"Clara apa kau yakin?" tanya Cassie pelan.
"Tentu saja Cassie." jawab Clara yakin.
"Tapi..." Cassie menggantungkan ucapannya.
"Tapi apa?" tanya Clara bingung.
"Apa kau siap jika ternyata itu M? Apa kau siap jika ia sudah melupakanmu? Kemarin saja ia sama sekali tak menyapamu. Ia sama sekali tak mengingatmu Clara. Apa.." belum selesai Cassie berbicara Clara sudah memotongnya.
"Aku siap. Sudah jangan khawatir,aku baik-baik saja. oke." ucap Clara meyakinkan meskipun ia sendiri sebenarnya tidak yakin dengan apa yang ia ucapkan sendiri.
Akhirnya mereka berdua kembali membuntuti Mario,Hayden dan Jonathan lagi.
"Rio,tunggu!" panggil Jonathan dan ikut berlari menyamai langkah kaki Mario diikuti Hayden dibelakangnya.
"Apa?!" kesal Mario menengok kebelakang,kearah kedua temannya. Jonathan yang tadi ingin berbicara langsung mengurungkan niatnya saat dilihatnya Mario berada dalam mode panik dan kesal. Ia masih sayang nyawa jadi ia tidak mau mencari masalah dengan Mario yang sedang panik seperti ini.
"Kenapa Max berani sekali membuat Mario panik dan kesal seperti ini? Padahal dia kan tahu Mario itu jika marah dia akan seperti harimau yang tidak makan selama dua minggu." batin Jonathan.
"Kita harus cepat-cepat,aku takut dia kenapa-kenapa. Kalian kan tahu sendiri dia seperti apa? Dia itu sulit diatur sampai tidak sadar dengan batasannya sendiri." ucap Mario lalu kembali berjalan dengan terburu-buru. Hayden dan Jonathanpun menghembuskan nafasnya kasar dan mengikuti Mario kembali di belakang.
Saat melewati lapangan basket ,Mario,Hayden dan Jonathan langsung berhenti saat mendengar suara seseorang yang mereka cari berasal dari sana dan saat mereka menoleh kearah lapangan ternyata orang yang mereka cari memang ada disana.
"Ayo Max!! Oper bolanya padaku!!" teriak Alvin memanggil Max.
Maxpun langsung mengoperkan bolanya kearah Alvin.
"James,Jangan biarkan mereka lewat,hadang mereka!!" perintah Benua.
Alvin terus mendrible bola dan kemudian ia melirik kearah Max yang bebas dari pengawasan. Alvinpun tersenyum lalu mengopernya pada Max,Max berhasil menangkapnya. Iapun langsung berlari sambil mendrible bola cepat dan kemudian melompat tinggi dan ya dia berhasil memasukkannya ke ring.
"Yeayyyyy!! Golllllll!!!" teriak Max kegirangan.
"Apa?! Hey Max!!! Ini basket bukan sepak bola!!" kesal James.
"Lalu? Memangnya kenapa? Sama-sama bola kan? hahahhahaha" ucap Max sambil tertawa. Benua dan Alvinpun ikut tertawa mendengarnya.
"Ishhh!! dasar!" kesal James namun tak ayal iapun ikut tertawa.
Sepertinya tawa Max itu menular pada mereka sampai merekapun larut dalam tawa tapi semua itu tak berlangsung lama saat sebuah lengkingan suara terdengar dan memekakan telinga.
"Max!!!" teriak Mario. Emosi,marah dan rasa khawatir bercampur aduk menjadi satu saat ia harus melihat orang yang sangat ia jaga justru berada disana.
Max membeku. Sungguh ia tahu benar suara siapa itu. Ia terkejut bercampur rasa takut. Max membalikan tubuhnya kebelakang pelan- pelan berharap orang yang dihadapinya itu tak terlalu menyeramkan saat ini tapi sepertinya harapannya harus sirna karena orang yang berteriak tadi benar-benar terlihat menyeramkan. Apalagi saat ia melihat jika Mario akan menghampirinya. Max meneguk ludahnya kasar.
"Oh tolong,siapapun tolong aku..!!" batin Max nelangsa..
Mario menambahkan kecepatan berjalannya untuk menghampiri Max dan saat mereka sudah berdekatan ia langsung menarik telinga Max kencang sampai sang pemilik telinga meringis dan berteriak minta ampun.
"Awww!!! Ampun Kak Rio,ampun!! Aww sakit kak!" teriak Max mengaduh kesakitan.
"Kenapa kau tidak bisa menurut padaku Max? Kenapa?!" marah Mario.
"Aww!!! Maaf..ampun kak.." ringis Max sambil berusaha melepaskan tangan Mario dari telinganya. Sebenarnya dibanding rasa sakit yang tak seberapa,Max lebih takut dengan tatapan tajam yang diberikan Mario. Bukan hanya pada Mario sebenarnya tapi pada siapapun yang menatapnya tajam pasti Max akan takut.
