Cinta dan Luka
Saat Alexa tersadar, dia melihat sekeliling ruangan. Merasa sedikit bingung di manakah dia berada saat ini, melihat kedua tangan dan kakinya terikat kuat di atas ranjang empuk dengan sprei berwarna putih, dengan langit atap berwarna gold, di ruangan itu dia terlihat sendiri, sepertinya berada pada sebuah hotel.
Mencoba mengingat kembali akan terakhir dia berada. Dalam ingatan Alexa, terakhir kali dia menghadiri pesta ulang tahun Dania Wirasti, teman kampusnya dulu yang mengadakan perayaan pesta ulang tahun yang ke 23 tahun.
Setelah seorang pelayan memberikan minuman untuk Alexa, saat itu juga dia merasa pusing dan sudah tidak sadar kembali. Dan tahu-tahu sekarang dia sudah berada di kamar hotel.
Alexa mengerjapkan netranya berulang kali, kali ini dia memang tidak bermimpi. Sebenarnya siapa yang melakukan semua ini padanya.
Alexa berusaha kuat meronta dan ingin melepaskan ikatan pada pergelangan kedua tangan dan kakinya. Namun ikatan itu sangat kuat. Dan percuma saja tidak ada hasilnya.
"Apa saat ini aku sedang diculik? Apa motif mereka menculik aku? apa mereka ingin meminta uang tebusan? ah dasar bodoh! buat apa aku di culik dan di ikat di ranjang seperti ini? astaga, apa mereka telah merenggut mahkotaku?" mulut Alexa berbicara kesana kemari tanpa ada jawaban yang jelas.
Merasa sakit diarea sensitifnya, Alexa merintih, semakin ia sering menggerakkan kakinya, maka area itu semakin terasa sakit luar biasa.
Bola mata mengedar ke seluruh sudut ruang, dan menelisik ke kain sprei berwarna putih, mata Alexa terbelalak, karena ada bercak darah disana.
Tidak akan mungkin jika itu bekas warna merah dari sesuatu yang tumpah disana, dia yakin itu bercak darah yang mengering.
Pikirannya sudah mulai penuh, dengan berbagai pertanyaan yang mencuat satu persatu. Berjejer dan butuh jawaban.
Ia mulai mencoba mengingat apa saja yang terjadi tadi malam. Tapi sayangnya, tidak satupun ingatan itu muncul dalam pikiran.
Tidak lama kemudian, bola mata Alexa penuh dengan air mata. Yang ujung-ujungnya bergulir juga lewat pelipis.
Isakan yang ia tahan terdengar juga meski lirih, tak mungkin ia tidak menangis jika masalah besar yang menimpanya itu, ia bisa diam seperti tidak terjadi apapun.
Ini adalah perihal tentang masa depan seorang wanita, tentang kehormatan yang tiba-tiba terenggut begitu saja, oleh pria yang tidak ia ketahui siapa?
Bagaimana ia menjaga kesucian itu, dan kini, sudah tiada harapan lagi untuk ia melanjutkan hidupnya, bagaimana bisa ini semua terjadi tanpa sepengetahuannya?
Ia memutar tubuhnya kesana kemari, tidak ada hasil untuk ia melepaskan diri dari ikatan ini. “Siapapun tolong aku! Lepas! Lepas!"
Alexa lelah harus menggerakkan tubuhnya dengan kuat, tidak ada juga yang mendengarkan teriakannya. Akhirnya ia harus bisa bersabar menunggu siapapun yang nantinya datang ke kamar hotel itu.
Berjam-jam ia menunggu, perutnya sudah mulai bersuara, melihat jam dinding dengan jarum jam menunjukan pukul 10. 00 pagi. “Aku sangat lapar!"
Karena terlalu lama ia menunggu hingga tak sadar kedua bola matanya kembali ia terkantuk.
Syurrr!!
Guyuran air dari sebuah gelas membasahi wajah Alexa, hingga wanita itu gelagapan, tanpa sadar beberapa mililiter air masuk ke rongga hidung dan mulutnya. Ia tersedak, dan merasakan sakit Karena air menyumbat lubang hidungnya, sampai ia kesusahan bernafas.
Kedua mata yang basah oleh air tidak dapat ia sekanya, Karena tangan masih terhalang ikatan tali. Hanya mampu mengerjap untuk menyeka air , mem-perminim air yang menghalangi pengelihatannya.
Wanita itu ingin melihat dengan jelas, siapa yang berbuat semua ini padanya. Alexa melihat sosok pria berdiri di samping ranjang. Dengan postur tubuh tinggi, memakai penutup kepala.
