Tidak Ingin Di Anggap

"Princess, Bangun!!!" Triak Reyhan Yang Berada Di Ambang Pintu kamar Resyah Untuk Membangunkan adiknya Agar Sholat Subuh Bersamanya.

"Apa sih Bang, Pagi pagi sudah Brisik aja. aku Udah bangun!" Pekik Resyah Yang terganggu Atas kehadiran Abangnya itu.

Resyah Baru saja keluar dari kamar mandi Dan Sudah Memakai mukena untuk Melaksanakan Sholat Subuh, Tetapi Kedatangan Abangnya Malah mengganggunya.

Resyah Berjalan menuju pintu kamarnya untuk Melihat Abang Ngeselin-nya itu.

"Ngapain?" tanya Cutek Resyah kepada Abangnya.

"Yuk, ikut Abang sholat subuh di masjid" jawab Reyhan dan langsung menarik Pergelangan Tangan Adiknya Agar ikut dengannya.

"Ehh lah, Bentar" Ujar Resyah Yang tidak di Dengar Ataupun di jawab oleh Abangnya.

Resyah Menghela Napas Kasar, Dan Dengan Perasaan Kesalnya Ia Hanya Mengikuti Kemauan Abangnya.

"Nanti Rehan Ajarin Resyah ngaji mau ga?" Tanya Reyhan Menatap lembut adiknya itu Dengan senyuman manis.

Sedangkan Resyah hanya Mengangguk Anggukan Kepalanya Sebagai Jawabannya, Serta Menatap Abangnya Hanya Sekilas Sebelum Ia Melihat Jalan Setapak Yang Ingin Menuju Masjid.

Saat Mereka Berjalan Menuju Ke Masjid, Pandangan Seluruh Santri tertuju kepada Resyah Dengan tatapan yang sulit di artikan.

Resyah Yang ingat pesan Abangnya langsung Menundukan kepala Seraya Dengan Terus Melangkah Mengikuti Abangnya Dari Belakang.

Sesampainya Di masjid, Resyah dan Reyhan Berpisah Tepat Di Depan Pintu Masjid. Reyhan di staf Depan Bersama Santriwan Ataupun Pengurus Lainnya, Sedangkan Resyah di staf Belakang Bergabung Dengan Santriwati di sana.

"Cewe itu siapanya Gus sih, kayaknya Akrab banget!"

Santriwati Antara Santriwati Lainnya Yang Berada di Belakang Resyah Sedang Berbisik Tentangnya Dengan Tatapan Tajam Yang Tertuju Ke Arahnya.

Resyah Yang Masih Dapat Mendengar Perkataan Mereka Hanya Mampu Diam dan Menghiraukannya. Baginya Meladeni Santriwati Seperti Itu Sangatlah Tidak Penting.

Tak Lama Kemudian, Resyah Telah Selesai Melaksanakan Sholat Subuhnya, Kini Resyah Terdiam Merenung Di Dalam Masjid Seraya Menunggu Abangnya Yang Sedang Mengobrol Dengan Gus Ataupun Ustadz lainnya Di Staf Cowok.

karena Tadi Abangnya Berpesan akan pulang bersama, Sehingga Resyah Memutuskan Lebih Baik Untuk Menunggu Abangnya Itu Di Staf Perempuan.

Sudah Beberapa lama Ia Menunggu Abangnya Yang Tak Kunjung Selesai Dengan Perbincangannya, Sampai Mata Gadis Itu Susah Untuk Di Paksaan Terbuka Lagi. Perlahan Kedua Matanya Sudah Terpejam Sempurna Lantas Tertidur di Masjid Dengan mukena yang Masih Melekat Di Tubuh Mungilnya.

Beberapa Menit Kemudian, Reyhan Telah Selesai Dengan Urusannya Lalu Segera Pamit Kepada Teman Temannya Untuk Kembali Ke Ndalem.

kini Keadaan di Sekitar Area Masjid sudah Terlihat Sangat Sepi Karna Seluruh Santri Sudah Kembali Masuk Ke Dalam Asramanya Masing Masing Untuk Bersiap siap Memulai Sekolahnya, Sehingga Reyhan Mengira Adiknya itu Sudah Balik Terlebih Dulu Ke Ndalem.

