Penderitaan Baru

Sekhu meninggalkan Naima yang terlelap dalam dekapan nya yang masih menyisakan air mata di ujung mata nya, setelah pelepasan nya Sekhu memilih memeluk Naima kemudian tertidur.

Sekhu menatap Naima lembut entah apa yang membuat nya bergetar setiap berhadapan dengan Naima tidak seperti dulu saat dia bersama dengan karina.

Sekhu berdiri meninggalkan Naima yang terlelap untuk membersihkan tubuh nya dan segera pergi ke kantor lagi, Sekhu menatap sisa cairan merah kenikmatan nya yang ada di tubuh nya dengan senyuman.

"Dia benar benar masih suci, aku tidak salah pilih menjadi kan Naima calon ibu dari anakku. " Ucap Sekhu tersenyum bangga.

Setelah mandi Sekhu segera memakai baju kerja nya kemudian mencium bibir Naima sekilas sebelum meninggal kan nya, kamar itu begitu berantakan saat kepergian Sekhu.

***

Jam sudah menuju kan pukul 18.00 malam Sekhu merentang kan kedua tangan nya pelan kemudian menatap layar ponselnya yang nampak sepi.

"Ini sudah 3 hari dia tidak menghubungi ku, apa dia tidak merindukan ku? " Ucap Sekhu.

Sekhu beberapa kali menghubungi karina tapi wanita itu sengaja mematikan ponselnya karena tidak ingin Sekhu mengganggu liburan bersama teman-teman nya.

"Kenapa tidak bisa dihubungi, wanita itu memang kian kelewatan sekarang. " Ucap Sekhu meremas ponselnya keras.

Sekhu memutuskan untuk kembali ke rumah karena dia bisa bersama dengan Naima dari pada harus memikirkan Kirana.

Naima bangun dari tidur nya dan merasakan tubuh nya terasa begitu sakit dan lelah mata gadis itu masih nampak sendu karena menangis.

"Aw.. " Pekik Naima saat hendak melangkah menuju kamar mandi.

Kamar itu masih sama berantakan karena Sekhu melarang siapa saja untuk masuk kedalam kamar pribadi nya, Naima dengan pelan menuju kamar mandi untuk merendam tubuh nya.

Kini Naima sedang menikmati air panas yang begitu menenangkan tubuh dan pikiran nya, bayangan percintaan nya dengan Sekhu teringat jelas membuat tangis nya kembali pecah.

"Bagaimana bisa dia melakukan itu pada ku, setidaknya dia bisa bertanya dulu sebelum mengambil mahkota ku. " Gumam Naima.

Sekhu baru saja kembali ke rumah pukul 19.00 tiba dirumah makanan sudah tersaji tanpa tersentuh, pelayanan menatap tunduk pada kedatangan Sekhu yang menatap mereka heran.

"Ada apa? " Ucap Sekhu.

"Nona Naima, belum makan siang sampai sekarang tuan. Kami sudah mengetuk pintu kamar nya beberapa kali tapi tidak ada sahutan. " Pelayanan itu dengan takut.

Sekhu meninggalkan mereka langsung menuju kamar nya dan mencari Naima, saat membuka pintu kamar itu masih sama berantakan dengan spre yang kotor dan juga baju yang masih berserakan.

"Di mana gadis itu? " Ucap Sekhu melepaskan jas dan dasi yang terasa mencekiknya.

"Naimaaaa.. " Teriak Sekhu dengan keras.

Naima yang memejamkan mata di dalam badup nya seketika terbangun dan tekejut dengan teriakan Sekhu.

"Ada apa lagi, apa dia belum juga puas merusak hidup ku. " Ucap Naima yang langsung menyambar handuk dan melilitkan pada tubuh nya.

Clek

Pintu kamar mandi terbuka membuat Sekhu langsung menatap ke arah sana dan terpanah melihat Naima yang hanya mengenakan handuk dengan rambut basah yang membuat nya terlihat begitu sexy.

"Apa kau ingin mengoda ku, apa perlakuan membuat mu merindukan nya lagi? " Ucap Sekhu mendekati Naima.

Naima langsung sadar dengan apa yang dia lakukan dengan cepat Naima hendak berlari ke kamar mandi kembali namun dengan cepat Sekhu menahan lengannya dan langsung menabrak dada Sekhu.

"Mau kemana hemz? " Ucap Sekhu.

"Lepaskan aku, aku tidak berniat mengoda mu sama sekali lepas.. " Ucap Naima berusaha melepaskan tangan Sekhu di tubuh nya.

"Kenapa? "

"Tuan Sekhu yang terhormat, yang sudah memerkosa ku dengan lancang lepaskan tangan mu dari tubuh ku sekarang." Ucap Naima membuat Sekhu marah.

Lengan santai Sekhu langsung melepaskan tubuh Naima dan menarik handuk yang di kenalnya, membuat Naima kini sudah tidak terlindung dari kain.

Tubuh putih mulus itu terekspos sempurna bahkan tanda merah di tubuh nya terlihat begitu indah di mata Sekhu.

"Kau ingin aku melepaskan mu kan, sudah ku turuti. " Ucap Sekhu duduk diatas kasur dengan santai melihat Naima yan menutupi tubuh nya.

"Dasar pria gila.. " Pekik Naima langsung meninggalkan Sekhu yang tersenyum.

"Lihat dengan melihat nya saja junior ku terbangun dengan sempurna, tapi ku rasa nanti saja ku tuntaskan junior. Lihat dia pasti kelaparan sekarang. " Gumam Sekhu.

Naima memakai baju tidur yang tertutup dan keluar dari kamar mandi dengan sedikit malu, Sekhu juga sudah tidak terlihat di dalam kamar membuat Naima bernafas lega.

"Bagus jika dia sudah pergi. " Ucap Naima.