Mario melihat Max yang meringis kesakitan ditambah dengan kedua mata Max yang terlihat ketakutan membuat darahnya berdesir tak karuan. Ia tidak pernah tega jika sudah seperti ini.
"Hhh.."
Mario menghembuskan nafasnya kasar untuk menetralkan emosinya tadi yang meluap-luap dan saat dirasa sudah cukup tenang ia pun mulai membuka suara.
"Kau kan tahu kau itu tidak boleh terlalu banyak beraktifitas Max apalagi berolahraga seperti tadi. Apa kau lupa,hah? Kakak kan sudah bilang agar kau menunggu kakak di luar kelas. Kau kan bisa duduk disana bukan pergi menghilang dan berakhir di lapangan ini Max. Kenapa kau tidak mau mendengarkan kakak Max..?"
Max menunduk. Ia tahu ia sudah membuat kakaknya khawatir ,bukan hanya kakaknya tapi kedua temannya yang ada dibelakang mereka juga terlihat sangat khawatir.
"Maaf..maafkan aku.." ucap Max lirih.
"Maafkan aku sudah membuat kalian khawatir.." ucapnya lagi.
Mario tersenyum. Ia tak tega jika melihat Max seperti ini. Mario mengusap pelan telinga Max.
"Iya kakak maafkan tapi jangan diulangi lagi ya?"
Max mengangguk pelan. Mario mengusap telinga Max pelan.
"Sakit ya..? maafkan kakak ya.." sesal Mario. Ia menyesal telah membuat telinga Max memerah. Sepertinya ia tadi sudah bertindak keterlaluan.
Max menggelengkan kepalanya saat ia melihat kakaknya merasa bersalah.
"Tidak. Tidak sakit kok." ucap Max sambil tersenyum hangat.
Mario yang melihat ekspresi wajah Max menjadi sangat gemas apalagi jika Max tanpa sengaja memperlihatkan wajah polosnya. Kadang ia tak yakin jika mereka kembar. Ia merasa Max itu satu atau dua tahun lebih muda darinya.
"Jangan selalu membuat khawatir,kau kan tahu Max,kakakmu ini akan seperti orang gila jika itu menyangkut dirimu. Bukan hanya kau yang dimarahi tapi kami juga pasti kena imbasnya,kau tahu kan mukanya horror sekali. Pokoknya se.." belum selesai Jonathan berbicara pukulan sudah melayang menimpa kepalanya yang malang.
PLETAK!!
"Awww!! Aduhhh sakit tahu!!" teriak Jonathan meringis sambil mengusap-usap kepalanya yang menjadi sasaran tangan Mario.
"Rasakan!" ucap Hayden.
Jonathan melotot kearah Hayden.
"Apa-apaan kau ini,hah? bukannya membantuku." kesal Jonathan.
Hayden hanya mengedikan bahunya acuh. Sedangkan Mario beralih menatap Alvin,Benua dan James tajam. Membuat ketiganya bergidik ngeri.
"Eh? Yo, tolong matanya itu dikondisikan. Kami kan tidak salah apa-apa." ucap James tak nyaman diangguki oleh Alvin dan Benua.
"Apa? Aku tidak mengatakan apa-apa." jawab Mario.
"Ya tapi matamu i.." belum selesai James berbicara Jonathan memotongnya.
"Hei sudah-sudah jangan berteman." ucap Jonathan.
"Bertengkar!!" teriak Mario dan James betrsamaan.
"Iya iya. Giliran hal seperti ini saja kalian kompak." cibir Jonathan.
Mario dan James memutar bola matanya malas. Baru saja Mario akan berbicara tiba-tiba terdengar suara Hayden yang membuat atensi orang-orang beralih pada Hayden dan Max.
"Kenapa? ada yang sakit?? ku gendong ya.." tawar Hayden.
"Max,kenapa? Ada yang sakit? Katakan pada kakak?" panik Mario.
Max yang lengannya bertumpu pada Hayden menggelengkan kepalanya.
"Aku tidak apa-apa hanya lemas saja." jawab Max pelan.
Mario tak peduli dengan jawaban Max,ia langsung menggendong Max menuju UKS diikuti oleh Hayden.
"Yak! Kak Rio, turunkan aku!!" teriak Max tapi tak digubris sama sekali oleh Mario karena Mario tak ada kata baik-baik saja pada adik kembarnya ini.
Sementara itu Jonathan melirik kearah James,Alfin dan Benua yang ingin ikut menyusul.
"Stop! Kalian tidak boleh ikut. Lebih baik kalian ke kantin sana sebelum bel istirahat berakhir." ucap Jonathan dengan mengibaskan tangannya lalu pergi menyusul ke UKS.