Reyhan Telah Menempuh Perjalanan Dari Masjid Hingga Sampai Rumah Yang Kini Tepat Di Depannya. "Mungkin Resyah Sudah balik" Gumam Reyhan Dengan Terus Melangkahkan Kakinya Untuk Masuk Ke Dalam Ndalem.

"Assalamualaikum" Salam Reyhan.

Reyhan Tersenyum Tipis Lalu Berjalan Mendekati Abi Dan Uminya Yang Terlihat Tengah Asik Duduk Dengan Perbincangan Kecil Di Sofa Ruang Tamu.

"Waalaikumus salam" Jawab Umi Vara Dan Abi Ahmad kompak.

Vara Mengerutkan Keningnya Karna Merasa Bingung Ketika Ia Tidak Melihat Keberadaan Putrinya Bersama Reyhan. "Lah, Adik kamu mana, Rey?" Tanya umi Vara. Dia Terheran Karna Mengapa Putranya itu tidak bersama Adiknya, Sedangkan Tadi Mereka berangkat Berdua Menuju Masjid.

Saat Mendengar Perkataan Vara, Sontak Reyhan Menautkan Kedua Alisnya Dengan Penuh Pertanyaan Di Dalam Benak Pikirannya.

"lah, memangnya Belum pulang ya?" Ucap Reyhan Kembali Bertanya.

"Belum Perasaan deh, Kamu sudah melihat ke staf perempuan, bang?" Tutur Abi Ahmad Juga menanyakan hal Yang membingungkan Mereka Saat Ini.

"B-belum bi, Apa mungkin Resyah Masih di sana?" Balas Reyhan Dengan Perasaan Gugup.

Ahmad Dan Vara Hanya Mampu Menggelengkan Kepalanya Serta Mengidikkan Kedua Bahunya Sebagai Jawaban Mereka Kepada Reyhan.

Seketika Reyhan Menepuk Jidatnya Kemudian Segera Menyalami Tangan Kanan Kedua Orang Tuanya. Setelah Itu Reyhan Bergegas Menuju Masjid.

Sesampainya Di Masjid Dengan nafas yang tidak beraturan, Reyhan Memasuki ke Dalam staf perempuan Untuk Mencari Di Mana Adiknya Berada. Dan benar saja, Reyhan melihat Perempuan Yang sedang tertidur di atas sajadah Dengan Mukena Yang Masih Melekat Di Tubuhnya. Reyhan Tersenyum Manis Ke Arah Adiknya Yang Sedang Tertidur, Ia Pun Perlahan Berjalan Dan Mendekati Adiknya. Apakah Resyah Sedang Menunggunya Selesai Berbincang Dengan Temannya? Sehingga Ia Sampai Tertidur Seperti ini?.

"Astagfirullah, Abang kira Sudah pulang dek" Gumam Reyhan Yang Hanya Bisa Dapat Di Dengar Oleh Dirinya Sendiri.

Setelah Ia Sudah Berada Di Hadapan Adiknya, Reyhan Berjongkok Untuk Menyamaratakan Tingginya Dengan Resyah Yang Sudah Tertidur Pulas.

Reyhan Memperhatikan Setiap Inci Wajah Milik Adiknya Yang Terlihat Putih Bersih dan juga Menggemaskan. "Rey, Bangun Sayang" Ucap lembut Reyhan Dengan Mengangkat Satu Tangannya Untuk Menoel-Noel Pipi Chubby Resyah Menggunakan Jari Telunjuknya.

Kadang Reyhan Juga Tidak Memahami Atas Tingkah Lakunya Terhadap Adiknya Yang Sepertinya Sering Kali Berubah Ubah.

Resyah Adalah Seorang Gadis yang Jika Sudah Terbawa Oleh Mimpi Indahnya maka susah Untuk di bangunkan, Sekalipun Itu Pakai Toa?.

