum apalagi makan. Sungguh ia sekarang berada di dalam perangkap buaya.
Air mata yang bergulir, membasahi bola mata dan pipi dari tadi kini sudah mulai mengering sendiri, tanpa ia menyeka ataupun membersihkannya.
Alexa memperhatikan pria yang duduk santai bersandar di kursi putar miliknya, dengan menyulutkan batang rokok dan membuat asap penuh di seluruh sisi ruang kamar. Malah Ia membuat permainannya sendiri dengan benda berasap itu.
Sorot matanya melihat ke arah Alexa yang terbaring lemas di atas ranjang. "Kenapa kamu lihat aku seperti itu?" tanya dia, berapa kali ia mendengarkan suara perut Alexa berbunyi kesekian kali.
Meski dia kejam, tapi merasa kasihan juga melihatnya. Bagaimana melakukannya dari tragadi malam sampai hari ini bagai budak jelata. Tanpa bicara ia berdiri dan keluar dari kamar itu, berapa menit kemudian dia kembali lagi dengan sebuah kantong plastik hitam. Mengeluarkan isinya yang ternyata beberapa bungkus roti, diletakkan di atas ranjang. Pria tersebut membantu membuka dan mengambilnya satu lembar, ia suapi Alexa.
"Makan! Buka mulutmu! Jangan buat aku mengurungkan niat baikku!" Titah nya dengan menyadarkan satu keping roti ke mulut Alexa.
Alexa bingung dan ragu, tapi ia masih memperdulikan dirinya. Daripada menahan lapar. Dengan terpaksa dan masih terdengar isaknya, Ia membuka mulut dan menerima suapan roti dari tangannya.
Terlihat pria itu melebarkan sudut bibirnya, ia tertawa melihat Alexa. "Meski dalam tangis pun, kamu masih ingat makan. Hahah!"
Alexa tidak bersuara, ia hanya bisa mengunyah dan makan dalam posisi tidur miring. Biar saja, asal perutnya terisi.
Meski batinnya menjerit, bagaimana ia bisa melanjutkan sisa hidupnya dalam keadaan ini. Lagi, pria itu menyuapinya hingga beberapa lembar roti sudah di telan Alexa. Dan wanita itu sudah menggeleng. 'Ia melakukan perbuatan bejadnya padaku, kalau untuk apa dia mengasihani aku seperti ini?'
"Sebenarnya aku tidak pernah melakukan perbuatan ini, tapi aku butuh uang untuk bertahan, dan ada beberapa masalah yang harus ku hadapi dengan mengorbankan kan dirinya. Jadi aku terpaksa melakukannya, maaf ya!" tegasnya ringan, entah ucapan itu sangat di benci Alexa.
Kembali setelah perutnya terisi, ia bisa bergerak luwes kesana kemari, "Dasar breng_sek! Apa kau tidak berpikir, akan masa depanku kelak? Siapa yang akan mau menikahi wanita kotor seperti ku ini, mudah sekali kau mengucapakan kata itu? Hiks hiks hiks," ucap Alexa dengan menangis kembali.
"Haha, sudahlah. Kamu tidak perlu sedih-sedih. Semua kan sudah terjadi. Toh tidak akan bisa terulang, kan?" Dengan menaikkan kedua kakinya, bersila di atas ranjang Alexa.
Alexa lagi, memberontak. "Dasar pria gila! Gak punya otak!"
Suaranya makin histeris, dan volume tangisannya pun makin dikuatkan. Membuat laki-laki itu menurunkan kedua kakinya dan berdiri. "Tahu gini aku tidak kasih kamu makan! Abis makan malah suaranya makin menggelegar!"
Lexa sebenarnya ketar ketir, ia pikir laki-laki itu akan menamparnya karena banyak bicara. Ternyata dugaannya salah, ia hanya berdiri dan segera meninggalkannya sendiri.
"Woy pria aneh! Lepaskan aku! Aku ingin pulang!" Teriaknya, hanya ia sendiri yang mendengar, sudah tidak terlihat lagi pria dengan penutup kepala itu.
