Makan Malam

"Nona, Anda begitu cantik."

Pelayan rias di kastil Xi mengantarkan Ara keluar dari kamarnya. Mereka kemudian menuruni anak tangga bersama. Tampak di pandangan Ara pelayan wanita berbaris menyambut kedatangannya ke ruang makan super mewah. Ara pun menelan ludahnya saat melihat pangeran itu sudah menunggunya. Xi tersenyum kepadanya.

Rain, Cloud, maafkan aku.

Bagaimana bisa Ara tinggal seatap dengan Xi yang baru dikenalnya? Sedang dengan Zu saja Ara masih menjaga jaraknya. Hatinya itu hanya untuk kedua pangeran tercinta. Terlebih Rain yang telah menemani perjalanan hidupnya. Ara tidak bisa memaksakan kehendak kepada hatinya untuk berpaling hati. Hatinya hanya milik Rain dan Cloud semata. Cinta kedua pangeran begitu berarti untuknya.

"Selamat datang, Nona. Silakan duduk." Xi menarikkan kursi untuk Ara.

Meja makan besar telah tersedia berbagai macam hidangan laut yang menggiurkan selera. Mulai dari lobster panggang, udang rica-rica, dan mentimun laut yang krispi telah tersaji di sana. Belum lagi perasan nanas asli yang dicampur air dingin itu tampak menyejukkan mata. Ara dimanjakan dengan berbagai hidangan khas dapur Arthemis. Namun, ia tampak sungkan untuk menyantapnya. Hatinya takut, pikirannya kalut. Ia khawatir Xi berbuat yang macam-macam padanya.

"Minumlah. Perasan nanas ini sangat enak dan baik untuk pencernaan." Xi mengajak Ara bersulang.

Pria berpakaian kerajaan hitam itu tampak semringah mengajak Ara bersulang. Ara pun tampak ragu menanggapinya. Ia ingin lari saja dari tempat itu lalu kembali ke Angkasa.

"Maaf aku harus melakukan ini. Aku tidak punya pilihan lain untuk mendekatimu. Sedang hatiku membutuhkanmu." Xi mulai mengutarakan tujuan sebenarnya.

Ara terdiam. Ia tampak tidak mengindahkan apa yang Xi katakan. Ia malah melihat-lihat keadaan sekitar untuk mencari celah agar bisa lari. Namun, Xi seperti mengetahui isi pikirannya.

"Ini adalah pulau hitam. Lautnya juga bernama laut Hitam. Saat malam, sinar bulan tidak mampu menembus airnya. Dan jarak dari pulau ini ke Arthemis sangat jauh. Sekitar sepuluh jam perjalanan. Seperti perjalanan Angkasa ke Asia, Asia ke Angkasa." Xi menuturkan.

Ara menatap Xi. Ia berpikir baik-baik sebelum berkata. "Pangeran, kenapa kau begitu berambisi mendapatkanku? Apakah ada sesuatu dariku yang kau inginkan?" tanya Ara hati-hati.

Xi meneguk air perasan nanasnya. Ia tersenyum, tertunduk lalu menatap Ara kembali. "Aku kenal dengan banyak putri kerajaan. Dan mereka rata-rata menyukaiku dengan cepat, bahkan mudah dekat denganku. Tapi denganmu itu sangat sulit terasa. Aku jadi khawatir dengan pikiranku sendiri, apakah aku jatuh cinta?" Xi mengungkapkan.

Ara masih diam, tidak berani menyantap makan malamnya.

"Nona. Em, tidak. Ara, bisakah kita mencoba untuk saling mengenal? " Xi ingin lebih dekat dengan Ara.

"Pangeran, tapi aku tidak bisa mencintaimu. Jika kau menginginkanku, aku tidak bisa. Aku sudah akan menikah." Ara dengan tegas mengatakannya.

Xi tersenyum mendengar itu. Ia beranjak dari duduknya lalu memutar arah ke Ara. Ia mendekati Ara yang duduk di hadapannya. Xi pun berdiri di belakang Ara.

"Tak apa. Tugasmu hanya pura-pura sampai terbiasa." Xi berbicara begitu dekat sekali sampai mengenai permukaan telinga Ara. Ara pun bergidik geli karenanya.

"Pangeran, tolong jauhkan wajahmu!" Saraf-saraf sensorik di tubuh Ara pun mulai bereaksi.

Xi tersenyum lalu menjauhkan dirinya. Ia menyilangkan kedua tangan lalu menatap Ara yang duduk di hadapannya.

Lihatlah, Nona. Tubuhmu itu memiliki kecepatan sensorik yang luar biasa. Kau masih murni dan merekah indah. Bagaimana mungkin aku tidak kepincut olehmu? Aku begitu menginginkanmu. Maukah kau jadi kekasihku?

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!