Perempuan Nakal

Saat ini, Resyah Tengah Berjalan Sendiri Seraya Terus Melihat lihat Perkarangan Bunga Yang Berada Di Pinggir Lapangan Utama pesantren Hidayatullah. Kedua Abangnya itu Tidak Bisa menemani Dirinya Karna Reyhan Sedang Mengurus Berkas Berkas Untuk acara hari ini, Sedangkan Rayan Berada Di Dalam Masjid Bersama Gus Ataupun Ustadz lainya Untuk Membicarakan Acara Nanti Siang yang Katanya Akan di datangi Oleh Pesantren Terkenal lainnya.

Rayan Juga sempat menemui Teman temannya Yang Selama Ini Tinggal di pesantren Hidayatullah Serta menanyakan kabar mereka. Rasa Rindu Rayan Kepada Teman temannya Sangat kuat, Mungkin karena sudah lama sekali Tidak berkunjung.

Sudah Cukup lama Resyah berjalan jalan Sampai Waktu Menunjukkan Pukul Setengah Sepuluh Siang Hari.

Saat Resyah Berjalan, Matanya Beralih melihat Pohon Mangga yang sangat lebat oleh buahnya. Dengan Perasaan Yang Sangat bersemangat, Ia Menghampiri Pohon Besar Tersebut.

Keadaan Area Pesantren Hidayatullah Saat Ini Terlihat Sangat Sepi Karna Seluruh Santri Sudah Masuk Kedalam Kelas Masing Masing Untuk Belajar, Dan Hanya Beberapa pengurus Saja Yang Berlalu-lalang, Itu Pun Jarak Resyah Dengan Pengurus Pesantren Cukup Jauh.

Kini Gadis Itu Berada di ujung Lapangan utama Dan Tidak Ada Satu Orang Pun yang menyadari Keberadaan Resyah Di sana.

Setelah Beberapa Saat Kemudian, Senyum Di Bibir Resyah Seketika Luntur Begitu Saja. Wajah Gadis itu Berubah Menjadi Suram Setelah Mengetahui Tidak Ada Satu Gala Pun Di Pesantren Hidayatullah. Niatnya Ia Akan Mengambil Mangga Tersebut Mengunakan Gala, Tetapi Setelah Mencarinya Kemanapun Bahkan Sampai Keningnya Di Penuhi Keringat Yang Terus Mengucur, Tetap Saja Gala Tidak Dapat Di Temukan.

Resyah Mengatur Napasnya Yang Tidak Beraturan Dan Terduduk Di Bawah Pohon Mangga Besar Dengan Mulut Yang Terus Menerus Menggerutu Sebal Karna Tidak Mendapatkan Gala.

Sesaat Kemudian Ide Yang Sangat Aneh Terlintas Di Dalam Benak Pikiran Resyah, Gadis Itu Mengukir Senyuman Tipisnya. Resyah Mendongakkan Kepalanya Melihat Ke Arah Pohon Besar Dengan Matahari Yang Menusuk Tepat Pada Kulitnya.

Resyah Bangkit Dari Tempat Duduknya Dan Menatap Lekat Pohon Tersebut. "Mungkin aku Bisa memanjatnya?" Gumam Resyah Pelan.

Setelah Beberapa Kali Mencoba Memanjat Pohon Yang Awalnya Ia Kira Mudah, Ternyata Perkiraan Resyah Salah. Memanjat pohon itu Sangat sulit, lagi pula Resyah tidak pernah ada pengalaman Memanjat sekalipun.

Sejak Kecil Gadis Itu Tidak pernah Mencoba Sesuatu Sendirian Maupun keluar Rumah Sekali Pun Kecuali Sekolah, Bahkan Jika Dirinya Ingin Keluar Untuk Membeli Sesuatu Pasti Akan Di Temani Abangnya Dan Abangnya Pun Tidak Akan Pernah Mengizinkannya Untuk Pergi Ke manapun Atau Melakukan Sesuatu Sendirian.

Karna Tekat Dan Juga Sifat Keras Kepala Yang Gadis Itu Miliki, Beberapa Kali Ia Terjatuh ke Tanah Sehingga Menyebabkan luka Di Bagian Lututnya. Resyah Terus Berusaha Untuk Bisa Memanjatnya.

"Astagfirullah, Perempuan itu Nakal sekali" Ucap Reygan Selaku Sahabatnya Rayan yang Baru Saja keluar Dari Dalam Masjid dengan Sahabatnya Yang Lain.

