Siap Berkorban

"Konsekuensi apa bu?" tanya Ace. Dia akhirnya menahan tubuhnya untuk tidak langsung pergi karena penasaran dengan konsekuensi yang dikatakan oleh Bibi Santi.

"Tuan Hans tidak akan membiarkan orang yang sudah ingkar dari perjanjian ini bisa bekerja dimana pun."

"Apa sudah ada yang mengalaminya bu?. Bibi Santi menganggukkan kepalanya.

"Ada. Aku sangat kasihan kepada wanita itu. Dia bahkan memohon kepada tuan Hans."

Bibi Santi akhirnya menceritakan bagaimana pengaruh tuan Hans dan keluarganya terhadap perusahaan perusahaan besar dan perusahaan kecil di kota itu. Hans bisa membuat seseorang menjadi buruk sehingga para perusahaan tersebut tidak bersedia memperkerjakannya.

"Sebenarnya kamu bisa menolak sebelum menandatangani surat perjanjian itu Ace, karena Hans tidak pernah memaksa siapa pun menjadi pelayannya. Itulah sebabnya ada surat Perjanjian itu. Kamu menolak, surat perjanjian itu tidak akan pernah ada."

Ace mengutuki dirinya sendiri yang tidak membaca surat perjanjian itu terlebih dahulu. Mendengar cerita dari Bibi Santi. Ace menjadi ketakutan. Jika dirinya seperti wanita yang diceritakan oleh Bibi Santi. Bagaimana dirinya bisa menghidupi keluarganya. Adiknya masih menempuh pendidikan sedangkan mamanya belum kuat untuk bekerja.

"Apa yang harus aku lakukan bu?" tanya Ace menunduk dengan air mata yang masih mengalir di pipinya.

'Dengarkan kata hati mu nak. Bibi tidak akan ikut mendukung atau melarang kamu sebagai pelayan tuan Hans. Bibi hanya mengatakan apa yang akan kamu dapatkan dan apa yang menjadi konsekuensi jika ingkar dari perjanjian itu," kata Bibi Santi. Wanita itu meraih tubuh Ace dan memeluknya. Dia mengerti kesedihan gadis muda itu karena masalahnya sangat rumit. Hutang yang banyak dan terancam kehilangan rumah mereka.

"Tuan Hans biasanya pulang jam delapan paling cepat. Mari kutunjukkan kamar mu. Silahkan memikirkan keputusan yang akan kamu ambil di Sana."

Bibi Santi menyadari jika Ace butuh sendiri. Wanita itu menarik tangan Ace dan membawanya ke kamar yang bersebelahan dengan kamarnya.

Baru saja Ace duduk di tepi ranjang. Ponselnya berdering dan menampilkan pesan dari nomor baru yang ternyata dari sang adik disana.

"Mbak, ini aku Rangga. Mbak, Masih mau gak ya pak Hardi meminjamkan uang kepada Kita. Uang sekolah ku harus lunas sampai akhir semester supaya bisa mendapatkan kartu ujian. Dua hari lagi jangka waktu pembayaran terakhir mbak."

"Mbak, akan usahakan ya. Fokus saja belajar."

"Oke mbak, makasih ya mbak."

Ace menarik nafas panjang. Adiknya Rangga pasti meminjam ponsel temannya untuk mengabari dirinya tentang pembayaran uang sekolah itu.

Setelah membalas dan memberikan semangat untuk adiknya. Ace kembali merenung. Pak Hardi pasti dengan senang hati memberikan pinjaman karena dengan cara itu akan membuat dirinya mempunyai peluang mendapatkan rumah milik keluarganya.

Dalam hati, Ace menghitung uang sekolah yang harus dibayarkan paling lama tiga hari lagi. Jumlahnya tidak terlalu besar tapi bagi orang yang tidak mempunyai uang seperti keluarga Ace. Jumlah yang dua juta rupiah sangat lah besar. Entah bagaimana, Ace mendapatkan uang sebanyak itu karena uang gaji yang dia terima diawal sudah habis membayar bunga cicilan kepada pak Hardi, membayar bon di warung dan juga membeli stok sembako untuk dua minggu ini.

Sepertinya tidak ada cara lain bagi Ace untuk menyambung kelangsungan hidup keluarganya selain mengorbankan diri. Rangga adalah adik satu satunya yang bisa diharapkan untuk mengembalikan apa yang hilang dari keluarga mereka.