Reyhan Menghela Napasnya Panjang Seraya Dengan Berdecak Pinggang Karna Adiknya tak Kunjung Bangun Juga Dari Tidurnya.

"Susah Juga ya dek bangunin loh, pasti umi bakal stress kalau terus Terusan Lo Kayak gini" Umpat Reyhan Sebelum Ia Menyadari Bahwa Ucapannya Barusan Adalah Perkataan Yang Sangat Kasar, Lalu Ia Pun Segera Mengucapkan Kalimat Istighfar.

"Astagfirullah, Gus ganteng Nggak boleh Gitu" Gumam Reyhan Mengelus Dadanya Sendiri.

Reyhan Sudah Merasa Lelah Membangunkan Adiknya Yang Tak Kunjung Bangun Sampai Saat ini, Ia Pun Menarik Napas Panjang Lalu Perlahan Mengangkat Tubuh Mungil Resyah Dengan Gaya Seperti Ala Bridal Style Menaruh Adiknya Dalam Dekapannya. Tak Lama Kemudian Reyhan Berjalan Keluar Staf Perempuan Kembali Menuju Ke Ndalem.

Beberapa Kali Ia Mengatur Napasnya Kasar Karna Tubuh Resyah Cukup Berat, Kini Reyhan Menjadi Pusat Perhatian Dari beberapa santri Dan pengurus Pesantren Hidayatullah yang Sedang Melaksanakan piket Ataupun Mondar Mandir mengurus surat-surat pesantren.

Reyhan Hanya menghiraukan Mereka dengan Terus Berjalan santai Menuju Ndalem Untuk Menaruh Adiknya Sebelum Dirinya Akan Mengajar Di Salah Satu Kelas Santriwan.

"Itu siapanya Gus Reyhan ya? Apakah Gus Berzina?" Gumam Salah Satu santriwan Saat Memandang Adegan Resyah dan Reyhan Yang Terlihat Romantis.

Dalam kediaman Reyhan, ternyata Reyhan Juga Dapat Mendengar Perkataan Mereka Yang Termasuk Fitnah Baginya Dan Adiknya, kemudian Ia Berniat Untuk Mendekati Santri Yang Berada Di Pinggir Lapangan Dengan Sapu Di Genggamannya Itu.

Tatapan Reyhan Hanya Datar Menatap Mimik Mata Santri Yang Sudah Membicarakan Dirinya.

"Ini Princess kecil Saya, Kalian tidak usah berpikir Seperti itu. tidak baik!" Ketus Reyhan Dengan Nada Tegasnya Tertuju kepada santri Yang Sudah Berada di Depannya.

Beberapa Santri Di Sana Mengerutkan Keningnya Karna Tidak Paham Dengan Penuturan Gus Mereka.

Sedangkan Reyhan Tidak Menunggu Ucapan Mereka lagi Dan Langsung Segera Melenggang Pergi Dari sana Setelah Mengucapkan Salam Terlebih Dahulu.

Salah satu Ustadz Mendekati Para Santri Tersebut Dengan Mengucapkan Sesuatu. "Itu Adiknya Gus Reyhan" Ucap Ustadz Aslan Lalu Mengikuti Langkah Reyhan Dari Belakang Tanpa Menunggu Jawaban Dari Beberapa Santri Tersebut.

Setelah Beberapa Menit Kemudian Akhirnya Reyhan Telah Sampai di Ambang Pintu Ndalem, Ia Membuka Pintu Jati Di Depannya Dengan Perlahan Dan Mendapatkan Umi Vara Serta Abi Ahmad Yang sedang Duduk di Sofa Ruang Tamu Ndalem.

"Assalamualaikum" Salam Reyhan Yang terlihat Sudah Merasa kelelahan Karna Kedua Tangannya Sedang Bertumpu Tubuh Adiknya.

"Waalaikumus salam, Lah Resyah kenapa?" Tanya vara Yang Merasa Penasaran Telah Terjadi Apa Dengan Putrinya Sampai Abangnya Harus Menggendong Adiknya Itu.

