4. Pemaksaan bicara.

Sudah lebih dari tiga jam, Marvin Bhaskara masih saja duduk di dalam mobilnya, yang terparkir di seberang jalan supermarket tempat dimana Kinan bekerja. Lelaki itu sengaja berdiam diri di sana, tanpa berniat pulang ke rumah yang ia sewa selama beberapa waktu ke depan.

Menunggu Kinanti, nyatanya Marvin tak bosan. Rasa bersalahnya begitu besar, namun juga tak sebesar rindu yang sudah menggunung lama di hatinya. Ya, rindu di hati Marvin sejak ia kehilangan Kinan, menjadi semakin tumbuh tak terkendali.

Marvin sendiri tidak mengerti, mengapa dirinya bisa memikirkan Kinanti setiap malam, setiap ia berdiam diri. Dulu, jika Marvin bosan dan hendak mencari hiburan, Marvin selalu mengajak Kinan untuk keluar bersamanya.

Tentu saja kedekatan keduanya semakin intens, dengan pertemuan yang bisa dibilang sering. Marvin sadar, ia telah mempergunakan Kinanti, untuk mengisi waktu luang dan memberinya hiburan.

Hiburan?

Nyatanya setiap bersama Kinan, Marvin selalu bahagia. Sikap polos lagi lugu gadis itu, berhasil membuat hari-hari Marvin dilanda kebahagiaan. Andai saja semua orang tahu, bahwa selepas Kinanti pergi, ada yang hilang dari hidup Marvin.

Bukan Kinanti yang pergi kala itu, melainkan Marvin sendiri yang menghindari bertemu dengan Kinan selepas ia menikah dengan Tika.

"Sepatah apa hatimu saat itu, Kinan? Kamu harus tahu, aku juga mencintaimu. Tetapi, ada alasan yang membuatku nggak bisa menerima cintamu, asal-asalan menerimamu dalam hidupku. Maaf jika aku nggak jujur dari awal, sama kamu. Harusnya dari awal aku jujur ke kamu, kalau aku udah dijodohkan sama Tika," lirih Marvin.

Tatapan mata lelaki itu tak lepas dari pintu keluar supermarket. Ia berharap, Kinan segera keluar, dan ia memiliki kesempatan untuk bicara. Hanya bicara, menjelaskan duduk permasalahan, dan meminta maaf dengan tulus. Selepasnya, terserah Kinan mau menerima maafnya atau tidak.

"Kinan?" gumam Marvin, ketika netranya mendapati Kinan baru saja keluar dari pintu keluar supermarket. Wanita itu mengendarai motor maticnya pelan, berbelok menuju arah pulang.

Maka, tak butuh berpikir dua kali bagi Marvin, saat itu. Lelaki itu lantas menghidupkan mesin mobilnya, sebelum akhirnya membuntuti Kinanti. Jika Kinan tak bisa diajak bicara baik-baik, maka terpaksa Marvin menghadangnya di jalan agar bisa bicara dengan Kinanti.

Tidak sopan?

Itu urusan belakangan bagi Marvin, yang terpenting, ia bisa bicara dengan Kinan secara tatap muka.

Kinan mengumpat dengan jelas hingga terdengar di telinga Marvin, ketika sebuah mobil menyalipnya, dan membanting stir ke kiri. Tentunya Kinan menghentikan laju sedang motornya. Jika dalam kondisi ngebut, tentu saja Kinan akan mengalami kecelakaan, akibat sopir mobil barbar yang menghadangnya itu.

"Sialan. Matanya apa buta apa gimana, sih? Kenapa suka seenaknya pakai jalan umum?" tanya Kinanti dengan nada berseru.

Dan seketika mata Kinanti melebar dengan sempurna, saat mendapati sosok lelaki yang kini baru keluar dari pintu kemudi mobil. Laki-laki itu rupanya nekat menemui Kinan di jalan. Inginnya Kinan kabur saat itu juga, namun tak bisa sebab untuk berbalik pergi, kendaraan terlalu ramai.

"Nan, ayo kita bicara sebentar. Masuk mobilku dan taruh saja motormu disini. Hanya bicara. Saya janji nggak akan lama," ujar Marvin.

Kinan masih bisa mengendalikan diri untuk tak menangis. Ia berusaha memasang tembok setinggi langit, untuk membentengi hatinya agar tak terlihat rapuh bagi Marvin. Tidak. Kali ini Kinan tak akan memberikan kesempatan Marvin untuk berlaku seenaknya.

"Maaf, aku nggak ada urusan sama kamu. Lebih baik kamu menyingkir, dan jangan campuri urusanku. Minggir, aku mau lewat," seru Kinan pada Marvin.

"Dan saya nggak akan mengembalikan kunci motor kamu, kalau kamu masih keras kepala dan menolak terus ajakan saya," jawab Marvin dengan berani, dan spontan mengambil paksa kunci motor Kinan.

Kinan tak memiliki pilihan lain. Meski wajahnya tampak bersungut-sungut kesal, pada akhirnya gadis itu nurut juga untuk masuk ke dalam mobil Marvin, yang pintunya telah Marvin buka.