Pyar!
Suara gelas yang ia banting, dan pecah begitu saja kelantai, setelah air itu mengguyur wajahnya. ”Siapa kamu?" Alexa gemetaran mendengar pecahan gelas yang terdengar menggema di seluruh ruangan.
Pria itu tidak bersuara, hanya terlihat dua bola mata tajam yang menatapnya lekat. Alexa yakin tatapan itu, adalah arti dari sebuah kebencian. Tanpa mulutnya bersuara.
"Lepaskan aku! Apa yang sudah kau perbuat padaku! Apa salahku padamu sampai kau tega berbuat seperti ini padaku! Katakan!" tanya Alexa dengan berteriak, hanya mulutnya saja yang bisa mewakilkan perasaannya.
Plak!
Tidak mulutnya yang menjawab, namun sebuah tamparan keras melesat ke pipinya, hingga ia melemparkan muka kesamping saking kerasnya.
Seperti menyeringai dia berkata dengan menunjuk. "Kau! Adalah wanita munafik! Tidak pantas bahagia! Apa lagi hidup!"
Pria bertutup topeng hitam itu bicara dengan menggertakkan gigi-giginya, Alexa tidak gentar, ia bisa mengoloknya selagi ia bisa bersuara keras.
"Pria breng_sek! Tidak punya rasa kasihan sedikit pun! Apa yang kau maksud jika aku tidak pantas bahagia? Memang siapa kamu? Siapa yang menyuruhmu berbuat ini padaku?"
"Ah!"
Lelaki bertopeng menjambak rambut Alexa hingga ia tidak mampu mengeluarkan suara, menahan sakit.
Wajahnya mengarah mendekati wajah Alexa yang menegang. "Kamu gak pantas bicara keras padaku! Apalagi membentak! Kau akan menyesal jika mengetahui siapa aku sebenarnya!"
"Lepas! Lepas! Lepaskan aku! Kumohon!" Alexa meronta-ronta dan berteriak agar bisa lepas dari ikatan yang menyakitkan tangan dan kakinya itu.
Lagi pria itu tidak bersuara. "Apa salahku, jawablah, kenapa kau tega berbuat ini padaku, bahkan kau telah merenggut mahkotaku disaat aku akan melangsungkan pernikahan. Sungguh kau pria yang kejam! Hiks hiks hiks."
Alexa tidak mampu bersuara lagi, ia seperti pria bisu yang tidak mau menunjukkan jawaban atas perlakuan ini terhadapnya.
Ia melepaskan jambakan rambutnya, dan mendaratkan pantatnya di kursi yang tersedia di samping ranjang Alexa. "Kau adalah wanita perebut kekasih orang, kau perebut kebahagiaan orang!"
"Ku mohon, aku tidak mengerti apa maksudmu, kebahagiaan siapa yang kau maksud!" tanya dia dengan terisak-isak.
Pria bertubuh tinggi itu berdiri, dan mulai berbicara lagi. "Aku ingin kau gagalkan rencana pernikahanmu dengan Sean!" ucapnya tiba-tiba.
Seketika pikiran Alexa berputar, akan rencana pernikahannya dengan Sean, apakah ada hubungan pria itu dengan ini?
Ia menunjukan video samar-samar, Lexa menyorot melihat wajah wanita itu adalah dirinya bersama pria yang sama tidak mengenakan pakaian dengan penutup kepala serta wajahnya. Kelakuan bej_ad yang di lakukan semalam, dengan ganasnya ia perlakukan Alexa bak binatang, selagi ia tak sadarkan diri .
Dengan tubuh polos tanpa kain yang menghalangi. Benar-benar pria itu telah merenggut kesuciannya yang ia jaga untuk Sean.
"Breng_sek! Kamu pria breng_sek!" umpatnya sambil meremas sprei dengan kuat.
"Haha, kamu mau batalkan sekarang, atau aku yang batalkan? Pilihan ada di tanganmu!" Ia tersenyum menyeringai. Tanpa melepas topengnya.
"Bedebah! Aku akan laporkan kau ke kantor polisi! Dengan tuduhan penculikan, penganiyaan dan pelecehan! Kamu akan di hukum dengan pasal berlapis!" Ucapnya dengan emosi.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 31 Episodes
Comments
Sahroni roni Roni
hlo
2023-03-26
1
Kaisar Naga
kayak judul lagu aja, judulnya
2023-03-13
1
Iin Suci Romita
opening yg kereennn....
2023-03-12
1