"Resyah Ternyata ketiduran di masjid, umi" Balas Reyhan Mendekati Kedua Orang Tuanya Untuk Mencium Punggung Tangan Mereka.

Ahmad Dan Vara Yang Mendengar Tuturan Reyhan Hanya Mampu terkekeh Pelan melihat Kelakuan Putrinya.

"Yaudah Sana bawa keatas, Kasihan kamu nya tuh. lagian bukannya di bangunin aja" Ujar abi Ahmad Menggeleng Gelengkan kepalanya Pelan.

"Abi kayak nggak tau Resyah saja, dia kan kayak kebo" Cletuk Reyhan Langsung Di tertawai oleh kedua Orang tuanya.

Setelah Itu, Reyhan Berjalan Menuju Kamar Milik Resyah Yang Berada Di Lantai Dua. Tak Lama Kemudian Dirinya Sampai Di Lantai Dua, Ia Pun Membuka Perlahan Pintu Yang Terbuat Dari Jati Berwarna Coklat Di Depannya Lalu Mendekati Ranjang Milik Adiknya.

Setelah Resyah Sudah Tertidur Di Atas Kasur Miliknya, kini Reyhan Mengangkat Tangannya Untuk Melepas Mukena Adiknya Dengan Sangat Perlahan Karena Takut Membangunkannya, Kemudian Reyhan Merapikan Rambut Yang Menutupi Wajah Resyah, Reyhan Terdiam Sejenak Memandangi Adiknya Yang Sedang Tertidur. Sungguh, Adiknya Terlihat Sangat Cantik Dan Menggemaskan Ketika Sedang Tertidur Pulas. Reyhan Tak Berhenti Tersenyum Menatap Setiap Inci Wajah Resyah.

Setelah Menaruh Adiknya Ke Dalam Kamarnya, Reyhan Melenggang Pergi Dari Sana Kembali Ke Lantai bawah Untuk Membantu Umi Vara Yang Sedang Menyiapkan sarapan.

Di lain tempat...

Kini Rayan Bersama Beberapa Sahabatnya Sudah Berada di Sebuah Cafe yang tidak jauh Dari Rumahnya. Setelah Mereka Selesai Menunaikan Ibadah Shalat Subuh, Rayan Memutuskan Untuk Mengajak Mereka Ke Cafe Agar Dirinya Dapat Membicarakan Sesuatu Hal Yang Sangat Penting.

"Gimana kalau Princess kecil Lo itu jadi Sasarannya lagi, yan?" Tanya Seorang Cowok Kekar Dengan Kulit Yang Kehitaman tetapi Terlihat Sangat Manis Jika tersenyum.

"Gue sembunyikan indentitas Dia, Rell. Lagi pula Terakhir kali Dion Melihat Resyah sudah lama banget, Resyah juga selama ini tidak pernah keluar Rumah kecuali sekolah kan, Kemungkinan Dion Lupa Akan Wajah Resyah" Jawab Rayan Menatap Sahabatnya Yang Bernama Farell Saqeel Devara.

"Tapi kalau Dion Melihat Lo sama Resyah dia Bisa menebak, bagaimana yan?" Tanya Alvero Yang Juga Selaku Sahabat Dari Rayan.

"Kan ada kita, bodoh" Umpat Marven kepada Alvero Dan Mendapatkan Anggukan Setuju Dari Yang lainnya.

Alvero Menggaruk Tengkuknya Yang Tidak Gatal. "Iyaa Juga" Ucapnya Seraya Menyengir Kuda.

...»-----•-----«...

"Assalamualaikum" Ucap Resyah Menghampiri Seluruh keluarganya Yang Sudah Duduk di meja Makan.

Begitupun Dengan Resyah, Ia Segera Menduduki Kursi Yang Tepat Di Samping Abangnya, Reyhan.

"Waalaikumus salam" Jawab Abi dan uminya.

"Waalaikumus salam, Gimana tidurnya. nyenyak?" Tanya Reyhan terkekeh Pelan kepada Adiknya Dengan Bermaksud Lain.