Naima mengumpulkan semua pakaian kotor dan juga mengganti sprei dengan yang bersih, perutnya terdengar begitu lapar membuat Naima segera keluar dari kamar.

"Aku lapar... " Gumam gadis itu.

Naima menuruni anak tangga perlahan menuju meja makan yang besar namun tidak terlihat seorang pun duduk disana selain para pelayan.

"Selamat malam, nona Naima? " Sapa mereka.

"Selamat malam. " Naima langsung duduk dan mengambil makanan yang dia sukai.

Naima makan dengan santai dan menikmati makanan yang begitu lezat dan sesuai dengan selera nya, Naima tidak peduli dengan keberadaan Sekhu yang entah berada di mana sekarang.

"Emmz, maaf bisa kalian ambil pakaian kotor di kamar ku? " Gumam Naima pelan.

"Baik nona. " Ucap mereka kemudian meninggalkan Naima sedang makan.

"Selamat malam, tuan Sekhu? " Sapa mereka yang langsung membuat Naima berbalik.

Mood makanya tiba-tiba hilang begitu saja saat tahu Sekhu menghampiri dirinya.

"Tinggal kan ruang makan sekarang. " Printah Sekhu yang langsung membuat semua pelayan meninggalkan tempat itu langsung.

Naima berdiri hendak pergi namun Sekhu menarik nya hingga duduk di atas pangkuan nya.

"Apa yang kau lakukan, bagaimana jika ada yang melihat? " Ucap Naima berontak.

"Tidak ada yang berani menolak printah ku, termasuk kau. " Ucapnya dingin.

Naima diam duduk diatas pangkuan Sekhu yang sedang makan dengan diam, Naima yang mulai kesal memilih diam dan menyadarkan kepalanya pada ceru leher Sekhu yang wangi mints.

"Kenapa aku jadi menyukai aroma tubuh nya? " Batin Naima.

Sekhu masih asik menikmati makan malam nya dengan Naima berada di atas pangkuan nya sekarang.

"Kau menyukai aroma tubuh ku hemz? " Ucap Sekhu.

Naima hanya diam mendegar ucapan Sekhu yang memang benar jika dia menyukai aroma tubuh menenangkan dari Sekhu.

"Jangan sampai kau jatuh cinta padaku, karena urusan kita akan selesai setelah kau mengandung dan melahirkan anak laki-laki untuk ku. " Ucap Sekhu yang langsung membuat Naima menatap nya.

"Aku bukan pencetak anak mu, jangan pernah berpikir seperti itu. Karena aku tidak akan sudi mengandung anakmu. " Cerca Naima.

Rahang Sekhu langsung mengeras sorot matanya langsung menajam membuat Naima sedikit takut melihat Sekhu yang nampak begitu marah dengan ucapan nya.

"Dan akan ku pasti kan jika kau mengandung anakku, kau paham? " Ucap Sekhu mencengkram keras rahang Naima hingga membuat gadis itu kesakitan.

"Kejutan... " Pekik Kirana yang bahagia kemudian terdiam melihat Sekhu yang begitu dekat dengan Naima.

Sekhu langsung melepaskan cengkraman nya pada rahang Naima dan membuat gadis itu segera turun dari pangkuan Sekhu.

"Kenapa tidak sekali kau pindah saja. " Ucap Sekhu membuat Kirana semakin kesal.

"Ooooh, kau lebih bahagia bersama nya sekarang dari pada bersama dengan ku? " Ucap Kirana menatap Naima yang berada dibelakang Sekhu.

"Sudah lah, aku bosan melihat mu seperti itu. Lupakan semua itu.. " Ucap Sekhu meninggalkan Kirana bersama dengan Naima.

Kirana menatap Naima dengan kebencian karena dirinya sudah bisa merebut Sekhu dari nya padahal mereka baru menikah, Kirana menarik rambut Naima hingga membuat nya terpekik.

"Aw... sakit mbk, lepaskan.. " Ucap Naima menahan perih di kulit kepalanya.

"Wanita ****** seperti mu, bener bener membuat ku muak. Jangan harap bisa menjadi nyonya di sini mengantikan ku, karena Sekhu hanya menginginkan anak mu bukan dirimu. " Ucap Kirana mendorong Naima dengan keras.

"Posisimu itu lebih baik di bawa kaki ku, bukan di atas pangkuan Sekhu... " Kirana meninggalkan Naima yang menangis.

"Huaf...hidup ku sudah menderita , dan kini jauh lebih menderita lagi jadi istri kedua yang benci oleh istri pertama. " Gumam Naima menghapus air matanya.

"Sampai kapan aku harus seperti ini, sampai kapan penderitaan ini akan berakhir.. " Naima berdiri dan menghapus air matanya.

Sedangkan Kirana sedang mencari keberadaan Sekhu yang marah karena dirinya tidak memberi nya kabar sejak pergi, Kirana merasa kesal saat tahu Sekhu tidak ada di kamar mereka.

"Ah... dia pasti ada di kamar pribadi nya, bagaimana bisa aku masuk kedalam sana? " Pekik Kirana marah.

Naima naik ke lantai dua dan masuk kedalam kamar yang ternyata ada Sekhu yang sedang minum di balkon kamar.

"Ah... " Pekik Naima keras membuat Sekhu terkejut.

Naima luruh di dinding pintu kamar Sekhu yang kedap suara air matanya luruh begitu deras membuat Sekhu bingung apa yang terjadi padanya, Naima mengelam kan kepala nya diantara dua paham nya lalu menangis dengan keras.

Sekhu duduk disofa sembari menatap Naima yang menangis tersedu sedu itu dengan diam dan tatap yang sulit diartikan Sekhu diam sampai Naima menyadari keberadaan nya sendiri.

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!