Dari Kejauhan Reygan Dapat Melihat Kegigihan Seorang Gadis Yang Tengah Memanjat Pohon Mangga Besar. Cukup Terlihat Jelas karna ia Memicingkan Matanya, Lagi Pula Keberadaan Masjid Tepat Berada di Tengah-tengah lapangan Utama Pesantren Sehingga Jangkauan Mereka Yang Sedang Berdiri Di Depan Masjid Tidak Terlalu Jauh Dari Jarak Pohon Mangga Tersebut.

Rayan Yang ingin Melanjutkan Langkah Kakinya Langsung mengurungkan niatnya Saat Mendengar Perkataan Reygan.

Sontak Rayan Mengikuti Pandangan Sahabatnya Yang Tertuju Pada Seorang Perempuan Yang Sedang memanjat Pohon Besar.

Rayan Memicingkan matanya Agar melihat lebih jelas Perempuan Yang Berada Di Ujung Lapangan Sana.

"Resyah?" Gumam Rayan Pelan Tetapi Masih Dapat di Dengar oleh Sahabatnya.

"Adik loh, yan?" Tanya Reygan Dengan Tatapan Seriusnya.

Rayan Hanya Menganggukinya Lalu Segera Berlari Menuju Adiknya itu.

"RESYAHH!" Triak Rayan Seraya Berlari Kencang Menghampiri Adiknya Dan Di Ekori Beberapa Sahabatnya Di Belakang.

Saat Resyah Sudah Mengangkat Tangannya Untuk Menjangkau Mangga di Dekatnya, Tiba Tiba Saja Dirinya Terperanjat Kaget Saat Mendengar Suara Lantang Dari Belakangnya.

Saat Napas Resyah Yang Sempat Tersengal-sengal Sudah Kembali Teratur, Dirinya Pun Berniat ingin Membalikkan Tubuhnya Agar Melihat Sumber Suara yang Memanggilnya, Tetapi Hal Itu Malah Terjadi Lebih Buruk Lagi Ketika Dirinya terpleset Oleh Gamis Syar'i Yang Ia Kenakan.

"ARGHH!!" Pekik Resyah Sembari Memejamkan Kedua Matanya.

Resyah Sudah Pasrah Atas Tubuhnya Yang Akan Terbentur Kuat Dengan Tanah Di Bawahnya. Namun, Dirinya Malah Tidak Sedikitpun Merasakan Sakit Bahkan ia Merasa Tidak Tersentuh Oleh Tanah.

Silau Matahari Membuat Penglihatan Resyah Buram, Di hadapannya Kini hanya berjarak Beberapa Cm Saja Dengan Lelaki Yang Tepat Di Depan Wajahnya.

"Kamu gakpapa, Rey?" Tanya Rayan kepada Adiknya.

Yup, Rayan. Pria Kekar Dan Juga Selaku Abang Dari Resyah Berhasil Menangkap Adiknya Tepat Di Dalam Dekapannya Saat Resyah Hampir Saja Menyentuh Tanah. Jika Rayan Tidak Sigap Untuk Menangkapnya, Pasti Saat Ini Adiknya Sudah Terluka Karna Berbenturan Antara Tubuh Dengan Tanah Yang Jangkauannya Saja Sangat Tinggi Dari Atas Pohon Mangga Tempat Dirinya Memanjat Tadi Dengan Tanah Di Bawah Pohon Tersebut.

"E-engga papa, bang" Jawab Resyah Dengan Senyuman Manis Yang Terukir Di Bibirnya.

Setelah itu Rayan Kembali Menurunkan Adiknya, Lalu Berjongkok Untuk Menyamaratakan Tingginya Dengan Tinggi Adiknya.

"Kamu kenapa Naik Naik? Kalau Misalnya tadi Tidak Ada Abang Bagaimana??" Tanya Rayan Dengan Lembut Seraya Mengangkat Tangannya Untuk Mengelus Puncak Kepala Adiknya.

Resyah Mendongakkan Kepalanya Yang Sudah Memperlihatkan Pohon Besar Di Atas Sana. "Aku Mau Mangga Itu, Bang" Tunjuk  Resyah Tepat Pada Pohon Mangga Tersebut.

Rayan Tersenyum Tipis Karna Merasa Gemas Melihat Adiknya Tengah Memanyunkan Bibirnya Jika Menginginkan Sesuatu Di Hadapan Kedua Abangnya, Lalu Tatapannya Teralihkan Untuk Mengikuti Arah Tunjuk Resyah.