"Dasar Jo,memangnya kita ini ayam apa?!" kesal James.
"Baru hari pertama saja kita sudah menemukan teman-teman yang aneh." ucap Alvin sambil menghembuskan nafasnya lelah.
"Bukan aneh tapi unik,sama seperti namaku kan?" bangga Benua sambil menaik turunkan kedua alisnya.
"Unik apanya? kalau namamu peta baru itu unik." ucap Alvin terkekeh.
"Kau itu cuma benua bukan planet jadi jangan terlalu bangga." dengus James.
"Apa hubungannya? Tak nyambung." ucap Benua kesal.
"hhhh..Tapi... aku jadi penasaran dengan Max,sebenarnya dia kenapa ya?" tanya Alvin khawatir.
"Memangnya Kau tidak dengar tadi,Max bilang ia hanya lemas mungkin dia belum makan dan kelelahan akibat bermain basket dengan kita tadi." jelas Benua.
"Sudah lah berhenti berbicara ,aku jadi lapar ingin kekantin." ucap James dan pergi.
"Yak! Jamess!! Tunggu!! Kami ikutttt!" teriak Benua dan Alvin lalu ikut menyusul ke kantin.
Sementara tak jauh dari sana Clara dan Cassie terdiam.
"Mereka ada dua Clara. Bagaimana ini?" bingung Cassie.
Clara diam tak menyahut.
"Apa kau yakin salah satu dari mereka adalah M?" tanya Cassie lagi tapi Clara tak menjawab justru ia beranjak dari sana dan melangkah pergi.
"Eh,Clara?! Kau mau kemana?? Tunggu akuu!!" teriak Cassie menyusul Clara.
Cassie terus mengikuti Clara dibelakangnya dan mereka berhenti di depan UKS.
"UKS? Untuk apa kita disini ?" tanya Cassie.
"Sshuutsstt. Jangan berisik." bisik Clara.
Mereka berdua mengintip dari kaca jendela UKS.
"Lemas kan jadinya? Kau ini diberi tahu susah sekali sih Max. Andaikan kau tadi di.." belum selesai Jonathan berbicara cubitan kecil mendarat di lengan Jonathan.
"Aww sakitt!! Yak apa-apaan kau Rio!" kesal Jonathan sambil mengusap lengannya.
"Kau berisik. Adikku sedang sakit tapi kau terus saja cerewet Jo." kesal Mario.
"Kak Rio,pusing.." adu Max.
"Iya iya,kakak pijat ya. Setelah itu kita pulang ya..?" tawar Mario.
Max menggelengkan kepalanya.
"Mulai deh keras kepalanya! Jangan aneh-aneh Max." ucap Jonathan.
PLETAKK!!
"Awww! Rio,kau ini kenapa sih?!" kesal Jonathan.
"Diam." jawab Mario kesal.
Sementara itu Clara dan Cassie masih setia mengintip disana. Sampai tiba-tiba ada suara kaki yang melangkah kearah mereka. Merekapun langsung bersembunyi.
CKLEKK!
"Eh? Max kenapa?" tanya Hayden khawatir sambil membawa kantong berisi makanan.
"Pusing katanya dan sekarang ia sudah tidur." jawab Jonathan.
"Lalu makanannya bagaimana? Nanti dingin." bingung Hayden.
"Tidak apa-apa. Nanti jika Max bangun,aku akan menyuapinya. Kalian makan saja duluan. Sebentar lagi aku juga akan makan. Terima kasih ya Hayden." ucap Mario yang matanya tak pernah lepas melihat Max dengan tangan yang terus memijat kepala Max pelan.
Sementara itu diluar.
"Aku rasa..aku sudah tahu.."
Cassie mengernyit bingung.
"Tahu apa?" tanya Cassie bingung.
"Aku tahu yang mana M." ucap Clara pelan.
"Eh? Benarkah? Apa kau yakin,mereka sepertinya kembar? Jadi sulit dibedakan" tanya Cassie.
"Tapi Aku yakin karena dia tetap berbeda dimataku." ucap Clara serius.
"Begitu..Lalu menurutmu yang mana yang M?" tanya Cassie penasaran.
"Menurutku Dia yang.."
BERSAMBUNG..
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 55 Episodes
Comments
Sasa (fb. Sasa Sungkar)
aq lanjut kak
2021-01-15
1
zsarul_
hai thorr aku mampir nihh 🤗
semangatt
yuk baca lagi cerita aku yang judulnya CONVERGE!!
ada part baru lohh 😍
mari saling support ❤️
thanks
2021-01-02
1
Ftl03
Like dari LITTLE RAINBOW 😆😆 semoga bisa bikin semangat terus...
2020-12-18
1