Resyah Yang Mendengar Perkataan Reyhan, Sontak Menatap Abangnya Hanya Sekilas Sebelum Dirinya Membuang Pandangannya Ke Arah lain Dengan Memasang Mimik Bola Mata Malas.

"Au" Cutek Resyah malas meladeni Abangnya Itu.

Penuturan Reyhan Membuat Resyah Berdecak Sebal Serta Merasa Malu Karna Mengingat Bahwa Dirinya Sudah Tertidur Pulas Di Dalam Masjid Selepas Sholat Subuh Tadi Pagi.

Reyhan Tertawa Riang Melihat Raut Wajah Adiknya Seperti Tengah Di Landa Rasa Malu, Begitupun Dengan Ahmad Dan Juga Vara Yang Hanya Mampu Terkekeh Kecil Ketika Melihat Putranya Sedang Mengusili Adiknya. Tetapi Hal Tersebut Tidak Berselang Lama Ketika Suara Dari Ambang Pintu Ndalem Di Lontarkan Dengan Lantangnya.

"Assalamualaikum" Salam Rayan Dengan Tersenyum Tipis Tertuju Kepada Keluarga Kecil Yang Masih Berada Di Meja Makan.

Mereka Yang Tengah Asik Berbincang Riang Sontak Menoleh Ketika Mendengar Tuturan Salam Dari Seseorang Yang Berada Di Ambang Pintu.

Ahmad Dan Vara Tersenyum Lebar Ketika Melihat Pria Yang Berjalan Ke Arah Mereka. "Waalaikumus salam" Jawab mereka Kompak Saat Melihat Siapa Kah Pria Tersebut.

Rayan Terlebih Dahulu Menyalami Tangan Ke-dua Orangtuanya Ketika Sampai Di Hadapan Mereka.

"Abang!!" Seru Resyah menghampiri Rayan yang Berada Di hadapan umi Vara, Seraya Dengan Spontan Langsung Memeluk Abangnya itu Dengan erat.

"Udah Selesai, Ray?" Tanya Ahmad Yang Menatap Serius ke Arah Rayan.

Rayan Mengangguk Anggukan Kepalanya. "Sudah, Bi" jawab Rayan Dengan tersenyum tulus.

"yaudah, Kamu tinggal dan menjadi Pengajar saja di Sini" Ujar umi vara Yang menyarankan Putranya Agar Tinggal di Pesantren Hidayatullah.

"Tapi Rayan ingin Kalian Pura pura tidak Mengenali Rayan" Balas Rayan Menatap Ahmad, Vara Dan Juga Reyhan Bergantian Dengan Penuh Arti Di Dalam Kedua Kontak Matanya.

Abi, Umi, Reyhan Yang paham Akan maksud Rayan Langsung mengangguk Anggukan Kepalanya Sebagai Persetujuan. Tetapi Tidak Dengan Resyah, Gadis Itu Tidak mengerti Akan Maksud Perkataan Abangnya.

Resyah Menguraikan Pelukannya Dan Menanyakan Sesuatu Kepada Abangnya. "Kenapa Bang?" Tanya Resyah Seraya Mendongakkan Kepalanya Agar Melihat Raut Wajah Rayan.

Rayan Mengelus Puncak Kepala Adik Dengan Sangat Lembut. "Tidak Papa" Jawab Rayan Semakin Membuat Resyah Penuh Tanda Tanya Dalam Benak Pikirannya.

Tak Lama Kemudian, Mereka Telah Selesai Menyantap Sarapan Pagi. Ahmad Pun Memutuskan Untuk Mengajak Keluarganya Agar Pindah Ke Ruang Tamu.

Kini Mereka Sudah Duduk di lesehan Ruang tamu Dan di suguhi Susu, kopi dan brownies kesukaan Mereka Yang di Buatkan oleh vara.

"Resyah, kamu Pindah sekolah ke sini" Ucap Abi Ahmad Berhasil mengagetkan Resyah yang Sedang Asik menyantap brownies dan Berakhir Tersedak oleh Makanannya itu.

"Hah? Abi, kan aku Dikit lagi juga mau lulus, tanggung bi" Jawab Resyah.