Rayan Mengangguk Kecil Sebelum Dirinya Menatap Adiknya Kembali. "Tapi kan bisa Minta Bantuan Abang, dek. Nggak Usah manjat manjat Begitu" Tegur Rayan.

Resyah Yang Mendengar Hal itu Hanya Mampu Tertunduk Dalam Karna Merasa Bersalah Sebab Tingkahnya Sendiri.

Rayan Yang Melihat Adiknya Hanya Termenung Membuatnya Merasa Iba. Tak Lama Kemudian, Tatapannya Teralihkan Untuk Menatap Lekat Ke Arah Reygan, Aslan, Karvin, Dan Juga jefran Dengan Penuh Isyarat Di Dalam Kedua Kontak Matanya.

Mereka Paham Akan Maksud Tatapan Rayan Yang Tersorot Akan Penuh Arti, Sehingga Mereka Hanya Mengangguk Anggukan Kepalanya Sebagai Persetujuan.

"Putri kecil ini Mau mangga, cuy" Seloroh Aslan Dengan Menatap Resyah Dan Mendapatkan Anggukan Kepada Dari Gadis Tersebut.

Aslan Melirik Ke Beberapa Pria Yang Berada Di Belakang Maupun Di Sampingnya, Dirinya Seperti Memberikan Isyarat Dengan Tatapannya.

"Jef. lo Paling bawah, kedua Reygan ketiga Karvin Dan—Paling Atas gua" Ucap Aslan Terkekeh Pelan Dan Berhasil Mendapatkan Tatapan Sinis Dari Sahabatnya, jefran.

Mereka Hanya Menuruti Perintah Rayan Lalu Bersiap Untuk Menumpuki Punggung Jefran Dan Di lanjutkan Oleh Yang Lainnya.

Resyah Membelalakan Matanya sempurna Tatkala Melihat Banyak Sekali Mangga Yang Berada Di Hadapannya. Senyuman Lebar terbit di bibir Gadis Itu Hingga Berhasil Membuat Senyuman Mengembang Pada Bibir Rayan Karna Ikut Bahagia Jika Adiknya Tersenyum.

"Sudah cukup, Rey?" Tanya Rayan dan di Angguki Oleh Adiknya Sebagai Jawaban.

"S-sudah Bang, Mungkin Ini juga kebanyakan Untuk aku seorang" Ucap Resyah.

"Atuh Nggak Sendiri. Bagi bagi kita lah, Rey" Sahut Karvin Yang Menatap Intens ke Semua Mangga itu.

Sesaat Resyah Terkekeh Pelan mendengar Jawaban Yang Amat Serius Dari Penuturan Seorang Karvin, Padahal Dalam Perkataannya Tadi ia Hanya Bercanda Saja.

Resyah Tidak Menjawab Ucapan Karvin, Melainkan Hanya kembali mengangguk Pelan dan tersenyum kepada Sahabat Dari Abangnya Itu.

Setelah Beberapa Menit Aslan Dan Yang Lain Telah Selesai Memetik Mangganya Lalu Akan Mencucinya Hingga Bersih, Dan Untuk Bagian Memotong Akan Di Berikan Kepada Rayan.

Tak Berselang Lama Kemudian, Kini Mereka Tengah Memakan Mangga Itu Bersama Sama Dengan Keadaan Duduk Di Bawah Pohon Besar Yang Tadi Buahnya Mereka Ambil Hingga Tandas.

"Makasih Ya, Udah Mau bantu aku" Ucap Lembut Resyah Melirik Ke Arah Seluruh Sahabatnya Rayan Secara Bergantian.

"Sama sama Resyah" Balas Mereka Kompak Seraya Tersenyum Lebar.

Resyah Mengerutkan Keningnya Saat Mendengar Perkataan Mereka Yang Menyebutkan Namanya. "Kalian kenal aku?" Tanya Resyah Terheran.

"Kenal dong, Kamu kan Adiknya Rayan Dan Reyhan, Pasti kita kenal" Jawab Aslan Menyengir Kuda Sehingga Memperlihatkan Gigi Rapinya.

"Tapi bang..." Resyah Menatap Mimik Mata Abangnya Dengan Penuh Arti Di Kedua Pelupuk Mata Indahnya.

"Mereka Sahabat Abang Sejak kamu Masih kecil, Sehingga Mereka kenal kamu" Jawab Rayan, Ia Mengetahui Apa yang Terdapat Di Dalam Benak Pikiran adiknya.

Resyah Yang Mendengar Hal Itu Tersenyum Simpul Memandang Sahabatnya Rayan Secara Bergantian Dan Menganggukkan Kepalanya Perlahan.

