Ken sendiri terlihat menunggu Nami bernyanyi. Semua mata hadirin juga tertuju kepada Nami yang berada di atas panggung. Sepupu dari Nara itu kemudian menyapa hadirin yang datang setelah berbicara kepada pemimpin band pesta.
"Selamat malam para hadirin undangan." Nami mulai bicara. Suaranya terdengar merdu sekali. "Sebelumnya izinkan saya mengucapkan selamat ulang tahun untuk Kakak Besar yang ada di sana." Nami mengarahkan tangannya ke arah Cino sebagai bentuk penghormatan. "Semoga Kakak Besar panjang umur, bahagia dan sehat selalu. Sebuah lagu saya persembahan untuk para hadirin yang ada di sini. Spesial untuk yang sedang berulang tahun. Flashlight dari Jessie J." Nami mulai duduk di depan sebuah piano milik band pesta. Sontak para hadirin undangan pun terkejut seketika.
"Dia bisa bermain piano?"
"Dia cantik sekali ya?"
"Apakah dia calon menantu keluarga Chandra Wirata?"
Bisik-bisik hadirin yang datang pun menyertai lagu yang akan dipersembahkan oleh Nami. Tampak lampu ruangan dimatikan lalu lampu-lampu indah bak lampion menyinari ruangan pesta. Ruangan utama yang megah dengan desain mewah itu menjadi saksi Nami yang bernyanyi di sana. Sontak keadaan hening saat Nami mulai menyanyikan lagunya.
Nami duduk di antara para anggota band dengan alat musiknya. Nami pun mulai menekan not-not piano yang ada di hadapannya. Nami bernyanyi sambil memainkan piano untuk pembukaan lagunya.
"When tomorrow comes, I'll be on my own. " Suara merdu Nami mulai diperdengarkan bersamaan dengan nada piano yang indah.
"Feeling frightened of the things that I don't know. When tomorrow comes. Tomorrow comes. Tomorrow comes... "
Cino, Ken, Nara dan para hadirin undangan tampak menikmati lagu yang Nami nyanyikan. Sebuah lagu dari Jessie J seolah membangkitkan gairah untuk terus melanjutkan kehidupan. Yakin akan indah pada waktunya, bahagia pada masanya. Kedua orang tua Ken dan Cino pun tampak memerhatikan Nami yang bernyanyi di sana. Di tengah cahaya lampion indah yang bergerak pelan menyinari ruangan. Tampak mereka memegang gelas anggurnya.
Acara pesta ini begitu meriah. Diadakan di ruang utama rumah keluarga besar Chandra Wirata. Yang mana dekat dengan kolam renang yang ada di sana. Para hadirin juga tampak berbusana pesta yang formal. Sebagian menggunakan jas, sebagian menggunakan dres dengan make up pesta. Nami pun terus menyanyikan lagunya. Hingga akhirnya ia mengambil mic lalu berjalan ke depan panggung. Ia tampak menghayati lirik lagunya.
"I got all I need when I got you and I.
I look around me, and see a sweet life.
I'm stuck in the dark but you're my flashlight.
You're getting me, getting me through the night. "
Suasana haru menyatu dengan semangat akan terus melangkah maju. Nami pun menarik napas panjang lalu melakukan interloude lagu.
"You're my flashlight, light, light. You're my flashlight. Ooooh..."
Ia berteriak dengan suara merdunya lalu mengambil setangkai bunga yang ada di sana. Ia berjalan menuju Cino yang berdiri tak jauh dari tempatnya berada.
"Can't stop my heart when you shinin' in my eyes.
I can't lie, it's a sweet life.
I'm stuck in the dark but you're my flashlight.
You're getting me, getting me through the night..."
Nami memberikan bunga mawar merah itu kepada Cino yang berdiri di hadapannya. Sontak apa yang Nami lakukan memicu tepuk tangan hadirin yang datang. Cino pun tampak malu-malu menerimanya. Ia tertunduk, tersenyum malu lalu menerima bunga itu. Nami pun tersenyum bahagia melihatnya. Ia kemudian mengakhiri lagunya.
"You're my flashlight..."
Lagu diakhiri, riuh tepuk tangan pun mulai membanjiri. Nami segera membungkukkan badannya ke arah hadirin undangan. Ia juga berterima kasih kepada Cino karena telah mau bekerja sama dengannya, menerima bunga pemberian darinya. Atensi dari seseorang yang meminta Nami untuk bernyanyi itu pun berhasil dilakukan. Nami memukau hadirin undangan.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 48 Episodes
Comments