"Gapapa, Rey" Sahut Rayan Tersenyum Simpul Kearah Adiknya.

Resyah Mengangguk Kecil Lalu Mengangkat Suaranya Kembali. "Aku Nurut aja deh, bang" Ucap Resyah Dengan senyuman Manis khasnya.

"tapi Rey, Saat kamu masuk di pesantren ini, Kamu Jangan Anggap Abang adalah Abang kamu ya" Ujar Rayan Menatap Resyah Yang Sedang Duduk Di Samping Abinya.

Resyah Menautkan Kedua Alisnya. "Kenapa??" Tanya Resyah Dengan Raut Wajah Penasaran.

"Ini Demi kebaikan kamu, Jadi kamu pura pura saja tidak kenal ya" Ucap Rayan kembali, Sebelum Tatapannya Teralihkan Untuk Menatap Reyhan Dengan Penuh Arti Di Kedua Kontak Matanya.

"Ikut kata Abang aja, Rey. Abang juga gitu ke bang rayan" Sahut Reyhan Untuk memastikan Adiknya Akan menuruti perintah Abangnya.

Resyah Hanya Tetap Mengangguk Mengiyakan, Walaupun Dirinya Masih Saja tidak paham Maksud Abangnya Melakukan Hal Seperti Ini Untuk apa.

"Abi, Sepertinya Bawa Resyah ke jakarta Lagi aja, Di sini Ga aman—" Ucap Rayan Terjeda.

"Nanti kalau Resyah Sudah terdaftar disini, Baru kembali ke bandung. Saat ini Resyah sekolah Di Sana Untuk Beberapa Hari Terlebih Dahulu Saja" Lanjut Rayan Yang di angguki oleh Abi Ahmad Dan Reyhan.

Setelah Itu, Ahmad Beralih Melihat Ke Arah Resyah Yang Masih Asik Menyantap Makanan Dengan Tidak Sedikitpun Mengalihkan Pandangannya Kepada Televisi Yang Memperlihatkan Film Frozen.

"Resyah, Nanti bereskan Barangmu, Kita pulang ke Jakarta hari ini ya" ucap Abi.

Resyah Yang Mendengar Namanya Di Sebut, Sontak Melirik Sekilas Ke arah Sumber Suara Tersebut Lalu Mengangguki Kepalanya Sebagai Jawaban Untuk Penuturan Dari Abinya, Setelah Itu Dirinya Kembali Menatap Televisi Dengan Sangat Fokusnya.

"Abi, hari ini ada pertemuan Dengan pesantren lain, Jadi Pulang sore hari aja" Sahut Reyhan.

Reyhan Baru Menyadari Jika hari ini Akan Di Adakan acara Pertemuan Antar Pondok Pesantren Lain Yang Akan Di Langsungkan Di Aula Putra Pesantren Hidayatullah. Maka Dari Itu Ahmad, Reyhan Dan Rayan Tidak Memungkinkan Agar Bisa Pulang Siang Hari Ke Jakarta.

Abinya Tidak Menjawab Perkataan Putranya, Melainkan Ia Hanya Mengangguk Kecil Sebagai Persetujuannya.

Beberapa Saat Kemudian Hanya terjadi keheningan Di Antara Mereka. Tak Berselang Lama, Akhirnya Resyah Mengangkat Suaranya Untuk Pamit Keatas Dan Mengambil Jilbabnya.

Setelah Ia Sudah Mengenakan Jilbabnya, Resyah Kembali Kebawah Dan Menghadap Ahmad Untuk Berbicara Sesuatu.

"Abi, Aku Boleh keluar Melihat lihat Pesantren ini?" Tanya Lembut Resyah Agar di perbolehkan Dirinya Mengelilingi Ponpes Hidayatullah.

Ahmad Mengangguk Mengiyakan. "Tapi hati Hati, Ya" Ucap Ahmad Yang Sontak membuat Resyah Dengan Sangat antusias Merasa senang.

Tanpa Aba Aba, Resyah Langsung Memeluk Erat Tubuh Abinya Itu.