"Yaudah, Resyah Masuk sana, Sudah mau Dzuhur" Ucap Reygan Tersenyum Tipis.

"Habis Dzuhur Ada Acara, Kalau kamu Merasa Bosan, kamu datang ke asrama putri saja untuk kenalan sama Mereka. Kebetulan Mereka Pulang Lebih cepat Kok" Tambah Jefran Dengan Wajah datar Dan Mendapatkan Anggukan Kepala Dari Resyah.

"Yaudah deh, Aku pulang dulu ya bang" Ucap Resyah Seraya Menyalami Tangan Rayan dan Langsung Berdiri Dari Duduknya.

Setelah itu Ia Melangkahkan Kakinya Lebar Menuju Ndalem. "Assalamualaikum" Triak Resyah Yang Terus Melangkah Kedepan Dengan Tangan Kanan Yang Terangkat Untuk Melambai Ke Arah Rayan Serta Beberapa Pria Yang Masih Terduduk Di Bawah Pohon Mangga.

"Waalaikumus salam" Jawab Mereka Serempak Sembari Melihat Punggung Resyah Yang Mulai Menjauh Dari Pandangannya.

...*****...

"Assalamualaikum" Ucap Resyah Saat Sudah Memasuki Ndalem Dan Terdapat Uminya Sedang Terduduk sila di lesehan karpet dengan Kedua Tangan Yang Di Gunakan Untuk Bertumpu Al-Qur'an.

Vara Menoleh Kearah Sumber Suara Dari Ambang Pintu, Setelah Dirinya Menghentikan Bacaan Al Qur'an Yang Tadinya Ia Sedang Baca Dengan Sangat Intens.

"Waalaikumus salam" Jawab Vara Tersenyum Tipis Ke arah Putrinya Sesaat, Lalu Tatapannya Kembali Ke Arah Al-Qur'an nya.

"Rey, sini" Titah vara kepada Gadisnya Dengan Tatapan Tidak Teralihkan Kepada Al-Qur'annya.

Resyah Mengangguki Ucapan Uminya Dan Segera Menghampiri Vara. "Iya umi, ada apa?" Tanya Resyah Yang Sudah Terduduk Di Lesehan Karpet Tepat Di Sebelah Uminya itu.

Vara Menoleh Ke Samping Agar Melihat Resyah Yang Juga Sedang Memperhatikan Dirinya. "Setelah Dzuhur Kamu ikut Umi, ya. Kita bantu Membuat Makanan Di Dapur Pesantren Putri" Jawab Umi Vara Dengan Lembut.

Resyah Mengangguki Perkataan Uminya, lalu Setelah Itu Ia Menyalami Tangan Vara Sebelum Dirinya Beranjak Pergi Dari Sana Menuju Lantai Dua Untuk Memasuki Ke Dalam Kamarnya. Dia Pun Berniat Agar Memberikan Tubuhnya Beristirahat Sejenak.

Setelah Sampai Di Dalam Kamarnya, Ia menghamburkan tubuhnya kedalam Kasur Empuk Miliknya, Sedangkan Tangan Kanannya Terangkat Untuk Mengambil Handphone di atas Nakas Lalu Membuka Pesan yang Di Kirimkan Oleh Sahabatnya.

Tepat Pukul 13:30 Siang Hari.

Beberapa Jam Yang Lalu Vara Mengajak Resyah Untuk Pergi Ke Dapur Santriwati Setelah Ia Menunaikan Ibadah Sholat Dzuhur. Dengan Perasaan Yang Sangat Bersemangat, Resyah Segera Turun Ke Lantai Bawah Untuk Menemui Uminya Setelah Dirinya Sudah Siap Agar Melihat Seluruh Santri Putri Yang Sedang Berada Di Dapur Pesantren Hidayatullah.

Kini Gadis Itu Terlihat Sangat Cantik Dengan Mengunakan Gamis Coklat Yang Sudah Melekat Pada Tubuh Mungilnya Serta Hijab Pasmina Berwarna Hitam Yang Ia lilitkan Di Lehernya.

"Umi, ayo!" Triak Resyah Yang Tengah Menuruni Satu Persatu Tangga Berjalan Menuju Lantai Bawah.

Gadis Tersebut Melontarkan Suara Lantang Yang Membuat Seluruh Ruang Tamu Bergema Dan Juga Berhasil Membuat Umi Vara Yang Tadinya Sedang Duduk Santai Di Sofa Ruang Tamu, Kini Ia Hanya Mendengus Kasar Karna Sempat Terperanjat Kaget.

