3. Hilang Tanpa Jejak

Hari terakhir untuk latihanpun tiba. Clara masih terus berlatih dengan anak bertopi itu tetapi latihan kali ini mereka berdua ditemani oleh Cassie dan Alca.

"Yak terus semangat Clara!!! Semangat!!!" teriak Cassie menyemangati.

"Yak bagus-bagus Clara!!" teriak Alca ikut menyemangati.

"Hehhh..hhhh..hhh..kau semakin hebat Clara.." anak bertopi itu terengah-engah dan mendudukan dirinya dipinggir lapangan.

Clara tersenyum sambil terengah-engah juga,iapun ikut duduk disamping anak bertopi itu.

"Ini berkatmu M,tanpamu aku tidak mungkin bisa melakukannya. Terima kasih banyak. Kau sangat baik. Aku berhutang budi padamu." ucap Clara sambil tersenyum.

Anak bertopi itu menggelengkan kepalanya.

"Ini semua berkat usahamu sendiri,aku hanya sedikit membantu. Jadi tidak ada kata hutang budi. oke. Emmm..tapi kau bisa.." anak bertopi itu menggantungkan ucapannya.

"Bisa apa?" tanya Clara penasaran.

"Penasaran ya?" tanya anak bertopi itu sambil terkekeh.

"Ishhh. Kau ini! Cepat katakan!"

"Kau bisa memberikan cintamu untukku." goda anak bertopi itu sambil mengedipkan sebelah matanya.

Mata Clara membola.

"Kau ini!! Aku serius tahu!!" kesal Clara lalu memukul lengan anak bertopi itu berulang kali tapi anak bertopi itu hanya menanggapinya dengan tertawa tapi tak lama kemudian anak bertopi itu menahan tangan Clara dan menatap Clara lekat.

"Aku serius. Aku serius Clara. Aku sangat mencintaimu. Sejak pertama aku melihatmu aku sudah menyukaimu. Mungkin ini yang dinamakan cinta pada pandangan pertama seperti yang orang-orang katakan."

Clara menatap kedua mata anak bertopi itu lekat. Tak ada kebohongan yang ia temukan disana.

"Entahlah. Aku sendiri tidak tahu kenapa ini terjadi tapi.. aku selalu senang saat melihatmu tersenyum,bercanda dan tertawa bahagia."

Clara tertegun mendengarnya.

"Kau pasti tidak tahu jika aku diam-diam selalu memperhatikanmu?" tanya anak bertopi itu.

Clara menggelengkan kepalanya pelan. Ia memang sama sekali tidak tahu menahu tentang itu.

"Aku tahu pasti itu jawabannya. Bahkan kau saja tidak menyangka jika aku juga kelas tujuh sama sepertimu. Tapi tidak apa-apa. Itu tidak terlalu penting bagiku. Yang terpenting bagiku adalah melihatmu selalu bahagia itu saja sudah cukup."

Clara terenyuh. Sungguh ia benar-benar terharu mendengarnya.

"Maka dari itu aku tidak bisa diam saja saat terjadi sesuatu padamu. Aku tidak bisa melihatmu terus bersedih,aku tidak bisa membiarkanmu dalam kesulitan apalagi sampai kau menangis. Tidak. Aku tidak bisa. Maka dari itu aku berusaha membantumu sebisaku. Aku tahu ini bukan apa-apa tapi memang hanya ini yang bisa kulakukan untukmu."

Clara rasanya ingin menangis saat ini juga. Entah kenapa kata-kata yang diucapkan anak bertopi itu membuatnya bahagia sekaligus sedih. Entahlah Clara tidak tahu bagaimana mendeskripsikannya.

"Maka dari itu,kau harus selalu tersenyum,selalu tertawa,jangan pernah menyerah,intinya kau harus selalu semangat karena kau harus ingat seberapa besarpun kesulitan yang menghadangmu Allah pasti akan memberikan kemudahan jadi kau pasti bisa mengatasinya. Kau mengerti?"

Clara mengangguk. Matanya sudah berkaca-kaca sekarang tapi ia berusaha menahannya agar anak bertopi itu tak menyadarinya.

"Bagus. Anak pintar." puji anak bertopi itu sambil mengusap kepala Clara pelan.

Clara tersenyum bahagia. Baginya perlakuan sederhana yang anak bertopi itu lakukan sudah sangat membuatnya bahagia.

Tak terasa waktu begitu cepat berlalu bel pulangpun sudah berbunyi. Cassie dan Alcapun datang menghampiri mereka berdua.

"Ayo kita siap-siap pulang." ajak Cassie pada Clara dan anak bertopi itu yang diangguki oleh Alca.