Ace bukan lah anak yang terlahir dari keluarga miskin. Kakeknya telah mewariskan sebuah usaha kepada Rina mamanya Ace. Karena fokus menjadi ibu rumah tangga. Usaha restoran yang diwariskan sang kakek dipercaya dikelola oleh papanya Ace.

Kehidupan yang awalnya berkecukupan berubah menjadi kehidupan yang serba berkurangan. Papanya Ace tergoda dengan wanita muda yang gila harta. Papanya Ace berhasil menipu Rina dengan mengganti semua kepemilikan aset atas namanya kecuali rumah yang mereka tinggali. Tidak hanya sampai disitu kejahatan sang papa. Hasil keuntungan dari restoran itu yang seharusnya hak Rina dan anak anaknya menjadi hak dari istri mudanya.

Mengingat kejahatan sang papa. Ace membulatkan tekadnya untuk berkorban. Kebenciannya kepada sang papa semakin menjadi jadi dan dia berjanji akan kembali merebut apa yang menjadi hak dari mamanya.

"Baiklah, aku siap menjadi pelayan tuan Hans," batin Ace. Dia membayangkan jumlah uang yang dia dapat berdasarkan cerita dari Bibi Santi. Jika dia berhasil mendapatkan uang sebanyak itu. Ace berniat menyewa pengacara untuk mengambil hak sang mama dari papanya.

Ace berdiri dari tempat tidur itu. Dia berjalan ke arah lemari Dan menyusun pakaiannya di sana.

Di ruangan lain masih di rumah yang sama. Bibi Santi mendapatkan panggilan dari Hans.

"Aku mau dia berpakaian yang lebih terbuka malam ini Bibi."

"Tapi aku tidak tahu apakah dia mempunyai pakaian yang terbuka atau tidak," jawab Bibi Santi.

"Itu hal kecil. Sebentar lagi. Kan ada yang mengantarkan pakaian seperti itu ke rumah. Hanya saja, aku meminta Bibi untuk melihat tubuhnya. Apakah tangan dan kakinya mulus atau tidak."

Ternyata perkataan Randi mengganggu pikiran Hans. Hans menginginkan wanita yang cantik dengan kulit yang mulus untuk melayani dirinya di ranjang. Hans akan lebih puas jika pelayannya lebih cantik daripada mantan istrinya.

"Baik Tuan."

Panggilan itu berakhir. Bibi Santi menggerutu. Dia tidak menyukai tabiat tuannya yang suka berganti ganti pelayan untuk memenuhi kebutuhan biologisnya. Tapi apa daya, dirinya hanya lah sebagai pelayan yang tidak diperhitungkan apa yang keluar dari mulutnya. Tidak perduli apakah perkataannya benar.

"Semoga, Ace menjadi pelayan terakhir," kata Bibi Santi pelan. Sejahat apapun Hans pada perempuan. Bibi Santi sudah menganggap tuannya itu sebagai keluarganya. Hans bukan orang yang pelit. Pekerjaan Bibi Santi yang selalu memuaskan hati Hans membuat wanita tua itu mendapatkan imbalan yang setimpal. Anak anaknya sedang menempuh pendidikan di perguruan tinggi dan semuanya biayanya ditanggung oleh Hans.

Seperti pekerjaan yang berkenan. Bibi Santi juga berharap pelayanan Ace berkenan di hati sang tuan. Pandangan pertama dan Ace yang langsung terbuka kepada dirinya. Bibi Santi menilai Ace adalah wanita yang baik.

"Ace, kemari lah," panggil Bibi Santi dari depan pintu kamar.

"Bagaimana keputusan mu?" tanya Bibi Santi. Ace hanya menganggukkan kepalanya dan menunduk malu.

"Aku tahu. Ini adalah keputusan yang berat bagi kamu. Ace, aku berharap kamu bisa meluluhkan hati tuan Hans dan menjadikan kamu sebagai pelayan terakhir."

"Aku tidak bisa berjanji bu. Sesuai dengan Surat perjanjian itu. Aku akan menjadi pelayan tuan Hans selama satu bulan ini. Dan aku tidak mengharapkan lebih dari itu," jawab Ace. Dia tidak ingin memberikan harapan kepada Bibi Santi yang nantinya tidak bisa dia tepati. Hans adalah pria kaya yang bisa mengganti pelayan dengan seenak perutnya.

Terpopuler

Comments

Sriutami Utam8

Sriutami Utam8

iya bener bik semoga ace adlh pelyan terakhr tuan hans dan ace semiga busa mnjdi istri nya krna ace masih virgin

2023-03-26

2

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!