"Jangan triak Teriakan Resyah" Tegas Vara Menggelengkan Kepalanya Dan Hanya Mendapatkan Cengengesan Dari Putrinya Itu.

Tak Lama Kemudian, Mereka Pun Segera Keluar Dari Dalam Ndalem Dan Berjalan Santai Menuju Dapur Santriwati Berniat Akan Membantu Santri Lainnya Yang Sedang Membuat Nasi Kotak Untuk Acara Hari Ini.

Episodes
1 Princess
2 Putri Kecil Abi
3 BERULAH
4 Tidak Ingin Di Anggap
5 Perempuan Nakal
6 Orang Baru
7 Cemburu
8 Kecemasan
9 Setelah Beberapa Tahun
10 Si Cantik yg menangis
11 Kepingan Rindu
12 Menarik
13 Princess Bang Rayan
14 Hari Spesial
15 Muncul Rasa Benci
16 Menantang
17 Susu Bayi
18 Tiga Anak Malang
19 Hewan Berbulu Putih
20 Prioritas
21 Keberanian Resyah
22 Bodyguard
23 Resyah Caper?
24 Siapa Pria Itu?
25 Cantiknya Abang
26 Rapuh
27 Teringat Kembali
28 Insiden
29 Hadiah
30 Kebohongan
31 Pesan Buruk
32 Marah
33 Shankar
34 Kejutan
35 Kabar Mengejutkan
36 Penculikan Resyah
37 Terungkap
38 Kehilangan untuk kedua kalinya?
39 Kecewa [l]
40 kesalah pahaman
41 Hanya mimpi
42 Kesialan Resyah
43 Ratu Alexandra
44 Tangisan Rayan
45 Sebuah Istana
46 Flashback, Masa Lalu Yang Kelam
47 Istana&Princessnya
48 Hari Pindah Sekolah
49 Keisengan Resyah
50 Phobia Kucing
51 Prince&Princess
52 Luka
53 Mengagumi
54 Menjadi santri baru
55 Beribu alasan
56 Princess gila?
57 Rayan, Reyhan, Resyah
58 Princess lo, Princess gua
59 Hinaan untuk Princessnya Reyhan
60 Buku bersampul
61 Santriwan senior
62 Malaikat Baik?
63 jodoh?
64 Jiwa yang bersatu
65 Air mata kehilangan
66 Harapan bersatu
67 Resyah Kabur?
68 hukuman untuk resyah
69 Sebuah dendam?
Episodes

Updated 69 Episodes

1
Princess
2
Putri Kecil Abi
3
BERULAH
4
Tidak Ingin Di Anggap
5
Perempuan Nakal
6
Orang Baru
7
Cemburu
8
Kecemasan
9
Setelah Beberapa Tahun
10
Si Cantik yg menangis
11
Kepingan Rindu
12
Menarik
13
Princess Bang Rayan
14
Hari Spesial
15
Muncul Rasa Benci
16
Menantang
17
Susu Bayi
18
Tiga Anak Malang
19
Hewan Berbulu Putih
20
Prioritas
21
Keberanian Resyah
22
Bodyguard
23
Resyah Caper?
24
Siapa Pria Itu?
25
Cantiknya Abang
26
Rapuh
27
Teringat Kembali
28
Insiden
29
Hadiah
30
Kebohongan
31
Pesan Buruk
32
Marah
33
Shankar
34
Kejutan
35
Kabar Mengejutkan
36
Penculikan Resyah
37
Terungkap
38
Kehilangan untuk kedua kalinya?
39
Kecewa [l]
40
kesalah pahaman
41
Hanya mimpi
42
Kesialan Resyah
43
Ratu Alexandra
44
Tangisan Rayan
45
Sebuah Istana
46
Flashback, Masa Lalu Yang Kelam
47
Istana&Princessnya
48
Hari Pindah Sekolah
49
Keisengan Resyah
50
Phobia Kucing
51
Prince&Princess
52
Luka
53
Mengagumi
54
Menjadi santri baru
55
Beribu alasan
56
Princess gila?
57
Rayan, Reyhan, Resyah
58
Princess lo, Princess gua
59
Hinaan untuk Princessnya Reyhan
60
Buku bersampul
61
Santriwan senior
62
Malaikat Baik?
63
jodoh?
64
Jiwa yang bersatu
65
Air mata kehilangan
66
Harapan bersatu
67
Resyah Kabur?
68
hukuman untuk resyah
69
Sebuah dendam?

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!