Ingin Terbebas dari Tugas

"Haruskah seperti ini bu?" tanya Ace. Dia baru saja membersihkan tubuhnya di kamar mandi.

"Iya nak. Silahkan pilih yang ingin kamu pakai."

Bibi Santi meletakkan beberapa pakaian mini di tempat tidur. Pakaian pakaian itu tidak pantas disebut pakaian karena tidak dapat menutupi bagian tubuh tertentu. Bentuknya saja seperti pakaian tapi tidak berfungsi seperti pakaian.

Ace memperhatikan satu persatu pakaian itu. Meskipun dirinya sudah siap menjadi pelayan tapi untuk memakai pakaian itu. Ace merasa risih.

"Biarkan aku memakai pakaian saja bu."

Bibi Santi menarik nafas panjang. Jika Ace tidak bersedia memakai salah satu dari pakaian itu. Itu artinya tugas yang diberikan oleh Hans kepada dirinya tidak berhasil.

"Ini perintah dari tuan Hans," kata Bibi Santi. Ace mematung di sisi tempat tidur itu. Memakai pakaian itu sama sama dirinya seperti wanita murahan.

"Tapi di surat perjanjian tidak ada tertulis jika harus berpakaian seperti ini."

Ace bersikeras tidak bersedia memakai pakaian itu. Ace menggunakan surat perjanjian sebagai alasannya. Sebelumnya, Ace sudah siap menjadi pelayan demi kelangsungan hidup keluarganya tapi semakin dekat waktu kepulangan Hans dari kantor membuat Ace ragu.

Ace berpikir jika tidak memakai pakaian itu, dirinya akan dipecat jadi pelayan itu lebih bagus. Yang penting dia tidak membayar penalty seperti yang tertulis di surat perjanjian. Biarlah dia mencari pinjaman dua juta kepada sanak keluarga untuk membayar uang sekolah Rangga.

"Terserah kamu saja," kata Bibi Santi kesal. Ace bukan seperti pelayan sebelumnya yang tanpa diperintah sudah bisa mengerti apa yang hendak dikerjakannya.

Bibi Santi memerintahkan Ace untuk merias wajahnya secantik mungkin. Tapi Ace tidak melakukan itu. Dia hanya mengoleskan krim ke wajahnya dan mengoleskan lip balm ke bibirnya.

"Ace, tolong jangan membantah. Lakukan seperti yang aku katakan," kata Bibi Santi frustasi. Penampilan Ace sangat polos. Seharusnya wanita yang menjadi pelayan tuan Hans harus tampil cantik dengan penampilan yang sempurna.

"Aku tidak biasa berpenampilan menor bu," jawab Ace santai.

"Oke kalau begitu. Setidaknya kamu ganti pakaian yang lebih cantik sedikit. Kalau penampilan kamu seperti ini. Bisa bisa kamu dipecat malam ini. Jadi bagaimana kamu mendapatkan uang dan mempertahankan rumah mu?" tanya Bibi Santi membuat Ace berdiri di depan cermin meja rias itu mematung. Dia hanya memikirkan uang sekolah Rangga tadi hingga dirinya berpikiran tidak apa apa jika dipecat.

"Aku tidak memaksa kamu memakai pakaian yang itu Ace. Tapi pakai lah pakaian kamu yang ini saja."

Bibi Santi menunjukkan tank top dan celana hot pants milik Ace yang baru saja dia ambil dari lemari. Ace menggelengkan kepalanya. Pakaian seperti itu dia pakai hendak tidur saja.

"Tidak bisa. Kamu harus memakai ini. Kalau tidak bukan hanya kamu yang terancam dipecat aku juga," kata Bibi Santi.

"Hot pants saja ya bu. Atasannya yang lain saja," kata Ace menawar.

"Baiklah terserah kamu saja," kata Bibi Santi.

Ace memakai kaos oblong yang lumayan besar di tubuhnya hingga hampir menutupi celana hot pants yang dia pakai.

Bibi Santi memandangi tubuh Ace. Jika seperti ini penampilan Ace. Tugas bisa dipastikan tidak akan gagal. Kulit mulus Ace yang terlihat sangat jelas bisa dipastikan membangkitkan gairah Hans dan wajah polos Ace memancarkan kecantikan yang alami.

Bibi Santi akhirnya menerangkan tugas Ace sebagai pelayan. Dia harus menyambut kedatangan laki laki itu di pintu dan mengambil tas kerjanya. Kemudian menyimpan tas kerja itu ke ruang kerja Hans.

