Xi memandangi Ara yang terdiam di kursi makannya, sedang Ara sendiri tampak bingung harus berbuat apa. Situasi ini sangat tidak memungkinkan baginya. Ia tidak bisa lari, tapi ia juga tidak betah berada di tempat ini. Ia khawatir Xi akan melucuti pakaiannya. Ara takut sekali.
Xi memalingkan wajahnya. Ia berjalan menuju jendela ruang makan. Ia melihat ke arah pantai kastilnya. Ia pun tersenyum saat melihat bayangan Ara terpantul di kaca jendelanya. Ara sendiri masih kaku di hadapan Xi. Xi pun menyadari.
Aku akan membuatmu jatuh cinta padaku, Ara. Kupastikan itu. Tidak lama lagi.
Pada akhirnya makan malam ini harus tertunda dan tidak bisa senikmat yang dibayangkan. Xi mengerti keadaan Ara yang belum terbiasa bersamanya. Sedang dirinya membulatkan hati untuk membuat Ara jatuh cinta. Xi terobsesi dengan Ara, gadis yang menarik perhatiannya di danau cinta.
Sementara itu...
Pengeran kesayangan Ara, Rain Sky tampak gelisah manakala Ara belum kembali sejak berpamitan ingin mengambil buah surga. Ia pun beranjak dari tidurnya lalu melihat langit yang tampak gelap gulita. Waktu istirahat tidak ia pergunakan sebagaimana mestinya. Ia malah melangkahkan kaki keluar dari kediamannya. Ia berjalan menuju ruang kakaknya yang berada di lantai dua istana Angkasa.
"Kakak."
Sesampainya di sana pun Rain tidak menemukan kakaknya. Rain kemudian mengetuk pintu kamar sang kakak yang hampir tak terlihat karena berwarna sama dengan cat dinding ruangan. Tak lama Cloud pun membukakan pintunya. Terlihat ia yang baru saja selesai mandi.
"Rain, ada apa?" tanya Cloud dengan pakaian kerajaannya yang berwarna putih. Ia pun kembali ke meja kerjanya. Cloud masih harus bekerja di malam ini.
"Kakak, Ara belum pulang dari bukit pohon surga. Tadi pagi dia berpamitan untuk mengambil buah di sana. Tapi sampai malam ini aku belum juga melihatnya." Rain tampak cemas.
"Mungkin Ara sedang di ruangan ayah. Dia menemani pengobatan ayah di sana." Cloud mulai membuka dokumen kerajaannya. Ia ingin bekerja kembali.
Rain menggelengkan kepala. "Tidak, Kak. Ara biasanya menemuiku lebih dulu. Tapi sampai sekarang tidak ada kabar darinya." Rain merasa amat khawatir.
Cloud menghentikan aktivitasnya sejenak. "Sudah kau tanyakan kepada pelayan di istana ini?" tanya Cloud segera. Ia juga ikut mengkhawatirkan Ara.
"Belum. Aku ke sini dulu karena berpikir dia bersamamu." Rain mengatakan.
Cloud menggelengkan kepalanya. "Terakhir aku melihatnya pergi menunggangi kuda keluar istana pagi tadi. Tapi sampai sekarang aku juga belum melihatnya lagi. Aku pikir dia bersamamu." Cloud menimpali.
"Kalau begitu aku akan meminta pelayan dan prajurit untuk menjemputnya di bukit pohon surga." Rain bergegas.
"Tunggu, Rain!" Saat itu juga Cloud menahannya. "Ini sudah malam. Jika Ara tadi pagi pergi ke bukit pohon surga, pasti sekarang dia sudah berada di istana. Saranku cari dulu di istana. Jika belum ditemukan, maka pinta prajurit mencarinya di bukit pohon surga." Cloud memberi saran.
Rain mengangguk. "Baik." Ia pun lantas keluar dari ruangan kakaknya lalu menuju ruang kepala pelayan yang ada di lantai satu istana.
Ara, kenapa tidak menemuiku dulu? Aku mengkhawatirkanmu. Ini sudah malam, sudah pukul delapan waktu duniamu. Tapi kenapa kau belum juga menampakkan diri di hadapanku? Apakah kau sedang ingin menguji kerinduanku? Ara, sehari tak bertemu rasanya sudah seperti sewindu. Maka janganlah bermain petak umpet denganku. Aku membutuhkanmu.
Dan pada akhirnya pangeran bungsu kerajaan Angkasa itu menemui kepala pelayan yang ada di lantai satu istana. Ia kemudian meminta untuk dicarikan Ara ke sekeliling istana. Para pelayan pun mulai bergerak untuk mencari di mana keberadaan Ara. Sedang Rain menunggunya.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 56 Episodes
Comments
Asep Ajja
siapa sih thor jodohnya Ara...para pengeran itu sbenarnya manusia bukan si thor secara mereka berbeda alam dengan Ara..haduhhh rarieut euyyy....
2023-04-02
0