Clara mengangguk lalu melirik kearah anak bertopi itu yang justru terdiam menunduk.

"M?" panggil Clara.

Anak bertopi itu lalu membuang nafasnya pelan lalu mendongak dan tersenyum.

"Baiklah.. sudah saatnya ya.." ucap anak bertopi itu ambigu.

Clara,Cassie dan Alca mengernyit bingung.

"Aku sangat senang bisa dekat denganmu Clara. Aku juga senang bisa mengenal kau Cassie dan kau juga Alca. Ku harap kita bisa bertemu lagi.hhh.."

Lagi dan lagi anak bertopi itu membuang nafasnya.

"Baiklah. Aku duluan ya. Jaga diri kalian baik-baik terutama kau Clara,ingat kata-kataku ya. Semangat!"

Anak bertopi itupun pergi sambil melambaikan tangannya. Clara,Cassie dan Alcapun membalasnya dengan melambaikan tangannya. Setelah anak bertopi itu pergi dan tak terlihat lagi dari pandangan mereka bertiga suasanapun berubah hening,tak ada satupun yang beranjak dari sana. Entahlah, mereka merasa ada sesuatu yang hilang apalagi mendengar perkataan-perkataan yang keluar dari mulut anak bertopi itu. Rasanya aneh. Alcapun berdehem.

"Ekhm.. kalau begitu ayo kita juga segera pulang sebelum pintu gerbang ditutup."

Cassie mengangguk.

"Ayo Clara." ajak Cassie sambil menarik tangan Clara yang hanya terdiam mengikutinya dari belakang.

****

Clara terus saja mondar mandir sambil merematkan kedua tangannya erat. Cassie yang melihatnya menjadi pusing sendiri.

"Clara bisakah kau berhenti? Aku pusing melihatnya." ucap Cassie lebih terkesan perintah,sebenarnya.

"Ya jangan dilihat. Begitu saja repot." ucap Clara.

Cassie memutar bola matanya malas. Berbicara dengan Clara yang sedang gugup itu memang percuma tidak akan menghasilkan apa-apa.

Hari ini adalah ujian praktek badminton untuk kelas Clara. Hari yang sudah dinantikan oleh Clarapun tiba, sebenarnya ia lebih memilih jika ujian ini ditiadakan saja tapi tentu saja itu tidak mungkin terjadi karena semua murid kelas tujuh harus melakukannya. Semua kelas tujuh mendapatkan giliran dari kelas tujuh satu sampai dengan kelas tujuh sepuluh dan hari ini adalah giliran kelas Clara yaitu kelas tujuh tiga.

"Ayo Clara kau pasti bisa!!" teriak Cassie menyemangati.

Clara melihat kesekeliling tapi orang yang ia cari tidak terlihat batang hidungnya.

"Kau kemana?" batin Clara bertanya-tanya. Clarapun memfokuskan pikirannya kembali.

"Bismillah." Clara berdoa dalam hati agar ia bisa lulus ujian praktek kali ini.

Clara akhirnya bisa melakukannya dengan baik seperti yang sudah anak bertopi itu ajarkan. Bel istirahatpun berbunyi. Clara dan Cassie langsung menuju kantin dan sekarang mereka sudah selesai makan.

"Cassie hari ini tidak ada jam pelajaran lagikan?" tanya Clara.

Cassie mengangguk.

"Iya. Memangnya kenapa?" tanya Cassie balik.

"Emmm..bantu aku mencari kelas M ya?" ucap Clara.

Cassie mengernyitkan dahinya bingung.

"Tapi kan kita tidak tahu dimana kelasnya dan kita juga hanya tau nama panggilannya saja sedangkan nama lengkapnya kita tidak tahu?"

Clara terdiam sambil berpikir.

"Kita tanyakan saja pada Alca. Kemarin aku lihat Alca begitu akrab dengan M dan aku juga pernah melihat Alca sedang mengobrol dengan teman M yang waktu itu mengajak M pulang. Jadi kita tanyakan saja pada dia,bagaimana?" tanya Clara meminta persetujuan.

Cassie mengangguk setuju. Akhirnya merekapun mencari Alca terlebih dahulu dan kebetulan sekali mereka menemukan Alca sedang mengobrol bersama dengan teman M yang waktu itu mengajak M pulang.

"Alca!!!" panggil Clara dan Cassie bersamaan sambil menghampiri keduanya.

"Eh? Cassie,Clara. Ada apa?" tanya Alca tapi Clara justru menghampiri orang yang berada disamping Alca.

"Kau temannya M yang waktu itukan? Kau pasti tahu dimana kelas M?" tanya Clara tapi orang itu tidak peduli ia justru melangkahkan kakinya dengan wajah datar.