Diluar hotel ternyata ia menerima panggilan dari wanita yang menyuruhnya. ["Halo, apa kerja kamu telah sukses?"] tanya wanita yang menjadi sahabat Lexa itu.
["Halo, aku sudah kerjakan! Mana bayaranku! Kau belum juga mentransfer nya,"] pertanyaan itu membuat Dania ingin menunjukkan emosinya.
["Uang uang dan uang terus yang kau tanyakan! Padahal kerjaan kamu pun belum beres semua!" ] Bentaknya.
["Setidaknya kau memberikan DP untuk hasil awalnya, aku sudah menodainya, dan saat ini ia masih menangis darah di atas ranjang!"] ungkap pria bertopeng dengan nama panggilan Aston itu.
["Tidak! Aku akan memberikan seluruh bayaranmu jika semua pekerjaan yang aku perintahkan kau kerjakan semua tanpa minus!"] Ancamnya.
["Baiklah, setelah ini Lexa akan aku lepas. Dan dia akan bicara pada Sean untuk mengakhiri hubungannya dengan pria itu dan membatalkan rencana pernikahan mereka. "] Jawabnya dengan santai.
["Oke! Aku akan tunggu informasi selanjutnya darimu!"] Dania menutup panggilannya dengan cepat.
Sementara Aston dengan tipekal pria yang cuek, menarik penutup kepalanya lalu membuangnya ke ranjang lain, di kamar hotel yang tidak jauh dari kamar dimana Lexa disekap.
Ia membuang pakaiannya dan menggantikan baju yang baru di ambilnya dari lemari pakaian. "Maafkan aku ya Alexa, ini hanya soal waktu saja, jika saatnya tiba aku akan menceritakan semuanya padamu. Aku harus jadi orang lain demi menutupi identitasku!"
Seorang pria dengan setelan jas kekinian ala-ala new anak muda jaman now, berwarna cream, dengan aksesoris seperti kacamata, sepatu, dan jam tangan serasi warna.
Berjalan seperti pada fashion show di koridor hotel, saat ia keluar, banyak pendatang yang akan menginap di hotel itu melihatnya dengan seksama, tak jarang hampir banyak yang tidak berkedip melihat pria itu melintasi mereka.
Membawa kunci mobil dan ia putar-putar di jari telunjuknya. Siulan sampai terdengar di telinganya. "Dasar tua-tua keladi!" Oloknya ketika melihat yang bersiul hanya kaum emak.
Sementara Alexa, ia berjuang keras agar tali itu bisa lepas dari ikatan tangan dan kakinya. Sampai akhirnya, terlepas juga ikatan yang melingkar di kedua tangannya. "Akhirnya, aku bisa melepaskan tali ini, aku harus segera membuka ikatan kakiku, sebelum pria tadi datang."
Alexa berhasil melepaskan ikatan keduanya. "Yes, berhasil!" Ungkapnya dengan gembira.
Ia buru-buru turun dari ranjang dan berjalan keluar dari kamar hotel, ia berusaha berlari sekuat tenaga meninggalkan hotel ini.
Saat ini ia tidak mempercayai siapapun di sana, karena ia masih takut pria bertopeng tadi mengikutinya. Meskipun ia sedikit merasa jika lelaki tersebut baik.
Brug!
Saat ia berlari, tak sengaja menabrakkan tubuhnya pada seorang pria tampan yang mengenakan setelan jas berwarna cream. Ia ingin menghindar namun pria itu menarik lengannya.
"Lepaskan, aku harus pergi!" ucapnya, berusaha lepas dari tarikan pria itu.
Lexa tidak berani memandangnya, ia hanya takut semua pria yang ia temui adalah pria tadi. Yang menyekapnya.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 31 Episodes
Comments
Iin Suci Romita
Kasian Alexa ... cepat lari .sebelum pria itu kembali da menemukan nya
2023-03-12
1