***
Catya terbaring lemas setalah insiden perenggutan kesucian yang dilakukan tuan Alexander Keane secara paksa. Bukan hanya moral tapi bathin Catya juga hancur berkeping-keping oleh pria itu, entah apa maksud dan keinginan tuan Al tapi, tuan Al tampaknya amat sangat menyukai Catya.
"Bagai mana kabarmu?" Tanya pria itu acuh. Catya kembali membuka matanya setelah ia pingsan beberapa menit yang lalu. Catya terbangun dalam keadaan seperti biasa. Ia kembali kaget saat ia temukan tubuhnya telah telanjang bulat tanpa sehelai benang pun menutupi tubuhnya.
"Kau bagaimana kau bisa melakukan ini semua padaku! dasar mesum! Hiks..." Tangis Catya kembali pecah. Sang pria itu menanggapinya dengan sangat dingin dan santai.
"Kenapa menangis, bukankah kamu sendiri juga menikmatinya bukan?" Tanya pria itu mendekatkan wajahnya ke telinganya Catya dan menghembuskan nya lembut hingga Catya tak tahan berasa kegelian.
"Hentikan!" Catya berteriak seraya menutupi telinganya yang sempat di buai sang tuan muda.
"Hmmm... baiklah nona, hari ini aku sudah cukup mencukupi mu, kini saatnya kamu membersihkan diri. Ayo mandi bersama" Pinta tuan Keane memaksa. Catya kaget lalu mundur "Hentikan!Kita tak bisa terus melakukan hal menjijikan ini tanpa status pernikahan. Aku jijik pada MU dan kelakuanmu!!" Teriak Catya lantang. Lantas bukan Alexander jika ia tak menuntaskan ambisi nya.
"Benar kah? apa gunanya pernikahan. toh itu hanya sebuah status agar keberadaan MU di akui bukan. Tapi aku tak suka di kekang" Ucapnya servaya berdiri lalu mengangkat paksa tubuh mungil Catya kejam.
Gyuuut!!! Seketika tubuh Catya yang masih telanjang dan hanya berbalut kain selimut putih itu di paksa masuk ke dalam pelukan Al yang kokoh dan kekar. Catya bahkan di paksa masuk sebuah kamar mandi dan di baringkan di Bathtab berikan air mawar. Sepanjang perjalanan Catya terus meracau tiada henti. Catya menolak keras kehendak Al untuk terus menikmati tubuh Catya sepuasnya.
Gyuuur... Al memandikan Catya dengan lembut. Catya menolak dan terus menutupi seluruh tubuhnya dengan tangan yang ada. Al tampak marah hingga ia membuka pakaiannya lalu masuk ke dalam Bathtub yang ada.
"Pergi! Apa yang ingin kamu lakukan!" Teriak Catya mendorong tubuh pria dengan dada kekar berisikan roti sobek yang menggoda. Apa lagi dada Al yang putih mulus itu terasa hangat saat di sentuh.
"Aku akan memandikan jadi, kau juga harus memandikanku" Pintanya mendekap tubuh mungil Catya paksa. Meski Catya berontak tapi apapun itu, Catya sama sekali tak bisa kabur. Ia hanya diam dan menuruti apa yang di minta pria mesum di depannya itu.
"Semakin kamu berusaha menutupinya. aku semakin curiga dan penasaran. Bagian tubuhmu yang mana yang belum pernah aku lihat" Jelas Al seraya meraih sabun cair dan menekannya, seketika cairan harum itu mulai mendarat di jemarinya. Al pun sigap menyelidiki seluruh tubuh Catya hingga Catya Teriak kelemasana.
"Tolong Hentikan. Aaaaghhhhh... emmmm tolong hentikan ini" Lenguhan Catya mendesis Hinga beberapa kali ia menggelinjat seraya meracau. Beberapa tetesan air matanya berderai karena ia tak paham pada apa yang harus ia perbuat di posisi macam itu.
"Apa yang kamu rasakan sayang..." Ucap Al mendaratkan ciuman hangatnya di leher jenjang sang gadis cantik yang menggodanya itu.
"Tolong jangan lakukan lagi. Aku sungguh sangat lelah" Pinta Catya. Tapi permintaannya itu sama sekali tak di gubris tuan muda Al. Ia malah melakukannya lagi di Bathtub itu hingga Catya kelemasan dan sedikit kedinginan. Pelepasan Al di lakukan berkali-kali di dalam lubang sempit milik Catya hingga membuat Catya was-was.
Selesai mencumbu Catya di Bathtub, Al kembali menggendong wania itu ke kamar pribadinya lalu membaringkan nya di matras empuk milk Alexander.
"Kau baik-baik saja sayang?" Tanya Al lembut seraya mencium kening wania itu lembut. Catya hanya membuang wajah marah "Bagai mana jika aku hamil. Aku tak mau anakku lahir di luar nikah tanpa status yang jelas" Lirih Catya di iringi Isak tangis.
"Hamil? Jika kau sungguh bisa hamil... maka aku janji, aku akan menjadikanmu wanita nomber satu di hatiku" Jelas Al tegas.
"Kalau begitu... nikahi aku sekarang..." Pinta Catya. Al malah terbawa "Kenapa kamu malah tertawa apa yang menurutmu lucu di dalam percakapan serius ini?!" Tanya Catya marah.
"Hem... jika kamu hamil. Maka aku hanya akan menjadikanmu wanita milikku. Tapi aku tak akan pernah menikahimu..." Pernyataan itu sungguh membuat Catya makin marah dan juga terpuruk.
"Tega sekali... pria macam apa yang telah merenggut kesucianku ini?!" Tanya Catya marah. Al malah terkekeh "Jadi selirku pun sebenarnya sudah membuatmu bangga bukan. Lagi pula... aku belum pernah berhubungan intim selain denganmu. Jadi jangan khawatir... aku pasti akan bertanggung jawab. Tapi bukan belarti menikahimu juga adalg bagian dari tanggung jawab. Pernikahan adalah pengecualian bagiku"Jelas Al lantang seraya beranjak ke ruang ganti utama.
Kini Catya hanya bisa menangisi nasib buruk yang terus menerus menimpanya.
Bersambung...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 96 Episodes
Comments