"Aku tidak tahu." ucapnya singkat dan terkesan dingin lalu pergi meninggalkan mereka.

"Eh?! Kau belum jawab pertanyaanku?!" panggil Clara tapi sama sekali tak digubris oleh orang itu.

"Yak apa-apaan dia itu!! Dingin sekali jadi manusia. Dasar manusia es!" kesal Cassie lalu beralih pada Alca.

"Kau kenal dia kan?" tanya Cassie.

Alca mengangguk.

"Iya. Namanya Hayden, aku pernah satu kelas dengannya saat SD. " jawab Alca.

"Berarti kau tahukan dimana kelas M berada?" tanya Clara.

Alca menggelengkan kepalanya.

"Aku tidak tahu. Aku saja baru mengenalnya kemarin saat ia melatihmu tapi yang aku tahu dia itu tetangganya Hayden. Kau mencari kelas M ya?" tanya Alca yang di jawab anggukan oleh Clara.

"Bagaimana kalau kita kekelas Hayden saja,siapa tahu M itu sekelas dengan Hayden?" usul Alca.

Clara dan Cassie mengangguk. Merekapun bertiga pergi kekelas tujuh satu dimana itu adalah kelas Hayden. Alca menghampiri salah seorang murid laki-laki yang sedang berdiri didepan pintu kelas tujuh satu.

"Ini kelas tujuh satu kan?" tanya Alca basa basi.

"Kau tahu Hayden ada dimana?" tanya Alca.

"Tidak tahu. Tadi dia keluar entah kemana dan belum kembali." jawab anak lelaki itu.

"Kau kenal M? kau tahu dia dimana?" tanya Clara.

"Aku tidak kenal." jawab anak lelaki itu.

"Benarkah? tapi ia selalu bersama dengan Hayden. "ucap Clara lagi.

"Mana aku tahu. Memangnya aku siapanya? Ibu nya? bukan kan!" jawab anak lelaki itu ketus.

" Biasa saja. Tidak perlu marah-marah."ucap Cassie kesal.

Clara masuk kekelas dan bertanya pada murid perempuan yang ada disana.

"Permisi,apa kalian tahu anak lelaki yang bernama M,dia selalu memakai topi disekolah dan Dia itu temannya Hayden?" tanya Clara.

"Maaf kami tidak tahu. Disini tidak ada anak seperti itu."

Clara mengernyit bingung.

"Tapi.." belum selesai Clara berbicara, mereka sudah pergi meninggalkan ruang kelas.

"Ayo kita cari lagi." ucap Cassie sambil tersenyum. Ia tidak suka melihat Clara sedih seperti ini.

"Iya ayo. Aku bantu cari." ucap Alca ikut menyemangati.

Mereka terus mencari bahkan sampai keseluruh kelas tapi tetap saja semua siswa mengatakan bahwa mereka tidak mengenal anak bertopi itu dan juga Hayden. Mereka tak menyadari jika dari tadi Hayden terus mengawasi mereka. Hayden lalu mengambil ponsel dari saku celananya dan menelepon seseorang disana.

"Mereka terus mencarimu. Aku jadi kasihan pada mereka tapi kau tenang saja semua murid disini sudah kuperintahkan agar tutup mulut." ucap Hayden.

"Terima kasih.." jawab seseorang disana pelan.

"Tapi..apa tidak sebaiknya kau berterus terang saja pada mereka. Aku ka.." belum selesai Hayden berbicara. Orang diseberang sana sudah memotong pembicaraannya.

"Tidak..aku tidak bisa mengatakannya pada mereka..aku.. tidak ingin mereka tahu..hhh..Kau kan sudah tahu alasannya. Aku harap kau mengerti Hayden.." jelas orang itu.

Hayden mengangguk,meskipun ia sadar jika orang diseberang telepon sana tidak akan bisa melihatnya.

"Hmm aku mengerti..sudah jangan kau pikirkan lagi..semua baik-baik saja disini.. " ucap Hayden.

"Terima kasih.." jawab orang diseberang telepon pelan lalu memutuskan sambungan teleponnya.

PIP !

****

Hari demi hari telah berlalu bahkan pengumuman nilai ujian praktek kenaikan kelaspun sudah keluar. Clara akhirnya bisa mendapatkan nilai yang cukup baik yaitu delapan puluh. Cassie dan Alca yang mengetahui perjuangan Clara selama ini tentu sangat senang mendengarnya,Clarapun begitu tapi kebahagiaannya terasa kurang tanpa kehadiran orang yang sudah berjasa baginya.

"Kau masih memikirkan dia?" tanya Cassie.

