Catya, gadis cantik manis dan imut berusia dua puluh tahun itu tengah menghadapi masa-masa sulit dalam hidupnya, sejak kecil ia memang tak merasakan nikmat dan hangatnya sebuah keluarga...
Bahkan, saat dirinya di usir dari keluarga Kusuma, hatinya sudah hancur tak bersisa... Kini Catya sungguh tak punya tempat untuk pulang...
"Hiks... hu hu hu Hiks" Tangisan itulah yang terdengar jelas di tengah keheningan.
Catya menangis sejadi-jadinya, amarahnya meledak-ledak. Ia sungguh ada dalam fase kritis antara mengakhiri hidup dan balas dendam pada keluarga yang telah mencampakkannya terutama Kaisar, meski gara-gara operasi itu Kaisar kehilangan ingatannya, tapi Catya tak terima jika Kaisar melupakan semua janji manisnya juga sumpah yang telah mereka ikat bersama.
"Aaaaaaaagghhhh! Kenapa tuhan selalu tak adil kepadaku!" Teriak Catya mulai berdiri lalu melangkah lebar, entah kemana kaki mungil itu akan membawanya.
Malam makin larut, bahkan Catya tak tahu pukul berapa saat itu... Catya hanya terus saja berjalan tanpa arah dan tujuan...
Catya berjalan longai bergontai seakan tak bertenaga, ia terlihat menyusuri gelapnya malam sendirian...
Namun... tiba tiba beberapa pemuda yang telah mabuk parah pun mulai menghampiri Catya "Hai nona... Mari kita bersenang-senang" pinta para pemuda itu menggoda Catya dengan melecehkannya.
"..." Catya tak berkomentar...
Catya yang saat itu di penuhi amarah tampak tak takut, apa lagi gentar... Meski yang ia hadapi saat ini adalah para pemuda brandal.
Beberapa pria iseng itu bahkan mencoba menahan pergerakan Catya dan tampak ingin memakan harus itu. Tapi Catya merespon para laki-laki hidung belang itu dengan sebuah tendangan brutal.
BUAK! Hanya dengan satu kali tendang Catya bisa membuat pria itu terkapar.
"Wanita kurang ajar!" amuk salah satu dari ke empat pria hidung belang.
Catya yang marah pada dirinya sendiri itu pun lekas melampiaskan kekesalan dan amarah nya kepada seluruh pria mabuk tersebut.
Hingga malam itu pun, sebuah pertikaian pun terjadi Buak! Dak! Duess! Tinjuan, tendangan dan pukulan dari Catya berhasil melumpuhkan ke empat pria hidung belang itu. Setelah pria hidung belang itu terkapar tak berdaya dan babak belur, Catya pun menghampiri mereka lalu meminta maaf pada mereka berlima...
"Maaf, karna kalian datang di waktu yang tak tepat... kalian boleh menikmati pukulan gratis dariku secara cuma-cuma. Selamat bermimpi indah" bisik Catya, Catya pun melanjutkan langkahnya yang entah di mana akan menepi...
Lama melangkah, akhirnya Catya pun terhenti di sebuah club malam yang tampak mencurigakan.
Club malam tersebut terlihat di kerumuni pria-pria aneh berjas hitam dengan earphone di kuping mereka. Catya curiga bahwa mereka adalah gangster. Hingga Catya pun mulai mendekati kerumunan itu dan masuk begitu saja ke dalam pintu yang telah di jaga ketat oleh para pria berjas hitam tersebut.
"Berhenti, nona anda mau ke mana?" Tanya salah satu dari ke ena pria berjas hitam.
Catya menoleh ke arah para pria berjas hitam itu seraya berkata b"Saya hanya mau minum di dalam" Balas Catya mencari tahu ada apa di dalam sana.
"Club ini telah di sewa penuh oleh bos saya. Jadi silahkan cari Club lain..." Pinta salah satu penjaga yang bergerombol itu. Catya malah makin curiga, pikirannya tertuju ke sebuah pembunuhan tertutup...