Berbagai sumpah serapah, keluar dari bibir sensual nan ranum milik Kinan. Marvin hanya tersenyum tipis, bahwa kini Kinan bukan lagi gadis polos yang santun di depannya.

"Keluarkan semua marah kamu, Nan. Saya tahu kalau saya memang harus menerima kemarahan kamu," ujar Marvin, ketika kini keduanya telah berada di dalam mobil Marvin. Bahkan dengan terang-terangan, Marvin mengunci pintu mobil, agar Kinan tak keluar tanpa ia duga.

"Bajingan, apa mau kamu?" tanya Kinan galak, seraya melempar tatapan tajamnya pada Marvin.

Suasana mendadak hening, dengan tatapan Marvin yang kembali lurus ke depan. Marvin tak segara menjawab, melainkan menghirup oksigen sebanyak-banyaknya. Suasana dingin AC mobil, nyatanya lebih dingin hati dan perasaan Kinan sekarang.

"Saya mau minta maaf, Nan. Kamu boleh tumpahkan marah kamu ke saya. Saya tahu, saya yang bersalah," jawab Marvin kemudian.

Kinan tertawa, tawa yang bisa Marvin rasa, jika gadis di sampingnya itu merasa perih. Mendapati fakta ini, Marvin semakin terluka hatinya.

"Hahahaha .... Udah basi. Bahkan aku udah lupa, gimana rasanya sakit lima tahun silam," jawab Kinan, seraya membuang muka. Bukannya apa, air matanya mulai berair sedikit demi sedikit.

"Saya waktu itu, saya nggak jujur ke kamu kalau saya mau menikah secara mendadak dengan Tika, sebab saya sibuk karena Mama, Kinan. Saya juga sengaja menghindari kamu, nggak bicara sama kamu, supaya kamu menemukan laki-laki yang tepat buat kamu. Saya sadar, usia kita terpaut terlalu jauh. Sembilan tahun saya rasa bukanlah jarak yang ideal untuk jarak perbedaan usia sebuah pasangan," Marvin mencoba untuk menjelaskan dengan sabar.

"Tapi kenapa kamu ngasih aku harapan, setelah itu pergi meninggalkan? sumpah demi Tuhan, aku benci sama kamu," sahut Kinan, menatap Marvin dengan berani, meskipun sepasang matanya dihiasi oleh kaca-kaca cair.

"Nan, aku nggak niat ngasih kamu harapan," jawab Marvin mencoba menyangkal.

"Nggak ngasih aku harapan, tapi tiap hari kamu bawa aku keluar rumah untuk jalan-jalan, ngemall bareng dan sering traktir aku. Dan lagi, apa ciuman itu bukan termasuk harapan? Oh it's oke kalau masalah keluar dan jalan bareng pantas disebut sebagai teman, tapi ciuman? Wanita mana yang nggak terbawa perasaan setelah di cium? Kamu sengaja melakukannya. Mungkin itu hanya sebuah ciuman biasa bagi kamu, tapi enggak bagi aku yang udah jatuh cinta sama kamu. Ya, meski aku baru sadar, kalau jatuh cinta ke kamu itu merupakan salah besar," timpal Kinan panjang lebar.

Marvin terdiam di tempatnya. Ciuman itu, Marvin mengingatnya jelas. Ia seolah terbawa nafsu kala itu. Beruntung, keduanya hanya pernah berciuman, tidak lebih.

"Nan, justru itu saya datang untuk minta maaf sama ka .... "

"Dan maaf kamu nggak bakalan balikin semua keadaan, nggak bakal balikin perasaan dan traumaku. Karena kamu, aku jadi kapok dan trauma untuk dekat sama lelaki. Kamu kasih aku harapan untuk bisa jadi orang terkasih kamu, setelah itu kamu bebas ninggalin aku gitu aja, nikah sama perempuan lain. Dasar nggak punya hati!" ujar Kinan, seraya menumpahkan air matanya. Secepat kilat Kinan menghapus air matanya.

"Nan .... " panggil Marvin.

"Anggap aja kita nggak pernah kenal. Sekarang lupakan, dan jangan lagi mengikuti aku. Aku udah tenang di kota ini, sebaiknya kamu kembali pulang dan jangan lagi menemui bapak dan Ibuku. Dengan gitu, kita impas dan semua selesai," sambung Kinan.

"Aku nggak akan mengharapkan cinta kamu lagi. Aku sadar diri, sadar akan kondisi dan keadaan keluargaku. Orang miskin dan jelek seperti aku, masa depan nggak jelas yang jauh berbeda dengan istri kamu, mana mungkin dapat cinta kamu? Mimpiku terlalu tinggi. Cepat buka pintunya. Aku mau keluar!" seru Kinan, yang mulai kehilangan kontrol diri. Nada bicara gadis itu naik satu oktaf, tanpa ia sadari.

Marvin semakin didera rasa bersalah.

**

Terpopuler

Comments

Arya akhtar

Arya akhtar

egoisnya orang tua

2023-03-19

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!