Clara mengangguk.

"Hhh..sudahlah lupakan saja dia. Dia dan si Hayden itu makhluk misterius yang hilang dari bumi jadi lupakan saja mereka,bisa gila kita jika memikirkan mereka terus." jelas Cassie.

Clara menggelengkan kepalanya.

"Tidak bisa. Tidak semudah itu Cassie..hhh Apa memang M itu malaikat yang menjelma menjadi manusia yang datang untuk menolongku ya?" ucap Clara.

"Melantur! Dia itu bukan malaikat tapi alien yang akhirnya kembali ke planet lain meninggalkan bumi. Itu faktanya."

Clara mendelik mendengarnya.

****

TAP TAP TAP !!!!

Suara langkah kaki seorang anak lelaki menggema di lorong rumah sakit. Ia terus berlari tak peduli pada orang-orang disekitarnya yang merasa terganggu oleh ulahnya. Iapun berhenti saat ia melihat seseorang yang ia kenal duduk sambil menangis disana.

"Hehhh..hhhh..hhhh.. Bunda..apa yang sudah..terjadi..? Bagaimana keadaannya? hhh..hhhh.." tanya anak lelaki itu yang sudah bercucuran keringat.

Seorang wanita berusia tiga puluh lima tahunan menoleh pada anaknya yang terlihat sangat berantakan. Ia tersenyum pada anaknya meskipun air mata tak kunjung berhenti dan membasahi pipinya.

"Tadi..dia mimisan lagi..bunda langsung membawanya kerumah sakit..hikshiks..tapi..ia pingsan selama dalam perjalanan..hikshiks.." wanita itu mengambil oksigen sebentar saat ia merasakan sesak didadanya lalu melanjutkan ucapannya.

"Keadaannya kritis..kita harus segera membawanya ke Singapura untuk melakukan operasi..hikshiks. "

DEG DEG DEG

Anak lelaki itu menggeleng ribut.

"Tidak..Tidak bun! Aku tidak mau! Aku tidak siap dilupakan! Aku tidak siap bunda..hikshiks."

Pecah sudah semuanya. Tangisan yang coba ia pertahankan akhirnya jatuh juga.

"Bunda juga tidak siap tapi..hikshiks ini lebih baik dari pada kita harus kehilangannya kan..? hikshiks.."

Anak dan ibu itu berpelukan saling menguatkan satu sama lain.

****

Semilir angin berhembus menerpa tubuh Clara yang duduk di halaman belakang rumahnya seorang diri. Ia menatap kosong kedepan memikirkan seseorang yang pernah datang dihidupnya.

"Kau kemana..?"

"Kenapa kau harus datang jika untuk pergi.."

"Kau harus bertanggung jawab M. Kau yang sudah membuatku seperti ini..hikshiks."

"Apa semua ini hanya ilusi semata? Apa semua ini hanya halusinasiku saja? Apa aku sedang bermimpi? hikshiks."

"Apa...apa kau memang bukan manusia? Apa kau memang malaikat? hikshiks."

"Apa kau alien yang seperti Cassie bilang?" Clara terkekeh saat mengatakan itu meskipun air matanya tak kunjung berhenti.

"Aku benci seperti ini. Aku benci! Aku benci jika aku harus mengakui jika kau sudah mengisi hatiku M..hikshiks."

"Clara.."

Sayup sayup terdengar suara yang ia kenal memanggilnya.

Deg..

"M? Kau kah itu?" panggil Clara lalu bangkit berdiri dan berjalan mencari suara itu kesekeliling tapi tak ada apapun disana.

"M??" Panggilnya,tapi karena ia tak melihat ke jalan kakinyapun tersandung batu dan iapun terjatuh.

BRUK!

"Argh.."

Lututnya berdarah. Clara semakin menangis dibuatnya,ia tak berniat untuk bangkit dari sana..

"Hiks..hiks..kau dimana..hikshiks..aku meridukanmu M.. aku menyukaimu..kembalilah..hikshiks kumohon.."

"Kau cinta pertamaku M..hikshiks.. kembalilah padaku..kumohon.."

Tapi tak ada sahutan hanya suara hembusan angin yang terdengar membuat suasana tak lagi tenang.

BERSAMBUNG..

Terpopuler

Comments

syafridawati

syafridawati

like mampir saling dukung ya

2021-08-13

0

Rian Cappuchino

Rian Cappuchino

Kak mampir yuk kenovelku.Judulnya "Ray stardust."

Kutunggu kedatanganmu.

Terima kasih

2021-01-31

1

Bagus Effendik

Bagus Effendik

like

2021-01-29

0

lihat semua
Episodes

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!