"Ada apa di dalam sana, kenapa saya tak boleh masuk. Apakah kalian sedang merilis vidio asusila ya?" Tanya Catya tak sopan.
Nampaknya Catya telah menyinggung beberapa pria berjas hitam itu. Bahkan beberapa pria itu tampak hendak memukul Catya kasar.
"Tahan... jangan emosi, nona ini hanyalah seorang wanita, silahkan nona pergi dari sini, atau anda akan terlibat masalah besar" Ucap salah satu pria berjas hitam bernama Tio. Nampaknya pria muda ini sangat Du segani oleh para pria berjas hitam lainnya.
Catya makin curiga. "Oh. Rupanya perkiraanku benar. Bahwa di dalam sana ada sebuah pembunuhan ya?" Tanya Catya makin menyulut emosi.
"Nona mohon pergi sekarang!" Bentak ketua dari gerombolan berjas hitam itu.
"Tapi aku tetap akan masuk!" Catya keras kepala. Catya mulai menendang burung-burung emas milik para pria itu. Duak! Duak! Beberapa pria itu segera memegangi bagian vital mereka dan mulai berguling-guling di aspal tampak sangat menderita.
"A-anda tak boleh masuk" Gagap salah satu dari ke enam pria yang berguling-guling itu.
"Jika kamu melarang ku masuk, nasib yang sama akan kau alami. Paham!!" Bentak Catya dengan sorot mata yang tajam .
Pria itu pun pasrah, pria itu sungguh mengangguk lugas "Ma-maafkan saya nona..." Ucap Pria itu ketakutan.
Catya pun tersenyum, seraya menggoda pria tersebut "Anak pintar, kalau begitu... cepatlah berguling seperti mereka, jangan berpikir untuk menyerang ku dari belakang. Jika itu sampai terjadi maka Skkkaaattt!" Ucap Catya seraya memertikan jempolnya sebagai pisau dan menebas lehernya sendiri yang artinya mati.
"Ba-baik no-nona" Dengan polosnya.
Pria itupun ikut bergeliat-geliat di aspal. Catya kini masuk menerobos bebas ke area Club yang amat sepi. Lampu remang di Club itu tampak sedikit menyeramkan seperti di rumah hantu.
Lama Catya melangkah ke area bartender. Akhirnya Catya terpaku kala menyaksikan punggung pria misterius yang tampak lebar dan kekar.
Pria itu terduduk sendirian tanpa seorang bartender di sampingnya. Ia bahkan terlihat meneguk minuman keras itu berkali-kali tanpa takaran. Catya yang merasa risih itu malah mendekati pria itu tanpa gentar.
Makin dekat dan dekat, aroma pekat yang berbau tak sedap membuatnya ingin muntah, tapi ia tak ingin terus tenggelam dalam rasa sakit di hatinya yang kian menyiksa.
Akhirnya Catya pun duduk di samping kursi pria itu dan minum bersamanya. Tanpa di sadari pria itu, Catya mengambil tiga botol minuman keras itu lalu lekas meneguk nya cepat...
Gluk! Gluk! Gluk! Catya tampak kehausan bahkan meski rasa dari minuman itu pahit. Ia tetap meneguknya dengan sangat rakus...
Pria yang ada di samping Catya mulai menoleh ke arah Catya. Pria itu pun menatap tajam ke arah Catya seakan marah besar padanya "Ada apa...?! Kenapa, kenapa ada wanita masuk ke dalam bar yang telah aku sewa ini!" amuk pria itu terlihat mulai menyiapkan tangan kekarnya untuk meraih leher Catya...
Hal apa yang akan terjadi selanjutnya, padahal Catya sendiri yang telah memaksa masuk ke dalam masalah besar tersebut, apa lagi pria yang saat ini duduk dengannya itu bukanlah pria biasa...
Bersambung...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 96 Episodes
Comments
✰͜͡v᭄pit_hiats
mau dongs #satu botol aja🙈🙈
2022-01-24
0
✰͜͡v᭄pit_hiats
mau donkss😍😍😍
2022-01-24
0
✰͜͡v᭄pit_hiats
cari gegara sih🤧🤧🤧
2022-01-24
0