"Kamu sudah tahu ruang kerjanya kan?" tanya Bibi Santi.

"Tidak tahu bu."

"Tempat kamu di interview semalam." Ace menganggukkan kepalanya.

"Kemudian?" tanya Ace lagi.

"Kamu menyiapkan pakaian ganti untuk tuan Hans baik dia sewaktu di rumah maupun pakaian hendak ke kantor."

"Itu tugas seorang istri bu."

"Iya memang. Apa kamu kira tugas melayani di ranjang bukan tugas istri. Itu kemauan tuan Hans dengan bayaran yang tinggi untuk kamu. Kamu tidak perlu pegang sapu, kain pel, cucian maupun piring kotor karena itu pekerjaan ku."

"Bu, bagaimana kalau kita ganti peran saja. Aku yang mengerjakan pekerjaan ibu dan ibu yang mengerjakan peranku," kata Ace dengan menaikkan kedua alisnya.

"Eh dasar bocah sinting kamu. Jangankan tuan Hans. Satpam tua penjaga pos keamanan saja tidak selera dengan bibi."

"Kalau tuan Hans selera dengan ibu. Ibu mau tidak?" tanya Ace lagi.

"Jangan kebanyakan bercanda kamu. Sebentar lagi tuan Hans akan pulang. Persiapkan dirimu!"

Ace seketika menoleh ke jam dinding. Lima belas menit lagi akan menjadi jam delapan. Ace merasakan jantungnya berdegup kencang dan terlihat gugup saat ini.

"Rileks saja nak. Semoga kamu bernasib baik setelah dijadikan tuan Hans sebagai pelayan.

Entah mengapa, Bibi Santi mempunyai harapan untuk Ace bisa mengubah tabiat buruk tuan Hans. Ace memang terlihat bukan seperti gadis penggoda. Hanya karena kesulitan ekonomi lah menjadikan wanita itu rela menjadi pelayan.

"Aku masih gugup bu," kata Ace berusaha menghilangkan kegugupan itu dengan menarik nafas berkali Kali.

"Ayo keluar."

"Sebentar lagi bu," jawab Ace. Telapak tangannya sudah berkeringat karena gugup. Masih menunggu detik detik kepulangan tuan Hans. Ace sudah seperti ini. Bagaimana jika mereka berada di kamar dan di ranjang yang sama nantinya. Bibi Santi menguatkan Ace dengan memijit punggung Ace.

"Apakah pelayan sebelumnya seperti aku ini bu?"

"Tidak. Mereka bisa berhias sendiri dan langsung memakai pakaian seperti itu," jawab Bibi Santi. Hanya Ace yang seperti ini. Bahkan pelayan pelayan sebelumnya sangat senang bisa menjadi pelayan tuan Hans dan seakan tidak rela jika kontraknya tidak di perpanjang.

"Baiklah, aku pasti bisa," kata Ace menyemangati dirinya sendiri.

Jarum jam menunjukkan angka delapan. Tapi tanda tanda kepulangan Hans belum juga terlihat. Ace sedikit merasa lega dan berdoa dalam hati semoga Hans pulang lebih lama atau tidak pulang sama sekali.

"Semoga jalanan macet atau ada pohon yang tumbang menghambat perjalanannya pulang," kata Ace dalam hati. Meskipun akhirnya harus menjadi pelayan ranjang tuan Hans setidaknya malam ini tertunda.

Apa yang di pikiran Ace tidak menjadi kenyataan. Jam delapan lewat tiga puluh menit. Suara mobil Hans terdengar berhenti di luar rumah.

"Lakukan tugas mu sekarang. Berdirilah di depan pintu menyambut tuan mu," kata Bibi Santi. Bibi Santi masuk ke dalam kamarnya. Jika Hans berada di dalam rumah malam seperti ini. Bibi Santi menampakkan diri di rumah itu hanya jika diperlukan saja.

Ace sudah berdiri di depan pintu. Melihat Hans yang sudah turun dari mobil. Detak jantungnya kembali berdegup sangat kencang.

"Apa sebaiknya aku pura pura pingsan saja supaya terbebas dari tugas ini," pikir Ace dalam hati.

Terpopuler

Comments

Yane Kemal

Yane Kemal

Pura-pura pingsan aja🤣

2023-04-06

1

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!