Episodes
1 Princess
2 Putri Kecil Abi
3 BERULAH
4 Tidak Ingin Di Anggap
5 Perempuan Nakal
6 Orang Baru
7 Cemburu
8 Kecemasan
9 Setelah Beberapa Tahun
10 Si Cantik yg menangis
11 Kepingan Rindu
12 Menarik
13 Princess Bang Rayan
14 Hari Spesial
15 Muncul Rasa Benci
16 Menantang
17 Susu Bayi
18 Tiga Anak Malang
19 Hewan Berbulu Putih
20 Prioritas
21 Keberanian Resyah
22 Bodyguard
23 Resyah Caper?
24 Siapa Pria Itu?
25 Cantiknya Abang
26 Rapuh
27 Teringat Kembali
28 Insiden
29 Hadiah
30 Kebohongan
31 Pesan Buruk
32 Marah
33 Shankar
34 Kejutan
35 Kabar Mengejutkan
36 Penculikan Resyah
37 Terungkap
38 Kehilangan untuk kedua kalinya?
39 Kecewa [l]
40 kesalah pahaman
41 Hanya mimpi
42 Kesialan Resyah
43 Ratu Alexandra
44 Tangisan Rayan
45 Sebuah Istana
46 Flashback, Masa Lalu Yang Kelam
47 Istana&Princessnya
48 Hari Pindah Sekolah
49 Keisengan Resyah
50 Phobia Kucing
51 Prince&Princess
52 Luka
53 Mengagumi
54 Menjadi santri baru
55 Beribu alasan
56 Princess gila?
57 Rayan, Reyhan, Resyah
58 Princess lo, Princess gua
59 Hinaan untuk Princessnya Reyhan
60 Buku bersampul
61 Santriwan senior
62 Malaikat Baik?
63 jodoh?
64 Jiwa yang bersatu
65 Air mata kehilangan
66 Harapan bersatu
67 Resyah Kabur?
68 hukuman untuk resyah
69 Sebuah dendam?
Episodes

Updated 69 Episodes

1
Princess
2
Putri Kecil Abi
3
BERULAH
4
Tidak Ingin Di Anggap
5
Perempuan Nakal
6
Orang Baru
7
Cemburu
8
Kecemasan
9
Setelah Beberapa Tahun
10
Si Cantik yg menangis
11
Kepingan Rindu
12
Menarik
13
Princess Bang Rayan
14
Hari Spesial
15
Muncul Rasa Benci
16
Menantang
17
Susu Bayi
18
Tiga Anak Malang
19
Hewan Berbulu Putih
20
Prioritas
21
Keberanian Resyah
22
Bodyguard
23
Resyah Caper?
24
Siapa Pria Itu?
25
Cantiknya Abang
26
Rapuh
27
Teringat Kembali
28
Insiden
29
Hadiah
30
Kebohongan
31
Pesan Buruk
32
Marah
33
Shankar
34
Kejutan
35
Kabar Mengejutkan
36
Penculikan Resyah
37
Terungkap
38
Kehilangan untuk kedua kalinya?
39
Kecewa [l]
40
kesalah pahaman
41
Hanya mimpi
42
Kesialan Resyah
43
Ratu Alexandra
44
Tangisan Rayan
45
Sebuah Istana
46
Flashback, Masa Lalu Yang Kelam
47
Istana&Princessnya
48
Hari Pindah Sekolah
49
Keisengan Resyah
50
Phobia Kucing
51
Prince&Princess
52
Luka
53
Mengagumi
54
Menjadi santri baru
55
Beribu alasan
56
Princess gila?
57
Rayan, Reyhan, Resyah
58
Princess lo, Princess gua
59
Hinaan untuk Princessnya Reyhan
60
Buku bersampul
61
Santriwan senior
62
Malaikat Baik?
63
jodoh?
64
Jiwa yang bersatu
65
Air mata kehilangan
66
Harapan bersatu
67
Resyah Kabur?
68
hukuman untuk resyah
69
Sebuah dendam?

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!